Home / Romansa / Bos Arogan Itu Ayah Anakku / bab 52.Runtuhnya Kesabaran Anya

Share

bab 52.Runtuhnya Kesabaran Anya

Author: Bulandari f
last update Huling Na-update: 2025-02-16 23:40:29
Bab 52:

Runtuhnya Kesabaran Anya

Hari-hari di kantor semakin terasa seperti neraka bagi Anya. Sejak gosip tentang dirinya menyebar luas, ia merasa seakan setiap mata yang menatapnya penuh dengan kebencian dan penghinaan. Namun, yang paling menyakitkan adalah kenyataan bahwa semua ini terjadi karena ulah Chintya.

Chintya semakin gencar menjalankan rencananya. Setiap kali Evan tidak berada di kantor, ia akan muncul dengan penuh percaya diri. Para karyawan, yang tahu betul siapa dia, langsung memberikan perhatian penuh. Beberapa bahkan berusaha mengambil muka di hadapan Chintya, berharap mendapat promosi atau keuntungan lainnya.

"Bu Chintya, Anda cantik sekali hari ini. Apa ada yang bisa kami bantu?" seorang karyawan pria mencoba menarik perhatiannya.

"Bu Chintya, kapan-kapan kita makan siang bersama, dong," sahut yang lain.

Chintya hanya tersenyum angkuh. Ia tidak tertarik dengan mereka. Ia punya tujuan lain—menghancurkan mental Anya.

Siang itu, ketika Chintya memasuki ruang
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Kaugnay na kabanata

  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   bab 53

    Bab 53: Cemburu yang Dipendam Langit mulai berwarna jingga saat Anya melangkah keluar dari gedung kantor. Udara sore yang seharusnya menenangkan justru terasa berat di dadanya. Hari ini adalah salah satu hari terburuk dalam hidupnya. Sejak pagi, Chintya telah membuat suasana kerja menjadi neraka. Fitnah-fitnah yang dilontarkan istri Evan terus bergaung di telinganya. Tatapan sinis dari rekan-rekan kerja semakin mempertegas bahwa ia telah menjadi bahan gosip utama di kantor. Anya menghela napas panjang, mencoba menahan perasaan sesak yang terus menghimpitnya. Namun, saat ia hendak melangkah menuju halte untuk menunggu taksi online, sebuah mobil hitam berhenti tepat di depannya. Jendela mobil terbuka, memperlihatkan sosok pria yang tersenyum hangat ke arahnya. "Naiklah, aku jemput kamu hari ini," kata Nathan dengan suara lembut. Anya menoleh dengan ekspresi sedikit terkejut. "Nathan?" Nathan mengangguk. "Aku lihat kamu terlihat tidak baik hari ini. Jadi, aku pikir kamu butuh s

    Huling Na-update : 2025-02-17
  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   bab 53. Amarah yang Memuncak

    Bab 53: Amarah yang Memuncak Roy mengangguk mantap setelah mendengar perintah Evan. Ia tahu betapa pentingnya masalah ini bagi atasannya. Tanpa membuang waktu, Roy segera bergerak, menghubungi beberapa informannya di perusahaan untuk mengumpulkan informasi sebanyak mungkin. Sementara itu, Evan berjalan mondar-mandir di ruangannya. Amarahnya terus membara, terutama setelah melihat kondisi Anya yang begitu terluka. Ia tak pernah melihat wanita itu menangis dengan begitu hancur sebelumnya, dan itu cukup untuk membuatnya yakin bahwa sesuatu yang sangat buruk telah terjadi. Tak butuh waktu lama bagi Roy untuk kembali dengan laporan yang mencengangkan. "Evan, aku sudah mendapatkan informasi dari beberapa karyawan," ujar Roy dengan nada serius. "Gosip buruk tentang Anya telah menyebar luas, dan semua ini berawal dari Chintya. Dia sengaja menjatuhkan nama baik Anya di hadapan rekan kerja lainnya. Tak hanya itu, dia juga menghasut beberapa orang agar membenci Anya." Mata Evan semakin gelap

    Huling Na-update : 2025-02-18
  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   bab 55. Bara yang Membakar

    Bab 54: Bara yang Membakar Chintya berjalan mondar-mandir di kamarnya, pikirannya berkecamuk setelah apa yang terjadi di kantor. Ia telah merancang semuanya dengan cermat, memastikan Anya tidak akan punya tempat di perusahaan. Namun, semua berantakan dalam sekejap ketika Evan turun tangan dan memecat beberapa karyawati yang ia gunakan untuk menyerang Anya. Wajah Chintya memerah karena marah. Bagaimana bisa Evan memilih Anya dibanding dirinya? Bahkan, tanpa ragu, suaminya itu memecat mereka yang sudah membantu menjatuhkan Anya. Di luar rumah, suara ketukan keras di pintu depan membuat para pelayan terkejut. Salah satu pelayan buru-buru membukakan pintu, dan di sana berdiri seorang wanita dengan wajah merah padam—Lita. Dengan napas memburu, ia masuk tanpa diundang. “Mana Chintya?! Aku mau bicara dengannya!” bentak Lita. "Kamu siapa? Kenapa datang ke rumah orang marah-marah?" tanya Saraswati yang kebingungan. Namun, Lita dengan marahnya ingin tetap diizinkan bertemu dengan Chintya.

    Huling Na-update : 2025-02-20
  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 55.Tekanan yang Mencekik

    Bab 55: Tekanan yang Mencekik Chintya duduk di ruangannya, menyesap segelas anggur merah sambil merenungkan situasi yang semakin memanas. Ia telah berhasil mengelabui Evan dan memastikan bahwa dirinya tidak terseret dalam pemecatan para karyawan yang dulu berpihak padanya. Namun, ada sesuatu yang mengganggunya—tatapan Evan yang semakin tajam dan penuh kecurigaan. "Aku tidak bisa membiarkan ini terus berlanjut," gumamnya sambil mengetukkan kukunya ke gelas anggur yang ia genggam. Pikirannya melayang ke pertemuan tadi dengan Saraswati. Ibu mertuanya itu jelas membenci Anya dan akan melakukan apa pun untuk menyingkirkannya. Chintya tahu ia bisa memanfaatkan hal itu. "Jika aku bisa membuat Mama semakin menekan Evan, maka cepat atau lambat dia akan menyerah dan menyingkirkan Anya," pikirnya. *** Di sisi lain, Evan duduk di dalam kamarnya, masih memikirkan semua yang terjadi. Hatinya semakin bergejolak setiap kali membayangkan Anya yang harus menghadapi perlakuan buruk di kantornya sen

    Huling Na-update : 2025-02-21
  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   bab 56.Rahasia yang Terkuak

    Bab 56: Rahasia yang Terkuak Anya duduk di ruang tamunya dengan tatapan kosong. Pikirannya masih dipenuhi dengan berbagai kejadian yang terjadi di kantor. Perlakuan buruk yang diterimanya, fitnah yang terus menyebar, dan tekanan yang semakin mencekik membuatnya merasa lelah secara emosional. Namun, ia tidak ingin membuat ibunya khawatir. Sarah, yang sedari tadi mengamati putrinya, merasa ada sesuatu yang tidak beres. Wajah Anya terlihat pucat, dan matanya terlihat kehilangan semangat. Ini bukan pertama kalinya Sarah melihat putrinya seperti ini, tetapi kali ini, ia merasa Anya menyembunyikan sesuatu yang lebih besar. "Anya, kamu kenapa? Apa ada masalah di tempat kerja?" tanya Sarah dengan lembut. Anya tersentak dari lamunannya dan segera menggeleng. "Tidak ada, Ma. Aku hanya sedikit lelah." Namun, jawaban itu tidak membuat Sarah tenang. Ia tahu putrinya terlalu sering menyembunyikan masalahnya sendiri. Setelah berpikir sejenak, Sarah diam-diam menghubungi Nathan, berharap pria itu

    Huling Na-update : 2025-02-22
  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   bab 57. fitnah

    Bab 57 Segala niat jahat muncul di benak Anya, ketika setiap tuduhan dan kata-kata kasar terlontar padanya. Baru saja ia masuk kantor, tiba-tiba saja Saraswati datang ke ruangannya, di situ Saraswati yang ditemani oleh Chintya langsung membentak dan bersikap kasar ke Anya. Bahkan keduanya terang-terangan menghina Anya di hadapan orang banyak. "Kalian lihat wanita ini? Dia hanya seorang wanita yang berusaha untuk menggoda anakku, padahal ia tahu kalau anakku sudah jelas-jelas punya istri!" ujar Saraswati dengan nada suaranya yang cukup keras. Saraswati bisa melakukan semua itu, sebab Evan yang pagi ini ada meeting di luar kota. Sehingga ia dan Chintya mendapatkan kesempatan untuk menemui Anya dan memperlakukannya, tapi sayangnya. Tindakan yang dilakukan oleh Saraswati ini tidak seorangpun yang berani merespon. Di sebabkan oleh Evan yang semalam memecat beberapa karyawati hanya karena mengejek Anya, takut bernasib sama dengan yang lainnya. membuat beberapa orang yang ada di ruan

    Huling Na-update : 2025-02-23
  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   bab 61

    Bab 61 Anya berdiri mematung, air hangat yang tadi disiramkan ke wajahnya masih meninggalkan sensasi perih. Matanya berkilat marah, namun ia mencoba menahan emosinya. Dadanya bergemuruh, ingin sekali ia melawan, tapi kata-kata Evan tadi menusuknya lebih dalam daripada perlakuan keji Saraswati dan Chintya. "Panggil aku Bos! Ini masih jam kerja, Anya!"" Evan mengatakannya dengan nada tegas, seolah ingin menegaskan bahwa di hadapan semua orang, Anya tidak lebih dari bawahan yang bisa ia perlakukan semaunya. Saraswati dan Chintya saling bertukar pandang dengan tatapan penuh kemenangan. Mereka berhasil membuat Evan memihak mereka. "Ayo, cepat masuk ke ruangan!" Evan berkata lagi, nadanya terdengar dingin. Anya mengepalkan tangannya, berusaha menekan gejolak dalam dirinya. Ia mengangkat kepalanya, menatap Evan dengan penuh kebencian. "Baik, Bos," katanya dengan nada tajam, sebelum melangkah menuju ruangan Evan dengan tubuh tegak. Sementara itu, Saraswati dan Chintya tersenyum p

    Huling Na-update : 2025-02-24
  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   bab 62. Mengambil hati Anya

    Bab 62 Chintya berdiri mematung, ekspresinya membeku sejenak sebelum amarah perlahan memenuhi wajahnya. "Apa yang kamu katakan, Evan? Tidak memecatnya?!" suaranya meninggi, menggema di ruangan Evan. Evan menghela napas berat, jelas tidak ingin memperpanjang pembicaraan ini. Ia berdiri, menyilangkan tangan di dadanya. "Aku tidak memecat Anya, Chintya. Aku hanya ingin dia meninggalkan ruangan saat itu." "Jadi kamu membela wanita itu?" tanya Chintya, matanya menyala penuh tuduhan. Evan mendekatinya, mencoba menjaga nada suaranya tetap tenang. "Ini bukan soal membela atau tidak membela. Anya adalah karyawan di perusahaan ini, dan aku punya hak untuk memutuskan apakah dia tetap bekerja atau tidak. Bukan kamu." Chintya tertegun, tapi ia tidak menyerah begitu saja. "Sayang, dia adalah ancaman bagi kita! Kamu tahu dia selalu berusaha memanfaatkan situasi untuk mendekatimu!" Evan tersenyum sinis. "Kalau dia memang ingin mendekatiku, aku rasa dia punya kesempatan lebih baik lima tahun

    Huling Na-update : 2025-02-25

Pinakabagong kabanata

  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 114

    Bab 114Malam mulai larut. Di kamar yang cukup luas namun terasa asing, Anya duduk di sisi ranjang dengan tubuh kaku. Kenzo sudah tertidur di kamar sebelah setelah Nathan menidurkannya dengan penuh kasih sayang. Nathan kembali ke kamar dan menutup pintu perlahan. Lampu kamar redup. Anya tahu, malam ini mereka resmi menjadi suami istri — setidaknya di mata hukum dan masyarakat. Tapi hatinya belum bisa sepenuhnya menerima kenyataan itu.Nathan duduk di sebelah Anya, lalu memegang tangan istrinya yang dingin. “Kamu kelihatan tegang, Anya.”Anya menoleh pelan dan tersenyum tipis. “Maaf, aku cuma... belum terbiasa.”Nathan mengangguk mengerti. “Aku ngerti kok. Kamu nggak perlu memaksakan diri.”Anya menghela napas. “Aku tahu kamu suamiku sekarang, dan aku juga tahu aku harus jadi istri yang baik. Tapi... untuk yang satu itu, aku belum siap, Nathan. Bukan karena aku nggak percaya kamu, tapi... hatiku belum sepenuhnya pulih.”Nathan memandang wajah Anya dengan tenang. Ia mengusap pipi wanita

  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 113

    Bab 113Evan pulang sebagai sosok yang kalah perang, sampai ia lesu dan tidak begitu bersemangat. sampai Chintya yang sedang bermain dengan ponselnya berdiri dan menghampiri Evan yang sedang membuka jas kerjanya. "Kamu kenapa, Evan? Apa terjadi sesuatu lagi pada mama?"Mata Evan langsung tidak suka dengan ucapan Chintya, yang seperti ingin terjadi sesuatu pada Saraswati, mamanya Evan. "Lah, kamu kok natap aku kayak gitu, Evan? Aku kan hanya sedang bertanya. Apa terjadi sesuatu lagi dengan mamamu, Evan?" Chintya mengulangi ucapannya, membuat Evan menepis badan Chintya dari hadapannya. Evan seperti malas melakukan perdebatan dengan Chintya, karena itu hanya akan menambah masalahnya saja. Alhasil Evan memutuskan untuk mengacuhkan Chintya. Sekalipun Evan tidak suka dengan ucapan Chintya. "Evan, Evan. Kamu kenapa sih?"Chintya mengejar Evan sampai ke dalam kamar. "Van, kamu kenapa?"Dengan bola mata melotot Evan berkata, "Bukan urusanmu!"Chintya jadi kesal, sebab Evan tidak menghargai

  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 112.

    Bab 112Pagi itu, matahari seakan enggan bersinar. Langit mendung, seolah ikut merasakan beban di hati Evan. Dengan langkah berat, ia turun dari mobil yang diparkir di depan sebuah gedung megah — tempat pernikahan Anya dan Nathan digelar. Suasana di luar tampak meriah, karangan bunga berjejer, para tamu berdatangan dengan wajah bahagia. Tapi semua itu seperti kabut abu-abu bagi Evan.Roy yang berdiri di sampingnya melirik cemas. “Lo yakin mau masuk, Van?”Evan mengangguk pelan. “Gue harus lihat sendiri… harus pastiin kalau ini bukan kemauan dia.”Mereka melangkah masuk ke dalam gedung. Iringan musik pelaminan terdengar sendu di telinga Evan, seperti menertawakan luka di hatinya. Pandangannya menyapu ruangan, mencari sosok yang selama ini memenuhi pikirannya.Dan di sanalah Anya.Berdiri di pelaminan, mengenakan kebaya putih yang indah… tapi wajahnya pucat, tatapannya kosong. Senyum yang seharusnya merekah di hari bahagia itu justru dipaksakan. Di sampingnya, Nathan tampak begitu perca

  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   bab 111. Kemarahan Evan

    Bab 111 Angin malam yang berembus dari celah jendela rumah sakit membawa aroma antiseptik yang menyengat. Lampu-lampu redup di koridor membuat suasana semakin mencekam. Evan berdiri di depan ruangan ICU, menatap kosong ke arah ibunya yang terbaring lemah di balik kaca bening. Tubuh Saraswati dikelilingi alat medis, suara detak monitor jantung terdengar stabil, tapi wajah wanita itu tampak pucat, jauh dari sosok kuat dan angkuh yang selama ini ia kenal. Evan menghela napas berat. Setiap embusan napasnya terasa seperti beban, seolah ada batu besar yang menindih dadanya. Pikirannya kusut. Anya. Mamanya. Chintya. Reza. Nama-nama itu berputar dalam kepalanya bagai badai, memporak-porandakan ketenangannya yang tinggal serpihan. Roy duduk di kursi tunggu, memperhatikan Evan yang seperti kehilangan arah. "Van," panggilnya pelan, "kamu harus kuat, bro. Kita belum selesai di sini." Evan menoleh, mata merahnya menyiratkan kemarahan yang ditahan. "Gue gak habis pikir, Roy. Kenapa hidup gue kay

  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 110

    Bab 110"Saat-saat seperti ini kamu masih memikirkan wanita itu, Evan?'Saraswati yang mengalami stroke ringan menatap kasar ke Evan, dengan ucapannya yang juga terbata-bata dan tidak sejelas kemarin. "Ma, apa salah Anya? Kenapa kamu begitu membencinya, Ma."Saraswati ingin mengatakan kalau Anya tidak sepadan dengan keluarga mereka, tapi entah kenapa rasa sakit yang ia rasa semakin parah. Sampai ia merintih kesakitan, dan melihat hal itu Evan segera berlari untuk memanggil dokter. "Ma, Mama kenapa, Ma?" tanya Evan yang merasa kuatir, dilanjutkan dengan Evan yang berteriak memanggil sang dokter. "Dokter, tolong mama ku, Dok!"Seorang dokter berlari, disusul dengan kedatangan Roy yang tadi permisi keluar. "Ada apa ini, Evan? Apa yang terjadi pada Tante?""Aku dan mama tadi sempat selisih paham, Roy. Dan sekarang Mama kejang-kejang. Aku takut mama kenapa-kenapa, Roy.""Kenapa kamu lakukan itu, Evan? Kamu tahu kalau mamamu dalam keadaan kritis. Kamu malah membebani nya dengan pikiran E

  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 109. Darah yang Sama, Luka yang Sama

    Bab 109. Darah yang Sama, Luka yang SamaSaraswati masih terisak, air matanya mengalir deras. Evan memegang tangan ibunya erat-erat, dadanya sesak menunggu jawaban. Ruangan rumah sakit itu terasa lebih pengap dari biasanya. Hujan di luar belum juga reda, seolah ikut menangisi semua luka yang terbongkar malam itu.“Ma… katakan… apa benar?” suara Evan bergetar, matanya merah.Saraswati mencoba berbicara, namun suaranya masih lemah. “Maafkan Mama… Nak…”Roy berdiri di sisi Evan, ikut menahan emosi. “Bu Saraswati… kami butuh kejelasan.”Saraswati menarik napas panjang, berusaha mengumpulkan tenaga. “Iya, Evan… Reza… dia ayah kandungmu.”Deg.Kalimat itu seakan menjatuhkan bom di hati Evan. Tangannya gemetar, seolah tidak mampu menopang beban rahasia itu.“Kenapa… Ma? Kenapa selama ini Mama bohong sama aku?”Saraswati menatap Evan dengan tatapan sayu. “Mama… terpaksa, Nak… saat itu Mama nggak punya pilihan. Mama hamil kamu… tapi Rendra… suami Mama, nggak tahu. Waktu itu Reza… dia kasar, di

  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   bab. 108. Kamu anakku, Evan

    Bab 108. Kamu anakku, Evan Beberapa hari berlalu, Saraswati masih belum sadarkan diri. Evan hampir tak pernah beranjak dari samping ranjang ibunya. Wajahnya kusut, matanya merah karena kurang tidur. Roy masih setia menemani, meski suasana di antara mereka sering diwarnai diam. Suatu malam, saat hujan deras mengguyur kota, seorang perawat datang menghampiri Evan. “Maaf, Pak Evan… ada seorang pria yang ingin bertemu. Katanya penting.” Evan mengernyit. “Siapa?” “Beliau menolak menyebutkan nama… tapi memaksa, katanya ini soal masa lalu Ibu Saraswati.” Evan saling pandang dengan Roy. “Suruh masuk.” Tak lama, seorang pria berusia sekitar 50-an dengan wajah asing, mata tajam, dan senyum licik masuk ke ruangan. Tubuhnya tegap, meski keriput sudah mulai terlihat di wajahnya. “Evan… akhirnya kita ketemu juga.” “Siapa lo?” bentak Evan, langsung berdiri. Pria itu menoleh sebentar ke Saraswati yang terbaring lemah. “Aku... orang yang pernah sangat dekat sama ibumu. Bahkan… lebih dari yan

  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   bab

    Bab 107 Di rumah Evan, suasana begitu mencekam. Saraswati baru saja tiba dari perjalanan singkatnya, wajahnya masih penuh amarah dan kecewa. Evan yang sejak tadi duduk di ruang tamu langsung berdiri saat melihat ibunya datang. "Mama... kenapa nggak langsung ke bandara? Kan besok malam Mama harus berangkat!" ujar Evan, berusaha menahan nada suaranya. Saraswati menatap Evan dengan sorot tajam. "Kamu pikir Mama ini pengecut kayak yang kamu kira? Mama nggak akan pergi dari sini cuma karena kamu takut sama Nathan atau Anya itu!" Evan mengepalkan tangannya. "Mama, ini demi keselamatan Mama! Situasi sekarang kacau! Dan Mama harus tahu diri, selama ini Mama sudah hancurin hidup orang, bahkan nyakitin Anya!" "Anya! Anya! Anya! Dari dulu yang kamu bela cuma perempuan itu! Kamu lupa siapa yang besarin kamu, Evan?! Kamu tega ngomong kayak gitu ke Mama kamu sendiri?!" bentak Saraswati, suaranya meninggi. "Karena Mama keterlaluan! Mama maksa Nathan buat jauhin Anya, bikin dia tersiksa… M

  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 106. Nathan yang cemburu

    Bab 106Di ruang tamu yang sepi, Roy duduk berhadapan dengan Evan. Keduanya sama-sama tegang, menyimpan beban masing-masing.“Bos,” ucap Roy pelan. “Gue tahu situasinya kacau… tapi gue punya saran.”Evan menoleh, matanya sayu tapi penuh waspada. “Apa?”Roy menarik napas. “Kirim Mama lo ke luar negeri, Van. Jauh, sementara waktu. Biar aman. Daripada dia ditahan di sini atau diserang orang. Lagian… lo juga gak bakal tega liat dia di balik jeruji, kan?”Evan terdiam. Wajahnya keras, tapi hatinya runtuh. Roy benar. Walau bagaimanapun, Saraswati tetap ibunya.“Tapi Anya… dia udah terlalu terluka, Roy. Gue gak mau Anya tahu… kalau gue malah lindungi Mama.”Roy mengangguk. “Justru itu. Lo harus pinter jaga sikap depan Anya. Biar seolah-olah Mama lo pergi karena lo usir… padahal lo selamatin dia.”Evan menghela napas berat. “Susah, Roy… tapi kayaknya itu satu-satunya jalan.”Belum sempat Evan mengambil keputusan, suara mobil berhenti di depan rumah Anya. Nathan keluar dengan langkah cepat d

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status