Share

Bab 94

Penulis: kamiya san
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-25 16:05:08

Lelaki yang lamat-lamat diingat Sazlina dan bergelagat memberi ancaman, telah bertindak lebih gesit darinya. Dekapan yang mengunci tak terlawan oleh tenaganya yang bagi lelaki itu pasti tidaklah seberapa.

“Jangan kurang ajar! Kenapa kamu tidak menghargai keponakanmu?” tanya Sazlina yang segera paham situasi dan kondisi. Secara silsilah, tempat Khaisan adalah sebagai keponakan pria itu.

“Aku tidak menyangka, keluarga sepupuku adalah pengkhianat semuanya.” Pria di belakang Sazlina berbicara lirih. Mengunci dua pundak Sazlina dengan membentang lengan di bawah leher. Wajah merapat di kepala Sazlina. Meski berkerudung, tetapi terasa jika bibir pria itu menempel di telinga mungilnya.

“Maksudmu apa? Tapi, singkirkan tanganmu.” Sazlina bicara tegas. Namun, lelaki itu mengabaikan dan bertahan dengn posisi semula. Sungguh risih rasanya.

“Aku sangat menyukai adikmu. Tetapi tiba-tiba Daehan menikahinya. Dia berbohong, dia bilang Shanumi sudah punya calon. Aku pun mundur, sebab sebetulnya aku
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (2)
goodnovel comment avatar
mommy can
lelaki gak ada akhlak macam Antony harusnya dimusnahkan kak jangan dipiara........ mengotori peradaban dunia......sekali2 Anthony kna batunya gtu..nggak semua masalah bisa diselesaikan dengan duit
goodnovel comment avatar
mommy can
ditunggu double updatenya Kaka jangan lama2 yaa penasaran ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 95

    Pesawat yang membawa Shanumi dan Daehan telah membumbung tinggi di angkasa biru langit Jepang yang cerah dan merekah pagi ini. Meninggalkan dua insan dengan ekspresi berlainan. Yang satu bermuka tenang dan cerah, satu lagi terlihat sedih dan muram dengan mata yang tak henti berkaca-kaca. “Sudah, Saz, ikhlaslah. Semua manusia di dunia, sedekat dan sesayang apa kita, akan berpisah dan memiliki masa depan sendiri-sendiri. Kamu dan adikmu sudah memiliki pasangan hidup, dengan keluarga barumulah seharusnya kamu merasa bahagia saat ini.” Khaisan berusaha meredam kegalauan istrinya. “Siapa keluarga baruku?” tanya Sazlina tersenyum. Tidak ingin menghampakan maksud baik perkataan suaminya. “Mama Hana…,” sahut Khaisan sambil mengulum senyum. “Kok mertua … lalu suamiku buat apa?” tanya Sazlina pura-pura bersungut. Kesedihan akan kepergian Shanumi dari negara Jepang benar-benar sedikit berkurang sebab canda suaminya. “Keluarga barumu hanya aku. Tetapi jika kamu menganggap Mama dan Papa juga

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-26
  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 96

    Perjalan panjang yang singkat tetapi penuh warna dan bahagia dengan kereta cepat pun berakhir. Mereka kembali pulang. Rumah besar yang terlihat lengang dari luar, tetapi ada dua orang tukang kebun sedang bekerja di area taman dalam rumah. Buru-buru menoleh dan mengangguk khidmat demi menyambut kedatangan Tuan Muda rumah itu. “Apa tidak ada orang di rumah?” Khaisan bertanya pada mereka dalam bahasa lokal. “Kami tidak tahu, kami baru datang.” Mereka menyahut juga dalam bahasa Jepang sambil menggeleng berulang kali. Sebab mereka terlihat sungguh-sungguh, Khaisan tidak ingin bertanya lagi. Tukang kebun itu hanya datang tiga kali dalam satu bulan. Bukan pekerja tetap rumah ini. Sebab tidak pernah tukar orang, wajah dua tukang kebun itu sangatlah dihapalnya. Khaisan membawa Sazlina masuk ke ruang utama dan langsung menuju tangga untuk naik ke lantai dua. “Saz …!” seru Kjaisan pada Sazlina yang sudah melewati kamarnya. Mereka sudah berada di deretan kamar di lantai dua. “Aku ingin men

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-27
  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 97

    Khaisan berdiri di belakang istrinya di depan cermin rias di kamarnya. Tidak bosan memandang dengan bibir senyum simpul. Mata rada sipitnya yang biasa bersorot tajam, kini meredup dan teduh. “Sudah, biar aja terlihat. Hanya ada Mijhe.” Khaisan memberikan pendapat. “Tiba-tiba ada orang datang, kan malu…. Lagipula, yakin ya jika Clara gak ada?” sahut Sazlina sambil memasang dan membenarkan kerudung instan agar menutup di leher serta dadda. Setelah tampak sibuk mengoles salep di beberapa titik lebam pada leher putihnya. Ulah Khaisan siang tadi saat mereka coba making love yang pertama. “Padahal itu hanya noda palsu.” Khaisan berkata lirih yang jadi melebar senyumnya. Abai akan tanya Sazlina tentang Clara. “Kok noda palsu?” sahut Sazlina cepat hingga menolehkan wajah. Bukan lagi memandang di cermin. Sambil menatap suami, dia menyimpan sajadah dan mukena ke dalam almari. Mereka baru saja berjamaah dalam shalat. “Gimana tidak palsu, aku gagal…,” ucap Khaisan mengeluh sambil mendekati s

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-28
  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 98

    Dua badan tanpa busana sedang saling berpeluk rapat sebab dingin AC dalam ruangan. Meski sudah membuka mata sebab sayup suara adzan dari Masjid Cangi terdengar berkumandang di kejauhan, untuk bangun pun rasa badan sungguh enggan. “Pukul berapa?” tanya Sazlina saat Khaisan menguatkan pelukan. Keinginan mencari di mana bajunya pun urung. Kehangatan yang diberi suami lagi-lagi melenakan. “Pukul lima kurang lima,” jawab Khaisan serak. Suara seksi khasnya saat bngun tidur pun mengudara. “Bangun yuk …,” sambut Sazlina meski rasanya memang enggan. Rasa badan remuk redam seperti habis dipalu godam. Kenapa bisa sepegal ini, apa faktor usia? Ah, bukan! Dirinya masih muda. Rasa lelah dan malas ini harus dihempaskan! Namun, Khaisan tetap tanpa pergerakan. Terus menenggelamkan istri dalam pelukan di dada dengan sebelah tangan. Rasanya hangat dan lembut. Menghadirkan bahagia dan nyaman yang susah dijabarkan. Serasa menghanyutkannya kembali ke alam bawah sadar. “Mas, bangun yuk. Ntar keburu ter

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-28
  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 99

    Meski tidak berbuat hal berarti saat mandi, waktu mereka cukup banyak tergunakan di sana. Jika tidak bergegas, akan terancam kehilangan waktu subuh. Mentari pun sudah tanda-tanda mulai menyembul di ufuk timur. Selisih waktu dua jam lebih cepat di Tokyo daripada di Jakarta itu membuat matahari menyembul pada pukul enam pagi lewat sedikit. Sebab raut Sazlina yang terlihat pucat, Khaisan merasa tidak tenang dan memberi penawaran. Ingin menambah rebahan atau pergi turun ke meja makan. Meski masih pagi, setidaknya pasti ada roti yang bisa dipakai untuk mereka bersarapan. “Tidak perlu. Paling tidak untuk sekarang, biarlah Mijhe sendiri yang menyiapkan isi meja makan. Kamu tampak pucat, Saz.”Khaisan menegaskan saat Sazlina menolak sambung rebahan setelah shalat subuh dan memilih turun sendiri ke lantai bawah. Bahkan berniat untuk membantu Mijhe memasak pagi ini. “Tapi tiduran melulu juga tidak baik. Aku pasti akan bosan dan semakin merasa tubuhku kurang fit. Aku justru perlu rajin berg

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-01
  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 100

    Rumah besar telah sepi kembali. Khaisan dan Clara pun hilang bayangnya meninggalkan pagar dan meluncur di jalan kecil komplek perumahan. Sazlina menapaki anak tangga satu-satu tidak cepat. Merasa sedih dan kesal. Baru juga ada kemajuan luar biasa pada pernikahannya, terpaksa kembali penuh warna dengan adanya urusan Khaisan pada Clara. Rasa peduli dan tanggung jawab pada saudara, konon ….“Ish, sampai kapan si Clara ngganggu terus. Kenapa mama tidak mengusirnya? Pilih kasih, kenapa Daishin saja yang disuruh pergi?” Sazlina menggerutu lirih sambil terus menapak anak tangga hingga habis. Kini sedikit membelok menuju kamar miliknya dan melewati kamar Khaisan. “Oh, pasti sebab Clara masih sakit. Mungkin sebentar lagi juga disuruh pergi sama Mama.”Sazlina kembali bicara lirih. Dalam hati berharap agar mama mertua peka pada duri dalam rumah tangga anaknya. Klrk Klerk Klerk“Dikunci …,” keluh Sazlina lirih. Knop pintu gagal dibukanya. Padahal kunci tidak dia bawa. Tetapi menggantung di bal

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-02
  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 101

    Setelah menerima panggilan meresahkan dari Daishin, Sazlina tidak serta merta meluncur ke rumah sakit yang telah disebutkan oleh lelaki itu. Tetapi memilih menghubungi Khaisan untuk berkabar masalah besar sepupunya. Tidak ingin niat baiknya justru menjadi bumerang bagi diri sendiri dan Khaisan. Meski merasa cemas, Sazlina merasa lega dan berusaha tenang. Percaya pada arahan Khaisan agar standby di rumah saja. Suaminya yang tegas itu berjanji melalui sambungan telepon bahwa semua akan diurusnya sendiri dan cepat. Juga sempat mengumpat sedikit pada Daishin yang tidak menghubunginya tetapi justru menelepon pada Sazlina. “Bagaimana setelah operasi … siapa yang akan merawatnya?” Sazlina bertanya sendiri sambil rebahan. Tidak mengantuk sama sekali dan tengah banyak pikiran yang mencemaskan. Daishin tidak lagi menghubungi yang bermakna, mungkin Khaisan sudah berhasil menangani. Entah cara apa yang ditempuh nya, apa lelaki itu sudah menemani di sana? Jika iya, bagaimana dengan Clara? Apa j

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-03
  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 102

    Sazlina mematung sejenak dengan sisir masih menggantung di rambut. Bunyi pintu terbuka membuatnya sedikit terkejut. Seseorang telah membukanya di luar. Oh, pasti suaminya sudah kembali. Rasa hati lega dengan debar yang kencang. Belakangan ini, selalu jadi resah jika terbayang sosok suaminya. “Mas, sudah pulang?” Sazlina menyambut pada lelaki gagah yang terlihat lelah. Tetapi selalu berjalan tegap dan kini mendekat. Menatap Sazlina teduh dengan senyum mengembang samar. “Sedang apa …?” sapa Khaisan syahdu namun seperti penuh beban dalam sorot matanya. Kini semakin dekat dan seperti akan memeluk Sazlina. “Tunggu. Mas Kha jangan dekat, bau rumah sakit. Kalo soal begini, anggaplah aku memang sangat paranoid. Aku baru mandi….” Sazlina buru-buru mencegah agar Khaisan tidak menyentuh. Khaisan mengunci langkah dan senyumnya melebar. “Aku mengerti. Ternyata kita sama-sama memiliki ketakutan, hanya berbeda sebab.” Khaisan masih tersenyum dan menjauh, sedikit berundur lagi ke bel

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-04

Bab terbaru

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 114

    Daishin menekan tubuh Osara dengan tubuhnya hingga lebih lekat. Sebelah tangan masih mengunci kedua lengan Osara di atas kepala mungilnya. Sedang tangan lain terus menjelajah di tubuh setengah telanjangg itu dengan sentuhan berkuasa. Napasnya berat, penuh hasrat dan membara. Osara menggigit bibir, tubuhnya mulai melemah karena lelah. "Daishin… cukup," suaranya bergetar, entah karena marah, letih atau arus rasa dari efek sentuhan lembut Daishin yang telah menjalar rata ke seluruh raga. Merasa seperti akan tumbang tidak lama. Namun, Daishin tidak menggubris. Bibirnya masih menelusur naik di leher Osara, sesekali menghirup aroma wangi yang baginya semakin memabukkan.Osara merintih, mencoba menarik tangannya, tapi cengkeraman itu tetap saja sangat kuat. "Daishin… aku pegal…" keluhnya, suaranya yang lirih terdengar merengek menyedihkan. Namun, justru membuat Daishin tidak puas dan tidak berniat menghentikan cumbuannya.Osara menghela napas yang sengal dan susah. "Tanganku sakit… setidak

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 113

    Osara meronta, tapi cengkeraman Daishin di pergelangan tangannya begitu kuat, seperti belenggu besi yang tidak mungkin dilepas begitu saja tanpa bantuan alat berat. Osara sempat berangan andai diri memiliki kekuatan super tiba-tiba. Ah…!Nyatanya, Daishin begitu lama bermain di dua bukit dan puncak dada tanpa Osara mampu memberi perlawanan yang berarti. Ia mencoba mundur, coba bergeser dan coba menghindar. Tapi semua sia-sia belaka. Tubuhnya justru seperti terdorong ke arah pria itu dan serasa kian melekat, terhimpit oleh bodi besar Daishin yang kian menyala nyalang di matanya."Berhenti … cukup …. sudah, Daishin!" Osara memohon dengan suara bergetar. Napasnya pendek, tersengal, dadanya naik-turun karena ketegangan yang menusuk hingga ke tulang.Rasa tegang antara merinding ngeri dan meremang geli. Daishin begitu lihai mempermainkannya. Namun, perasaan segan pada lelaki itu telah hilang sama sekali, berubah rasa jadi takut, terhina dan benci. Daishin menatapnya tajam, rahangnya menge

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 112

    Penjelasan jujur gadis itu memuakkan. Ingin juga rasa hati menampar. Jika lelaki, Daishin sudah memberi banyak bogem mentah. Namun, sebab itu wanita, hati nurani berkata jangan. Hanya …. pada jiwa kelelakiannya yang cenderung semakin menggelegak. “Apa ada namaku dalam lembaran skripsimu?!” desak Daishin terus menahan amarah. “Tidak ada namamu. Tapi…,” ucapan si gadis terhenti. Sepertinya ragu dan takut. Memandang Daishin penuh bimbang. “Tapi apa?!” Daehan membentak tak sabar. Gadis itu seketika menggigit bibir sebelum membukanya. “Kutulis sebagai tokoh referensi adalah Mr. D.” Plak! Sungguh emosi rasanya. Orang luar tanpa izin sudah menjadikannya tokoh dalam tulisan. Dengan inisial nama yang sangat jelas, bahkan diakui sendiri oleh pembuatnya. Kali ini Daishin sangat ingin membuat laporan sebuah kasus. Namun… . “Arrghh!” jerit Daishin. Kali ini memang bukan menampar dinding seperti tadi yang sukses membuat gadis itu terjengkit sebab kaget. Namun, pekikan Daishin tepat di ata

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 111

    Gadis itu beraroma wangi segar dengan wajah halus tanpa pori dan bibir delima simetris. Hidungnya rapi dan kecil. Mata beningnya membelalak dan panik. “Aku… minta maaf. Tolong jangan apa-apakan aku.” Terbata ucapannya dengan hembus napas tersengal yang segar. Terlihat panik dan takut. “Minta maaf pada polisi …,” sahut Daishin tajam. Mata membelalak itu semakin melebar. “Apa akan melapor polisi? Jangan! Please! Aku… minta maaf padamu, Bos Shin. Aku memang salah. Tapi aku terpaksa melakukan itu semua.” Ucapannya pelan dan jelas. Mengharap jika Daishin bisa diajak bernegosiasi. “Begitu besar kesalahanmu. Tidak sekadar padaku, tetapi pada orang yang kamu janjikan. Aku menanggung malu sangat besar waktu itu. Aku mengganti uang dari lelaki yang sudah membelimu beberapa lipat dan kamu dengan santai pergi tanpa tanggung jawab,” ucap Daishin kasar. Kembali merasa emosi mengatakan hal ini. Ingin sekali mengangkat tubuh kecil itu dan membantingnya di ranjang. “Maaf. Aku salah. Seharusn

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 110

    “Aku serius, Mas. Kuberi dua puluh juta tunai. Asal pinjami aku seragam OB mu itu. Hanya satu jam.” Daishin kembali mengulang tawarannya. Sebab lelaki itu masih tercengang menatapnya. Seperti tidak percaya dan simalakama. “Sudah, cukup, Mas. Jangan kasih naik-naik lagi. Takutnya saya yang papa ini tergoda. Jujur, saya rasanya hampir enggak kuat. Ck … ck… ck … dua puluh juta hanya satu jam. Tapi, saya tetap tidak bisa. Maaf ya, Mas, lebih baik saya permisi saja sekarang.” Petugas hotel hingga gemetaran menjawab. Telah berbalik dan menuju pintu dengan langkah buru-buru. Selain sumpah setia pada syarat dan ketentuan kerja di Hotel Rasyid, juga merasa takut andai Daishin adalah orang yang penuh jebakan dan jahat. Berita kriminal seputar kota yang beragam akhir-akhir ini membuatnya mawas diri. Daishin hingga tercenung. OB bagus itu tidak terlihat lagi. Pintu kamarnya sudah menutup semula dengan sendirinya. Tidak habis pikir, dianggapnya orang-orang lokal begitu mudah disuap, memang fak

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 109

    Efforts Daishin untuk mengejar gadis dalam lift sudah diusahakannya maksimal. Menahan sakit di perut sebab kaki dibuat jalan cepat yang jauh melebihi biasanya. Kali ini tidak ingin kehilangan jejak lagi. Rasa penasaran sedang membuncah di dadanya. Pintu lift belum menutup rapat saat gadis itu berbalik dan sangat terkejut mendapati Daishin di depan mata. Merasa tertangkap basah dan tidak mungkin menghindar lagi jika tempat kopdar mereka berada di dalam lift. Namun….“Shin…!” seruan Daehan beserta cekalan kuat di lengan membuat Daishin terjegal langkahnya. Urung masuk lift yang selangkah saja sudah sampai. “Apaan kamu, Mas?!” hardik Daishin pada Daehan. Merasa kesal bukan kepalang, pintu yang tadi membelah kini kembali bersatu. Meluncur naik ke atas dan membawa penumpang di dalam menuju destinasi di lantai berikutnya. “Apa yang akan kamu lakukan? Tahan diri, Shin. Jangan sembrono! Ini bukan hotel orang. Kenyamanan pengunjung adalah prioritas. Jangan sampai gadis itu memberikan bint

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 108

    Gadis yang diincar telah jauh dan tidak terkejar. “Siapa dia, Shin?” tanya Daehan yang ikut berjalan keluar kafe. Dipikirnya lelaki tampan mantan bos agensi model itu akan berlari menyusul gadis yang sempat ditahan dan lalu lolos dengan mudah. Namun, tiba-tiba Daishin justru duduk di bangku luar dengan terengah. Tidak mengejar buruannya. “Dia mantan model di agensiku. Keluar dari agensi dengan membawa lari uangku!” sahut Daishin dengan muka memerah. Namun, wajahnya berkernyit sedang menahan sakit. “Kenapa tidak dikejar? Kamu kenapa, Shin?” Kali ini Erick yang juga keluar bertanya. Memperhatikan wajah sepupunya lebih saksama. “Perutku sakit. Aku tidak bisa berlari.” Daishin berkata dengan hidung mancung yang mengembang dan mengempis sangat cepat. Tidak pergi juga rasa kesal dari hatinya. “Tentu saja, kebanyakan… operasi sebab usus bantu cukup merepotkan. Sedikit lebih lama pulihnya.” Daehan berbicara fakta. Papa Samuel pun pernah operasi sebab radang usus buntu. Hingga berbulan-

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 107

    Daehan menoleh ke arah pintu hingga badan pun memutar. Lelaki tampan dan gagah berkemeja putih lengan panjang memasuki kafe dan kini menghampiri meja mereka. Wangi maskulin menyebar di penjuru meja bersama hadir sosoknya. “Apa kabar, Mas?” Daishin menyambut sambil berdiri. “Alhamdulillah,” sahut lelaki itu. Mereka saling rangkul singkat dan Daishin pun duduk lagi. Daehan tidak berdiri, tetapi menarik satu kursi. Memberi kode pada lelaki itu agar duduk. Lalu mengulur tangan dan mereka bersalaman sebentar. "Apa kabarmu?" tanya lelaki itu pada Daehan. "Alhamdulillah, semakin hidup makmur." Daehan menyahut cepat. Obrolan singkat itu tidak berlanjut. Mereka terlihat canggung meski tidak mencolok. “Kenapa tidak langsung bilang padaku? Apa Bos hotel ini tidak pernah sibuk?” tanya lelaki harum itu pada Daishin sambil melirik Daehan. Penampilannya gagah dengan kemeja putih lengan panjang yang tertempel logo ‘Garuda Indonesia’ di bagian daddy kiri. Mungkin dia salah satu staff di kantor

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 106

    Agung sesekali melirik lelaki tampan yang berwajah suntuk dan duduk di sebelahnya. Beda jauh dengan satu jam lalu yang terlihat cerah dan bersemangat saat diantarnya dari hotel menuju apartemen. “Kalau sedang repot, kan bisa saya saja yang jemput sepupunya itu, Mas…,” ucap Agung mencoba menghibur. Gak enak banget pergi dengan Bos yang bad mood. “Ck…! Repot apaan, Gung! Cuma moment dia pulang aja gak tepat. Bocah bandel, pulang gak mau bilang-bilang dulu!” Tidak sadar, Daehan kembali merutuk. “Ya misal jadi ke Batu, sekalian ngantar dia aja, Mas.” Agung menyarankan. Tidak lupa dengan ucapan Daehan saat di perjalanan pulang tadi. Ingin liburan ke Batu kurang lebih satu minggu. Selain untuk menjenguk ibu mertua, pasti juga untuk keperluan bahagia bersama istrinya yang jelita. “Iya kalo dia cepat pulang hari ini, kalo masih ingin di Surabaya, mana bisa kupaksa pulang ke Malang biar bisa barengan, Gung!” sahut Daehan galau. “Ya udah, Mas. Santai aja, yang penting tugas kit

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status