Semua Bab Jiwa Yang Tertukar: Bab 1 - Bab 10

12 Bab

Bukan Adaline (Pov orang pertama)

Semerbak Aroma dupa menebarkan wewangian, telingaku masih bisa mendengar hentakan kaki yang begitu mengganggu ketenangan, ditambah cahaya remang-remang seperti sebuah latar belakang yang terus terekam oleh mataku. ‘’Bangun!” kata itu bagaikan jeritan mimpi. “Asih, ayo bangun!” Seruan yang semakin intens, mendorong keras jiwaku pada jurang tak berujung. Ahh sakit sekali! dadaku seperti tertusuk tombak berkali-kali, sesak tapi terbungkam, nafasku tercekik habis. Apakah aku akan mati? Apa aku telah gagal? Aku tak boleh cepat menyerah, Bapak membutuhkanku. Jika ragaku ada, mungkin akan terlihat jelas betapa hancur leburnya saat tercabik oleh sesuatu yang tak kasat mata. Bisa jadi daging yang ada di tubuhku juga telah tersayat habis meninggalkan tulang putih bersimbah darah. “Sang Putri telah bangun, Ia tersadar!” teriakan nyaring terdengar keras sekali, mataku masih setengah menutup, aku belum bisa melihat dengan jelas. Tubuh ini begitu lemah, bahkan aku belum bisa menggerakan ujung ja
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-05
Baca selengkapnya

Bab 2 (pov orang pertama)

Aku berjalan pelan, berusaha agar tak membangunkan wanita yang menjagaku. Mengendap-endap keluar kamar sambil menyincing bagian bawah gaun putih yang kupakai. Seketika mataku terbelalak, lorong penghubung kamar ini sangat panjang dan luas. Setiap dindingnya terdapat ukiran dan lukisan, hiasan dinding seperti bunga bunga timbul. Ada sedikit batu mengkilap berwarna putih, ia bercahaya. Aku tak pernah melihat tempat seindah dan semodern ini! Sepertinya di kamar Adaline juga tak kalah mewah. Hanya saja aku tak terpikirkan untuk menjelajah di ruang kamarnya. Tapi dimana aku bisa menemukan Mahesa? Mungkin aku hanya perlu berjalan lurus terus. Sudah lama aku berkeliling namun tak juga menemukan Mahesa, apa aku tersesat? Sebab aku mulai lupa arah, dan malah sibuk menghitung jumlah anak tangga yang sudah ku turuni. Aku sedikit terbius oleh keindahan bangunan. Bagaimana cara mereka menyusun bebatuan cantik ini hingga dapat menjulang ke atas? Bahkan seiring kaki melangkah, kepalaku refl
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-05
Baca selengkapnya

Cinta Yang Mengikis Akal (pov orang pertama)

Tiga Bulan lalu,... Dari keheningan malam banyak tercipta mahakarya indah, dari kesunyian alam banyak pula tercipta sajak-sajak mesra pengantar kerinduan. Bak hujan yang tak akan berhenti sampai awan kembali memutih, rasaku pun sama, tak akan memadam walau kepalaku berganti putih. Mereka kira aku sakit, jiwaku terganggu. Omong kosong! Mereka tidak tahu sebenarnya aku hanya sedang dilanda kerinduan yang maha dahsyat, Yang bumi pun tak mampu menopang perasaan itu. Sayup-sayup ku bisikan sedikit demi sedikit pesan rinduku pada angin, Ia yang akan membawanya terbang, jauh mengitari seluruh kota, lalu beranjak lagi, berputar-putar memasuki dimensi yang berbeda. Siaran gejolak itu telah terdengar oleh seluruh penduduk langit dan bumi, jadi apa lagi yang kau ragukan? Kau tahu, kan? Setiap partikel udara adalah pesan cintaku, setiap hembusan kasarnya adalah rindu ku yang membara. Aku ingin hilang menyatu dengan dirimu, dengan tubuhmu hingga kita berdua menjadi gila karena cinta y
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-05
Baca selengkapnya

Bab 4 ( Sihir Pemindah Jiwa) POV ORANG KE-3

“Asih, bangun nak!” Sekti memeluk Asih, mengusap pelan pipi anaknya. Namun darah terus keluar dari pergelangan tangan Asih, luka sayatan pisau menganga layaknya sebuah sumber air berwarna merah. Asih sudah sering melakukan percobaan bunuh diri, bahkan ia terlihat seperti mayat hidup akhir-akhir ini. Lebih mengerikan daripada saat ia menggila merindukan kekasih.Sekti kemudian menyobek kain hitam yang melekat pada baju bawahannya, secepat kilat membalut luka Asih dengan kain tersebut, mulut berkomat kamit, mata terpejam, sebuah kalimat kuno terlempar dari bibir lelaki tua, lalu wusss,... Keajaiban terjadi, darah itu seolah meliuk-liuk seperti cacing hidup, bergerak masuk secara teratur menuju kain hitam, bak tersedot ke dalam sayatan luka.“Tuk! Tuk!”Ketukan kecil mengganggu suasana, irama yang bisa membuat seorang Kepala Suku Tilar memiliki perasaan was-was. Tapi Sekti mencoba tetap terfokus pada kondisi Asih, ia memiringkan wajah, memastikan keadaan anaknya yang telah pulas tertid
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-05
Baca selengkapnya

Bab 5

Setelah berpikir semalaman, Sekti akhirnya membuat keputusan untuk mencoba meminta tolong pada Viscount Erick. Ia adalah pegawai pemerintahan yang sudah 3 tahunan ini menggantikan tugas Mahesa. Meski Sekti tahu ini akan cukup sulit, sebab Viscount Erick tidaklah seperti Mahesa yang sering berbaur dengan penduduk asli. Ia cukup sombong dan suka mengintimidasi para petani dan nelayan. “ Aku ingin bertemu dengan perwakilan kerajaan!” tukas Sekti pada penjaga. Ia mendatangi rumah peristirahatan yang dikhususkan untuk para pengabdi kerajaan. Berada di utara pesisir pantai, dengan berjarak hanya 10 meter dari bibir pantai. Satu-satunya bangunan termegah di pulau itu dan desain modern. “Tidak bisa! dia sedang sibuk!” tanpa ada rasa sopan santun, penjaga menolak kehadiran Sekti bahkan ironisnya sampai mengangkat senjata api di depannya.“Baiklah, tolong sampaikan padanya bahwa aku mencarinya.” Sekti mengalah, ia memilih pergi daripada harus berdebat dengan mereka. Orang-orang berkulit pucat
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-05
Baca selengkapnya

Bab 6

“Tunggu! kau salah paham, aku tidak ingin berseteru, aku hanya ingin meminta tolong!” “Tapi aku tidak ingin menolongmu, bagaimana jika kau saja yang menolongku agar bisa naik jabatan?” balas Viscount Erick, ia hanya perlu menyingkirkan Sekti dan melaporkan bukti bahwa Sekti memiliki Ilmu sesat, maka otomatis Raja akan menaikan statusnya, bisa jadi lebih tinggi dari Mahesa. “Tembak!” Viscount Erick melepeh batang rokok yang tersisa di mulutnya, menaikan satu kakinya di atas kursi agar bisa memfokuskan diri jika ada gagak putih yang datang. Ia telah mempelajari saat prajurit masa lampau menembak burung-burung itu untuk melumpuhkan musuh. Satu buah peluru mendarat tepat di dada kiri Sekti, dia tersungkur namun ia masih punya kekuatan untuk menahan. Sekti sudah cukup bersabar selama ini, dia tak pernah memberi perlawanan ataupun memberontak, ia telah membiarkan harga dirinya terinjak-injak demi putrinya yang begitu mencintai semua tentang Kerajaan Naverre dan Mahesa. Ia tidak ingin
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-13
Baca selengkapnya

Bab 7

Asih berjalan memasuki ruang kematian yang lantainya dibanjiri cairan berwarna merah segar, mayat tanpa kepala tergeletak tak beraturan. Semuanya berlumuran darah kental, anyir sekaligus busuk, udara panas di dalam ruangan menyumbat hidung. Ia sontak menutup rapat alat pernapasannya, linglung juga ketakutan, tanpa pikir panjang Asih mencoba keluar kembali. Sayangnya pintu mendadak terkunci “Tolong! tolong!” Asih memukul-mukul pintu, menahan diri dari rasa mual. “Buka pintunya, tolong aku!” Sekali lagi, Asih mengerang sambil terisak. Gaun putih miliknya nyaris tak terlihat bersih, sebab setiap kali ia bergerak, percikan darah akan mengenai dirinya. Asih kemudian mengangkat kedua tangan, memperhatikan telapak tangannya dengan seksama, ada noda darah, merambat melalui jari-jari, melabur seluruh tubuh sampai ke wajahnya. “Aaaaaaaaaaaaa” teriakan histeris, ia meringkuk di balik pintu berharap ada seseorang yang akan menolong. Tanpa sengaja tangan kanannya menyentuh sesuatu, seperti b
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-14
Baca selengkapnya

bab 8

“Jaya! bagaimana caraku terhubung dengannya!” Asih memekik sendirian, menoleh ke kiri dan ke kanan. Mencari sebuah vas bunga, tempat dimana suara Jaya muncul bersamaan dengan api kecil seperti kemarin. Pikirannya campur aduk, mimpi buruk yang menyeramkan membuat batin nya tak tenang. “Apa yang terjadi pada bapak! Apa dia dalam bahaya! Tidak! Ini salah, tak seharusnya kubiarkan bapak sendirian.” Begitu bunyi otaknya, selalu memberi pertanyaan yang sama. Tidak ada! Vas itu menghilang. Asih kelabakan untuk sesaat, sebelum Marry kembali datang membawa beberapa orang termasuk dokter dan perawatnya. “Putri Adaline, dokter telah datang” Marry kembali menutup pintu, mempersilahkan orang-orang yang mereka panggil ahli medis untuk memeriksa tubuh Adaline. “Apa yang anda rasakan, Yang mulia?” tanya dokter itu saat menempelkan dua jari tangannya untuk mengecek detak nadi. “Anda berdebar, dan berkeringat dingin. Mungkinkah ada bagian lain yang terasa sakit?” Tambah dokter itu lagi.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-18
Baca selengkapnya

Bab 9

Adaline membalikan badan, bulu kuduknya berdiri. "Ada apa, Tuan Putri?" Marry bertanya, mengintip ke arah yang sama. "Tidak ada! Hanya Pangeran Louise," jawab Adaline dengan nada kesal. Marry mendekat. "Maksud Tuan Putri, anda terganggu karena Pangeran Louis sedang memperhatikan Anda?" Adaline mengedipkan mata. "Ya, dan aku sangat tidak suka itu!" Pria yang saat ini banyak diperbincangkan oleh kaum hawa. Potretnya selalu menduduki berita utama di surat kabar. Bukan hanya karena kelebihan fisiknya, tapi juga karena kepiawaiannya dalam menggantikan peran ayahnya dalam hal mengambil banyak keputusan. Dia mampu menstabilkan ekonomi kerajaan yang akhir-akhir ini sedang berada pada kondisi kurang menguntungkan. Para gadis menjadikan dia sebagai idola, dan para wanita bersuami sering kali menjadikan dia sebagai fantasi liar. Marry kembali kebingungan dengan tingkah laku aneh dari Adaline. “Yang Mulia, bukankah anda sangat mencintai Pangeran Louise? Kenapa berkata seolah anda membencin
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-22
Baca selengkapnya

Bab 10

"Yang Mulia," sapa Lucas,memberi hormat dengan membungkuk. Lucas langsung menghentikan obrolannya dengan seorang prajurit begitu melihat Louise datang. "Apa yang membawa Anda ke sini?" Louise tak menghiraukan, malah memfokuskan pandangannya pada Adaline yang berada balkon kastil, bahkan setelah gadis itu berpaling dia masih memandangi punggungnya. "Tidak ada," jawabnya singkat. Banyak hal rupanya yang membuat Louise penasaran, dibalik penampilan Adaline yang berantakan menyimpan sebuah teka-teki. Ada gejolak yang membara ketika melihat Adaline tersenyum pada Lucas.”Sekali penggoda tetaplah penggoda!” Gumam Louise lirih lalu berjalan pergi dengan kudanya. Louise selalu beranggapan bahwa Adaline hanyalah seorang mata-mata yang dikirim oleh keluarga Duke. Dia tak lebih dari seolah wanita penggoda yang mengobarkan diri untuk mendapat informasi. “Ssttttt” Tarikan tali kuda yang cepat cukup membahayakan. Kuda itu langsung bereaksi, mengangkat kepala dan telinga dan berhenti secara m
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-24
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12
DMCA.com Protection Status