Berpapasan dengan ibu yang membawa baki berisi cangkir kopi di tatakan. Shanumi ke dapur untuk minum air hangat seperti biasa kala bangun tidur. “Ngapain dia ke sini, Buk?” tanya Shanumi. Ibunya gagal pergi, mundur lagi dan duduk manis di kursi, meletak baki sejenak di meja. “Lha itu, kurang tahu. Tadi waktu aku matiin lampu luar, pas dia datang. Dia bilang nganter uang tambahan katering, mamanya puas banget, dikata masakan kita enak-enak dan ludes. Tapi habis itu nggak pamit. Malah izin mau ketemu kamu. Katanya udah kirim pesan ke hape-mu. Aku tawarin kopi, mau…,” ucap Siti Arumi bingung. “Eh, Shan. Dia kirim pesen ke kamu, dari siapa dapat nomormu? Kalian sudah ngobrol?” Ibunya kian bingung. Tidak mungkin Daehan dapat nomor dari mamanya, sebab si bestie mana tahu-menahu nomor anak gadisnya. “Iya, Buk. Semalam kami ngobrol bareng.” Shanumi tidak ingin ibunya pening untuk hal yang seharusnya tidak penting. “Erick nggak marah, Daehan kamu kasih nomor?” ibunya kian kepo. “Nggak.
Terakhir Diperbarui : 2025-01-03 Baca selengkapnya