Share

Bab 21

Penulis: kamiya san
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-03 14:04:21

Berpapasan dengan ibu yang membawa baki berisi cangkir kopi di tatakan. Shanumi ke dapur untuk minum air hangat seperti biasa kala bangun tidur.

“Ngapain dia ke sini, Buk?” tanya Shanumi.

Ibunya gagal pergi, mundur lagi dan duduk manis di kursi, meletak baki sejenak di meja.

“Lha itu, kurang tahu. Tadi waktu aku matiin lampu luar, pas dia datang. Dia bilang nganter uang tambahan katering, mamanya puas banget, dikata masakan kita enak-enak dan ludes. Tapi habis itu nggak pamit. Malah izin mau ketemu kamu. Katanya udah kirim pesan ke hape-mu. Aku tawarin kopi, mau…,” ucap Siti Arumi bingung.

“Eh, Shan. Dia kirim pesen ke kamu, dari siapa dapat nomormu? Kalian sudah ngobrol?” Ibunya kian bingung. Tidak mungkin Daehan dapat nomor dari mamanya, sebab si bestie mana tahu-menahu nomor anak gadisnya.

“Iya, Buk. Semalam kami ngobrol bareng.” Shanumi tidak ingin ibunya pening untuk hal yang seharusnya tidak penting.

“Erick nggak marah, Daehan kamu kasih nomor?” ibunya kian kepo.

“Nggak.
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
mommy can
gemesin banget sih pasutri dua ini... heran pada gengsi padahal daehan mulai jatuh cinta ni sama shanum🫢... sanum juga dah mulai terpesona sampe ke bawaimpi...... mereka mo ngapa2in juga udah sah kan yaa🫢 kak ditunggu double updatenya jgn lama kak updatenya yg banyak yaa
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 22

    Senyum sipu di wajah cantik itu terus terlihat selama melipat rapi dan menyimpan kain-kain hibah dari mantan bestie ibunya di alamari. Meski hanya berupa pakaian dalam atas dan bawah serta lingerie dua set, Shanumi tahu harga totalnya hingga jutaan rupiah sebab label brand-nya yang tertera. Pukul lima pagi tepat, Shanumi keluar dari kamar. Berpenampilan rapi dengan tas di pundak. Menuju dapur yang sudah ada ibunya menunggu di meja makan.“Ini, sudah tak ambilkan nasi, hampir dingin, Shan.” sambut ibunya sambil menyodorkan sepiring nasi putih.“Tahun ini, Mbak Hanum nggak pulang, Buk?” tanya Shanumi sambil mengisi lauk dan sayur ke piring.“Nggak tahu. Takut tak carikan suami kayaknya, Shan.” Siti Arumi memandang Shanumi sambil tersenyum kecut.“Kamu, kalo mau nikah, nikah saja. Mbakmu nggak bisa ditunggu. Nggak ingat pulang. Udah lima tahun … nggak kangen apa sama kita,” keluh ibunya lagi. Kini wajah menuju senja tetapi masih menarik itu berubah sedih.“Masih trauma, Buk. Jangan diom

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-04
  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 23

    Tap Tap TapShanumi meniti tangga sedikit cepat. Tahu jika yang menunggu adalah pria super sibuk dan tidak sabaran.“Mbak, katanya suruh cepetan dikit. Dia ada urusan penting. Tapi ketemu samamu juga penting katanya, Mbaak!” seru Dena agak keras. Gadis manis itu berdiri di dekat meja kasir samping tangga. Menengadah ke atas. Padahal Syanumi sudah hampir mencapai puncaknya.“Iya, Den!” sahut Shanumi agak keras. Berubah haluan seketika, niat merapikan diri sebentar di atas pun urung. Segera berbalik badan dan kembali turun.Di kafe bagian luar, Daehan tidak bisa duduk tenang. Berpikir apa yang akan dia lakukan andai Shanumi tidak keluar. Namun, perempuan bercelana jins navy dengan kemeja merah cherry yang cerah sedang berjalan cepat menghampiri mejanya. Daehan menahan napas menyambut dengan mata elangnya.“Hei, pengunjung, selamat siang. Ingin pesan apa saja? Boleh juga dibungkus dan itu lebih bagus,” sapa Shanumi setelah berdiri di samping Daehan. “Apa kafemu sepi? Pemaksaan sekali

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-04
  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 24

    Berpikir jika lelaki yang dia abaikan pasti kembali datang, ternyata salah terka. Hingga hari kedua, jangankan sosoknya, sekilas kabar pesan pun tidak ada. Bahkan bagaimana respon yang makanan diantar kurir, tidak ada protes dan amuknya. Ke mana dia, Shanumi bertanya-tanya. “Mbak, ntar malam jadi jenguk Yena, nggak?” tanya Mila saat membawa uang dan bon meja. “Iya, jadi. Kalian pulang dulu, mandi dan ganti baju. Soalnya jenguk orang.” Shanumi sambil menghitung uang kembalian. “Iya, Mbak,” sahut Mila sambil menerima uang kembalian dan pergi.Semalam, Yena memberi kabar jika dirinya keguguran. Tidak serius, sebab kandungannya dinyatakan bersih tanpa perlu ada tindakan kuret. Hanya dokter menganjurkan istirahat setidaknya tiga hari. “Mbak, ada yang nyari. Jaket hitam pakai kaca mata. Duduk di meja dua puluh!” ujar Dena saat berlalu. Membawa setumpuk piring kotor. Shanumi meletak uang kembali. Tidak jadi dihitung olehnya. Siapa? Daehan? Mungkin….Bergegas turun kursi dengan buru-buru

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-05
  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 25

    Shanumi yang diam seolah beku ditempat, tambah jantungan kala Daehan berjalan mendekat. Memicing mata dengan rahang mengeras, melewati Intana sedikit dan berhenti. “Siapa yang menyuruhmu datang ke sini?” tanyanya dingin. Membuat Shanumi kian kaku dan serasa tak bermuka. “Aku… mengantar sarapan pagimu. Seperti yang pernah kamu minta waktu itu.” Shanumi melawan gentar dan gemetar suaranya. Berdebar menunggu reaksi Daehan. Dua alis tebal lelaki itu sedang bertautan sekilas. “Sudah kubilang, tidak butuh. Sudah aku pesankan sendiri. Oh, bicaramu pada calon suamiku seperti pada teman. Sejak kapan berani sok akrab dengannya?” tanya Intana menyela sengit. Shanumi menarik napas beberapa kali dengan cepat. “Aku tidak sok akrab. Hanya terbawa cara Mas Erick bicara dengan Mas Daehan,” sahut Shanumi nekat. Ingin menunjuk sedikit power pada Intana. Juga merasa lega, Daehan diam saja dan tidak mencelanya. “Alasan. Jika tidak ada Mas Erick denganmu, tahu dirilah sedikit. Siapa yang sedang kamu

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-05
  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 26

    Shanumi sedang menerima telepon di balkon apartemen selesai mencuci piring dan perkakas kotor di wastafel. Menumpu siku di pagar besi pengaman dengan pandangan yang jauh. Baru ditutupnya perbincangan saat Daehan tiba-tiba datang dan berdiri di sebelah. “Mau ke mana?” tanya Shanumi. Daehan terlihat rapi dengn kemeja biru muda tanpa jas dan dasi. Mengenakan celana hitam yang membuatnya kian terlihat gagah. “Aku akan menemui seseorang, ada hal penting yang harus kami bicarakan,” ucap Daehan, juga dengan memandang jauh ke depan. "Siapa yang nelpon?" tanya Daehan menoleh Shanumi."Erick ... dia kata ingin singgah di kafe. Namun, tidak tahu lagi kapan tepatnya." Shanumi menjelaskan."Apa dia di Surabaya? Dia pasti senang, sudah tahu alamatmu." Daehan menatap jauh ke awan putih di depan. Mengingat jika Erick sempat mengeluh sedang mencari seorang gadis. Rupanya yang dicari adalah gadis yang sempat membuat Daehan merasa sungguh apes dan naas yang fatal.Shanumi terdiam, menduga dengan sia

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-06
  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 27

    “Mau ke mana, Mbak?” tanya Mila saat bos kafe turun tangga membawa harum yang semerbak. “Ke rumah Yena sebentar, Mil.” Shanumi sumringah dan cerah. “Udah malem, Mbak.” Mila melongok jam dinding, pukul delapan malam. “Iya, nunggu hujan reda sih. Paling di sana bentar saja. Takut kejebak hujan jika turun lagi,” ucap Shanumi sambil berjalan ke belakang. Mengambil segunung parcel buah dan sekotak paket delivery kafe. Telah disiapkan untuk Yena dengan hati bahagia. Seminggu lebih tak bertemu membuat hatinya sangat rindu. Terlebih sedang ada hal gembira yang akan dia kabarkan. Shanumi berjalan ke depan lagi sambil salam sekilas pada anak kafe yang dijumpa terlebih pada Mila. Anak kafe selain Yena yang coba dia percaya. Terlihat cerdas dan jujur juga satu-satunya hijaber di antara anak kafe. Berharap penampilan luar seiring baiknya dengan kepribadian luar dalam. Selebihnya, Shanumi pasrahkan kepada yang di atas. Juga pada CCTV kafe yang belakangan dipasangnya.Blak! “Shanumi!”Bunyi p

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-06
  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 28

    Shanum merasa lega, suara riuh yang membuat merinding tetapi bukan seram telah redam perlahan dan sama sekali menghilang. Hanya deras jatuh hujan yang kembali menerobos ke gendang telinga. Keinginan untuk kembali tidur, nyatanya gagal total. Suara membuka pintu membuat Shanumi cepat memejamkan mata dan tidur pura-pura. Hingga lama, Yena tidak juga kembali menyusul. Berharap tidak usah, sebab perasaan jadi tidak nyaman. Mungkin Yena atau suami atau juga keduanya hanya pergi ke kamar mandi di belakang. Shanumi berusaha keras untuk santai dan tidur. Namun, Shanumi kembali tegang dan berdebar di pembaringan. Suara parau Yena kembali mengudara. Kian lama kian heboh. Mereka kembali berassyik massyuk di kamar sebelah dan mungkin sedang lupa di daratan, menganggap tengah berlayar seru di lautan. Atau lupa sedang berada di rumah tanpa kedap suara dan menganggap di stadion sepak bola Gelora Bung Tomo Surabaya yang bebas semaunya. “Aduh,” keluh Shanumi merasa sangat tidak nyaman. Menutup teli

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-07
  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 29

    “Aku ingin melihatmu.” Meski Daehan tidak berbuat apa pun dan Shanumi masih berselimut. Ucapan lelaki itu seperti menunjuk jika dia sudah berbuat lebih dari apa yang dikatakan. “Tidak sopan, emang aku cewek apaan?!” sembur Shanumi sengit dengan mata kian melotot. Daehan menahan tawa. Sikap Shanumi yang galak justru membuat gemas. Mata indah lebarnya juga membuat sangat cantik. Lagi-lagi jadi pemicu jiwa lelakinya bergolak hebat. “Kamu itu bukan cewek lagi. Tapi istri, Shanumi!” Daehan mendekati. Sudah sangat memahami, terlihat sengit sebegitu saja. Selebihnya, Daehan yakin akan mudah membuat luluh. “Istri, istri siapa aku?” tanya Shanumi mencemooh. Lelah raga dan hawa dingin seolah menguap, bertukar rasa tegang menghadapi Daehan. “Emang ada lelaki lain yang sudah mengawinimu selainku?” tanya Daehan sambil tertawa santai. Tidak sebanding dengan Shanumi yang berapi. “Emang nggak ada selainmu. Tapi nanti akan ada. Kita sudah putus. Nikahan hanya status rahasia di KUA. Selebihnya

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-07

Bab terbaru

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 90

    Dengan bungkam, Sazlina mengambil gamis dan kerudung dari ransel. Berniat membawa masuk ke dalam kamar mandi di pojok ruang. Melewati Khaisan yang duduk di ranjang sambil terus melihatnya. “Kenapa bawa baju ke dalam? Itu kan ribet, Saz. Lagipula kamar ini cukup luas hanya untuk menampungmu bertukar baju,” tegur Khaisan menahan gelisah dan kesal. Sazlina benar-benar terus menghemat suaranya. Sial lagi, sejak terungkap hal besar bahwa sang istri adalah penyelamat di masa lalu, membuat perasaannya canggung dan segan. Khaisan seperti mati kutu dengan tatapan dingin Sazlina. Menjadikannya serba salah. Perempuan yang ditegur tidak menyahut. Terus berjalan hingga tenggelam di balik pintu kayu kamar mandi yang mengkilat berpelitur. “Ck…!” Khaisan bedecak keras sebab merasa suntuk. Tidak terima dengan sikap Sazlina yang berubah acuh tak acuh dan mengabaikan. Namun, sesuatu yang teronggok di atas karpet membuatnya tersenyum dan berdiri dengan cepat. Itu adalah barang pribadi milik Sazlina

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 89

    Sazlina tidak sengaja memandang Khaisan yang ternyata juga tengah menolehnya. Mereka saling menatap sejenak dengan pikiran yang sama-sama berputar. Ekspresi mereka tegang dan tanpa senyuman. “Tunjuklah, kamu yang mana, Sazlina?” tegur Khaisan kemudian tanpa berpaling pandang. “Ini sebenarnya kalian kegiatan apa sih di foto itu? Kok ternyata kalian gak saling tahu?” tanya Shanumi heran dan tidak sabar juga. “Lokasi foto itu adalah di pemandian air panas di Cangar, Shan dan itu bukan kegiatan,” ucap Sazlina lirih tetapi yakin. “Kamu yang mana, Sazlina?” tegur Khaisan lagi. Merasa tidak sabar dengan Sazlina yang tidak juga menunjukkan fotonya yang mana. “Aku… yang berdiri di samping Bapak Tentara ini. Pake kerudung warna pink.” Sazlina menjawab yakin sambil menatap foto dan Khaisan bergantian. “Jadi, kamu benar-benar yang itu?” tanya Khaisan sambil menunjuk foto dengan ekor mata. Gadis polos belia berkerudung warna pink yang imut dan manis. Terlihat lebih mencolok dari para perempu

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 88

    Bukan taksi yang membawa Khaisan dan Sazlina dari stasiun menuju rumah Oma di Osaka. Tetapi Daehan sendiri dengan mobil sang nenek yang hanya sentiasa terparkir di garasi sebagai pajangan selama ini, amat sangat jarang digunakan. Apalagi setelah suami tiada beberapa bulan lalu. Sopirnya pun sudah dipensiunkan. Hanya kadang akan mencari sopir sewa atau menaiki taksi saja untuk bepergian. Itu pun sangat jarang, mengingat kondisi Oma yang menghalangi untuk membuat perjalanan jauh. “Kamu yakin, Oma baik-baik saja di rumah?” tanya Khaisan dengan nada gusar. Menatap Daehan yang mengemudi di sebelahnya. Sazlina dibiarkannya duduk sendiri di belakang. “Soal itu… dia barusan kritis, mana bisa yakin. Shanumi dan perawat sedang jaga di rumah. Selama mereka gak ngasih kabar buruk, anggap saja Oma lagi aman. Lagipula sambil beliin dia resep Kampo.” Daehan menjelaskan sambil fokus mengemudi. Terlihat santai yang jauh dari panik. Khaisan terdiam, merasa sedikit lega akan kondisi lumayan omanya.

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 87

    Hana dan Daishin telah selesai berbicara. Meski tidak lama, lumayan menyampaikan segala masalah mengganjal pada keduanya. Hana berniat meninggalkan ruang pantry. “Matikan airnya, Shin.” Hana menegur Daishin yang membiarkan air dari kran di wastafel terus mengalir. Lelaki itu terus menadah tangan di bawahnya dengan bungkam dan mematung. Mungkin omongan Hana barusan cukup mengena dalam di perasannya kali ini. “Mama akan turun. Kamu cepat istirahat. Jika kondisimu bagus, kita juga nyusul ke Osaka besok saja. Semoga kondisi ibu mertua lekas membaik. Hmm… apa kereta tercepat masih ada malam-malam begini?” Hana berbicara lagi setelah Daishin mematikan kran hingga airnya mati total. Nada suara yang biasa dan seolah tidak ada hal mengganjal apa-apa lagi di hatinya. Hana teringat pada Sazlina dan Khaisan yang seharusnya sudah siap meluncur ke Osaka. Jika siang akan mudah dengan menaiki kereta cepat Nozomi Shinsaken. Namun, jika malam begini, adakah? Sedang jam operasi maksimal untuk stasi

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 86

    Pantry yang tidak luas itu terasa lebih lapang sebab lengang. Meski auranya panas dan penuh bara api. Sazlina hingga menahan napas dan tegang. Menduga jika Khaisan sedang sangat marah. Bersyukur dirinya tidak mengeluh berlebihan. Bukan dirinya yang dipikirkan, tetapi Daishin yang akan mendapat murka dari suaminya. “Ulangi tadi apa yang kamu bilang pada istriku, Daishin…!” Khaisan memecah hening dari kebungkaman mereka yang lama. Suaranya tajam dan keras. Cukup menggema di sekitaran ruang pantry dan penjuru lantai dua. Daishin mungkin sudah menduga, tetapi gerakan tangan dari mengaduk sup di mangkuk terjeda. Seolah sedang berpikir apa yang akan dia ucapkan. Lalu memutar kursi dan berhadapan pandang langsung dengan Khaisan. “Maaf, Mas. Mungkin aku lancang kali ini. Tetapi aku sudah tidak bisa menahan diri. Jujur, aku pernah suka dengan Sazlina saat di agensi. Tetapi dia terus menolak dan tiba-tiba pulang ke Indonesia. Sekarang tiba-tiba bertemu dan tiap hari melihat, perasaan itu da

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 85

    Ada satu handuk baju di dalam kamar mandi. Mungkin Khaisan sengaja menyisakan untuk di pakai oleh Sazlina. Lelaki itu lebih memilih selembar kecil handuk untuk dililitkan di tubuh saat sudah keluar dari kamar mandi. “Untuk apa baju basah itu dibawa-bawa?” tegur Khaisan. Merasa tidak suka melihat Sazlina menenteng baju kotornya yang basah. “Kubawa ke kamarku, akan kucuci dan kujemur.” Sazlina sambil salah tingkah, bingung dengan tetesan air dari baju basah di tangannya ke lantai. “Letak kembali di dalam, biar diurus Mijhe. Lekas ganti baju, nanti kamu masuk angin,” ucap Khaisan pelan. Paham jika Sazlina merasa segan. Sazlina yang galau tidak membantah, segera masuk kembali ke kamar mandi dan meletak seluruh baju basahnya di sudut. Berpikir Mijhe akan maklum sebab sudah tahu tentang pernikahannya. Kemudian keluar lagi dengan perasaan berdebar. “Aku akan ke kamarku, tukar baju.” Kata Sazlina sambil tergesa menuju pintu. “Ada banyak baju di almari!” seru Khaisan bermaksud menahan.

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 84

    Setelah meladeni wawancara heboh dari mamanya, juga beberapa pertanyaan dari papanya, serta dilepas oleh pandangan masam dari Clara, Khaisan membawa Sazlina naik tangga ke lantai dua. "Mas Daishin ke mana...," gumam Sazlina lirih sambil mengikuti Khaisan. "Dia sudah besar. Tidak usah dicari-cari." Khaisan yang mendengar pun menyahut datar. Kemudian menghentak tangan kecil yang terasa halus di genggamannya. “Aku…,” ucap Sazlina tercekat saat Khaisan menyeretnya menepi ke arah kamar miliknya. Perasaannya berdebar dengan apa yang bakal terjadi kemudian. Pikiran nakal di kepalanya seketika menggoda. “Kenapa, keberatan? Siapa yang ngotot ingin dibawa ke kamarku?” tanya Khaisan sambil membuka pintu kamar yang tidak dikuncinya. “Aku … tidak. Tapi, kamu tidak akan berbuat hal jahat, kan?” tanya Sazlina asal. Hatinya semakin berdebar. “Bagaimana jika iya?” tanya Khaisan. Senyum samarnya terlihat dalam remang. Lampu lorong balkon selalu dimatikan Mijhe selepas waktu isya. Hanya sorot bula

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 83

    Sazlina yang sangat terkejut dan takut, merasa itu semua ternyata sangatlah sia-sia. Khaisan hanya menariknya menuju mobil yang telah dibawa driver mendekat. Bukan ke mana-mana atau menganiaya seperti sangkanya. “Kamu pikir aku psikopat?” tanya Khaisan saat mereka sudah duduk di dalam dan Sazlina berkata akan luah rasa leganya. “Kupikir kamu sangat marah…,” sahut Sazlina yang terdengar engah pada suaranya. Sisa paniknya barusan mesih melekat. “Aku tidak berbuat melampaui batas, bukan bermakna aku tidak marah. Jangan merasa senang dulu.” Khaisan menegur dengan ekspresi tidak ramah. Kendaraan berjalan pelan meninggalkan area Kingnyo di Roppongi. “Apapun perasaanmu, aku sudah minta maaf. Aku merasa senang, kamu seperti sangat peduli padaku. Tiba-tiba aku menyesal kenapa tidak menikah sedari dulu. Ada seseorang yang peduli padaku di tempat jauh, rasanya jadi haru.” Sazlina berbicara jujur dengan yang sedang dirasa. “Kamu ingin menikah dari dulu? Siapa yang kamu harap menikahimu?” tan

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 82

    Khaisan membanting pintu hingga menghempas dinding dan berbunyi keras. Namun pintu yang terpental itu kembali menutup sendiri dengan perlahan. Seolah sangat rela akan perlakuan sang tuan padanya.Pria penguasa kamar menyambar dua power bank sekaligus dari laci. Tidak ingin kejadian habis baterai terulang kembali di saat yang tidak diinginkan. Lalu dibawanya ke sofa dan menghempas diri kasar di sana. Sambil menyalakan ponsel, matanya menyapu seluruh sudut kamar dengan nuansa tampak baru. Sangat segar, rapi dan bersih lebih dari sebelumnya. Sayang sekali perempuan yang ingin dibawanya dengan tidak sabar malam ini telah membuatnya marah dan sangat kecewa. Beberapa pesan yang di antaranya dari Sazlina telah dibaca segera. Hanya memberi tahu tentang perginya menemani pelancong dari Thailand dan juga ada kalimat minta maaf. “Di mana posisi mereka terakhir?” Khaisan sedang menghubungi driver yang bertugas membawa pelancong dan Sazlina. Lelaki itu sudah memberi laporan akan tugasnya sejak

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status