Semua Bab Istri Perawan Disangka Janda: Bab 11 - Bab 20

45 Bab

Bab 11

Mata tajam bak elang itu tengah menatap dalam di wajah Shanumi. “Anda… sudah tahu bahwa saya adalah …,” ucap Shanumi tercekat. Meski sudah menduga, tetapi saat Daehan bicara menyindir, rasanya terkejut. “Shazleen Shanumi, kamu pikir aku sudah pikun? Bahkan namamu pun sudah membuatku seperti trauma.” Daehan berdiri dan merendahkan pandangannya pada Shanumi. “Jika saya bikin Anda trauma, tapi kenapa justru diminta di sini? Kenapa tidak didish saja dari sebelum lomba kemarin? Malah juara, meski sudah dicurangi…,” ucap Shanumi tahu diri. Tidak lupa jika Daehan memang tidak ingin melihat sosoknya lagi. “Aku tidak sebrutal itu. Bukan salahmu. Lagipula kamu berhak dengan pendidikanmu yang cukup tinggi. Sayang jika seorang sarjana hanya jadi kasir di kafe kecil. Kasihan ortumu.” Daehan bicara tenang. Tidak sinis dan tidak terlihat kesal. “Lah, yang penting kan halal, bukan jual diri. Sekarang, saya malah jadi pelayan orang. Demi uang…,” ucap Shanumi iseng, bukan tak paham maksud Daehan.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-26
Baca selengkapnya

12

Beberapa hari ini Shanumi ingin menghubungi sang ibu. Namun, selalu gagal sambung yang membuatnya resah dan galau. Terlebih, ada hal penting yang harus dia sampaikan secepat mungkin. “Assalamu'alaikum, Buk!” seru Shanumi lega saat dial-nya tersambung kali ini, di hari yang ke empat. “Aku baik-baik saja. Ibuk bagaimana? Kenapa jaringan mati terus? Habis baterai atau di luar? Kenapa nggak isi data?!” tanya Shanumi bertubi pada sang ibu di seberang di Kota Batu. Ternyata ada masalah pada sambungan wifi rumah sebab angin kencang yang mengguncang kawasan Batu dan Malang beberapa hari belakangan. Sedang ibunya tidak ingat membeli kuota paket data. Shanumi pun lalai tidak mengisikan. Pulsa biasa pun, mereka sedang sama-sama tidak punya. Hanya kuota data yang Shanumi ada. “Buk, ada hal penting… aku nggak jadi ingin ketemu Mas Erick. Jangan jadi bilang di mana alamatku, ya. Bilang terus kalo aku belum ngasih alamatku. Ya, Buk…,” ucap Shanumi resah. Gadis itu berjalan mondar mandir di ruang
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-26
Baca selengkapnya

13

Nama Erick mana yang disebut Daehan dalam perbincangan? Benarkan pilot tampan yang pernah dekat dengannya sekaligus selingkuhan Intana? Lalu apa urusan dengan Daehan yang membuat mereka berhubungan? Bisniskah? Namun, fakta jika nama Erick sangat melimpah di seluruh Indonesia Raya, membuat perasaan Shanumi sedikit lebih tenang. “Tumben gak make up, Shan,” tegur temannya yang masuk pukul tujuh saat papasan di pintu masuk dapur.“Iya, buru-buru. Tadi aku datang pukul enam lebih. Suruh ikut ke Batu sama Pak Bos.” Shanumi menyambar panci dan mengisi air, kemudian merebusnya dengan api level membara. “Tapi kamu seger aja nggak pake bedak. Coba aku, bukan muka bantal aja, sekalian muka kasur, guling dan selimut nya…,” keluh Dian, nama teman Shanumi sambil menyimpan tas dalam almari. “Ish, lebay amat. Itu sama aja, perasaan aku pun muka kartun. Nggak enak, nggak nyaman, Yan …!” Shanumi mengaduk kopi yang sudah diseduh sambil tertawa pada Dian yang mendekat. “Eh, dengar-dengar Pak Bos mau
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-27
Baca selengkapnya

14

Mobil sport gunung yang dikenali, sah memberi pertanda. Tentu saja orang yang membawa adalah lelaki yang sudah diduganya. “Shanum…! Bagaimana kamu bisa di sini? Apa kamu ingin mencariku?” tanya lelaki tampan itu dengan raut takjub tak percaya. “Mas Erick…,” ucap Shanumi bingung dan lunglai. Apa yang ditakuti terjadi, nama yang sempat disebut Daehan adalah milik lelaki yang tak diharap. Konyolnya, justru diri sendiri yang seperti mendatangi. “Shan, aku selalu menunggumu. Aku sangat rindu…,” keluh Erick dengan suara lirih. Tiba-tiba mendekati Shanumi dan akan merengkuh.“Eh, ngapain, Mas … tolong, jangan coba-coba seperti ini lagi padaku!” pekik Shanumi sambil mendorong dada Erick dan memundurkan kakinya. Shanumi mematung. Memandang Erick diam ditempat dengan raut yang tampak bingung dan kecewa. Lelaki tegap dan berkulit cerah yang semakin tampan itu pernah mendebarkan hati Shanumi jika berjauhan atau pun saat berdekatan. Ternyata kini tidak terlalu lagi, begitu cepat perasaannya b
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-27
Baca selengkapnya

Bab 15

Daehan yang tidak menyangka Shanumi membuat keputusan sepihak, merasa tidak terima. Lagipula perempuan itu bisa dia bawa untuk mengintimidasi Erick. Rival beratnya dalam mendapatkan Intana selama ini. Berharap agar lelaki itu tidak lagi mengganggu calon istrinya diam-diam. “Shanumi!” panggil Daehan melengking sambil terus berlari.Mengejar Shanumi yang sudah melewati pagar tanpa hambatan. Setelah Erick pergi, Agung tidak menutup pintu pagar kembali. Sambil fokus berlari, Daehan merutuki sopir pribadi yang lagi-lagi teledor dalam bertugas. Ingin ditendangnya pegawai itu jika perempuan yang sedang dia kejar tidak berhasil didapatkan.Kesal yang sempat bercabang pada Agung, membuatnya sedikit lengah. Shanumi hilang dari pandangan setelah berkelebat di balik pinus besar dan rimbunan bambu air. Daehan terengah-engah dan merutuk diri-sendiri. “Shanumi!” Masih dicobanya memanggil keras-keras. Meski tahu yang disebut nama tidak mungkin menyahut. Ada rasa puas tersendiri yang dirasa oleh Da
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-28
Baca selengkapnya

Bab 16

Mengira jika Shanumi jauh lebih lama membutuhkan waktu untuk mandi, ternyata dia sudah duduk di sofa saat Daehan juga habis mandi di belakang. Mereka sama-sama mencuci rambut dengan urusan yang berbeda. Shanumi demi menghapus jejak si ulat, sedang Daehan sebab urusan biologis.“Bagaiman keadaanmu, Shan? Ada yang sakit dan luka?” tanya Daehan sambil masuk ke dalam kamar.“Tidak sama sekali!” sahut Shanumi yakin. Tidak lama, Daehan sudah keluar lagi.“Pakai baju ini, Shan. Jangan pakai mukena! Bikin aku trauma!” serunya sambil meletak baju atasan di sofa dekat Shanumi. Meski dengan fisik berbeda, mukena yang dipakai masih sama dengan kejadian apes di hotel. “Enggak, ini aja. Aku izin mau beli baju di ruko ujung,” sahut Shanumi sambil berdiri. Menyimpan maksud tersembunyi. “Toko baju di ruko ujung bukanya habis dzuhur, pukul dua. Yang lain jauh!” ucap Daehan sambil melihat jam dinding. Pukul sebelas siang, adzan dzuhur pun belum. “Aku mau pulang, rumahku tidak jauh sangat dari sini,
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-28
Baca selengkapnya

Bab 17

Shanumi tidak ingin menunjuk gigi dan tawa. Meski hampir tidak bisa ditahannya. Saat akan berangkat, Daehan menolak Agung menyopiri dan menyuruh untuk mengambil bonus di bawah vas dalam vila. Penuh semangat tujuh lima, Agung pergi ke dalam dan tidak lama pun keluar dengan gaya kesurupan dan histeris sekali. Bahkan sampai terkencing dan muntah. Alhasil, Daehan sendiri yang memungut ulat pinus bulu dari terlempar di lantai, lalu dia tindih batu di halaman. Blak! Daehan kembali ke mobil setelah mencuci bersih kedua tangannya. “Pakai sabukmu, Shan!” ucap Daehan setelah duduk tenang di kursi kemudi. “Dekat.” Shanumi menyahut singkat, menolak anjuran. “Apes bisa kapan saja.” Daehan mulai menghidupkan mesin dan membawa kendaraan meluncur.Tidak ingin panjang berbincang, Shanumi pun menuruti. Gelagat lelaki itu akan ngebut sudah dibacanya. Padahal tidak jauh. “Kenapa ngambil jalan muter?” Shanumi merasa heran. “Biar nyantai.” Daehan menjawab sambil melirik Shanumi dengan kaos hitam di
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-29
Baca selengkapnya

Bab 18

Jalur yang ditempuh Dion, lelaki muda sopir ibunya, tidak asing bagi Shanumi. Menuju ke kawasan Vila Songgoriti-Kota Batu. Namun, coba menepis resah sebab ibunya pun sering mendapat orderan dari kawasan yang sama.Cerita Siti Arumi di pintu kamar, ternyata Shanumi tidak memahami. Hanya sayup celoteh riang yang seolah pengantar tidur siang. Terlebih model vila antar unit hampir mirip. Dia pun tidak ingat jika vila yang didatangi Daehan adalah vila punya Erick. Bukan tidak pernah tahu. Shanumi pernah akan dibawa ke vila tetapi menolak. Hanya melewati depan pagar yang Erick bilang itu adalah miliknya. “Di mana, Yon?” tanya Shanumi meredam panik. Dion telah melewati jalan yang sejalur dengan vila Daehan dan semakin dekat. Bahkan keramaian yang sudah terlihat seperti dari villa itu. “Sudah sampai, Mbak!” sahut Dion sambil berbelok. Tanpa hambatan sudah memasuki pekarangan. Shanumi seperti kejang-kejang di tempat duduknya. Jelas sekali ini vila yang siang tadi ditinggalkan. Klek“Yon…,”
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-30
Baca selengkapnya

Bab 19

Sesi saling kenal diakhiri oleh Siti Arumi dengan undur diri. Membawa Shanumi keluar bersama dengan alasan alat katering harus mulai diberesi. Erick dengan sigap mengekori. “Sudah, kamu nggak perlu bantu ibuk. Temani Mas Erick sana, ngobrol sana.” Siti Arumi sedikit memaksa meski ekspresi Shanumi sangat kesal. “Ayo kita keluar, Shan. Nanti langsung aku antar ke rumah kamu.” Erick kembali membujuk sebab Shanumi terus saja menolak. “Maaf, Mas. Aku keberatan. Meski aku tidak bilang jika kita sudah tidak ada hubungan apa pun di dalam tadi, bukan berarti aku seiya dengan ucapanmu dan mamamu. Aku hanya menghargai kalian di depan keluarga mereka tadi. Tolong jangan memaksaku. Kita bukan jodoh.” Shanumi kembali menolak gamblang dan tegas. Erick meraup wajah cerahnya yang suntuk demi menetralkan perasaan yang lagi-lagi harus kecewa. Andai bisa, sudah dia palingkan hati dari mengharap cinta Shanumi akan kembali. "Maaf ya, Mas," ucap Shanumi tahu diri. Erick hanya menatap wajahnya dengan na
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-01
Baca selengkapnya

Bab 20

Bukan diantar taksi online pesanan, Erick juga yang akhirnya mengantar pulang. Dengan santai mengganti uang taksi dan meminta sopir berlalu saat Shanumi masih belum kembali dari toilet. Padahal, mamanya Daehan sedang menyuruh sang putra untuk memanggilkan. “Sebenarnya, apa alasan utamamu tidak bisa menerimaku, Shan? Aku bisa mengajukan mutasi divisi. Dari tugas menerbangkan, digeser ke bagian pengatur penerbangan. Aku hanya perlu standby di bandara, bukan terbang lagi. Setelah menikah, kita tinggal di perumahan dekat bandara. Kamu tidak akan pernah kutinggalkan.” Erick menjelaskan penuh harap pada gadis di sebelahnya. Berjalan lambat agar tidak sampai di tujuan dengan cepat. Tidak yakin setelah tiba di rumah, Shanumi mau diajak berbicara. “Waktu itu… Mas Erick ngajak nikah terus. Aku stress, kan aku baru tamat. Umurku dua puluh tiga lewat dikit. Terus…,” ucap Shanumi ragu-ragu. “Maafkan aku, Shan. Sebab, aku takut kamu disambar orang. Lagipula, aku butuh banget buat nikah. Jatuhn
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-03
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status