Share

Bab 89

Penulis: kamiya san
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-23 13:14:18

Sazlina tidak sengaja memandang Khaisan yang ternyata juga tengah menolehnya. Mereka saling menatap sejenak dengan pikiran yang sama-sama berputar. Ekspresi mereka tegang dan tanpa senyuman.

“Tunjuklah, kamu yang mana, Sazlina?” tegur Khaisan kemudian tanpa berpaling pandang.

“Ini sebenarnya kalian kegiatan apa sih di foto itu? Kok ternyata kalian gak saling tahu?” tanya Shanumi heran dan tidak sabar juga.

“Lokasi foto itu adalah di pemandian air panas di Cangar, Shan dan itu bukan kegiatan,” ucap Sazlina lirih tetapi yakin.

“Kamu yang mana, Sazlina?” tegur Khaisan lagi. Merasa tidak sabar dengan Sazlina yang tidak juga menunjukkan fotonya yang mana.

“Aku… yang berdiri di samping Bapak Tentara ini. Pake kerudung warna pink.” Sazlina menjawab yakin sambil menatap foto dan Khaisan bergantian.

“Jadi, kamu benar-benar yang itu?” tanya Khaisan sambil menunjuk foto dengan ekor mata. Gadis polos belia berkerudung warna pink yang imut dan manis. Terlihat lebih mencolok dari para perempu
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 90

    Dengan bungkam, Sazlina mengambil gamis dan kerudung dari ransel. Berniat membawa masuk ke dalam kamar mandi di pojok ruang. Melewati Khaisan yang duduk di ranjang sambil terus melihatnya. “Kenapa bawa baju ke dalam? Itu kan ribet, Saz. Lagipula kamar ini cukup luas hanya untuk menampungmu bertukar baju,” tegur Khaisan menahan gelisah dan kesal. Sazlina benar-benar terus menghemat suaranya. Sial lagi, sejak terungkap hal besar bahwa sang istri adalah penyelamat di masa lalu, membuat perasaannya canggung dan segan. Khaisan seperti mati kutu dengan tatapan dingin Sazlina. Menjadikannya serba salah. Perempuan yang ditegur tidak menyahut. Terus berjalan hingga tenggelam di balik pintu kayu kamar mandi yang mengkilat berpelitur. “Ck…!” Khaisan bedecak keras sebab merasa suntuk. Tidak terima dengan sikap Sazlina yang berubah acuh tak acuh dan mengabaikan. Namun, sesuatu yang teronggok di atas karpet membuatnya tersenyum dan berdiri dengan cepat. Itu adalah barang pribadi milik Sazlina

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-23
  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 91

    Meski salju sudah lama turun dan berhenti dari awal datang. Namun, hawa dingin masih seperti membekukan. Sazlina merasa dirinya jauh lebih sensitif pada cuaca belakangan ini. Bahkan timbul rasa meriang kadang-kadang. “Rambutmu pada berdiri, Saz. Apa sebab aku …?” tanya Khaisan dengan tatapan redupnya. “Bukan, bukan sebab kamu. Aku memang sangat dingin. Bukankah dari berangkat aku selalu mengeluh dingin? Tapi aku berharap ada salju yang kusentuh ….” Sazlina buru-buru menyela ucapan Khaisan. Meski sentuhan suaminya sudah sangat tidak sopan, namun memang hawa dinginlah yang membuat kulitnya meremang. “Salju turun di Osaka sangat sebentar, itu pun jarang terjadi. Sama juga dengan di Tokyo, moment yang tidak terduga. Jika ada pun, hitungan menit saja seperti malam ini.” Khaisan menjelaskan dan kemudian tersenyum. Merasa suka dengan respon Sazlina yang terus bergerak-gerak bak cacing kebingungan di bawah kungkungannya. Lebih semangat lagi, istri yang semula bersikap dingin dan marah, tid

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-24
  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 92

    Tok Tok Tok“Ada orang…!” respon Sazlina dengan raut waswas. Mendorong Khaisan untuk menyingkir. “Mungkin Daehan atau Shanumi.” Khaisan tidak berat hati untuk menjauh dari menindih istrinya. Sadar jika panggilan di pintu sangatlah penting kali ini. “Mau ke mana?” Daehan menarik tangan Sazlina untuk mundur kembali. “Bukain pintu…,” sahut Sazlina bingung dan kaget. “Kamu pergilah ke kamar mandi. Biar aku yang buka pintu. Itu belum tentu Shanumi, mungkin juga si Daehan. Sedang kamu… nggak pakai boxer.” Khaisan bicara santai sambil berdiri. Lelaki itu terlihat tetap rapi meski ulahnya sangatlah kelewatan. Hanya zipper celana yang mungkin agak turun, tampak sedang dibenarkan sambil jalan. Sazlina menurut dan tidak membantah. Menyadari keadaannya yang sudah kembali ke semi higienis dan bukan bersih yang sempurna. Berharap yang di luar adalah Daehan dan bukan Shanumi. Sangat tidak nyaman jika harus berbincang dengan keadaan berantakan, Sazlina melesat ke dalam kamar mandi. Lima belas

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-24
  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 93

    Tok Tok Tok! Bunyi ketukan sangat keras. “Ada orang …!” Sazlina memekik kaget. Keluar dari kamar Oma dengan perasaan lega, tiba-tiba terdengar ketukan nyaring di ruang tamu. Posisi pintu utama rumah tidak jauh dari yang sedang dilewati bersama sang suami. “Siapa bertamu larut malam seperti ini …,” gumam Khaisan. Merasa keluarga di Tokyo tidak ada yang berencana datang ke Osaka malam ini. Hanya dirinya dan Sazlina. Namun, Khaisan gegas melangkah mendekati pintu. Tidak suka akan ada ketukan keras lagi berikutnya. Menyingkap sedikit tirai guna memastikan keamanan. Bereaksi terkejut dan kini diam sambil memandang Sazlina.“Siapa di luar …?” Sazlina mendekat dan bertanya rendah. Merasa janggal dengan reaksi suaminya. “Keponakan Oma,” sahut Khaisan dan terlihat enggan. Tidak juga kembali menghadap pintu. “Kenapa tidak cepat dibuka? Di luar pasti dingin, kasihan …,” ucap Sazlina heran. Sambil akan merapat ke pintu. “Biar aku yang buka, Saz!” Khaisan setengah berseru lirih sambil meng

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-25
  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 94

    Lelaki yang lamat-lamat diingat Sazlina dan bergelagat memberi ancaman, telah bertindak lebih gesit darinya. Dekapan yang mengunci tak terlawan oleh tenaganya yang bagi lelaki itu pasti tidaklah seberapa. “Jangan kurang ajar! Kenapa kamu tidak menghargai keponakanmu?” tanya Sazlina yang segera paham situasi dan kondisi. Secara silsilah, tempat Khaisan adalah sebagai keponakan pria itu. “Aku tidak menyangka, keluarga sepupuku adalah pengkhianat semuanya.” Pria di belakang Sazlina berbicara lirih. Mengunci dua pundak Sazlina dengan membentang lengan di bawah leher. Wajah merapat di kepala Sazlina. Meski berkerudung, tetapi terasa jika bibir pria itu menempel di telinga mungilnya. “Maksudmu apa? Tapi, singkirkan tanganmu.” Sazlina bicara tegas. Namun, lelaki itu mengabaikan dan bertahan dengn posisi semula. Sungguh risih rasanya. “Aku sangat menyukai adikmu. Tetapi tiba-tiba Daehan menikahinya. Dia berbohong, dia bilang Shanumi sudah punya calon. Aku pun mundur, sebab sebetulnya aku

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-25
  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 95

    Pesawat yang membawa Shanumi dan Daehan telah membumbung tinggi di angkasa biru langit Jepang yang cerah dan merekah pagi ini. Meninggalkan dua insan dengan ekspresi berlainan. Yang satu bermuka tenang dan cerah, satu lagi terlihat sedih dan muram dengan mata yang tak henti berkaca-kaca. “Sudah, Saz, ikhlaslah. Semua manusia di dunia, sedekat dan sesayang apa kita, akan berpisah dan memiliki masa depan sendiri-sendiri. Kamu dan adikmu sudah memiliki pasangan hidup, dengan keluarga barumulah seharusnya kamu merasa bahagia saat ini.” Khaisan berusaha meredam kegalauan istrinya. “Siapa keluarga baruku?” tanya Sazlina tersenyum. Tidak ingin menghampakan maksud baik perkataan suaminya. “Mama Hana…,” sahut Khaisan sambil mengulum senyum. “Kok mertua … lalu suamiku buat apa?” tanya Sazlina pura-pura bersungut. Kesedihan akan kepergian Shanumi dari negara Jepang benar-benar sedikit berkurang sebab canda suaminya. “Keluarga barumu hanya aku. Tetapi jika kamu menganggap Mama dan Papa juga

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-26
  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 96

    Perjalan panjang yang singkat tetapi penuh warna dan bahagia dengan kereta cepat pun berakhir. Mereka kembali pulang. Rumah besar yang terlihat lengang dari luar, tetapi ada dua orang tukang kebun sedang bekerja di area taman dalam rumah. Buru-buru menoleh dan mengangguk khidmat demi menyambut kedatangan Tuan Muda rumah itu. “Apa tidak ada orang di rumah?” Khaisan bertanya pada mereka dalam bahasa lokal. “Kami tidak tahu, kami baru datang.” Mereka menyahut juga dalam bahasa Jepang sambil menggeleng berulang kali. Sebab mereka terlihat sungguh-sungguh, Khaisan tidak ingin bertanya lagi. Tukang kebun itu hanya datang tiga kali dalam satu bulan. Bukan pekerja tetap rumah ini. Sebab tidak pernah tukar orang, wajah dua tukang kebun itu sangatlah dihapalnya. Khaisan membawa Sazlina masuk ke ruang utama dan langsung menuju tangga untuk naik ke lantai dua. “Saz …!” seru Kjaisan pada Sazlina yang sudah melewati kamarnya. Mereka sudah berada di deretan kamar di lantai dua. “Aku ingin men

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-27
  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 97

    Khaisan berdiri di belakang istrinya di depan cermin rias di kamarnya. Tidak bosan memandang dengan bibir senyum simpul. Mata rada sipitnya yang biasa bersorot tajam, kini meredup dan teduh. “Sudah, biar aja terlihat. Hanya ada Mijhe.” Khaisan memberikan pendapat. “Tiba-tiba ada orang datang, kan malu…. Lagipula, yakin ya jika Clara gak ada?” sahut Sazlina sambil memasang dan membenarkan kerudung instan agar menutup di leher serta dadda. Setelah tampak sibuk mengoles salep di beberapa titik lebam pada leher putihnya. Ulah Khaisan siang tadi saat mereka coba making love yang pertama. “Padahal itu hanya noda palsu.” Khaisan berkata lirih yang jadi melebar senyumnya. Abai akan tanya Sazlina tentang Clara. “Kok noda palsu?” sahut Sazlina cepat hingga menolehkan wajah. Bukan lagi memandang di cermin. Sambil menatap suami, dia menyimpan sajadah dan mukena ke dalam almari. Mereka baru saja berjamaah dalam shalat. “Gimana tidak palsu, aku gagal…,” ucap Khaisan mengeluh sambil mendekati s

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-28

Bab terbaru

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 208

    Mobil besar dengan cat hitam legam berisi dua orang penumpang lelaki termasuk sopir, melaju kencang membelah jalan raya. Meski bukan sepi, tetapi kepadatan pengguna jalan raya di kota buaya menjelang tengah malam, bisa membuat pengemudi lupa diri. “Perlu aku gantikan?” usik Erick merasa resah. Sejak awal, Daishin menolak tawarannya untuk jadi penumpang dan dirinya mengemudi. “Nggak usah, Mas. Lagi bagus nih jalanan. Yang kutahu padat merayap saat siang. Ternyata asyik juga keluar malam.” Daishin menolak. Lelaki calon ayah yang sedang dalam masalah itu kukuh membawa sendiri kendaraannya. Erick pun angkat tangan. Pria dewasa mana bisa dibujuk dan dipaksa.... Mungkin lelaki gagah calon ayah yang sedang dalam masalah itu akan mendapat rasa tenang dan freshing tersendiri dari laju mengemudi. Toh rasanya masih nyaman terkendali. Daishin memang lihai mengemudi kencang. Bahkan jika berlomba adu balab bersamanya juga dengan Daehan dan Khaisan kala ke Jepang, kerap kali Daishin yang menang

  • Istri Perawan Disangka Janda   Ban 207

    Dua lelaki keren yang tampan, mapan, gagah, atletis dan sehat tanpa cela itu sedang membuat nasi goreng idaman di dapur mini rumah dinas. Masih pukul sembilan malam tetapi suasana luar di komplek perumahan terasa lengang dan sunyi. Hanya kebisingan dalam rumah yang sedang mereka ciptakan sendirilah pertanda adanya kehidupan di kompleks elite itu. Sebab, penghuni lajangnya sedang ingin membuat eksperimen tiba-tiba. “Bagaimana, Shin?” tanya Erick sambil tersenyum lebar. Berkacak pinggang sebelah tangan sambil membawa pengaduk di tangan sebelah satunya. “Apa kerjamu di bandara?” tanya Daishin di sela mengunyah sesendok nasi gorang yang langsung dia sendok dari wajan penggorengan. Meski tidak pedas, Daishin membuka mulut demi menghilangkan uap sebab panas. Erick makin menahan tawanya. “Jelas di bagian humas. Kan aku sudah pernah bilang, aku lelaki paling good looking di Juanda, jadi diletak di kepala bagian humas. Apa hubungannya, Shin?” tanya Erick berlagak pongah. Kesal, tid

  • Istri Perawan Disangka Janda   Ban 206

    Erick sudah duduk di teras rumah dinas saat Daishin tiba. Sengaja tidak pulang ke apartemen sebab hari ini pulang kerja lambat dan besok pun harus pergi kerja lebih cepat. Akan ada kunjungan dari direktur maskapai penerbangan XX di kantornya. Kebetulan juga yang Daishin berkabar akan datang main malam hari. “Assalamu'alaikum!” sapa Daishin setelah keluar dari mobil dan menaiki teras. “Wa'alaikumsalam. Tumben datang malam, Shin?!” sambut Erick. Mengamati lelaki yang tengah berjalan gontai dengan ekspresi tidak secerah biasa saat datang, entah di rumah dinas atau ke apartemen.“Ada yang penting.” Daishin menyahut sambil meletak sebungkus rokok yang sempat dia beli di jalan ke meja di depan Erick. Erick menatapnya. Merasa kali ini ada hal berat sebab Daishin datang malam-malam. Biasanya sore saat mereka sama-sama pulang kerja. Itu pun hampir tidak pernah membawa rokok, sebab kebetulan Erick pun bukanlah perokok aktif. Tetapi bukan menolak merokok. “Apa istrimu aman?” tanya Erick.

  • Istri Perawan Disangka Janda   Ban 205

    Farida berekspresi waswas dan curiga. Matanya tidak lagi sayu, tetapi melebar dan nanar. Tanda tidak menyangka jika KTP nya diabadikan Daishin dalam ponsel dan wanita itu ternyata sangat tidak rela. Resah jika akan dijadikan apa-apa. Sikap Farida membuat Daishin semakin curiga tetapi hanya menghela napas panjang. Merasa sangat lelah dan tidak guna terus disanggah. “Sebaiknya kamu pergi dan jangan datang datang dulu sebelum mendapat kabar dariku, Farida. Tolong, saling mengertilah terhadap wanita hamil. Sudah jelas jika istri ku pun sedang berperut besar, kan? Sebagai sesama wanita, seharusnya paham dengan perasaan istriku. Apa kau siap kutuntut jika ada apa-apa dengan istriku dan kehamilannya?” tanya Daishin dengan tatapan berapi. Melirik Osara yang seperti tidak peduli. Kini tengah sibuk dengan ponselnya. Ah, apa dia pun juga tidak peduli andai ini benar? Sesaat Daishin justru tidak puas hati dengan sikap Osara yang tampak kelewat tenang. Apa justru terlalu marah, kecewa dan kesal

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 204

    Daishin bungkam meski merasa semakin kesal melihat wanita spesial itu menangis. Kepalanya berputar kencang, bagaimana agar Clara benar-benar jera. Apakah harus menyerahkannya pada polisi? Tetapi kasus itu terjadi di luar negara, bisakah? Bagaimana jika dipermudah dengan keluar uang? Daishin bimbang dan bertanya-tanya sambil menahan marah. “Untuk apa menangis? Sudahlah, Ma! Yakinlah, Itu tidak lama. Atau jika Mama tega, sebaiknya kembalikan saja dia ke Jepang. Kurasa dia tidak akan berani mengusik Mas Kha di sana. Daripada Mama tersiksa. Di sini pun, aku yang dia incar. Mama pikir aku bisa menidurinya? Dia sudah seperti adik bagiku. Sayangnya dia gila.”“Oh, ya, Ma. Tolong, jangan lagi periksa di klinik itu. Osara benar-benar tidak ingin bertemu Clara. Bawa pergi dia dari sini segera. Aku permisi, Ma,” ucap Daishin dingin. Dengan mengeraskan hati, ditinggalkannya Mama Hana yang masih tersedu dan berlinang air mata. Merasa heran sendiri, kenapa Darhan dan Papa Samuel tidak berusaha men

  • Istri Perawan Disangka Janda   Ban 203

    Osara telah diantar hingga rumah dan Mak Yem siaga untuk membuka dan menutup pintunya. Istri kembali tampak bad mood sejak pagi menjelang siang. Daishin sangat tahu apa alasannya hingga terus diam-diam seperti itu. Menilai jika mama Hana tega sekali. Sudah pernah sepakat bahwa itu adalah klinik kandungan pilihan Osara dan Clara pun memiliki klinik kandungan biasanya. Jika sedang tutup, apa salahnya ditunda sejam dua jam atau sehari dua hari. Meski kebetulan, nyatanya berbenturan juga dengan jadwal kontrol istrinya hingga keduanya bertemu. Hal yang sangat ditakuti Osara. Daishin berniat akan membicarakan serius hal ini dengan Mama Hana. Lelaki tampan dan berkulit cerah tetapi sudah suami orang itu mendatangi ruang tunggu di butiknya. Seorang wanita cantik memandang ke arahnya sambil tersenyum sumringah. Daishin membalas ramah dan menyadari jika calon customernya itu sedang hamil besar. Pembicaraan pada negosiasi segera Daishin buka demi tidak banyak basa basi. Jiwanya memang pebisni

  • Istri Perawan Disangka Janda   Ban 202

    Enam bulan kemudian, di kota besar Surabaya. Jum'at pagi ini sepasangan suami istri yang berbahagia itu tampak cerah wajahnya. Tengah bersiap untuk pergi ke salah satu alamat klinik langganan di Kota Surabaya demi bertemu dengan seorang Dokter Kandungan langganan selama ini. Wanita cantik bergamis tetapi belum berkerudung sedang mengemas piring yang baru dipakai dari atas meja makan. Pembantu rumah yang tidak pernah menginap, baru saja datang dan meminta maaf sebab telat. Langsung mengambil alih piring dan wadah kotor dari tangan Osara. “Maaf, Mbak. Pagi-pagi udah macet, jadi saya terpaksa telat …,” jelas pembantu rumah dengan senyuman khas Jawa nya.anis dan polos. Berusia mendekati lima puluhan tahun tetapi teeltihat muda sebab wajahnya bersih dan berkulit sawo matang “Gak papa, Mak Yem.” Osara menyahut dengan membalas tulus senyumannya. Berjalan meninggalkan meja makan dan mengambil mesin pengering rambut untuk dibawa ke dalam kamar. Menempatkan diri di depan cermin rias

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 201

    Seorang lelaki Jepang tua sedang menyapu pelataran sempit rumah baru dan menyadari kedatangan tuannya. Buru-buru meletak sapu, mengucapkan selamat sore dan berakhir dengan membungkukkan badan tuanya. “Apa rumah sudah bersih?” tanya Daishin bernada sopan dalam bahasa Indonesia. “Sudah, Mas. Silahkan.” Pria itu menyambut dengan berjalan memimpin. Langkah kakinya gesit meski tidak lebar. Bukan juga langkah panjang sebab tinggi badan sekadar pas pasan. Mungkin sebatas telinga Osara. “Kenapa guna bahasa Indonesia?” tanya Osara setelah mereka berada dalam rumah yang pintunya dibukakan oleh lelaki tadi dan kini terbiar terbuka. Lelaki tua pun menyapu di halaman kembali.“Asalnya dia orang Indonesia, orang dari Kabupaten Blitar, emak Jawa-bapaknya Jepang. Sama keluarga bapaknya, dia dicari dan dibawa ke sini sejak remaja,” Daishin menjelaskan sambil meletakkan koper mini yang setia dibawanya di samping sofa. “Kapan kita ke Surabaya?” tanya Osara sambil membuka koper. Menarik keluar beber

  • Istri Perawan Disangka Janda   Ban 200

    Mereka yang di sofa terlihat tegang. Apalagi Osara dan Daishin sama-sama tidak bersuara. Sepertinya sangat keberatan jika Clara dibawa Mama Hana ke Surabaya. Padahal ingin damai menyingkir jauh dengan pulang ke negara seberang. Sedang Daishin pun ingin merintis usaha baru di kota yang sama. Sangat tidak ingin melihat juga mendengar nama Clara di kehidupan masa depan. “Baiklah, jadikan ini saksi. Anggap lah kita semua setuju dengan keinginan Mama Hana yang akan bertanggung jawab dan membawa Clara ke Surabaya. Kita kasih kesempatan satu kali. Aku akan ikut memantau. Jika dia sekali lagi berbuat jahat. Aku yang akan menyerahkan dia ke polisi. Bagaimana, apa semua setuju? Osara juga Daishin, bagaimana? Mengingat kondisi Mama Hana seperti itu…,” ucap Erick tegas dan mendesak.. “Merasa tidak sabar dengan masalah yang tanpa ujung. Meski ini memang tidak adil bagi Osara, tetapi demi memeluk sekeluarga, kuharap … terutama Osara dan Daishin, kalian semua bisa rela. Jangan khawatir, aku akan i

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status