Sazlina tidak jadi menutup pintu saat namanya dipanggil. Ternyata Daishin yang sudah sampai di depan kamar. “Ada apa, Mas?” Sazlina membuka pintu lebih lebar. Mereka baru selesai sarapan pagi. “Orang dari Thailand mempercepat penerbangan, mereka sudah check-in pukul enam pagi tadi, emailnya baru masuk. Tengah hari kita harus sudah standby di Bandara Narita. Kamu sudah siap?” tanya Daishin serius. “Benarkah, syukur tidak jadi malam…,” sambut Sazlina setengah mengeluh. Ekspresi lega teebaca jelas di wajah eloknya. “Untuk sementara mereka hingga sore saja di Tokyo. Mereka ingin ditemani olehmu, maksudku, guide dari Indonesia dengan bahasa mereka hanya saat di Ueno, Saz. Selebihnya kita lepas.” Daishin menjelaskan buru-buru. Ada galau di wajah Sazlina. Khawatir jika gadis itu tiba-tiba membatalkan. Tidak ada ikatan kerja pada Sazlina kali ini. Sedang agensi dengan pengunjung dari Thailand, lebih dari sekadar perjanjian tulis. Akan tercoreng nama agensi andai Sazlina berubah
Last Updated : 2025-02-17 Read more