Home / Historical / Jiwa Yang Tertukar / Bab 2 (pov orang pertama)

Share

Bab 2 (pov orang pertama)

Author: Hallomonday
last update Last Updated: 2024-12-05 06:35:14

Aku berjalan pelan, berusaha agar tak membangunkan wanita yang menjagaku. Mengendap-endap keluar kamar sambil menyincing bagian bawah gaun putih yang kupakai. Seketika mataku terbelalak, lorong penghubung kamar ini sangat panjang dan luas. Setiap dindingnya terdapat ukiran dan lukisan, hiasan dinding seperti bunga bunga timbul. Ada sedikit batu mengkilap berwarna putih, ia bercahaya.

Aku tak pernah melihat tempat seindah dan semodern ini! Sepertinya di kamar Adaline juga tak kalah mewah. Hanya saja aku tak terpikirkan untuk menjelajah di ruang kamarnya.

Tapi dimana aku bisa menemukan Mahesa? Mungkin aku hanya perlu berjalan lurus terus.

Sudah lama aku berkeliling namun tak juga menemukan Mahesa, apa aku tersesat? Sebab aku mulai lupa arah, dan malah sibuk menghitung jumlah anak tangga yang sudah ku turuni. Aku sedikit terbius oleh keindahan bangunan. Bagaimana cara mereka menyusun bebatuan cantik ini hingga dapat menjulang ke atas?

Bahkan seiring kaki melangkah, kepalaku reflek mendongak mengagumi betapa tinggi dan megahnya setiap bagian dari kastil ini. Aku terpesona, hingga terkadang aku teringat bagaimana cara Mahesa mendeskripsikan bangunan-bangunan tempatnya berasal. Dengan keterbatasan pengetahuanku saat itu, aku tak mampu membayangkan dengan benar. Kini aku bisa melihatnya sendiri, Menakjubkan!

Ku dengar setiap anggota kerajaan akan memiliki pelayan, dan juga pekerja. Tetapi sedari tadi aku tak menemukan siapapun. Tempat ini sangat sepi! bisa jadi tempat ini tak berpenghuni, atau Adaline sedang diasingkan?

Lalu bagaimana caraku menemukan Mahesa kalau begini! tak ada satu orang pun yang bisa ditanyai.

Aku memutuskan untuk tak berhenti dan meneruskan perjalanan meski buta arah.

Namun kemudian perhatianku terhenti pada tumbuhan hijau yant menjulang di dalam bangunan transparan, sepertinya ada juga bunga-bunga berwarna-warni. Ah aku ingin masuk!

“Siapa itu?” seruan dari arah belakang seketika membuatku menoleh. Mataku melebar, senyumku pun merekah, akhirnya aku menemukan Mahesa.

Tapi sedetik kemudian aku kehilangan senyumku.

"Kakak? Itukah kamu?”

Mahesa menggandeng wanita lain, dengan erat. Iya, sangat erat!

"Kakak, kenapa penampilanmu seperti ini?” Serunya lagi, wanita yang digandeng Mahesa berkaca-kaca menatapku. Mungkinkah dia adalah Cornelia? adik dari Adaline dan istri dari Mahesa.

Dengan sedikit menepis tangan Mahesa, ia datang mendekatiku.

“Kakak!” rintihnya menangis sambil membelai pipiku dengan lembut. Sedang aku terpaku, sebab kurasakan ada sedikit duri kecil yang menusuk bagian kulit hati. Tatapanku beralih ke Mahesa yang juga diam tak bergerak sama sepertiku.

Tanpa ku duga Mahesa ikut mendekat, ia membelai dan memeluk wanita lain, dengan kata-kata lembut yang menenangkan TEPAT DI HADAPANKU! luluh lantak, hancur berkeping. Rasanya seperti jatuh dari atas kastil.

"Jangan tampilkan kemesraan di depan umum!”

“Pa-pangeran Louis,”

Louis, dia datang diwaktu yang kurang tepat. Yah sisi positifnya Louis berhasil membuat mereka berdua saling melepaskan diri.

"Apa kalian bertiga akan menampilkan adegan Dramatic, saling berpelukan. Lalu nangis bersama? Jika iya aku akan menonton kalian sembari membawa cemilan." Angkuh dan sombong, perangai yang buruk itu ternyata ia tunjukan pada semua orang, pantaslah sebab dari wajahnya pun tersimpan banyak kelicikan. “Maafkan saya dan suami saya, kami berdua hanya terbawa suasana.” ucap Cornelia, ia menundukan kepala seraya meminta maaf.

“Dan Kauu!” Louis mengarahkan jari telunjuknya padaku. Dengan pandangan Nanar juga mata yang sudah penuh airmata, aku membalas tatapannya.

“Sepertinya otakmu bermasalah! Penampilanmu seperti orang gila!” imbuhnya.

Sebenarnya aku tak peduli dengan ucapan Louis, tapi Mahesa juga ikut menatapku dengan Aneh. Membuatku reflek mengecek seluruh anggota tubuhku. Apa yang salah? perpindahan Jiwaku berhasil. Hidung, mata, mulut, bibir, Semua lengkap.

"Kakak, kau kenapa?” bisik Cornelia, meraih tanganku.

Apa tadi! aku tidak bertingkah aneh, kan?

Apa mereka akan mulai mencurigaiku?

“Ak-aku,...” Jawabku tergagap.

"Dimana pelayanmu, kenapa dia membiarkanmu berkeliaran sendiri? Sebaiknya ku antar kau kembali ke kamar, akan memalukan jika ada yang melihatmu seperti ini.”

“Kakak, pergilah, aku akan menemuimu nanti bersama Ayah.”

Tak ingin bicara dan tak ingin menjawab, suasana hatiku sedang sangat buruk. Lebih baik ku turuti saja ucapan Louis.

Aku tak menyangka bahwa Mahesa bisa memeluk wanita lain dan bersikap begitu lembut dihadapannya. Tatapan mata penuh cinta yang dulu hanya tertuju padaku, kini ia berikan pada orang lain.

Tidak boleh! Mahesa hanya milik-ku, tak kan kubiarkan wanita lain berada dipelukan Mahesa.

"CK! ini yang mereka bilang kondisimu belum membaik?" ucapan Louis memecah lamunanku. Aku lupa bahwa dia masih ada dibelakangku, kami bedua menaiki anak tangga yang sama.

"Kau mengacuhkan ku hanya untuk menarik perhatianku, kan?" imbuhnya lagi, ia berjalan lebih cepat agar bisa mendahuluiku. Tangannya yang besar tiba-tiba meraihku, menekan dadaku, dan mendorong tubuhku ke tembok.

"Jawab jujur, apa rencanamu sebenarnya? apa yang diperintahkan ayahmu padamu!"

"Uhuk! uhuk!"

Dia gila, bagaimana bisa seorang laki-laki bertingkah kasar pada perempuan. "Lepaskan aku!" berontak ku sekuat tenaga. aku tak punya kekuatan untuk melawan, dia menekanku sangat kuat.

Bahkan dari dekat ia sangat menyeramkan. Louis tak henti-hentinya menusukku dengan mata tajamnya, memberiku perasaan dingin, juga kebencian yang mendalam. Semua bercampur-aduk menjadi satu "Aku tahu selama satu bulan ini kau hanya berpura-pura tak sadarkan diri! Kau wanita licik!"

Omong kosong apa yang diucapkannya, aku tak mengerti. Aku baru sehari berada di tubuh ini, dan sekarang Louis sudah memberiku pertanyaan aneh yang aku sendiri tidak tahu jawabannya. Bukankah kurang sopan jika melibatkan ku dalam masalahnya dan Adaline.

Pikirkan sesuatu, ayo berpikir Asihh. Sebelum Louis membvnvhmu di sini.

Jika aku memberi kode bahwa aku bukan Adeline apa dia akan melepaskanku? atau dia akan langsung membunuhku? Aku tidak boleh mengambil resiko!

"Apa yang kau inginkan sebenarnya" tanyaku dengan nafas berat.

"Kau M*ti!" ucapnya tanpa jeda.

Aku hanya bisa menelan Saliva. sudah ku duga! dari carannya memandangku pun terlihat jelas ia ingin mencabik-cabik tubuhku.

"Lepaskan aku! aku berjanji tak akan menggangumu! aku berjanji akan menjauhimu!"

Related chapters

  • Jiwa Yang Tertukar   Cinta Yang Mengikis Akal (pov orang pertama)

    Tiga Bulan lalu,... Dari keheningan malam banyak tercipta mahakarya indah, dari kesunyian alam banyak pula tercipta sajak-sajak mesra pengantar kerinduan. Bak hujan yang tak akan berhenti sampai awan kembali memutih, rasaku pun sama, tak akan memadam walau kepalaku berganti putih. Mereka kira aku sakit, jiwaku terganggu. Omong kosong! Mereka tidak tahu sebenarnya aku hanya sedang dilanda kerinduan yang maha dahsyat, Yang bumi pun tak mampu menopang perasaan itu. Sayup-sayup ku bisikan sedikit demi sedikit pesan rinduku pada angin, Ia yang akan membawanya terbang, jauh mengitari seluruh kota, lalu beranjak lagi, berputar-putar memasuki dimensi yang berbeda. Siaran gejolak itu telah terdengar oleh seluruh penduduk langit dan bumi, jadi apa lagi yang kau ragukan? Kau tahu, kan? Setiap partikel udara adalah pesan cintaku, setiap hembusan kasarnya adalah rindu ku yang membara. Aku ingin hilang menyatu dengan dirimu, dengan tubuhmu hingga kita berdua menjadi gila karena cinta y

    Last Updated : 2024-12-05
  • Jiwa Yang Tertukar   Bab 4 ( Sihir Pemindah Jiwa) POV ORANG KE-3

    “Asih, bangun nak!” Sekti memeluk Asih, mengusap pelan pipi anaknya. Namun darah terus keluar dari pergelangan tangan Asih, luka sayatan pisau menganga layaknya sebuah sumber air berwarna merah. Asih sudah sering melakukan percobaan bunuh diri, bahkan ia terlihat seperti mayat hidup akhir-akhir ini. Lebih mengerikan daripada saat ia menggila merindukan kekasih.Sekti kemudian menyobek kain hitam yang melekat pada baju bawahannya, secepat kilat membalut luka Asih dengan kain tersebut, mulut berkomat kamit, mata terpejam, sebuah kalimat kuno terlempar dari bibir lelaki tua, lalu wusss,... Keajaiban terjadi, darah itu seolah meliuk-liuk seperti cacing hidup, bergerak masuk secara teratur menuju kain hitam, bak tersedot ke dalam sayatan luka.“Tuk! Tuk!”Ketukan kecil mengganggu suasana, irama yang bisa membuat seorang Kepala Suku Tilar memiliki perasaan was-was. Tapi Sekti mencoba tetap terfokus pada kondisi Asih, ia memiringkan wajah, memastikan keadaan anaknya yang telah pulas tertid

    Last Updated : 2024-12-05
  • Jiwa Yang Tertukar   Bab 5

    Setelah berpikir semalaman, Sekti akhirnya membuat keputusan untuk mencoba meminta tolong pada Viscount Erick. Ia adalah pegawai pemerintahan yang sudah 3 tahunan ini menggantikan tugas Mahesa. Meski Sekti tahu ini akan cukup sulit, sebab Viscount Erick tidaklah seperti Mahesa yang sering berbaur dengan penduduk asli. Ia cukup sombong dan suka mengintimidasi para petani dan nelayan. “ Aku ingin bertemu dengan perwakilan kerajaan!” tukas Sekti pada penjaga. Ia mendatangi rumah peristirahatan yang dikhususkan untuk para pengabdi kerajaan. Berada di utara pesisir pantai, dengan berjarak hanya 10 meter dari bibir pantai. Satu-satunya bangunan termegah di pulau itu dan desain modern. “Tidak bisa! dia sedang sibuk!” tanpa ada rasa sopan santun, penjaga menolak kehadiran Sekti bahkan ironisnya sampai mengangkat senjata api di depannya.“Baiklah, tolong sampaikan padanya bahwa aku mencarinya.” Sekti mengalah, ia memilih pergi daripada harus berdebat dengan mereka. Orang-orang berkulit pucat

    Last Updated : 2024-12-05
  • Jiwa Yang Tertukar   Bab 6

    “Tunggu! kau salah paham, aku tidak ingin berseteru, aku hanya ingin meminta tolong!” “Tapi aku tidak ingin menolongmu, bagaimana jika kau saja yang menolongku agar bisa naik jabatan?” balas Viscount Erick, ia hanya perlu menyingkirkan Sekti dan melaporkan bukti bahwa Sekti memiliki Ilmu sesat, maka otomatis Raja akan menaikan statusnya, bisa jadi lebih tinggi dari Mahesa. “Tembak!” Viscount Erick melepeh batang rokok yang tersisa di mulutnya, menaikan satu kakinya di atas kursi agar bisa memfokuskan diri jika ada gagak putih yang datang. Ia telah mempelajari saat prajurit masa lampau menembak burung-burung itu untuk melumpuhkan musuh. Satu buah peluru mendarat tepat di dada kiri Sekti, dia tersungkur namun ia masih punya kekuatan untuk menahan. Sekti sudah cukup bersabar selama ini, dia tak pernah memberi perlawanan ataupun memberontak, ia telah membiarkan harga dirinya terinjak-injak demi putrinya yang begitu mencintai semua tentang Kerajaan Naverre dan Mahesa. Ia tidak ingin

    Last Updated : 2024-12-13
  • Jiwa Yang Tertukar   Bab 7

    Asih berjalan memasuki ruang kematian yang lantainya dibanjiri cairan berwarna merah segar, mayat tanpa kepala tergeletak tak beraturan. Semuanya berlumuran darah kental, anyir sekaligus busuk, udara panas di dalam ruangan menyumbat hidung. Ia sontak menutup rapat alat pernapasannya, linglung juga ketakutan, tanpa pikir panjang Asih mencoba keluar kembali. Sayangnya pintu mendadak terkunci “Tolong! tolong!” Asih memukul-mukul pintu, menahan diri dari rasa mual. “Buka pintunya, tolong aku!” Sekali lagi, Asih mengerang sambil terisak. Gaun putih miliknya nyaris tak terlihat bersih, sebab setiap kali ia bergerak, percikan darah akan mengenai dirinya. Asih kemudian mengangkat kedua tangan, memperhatikan telapak tangannya dengan seksama, ada noda darah, merambat melalui jari-jari, melabur seluruh tubuh sampai ke wajahnya. “Aaaaaaaaaaaaa” teriakan histeris, ia meringkuk di balik pintu berharap ada seseorang yang akan menolong. Tanpa sengaja tangan kanannya menyentuh sesuatu, seperti b

    Last Updated : 2024-12-14
  • Jiwa Yang Tertukar   bab 8

    “Jaya! bagaimana caraku terhubung dengannya!” Asih memekik sendirian, menoleh ke kiri dan ke kanan. Mencari sebuah vas bunga, tempat dimana suara Jaya muncul bersamaan dengan api kecil seperti kemarin. Pikirannya campur aduk, mimpi buruk yang menyeramkan membuat batin nya tak tenang. “Apa yang terjadi pada bapak! Apa dia dalam bahaya! Tidak! Ini salah, tak seharusnya kubiarkan bapak sendirian.” Begitu bunyi otaknya, selalu memberi pertanyaan yang sama. Tidak ada! Vas itu menghilang. Asih kelabakan untuk sesaat, sebelum Marry kembali datang membawa beberapa orang termasuk dokter dan perawatnya. “Putri Adaline, dokter telah datang” Marry kembali menutup pintu, mempersilahkan orang-orang yang mereka panggil ahli medis untuk memeriksa tubuh Adaline. “Apa yang anda rasakan, Yang mulia?” tanya dokter itu saat menempelkan dua jari tangannya untuk mengecek detak nadi. “Anda berdebar, dan berkeringat dingin. Mungkinkah ada bagian lain yang terasa sakit?” Tambah dokter itu lagi.

    Last Updated : 2024-12-18
  • Jiwa Yang Tertukar   Bab 9

    Adaline membalikan badan, bulu kuduknya berdiri. "Ada apa, Tuan Putri?" Marry bertanya, mengintip ke arah yang sama. "Tidak ada! Hanya Pangeran Louise," jawab Adaline dengan nada kesal. Marry mendekat. "Maksud Tuan Putri, anda terganggu karena Pangeran Louis sedang memperhatikan Anda?" Adaline mengedipkan mata. "Ya, dan aku sangat tidak suka itu!" Pria yang saat ini banyak diperbincangkan oleh kaum hawa. Potretnya selalu menduduki berita utama di surat kabar. Bukan hanya karena kelebihan fisiknya, tapi juga karena kepiawaiannya dalam menggantikan peran ayahnya dalam hal mengambil banyak keputusan. Dia mampu menstabilkan ekonomi kerajaan yang akhir-akhir ini sedang berada pada kondisi kurang menguntungkan. Para gadis menjadikan dia sebagai idola, dan para wanita bersuami sering kali menjadikan dia sebagai fantasi liar. Marry kembali kebingungan dengan tingkah laku aneh dari Adaline. “Yang Mulia, bukankah anda sangat mencintai Pangeran Louise? Kenapa berkata seolah anda membencin

    Last Updated : 2024-12-22
  • Jiwa Yang Tertukar   Bab 10

    "Yang Mulia," sapa Lucas,memberi hormat dengan membungkuk. Lucas langsung menghentikan obrolannya dengan seorang prajurit begitu melihat Louise datang. "Apa yang membawa Anda ke sini?" Louise tak menghiraukan, malah memfokuskan pandangannya pada Adaline yang berada balkon kastil, bahkan setelah gadis itu berpaling dia masih memandangi punggungnya. "Tidak ada," jawabnya singkat. Banyak hal rupanya yang membuat Louise penasaran, dibalik penampilan Adaline yang berantakan menyimpan sebuah teka-teki. Ada gejolak yang membara ketika melihat Adaline tersenyum pada Lucas.”Sekali penggoda tetaplah penggoda!” Gumam Louise lirih lalu berjalan pergi dengan kudanya. Louise selalu beranggapan bahwa Adaline hanyalah seorang mata-mata yang dikirim oleh keluarga Duke. Dia tak lebih dari seolah wanita penggoda yang mengobarkan diri untuk mendapat informasi. “Ssttttt” Tarikan tali kuda yang cepat cukup membahayakan. Kuda itu langsung bereaksi, mengangkat kepala dan telinga dan berhenti secara m

    Last Updated : 2024-12-24

Latest chapter

  • Jiwa Yang Tertukar   Bab 12

    Cermin memantulkan keindahan paras Adaline, Rambut indahnya ditata sedemikian rupa oleh Marry, bibirnya mengatup, pewarna merah yang dioleskan oleh Marry memberikan kesan sensual. “Apa biasanya aku berdandan seperti ini?”“Iya, Yang Mulia,” Jawab Marry mengangguk. “Baiklah, lanjutkan!” Riasan tebal dengan pilihan warna yang terlalu mencolok, wajah Adaline menjadi sedikit lebih dewasa dibandingkan usianya. “Kau bilang, aku sangat mencintai Louise? Bisa kau beritahu aku bagaimana hubunganku dengan Louise?”Asih mendongak pada Marry yang masih sibuk menata rambutnya. “Hubungan anda sebenarnya tidak cukup baik, Pangeran Louise,...”Marry berhenti sejenak, ia mulai ragu meneruskan ucapan. Sebab ia sadar bahwa semua ingatan Adaline tentang Louise adalah hal yang menyakitkan. “Ceritakan saja,”“Yang Mulia,”“Kenapa?”“Saya tidak tega, semua ingatan yang anda miliki tentang pangeran sangatlah menyakitkan.”“Tak apa, aku siap menerimanya.” Asih memutar tubuh, menunjukan senyuman manis untuk

  • Jiwa Yang Tertukar   Bab 11

    Marry dengan lembut mengambil lotion dan parfume, lalu mengoleskannya pada kulit Adaline. “ Ini adalah aroma kesukaan anda, Yang Mulia. Di ekstrak dari bunga Freesia yang langka. Saya harap aroma ini akan membangkitkan ingatan anda,”“Sepertinya kau tak perlu melakukan ini, aku bisa sendiri.” Asih merasa tak nyaman, ia berusaha terus menghindar saat Marry menyentuh kulit Adaline. “Tidak, Yang Mulia. Saya sudah lama melayani anda, dan ini adalah hal biasa. Lagipula seorang Putri Mahkota tidak diperbolehkan melakukan segala sesuatu sendirian. Mandi maupun berganti baju harus dibantu oleh pelayan.”“Tapi…”“Saya sudah seperti bayangan anda, jadi percayalah…”Asih menyunggingkan bibirnya lalu membiarkan Marry melakukan tugasnya, walaupun terasa sedikit geli saat mengoleskan lotion itu.Bulan terbenam dalam kegelapan, setengah cahayanya di lahab kabut tebal. Disusul dengan angin dari arah barat yang kemudian datang menyapa, kedua tangannya menabur serbuk sari yang ia curi dari ribuan bung

  • Jiwa Yang Tertukar   Bab 10

    "Yang Mulia," sapa Lucas,memberi hormat dengan membungkuk. Lucas langsung menghentikan obrolannya dengan seorang prajurit begitu melihat Louise datang. "Apa yang membawa Anda ke sini?" Louise tak menghiraukan, malah memfokuskan pandangannya pada Adaline yang berada balkon kastil, bahkan setelah gadis itu berpaling dia masih memandangi punggungnya. "Tidak ada," jawabnya singkat. Banyak hal rupanya yang membuat Louise penasaran, dibalik penampilan Adaline yang berantakan menyimpan sebuah teka-teki. Ada gejolak yang membara ketika melihat Adaline tersenyum pada Lucas.”Sekali penggoda tetaplah penggoda!” Gumam Louise lirih lalu berjalan pergi dengan kudanya. Louise selalu beranggapan bahwa Adaline hanyalah seorang mata-mata yang dikirim oleh keluarga Duke. Dia tak lebih dari seolah wanita penggoda yang mengobarkan diri untuk mendapat informasi. “Ssttttt” Tarikan tali kuda yang cepat cukup membahayakan. Kuda itu langsung bereaksi, mengangkat kepala dan telinga dan berhenti secara m

  • Jiwa Yang Tertukar   Bab 9

    Adaline membalikan badan, bulu kuduknya berdiri. "Ada apa, Tuan Putri?" Marry bertanya, mengintip ke arah yang sama. "Tidak ada! Hanya Pangeran Louise," jawab Adaline dengan nada kesal. Marry mendekat. "Maksud Tuan Putri, anda terganggu karena Pangeran Louis sedang memperhatikan Anda?" Adaline mengedipkan mata. "Ya, dan aku sangat tidak suka itu!" Pria yang saat ini banyak diperbincangkan oleh kaum hawa. Potretnya selalu menduduki berita utama di surat kabar. Bukan hanya karena kelebihan fisiknya, tapi juga karena kepiawaiannya dalam menggantikan peran ayahnya dalam hal mengambil banyak keputusan. Dia mampu menstabilkan ekonomi kerajaan yang akhir-akhir ini sedang berada pada kondisi kurang menguntungkan. Para gadis menjadikan dia sebagai idola, dan para wanita bersuami sering kali menjadikan dia sebagai fantasi liar. Marry kembali kebingungan dengan tingkah laku aneh dari Adaline. “Yang Mulia, bukankah anda sangat mencintai Pangeran Louise? Kenapa berkata seolah anda membencin

  • Jiwa Yang Tertukar   bab 8

    “Jaya! bagaimana caraku terhubung dengannya!” Asih memekik sendirian, menoleh ke kiri dan ke kanan. Mencari sebuah vas bunga, tempat dimana suara Jaya muncul bersamaan dengan api kecil seperti kemarin. Pikirannya campur aduk, mimpi buruk yang menyeramkan membuat batin nya tak tenang. “Apa yang terjadi pada bapak! Apa dia dalam bahaya! Tidak! Ini salah, tak seharusnya kubiarkan bapak sendirian.” Begitu bunyi otaknya, selalu memberi pertanyaan yang sama. Tidak ada! Vas itu menghilang. Asih kelabakan untuk sesaat, sebelum Marry kembali datang membawa beberapa orang termasuk dokter dan perawatnya. “Putri Adaline, dokter telah datang” Marry kembali menutup pintu, mempersilahkan orang-orang yang mereka panggil ahli medis untuk memeriksa tubuh Adaline. “Apa yang anda rasakan, Yang mulia?” tanya dokter itu saat menempelkan dua jari tangannya untuk mengecek detak nadi. “Anda berdebar, dan berkeringat dingin. Mungkinkah ada bagian lain yang terasa sakit?” Tambah dokter itu lagi.

  • Jiwa Yang Tertukar   Bab 7

    Asih berjalan memasuki ruang kematian yang lantainya dibanjiri cairan berwarna merah segar, mayat tanpa kepala tergeletak tak beraturan. Semuanya berlumuran darah kental, anyir sekaligus busuk, udara panas di dalam ruangan menyumbat hidung. Ia sontak menutup rapat alat pernapasannya, linglung juga ketakutan, tanpa pikir panjang Asih mencoba keluar kembali. Sayangnya pintu mendadak terkunci “Tolong! tolong!” Asih memukul-mukul pintu, menahan diri dari rasa mual. “Buka pintunya, tolong aku!” Sekali lagi, Asih mengerang sambil terisak. Gaun putih miliknya nyaris tak terlihat bersih, sebab setiap kali ia bergerak, percikan darah akan mengenai dirinya. Asih kemudian mengangkat kedua tangan, memperhatikan telapak tangannya dengan seksama, ada noda darah, merambat melalui jari-jari, melabur seluruh tubuh sampai ke wajahnya. “Aaaaaaaaaaaaa” teriakan histeris, ia meringkuk di balik pintu berharap ada seseorang yang akan menolong. Tanpa sengaja tangan kanannya menyentuh sesuatu, seperti b

  • Jiwa Yang Tertukar   Bab 6

    “Tunggu! kau salah paham, aku tidak ingin berseteru, aku hanya ingin meminta tolong!” “Tapi aku tidak ingin menolongmu, bagaimana jika kau saja yang menolongku agar bisa naik jabatan?” balas Viscount Erick, ia hanya perlu menyingkirkan Sekti dan melaporkan bukti bahwa Sekti memiliki Ilmu sesat, maka otomatis Raja akan menaikan statusnya, bisa jadi lebih tinggi dari Mahesa. “Tembak!” Viscount Erick melepeh batang rokok yang tersisa di mulutnya, menaikan satu kakinya di atas kursi agar bisa memfokuskan diri jika ada gagak putih yang datang. Ia telah mempelajari saat prajurit masa lampau menembak burung-burung itu untuk melumpuhkan musuh. Satu buah peluru mendarat tepat di dada kiri Sekti, dia tersungkur namun ia masih punya kekuatan untuk menahan. Sekti sudah cukup bersabar selama ini, dia tak pernah memberi perlawanan ataupun memberontak, ia telah membiarkan harga dirinya terinjak-injak demi putrinya yang begitu mencintai semua tentang Kerajaan Naverre dan Mahesa. Ia tidak ingin

  • Jiwa Yang Tertukar   Bab 5

    Setelah berpikir semalaman, Sekti akhirnya membuat keputusan untuk mencoba meminta tolong pada Viscount Erick. Ia adalah pegawai pemerintahan yang sudah 3 tahunan ini menggantikan tugas Mahesa. Meski Sekti tahu ini akan cukup sulit, sebab Viscount Erick tidaklah seperti Mahesa yang sering berbaur dengan penduduk asli. Ia cukup sombong dan suka mengintimidasi para petani dan nelayan. “ Aku ingin bertemu dengan perwakilan kerajaan!” tukas Sekti pada penjaga. Ia mendatangi rumah peristirahatan yang dikhususkan untuk para pengabdi kerajaan. Berada di utara pesisir pantai, dengan berjarak hanya 10 meter dari bibir pantai. Satu-satunya bangunan termegah di pulau itu dan desain modern. “Tidak bisa! dia sedang sibuk!” tanpa ada rasa sopan santun, penjaga menolak kehadiran Sekti bahkan ironisnya sampai mengangkat senjata api di depannya.“Baiklah, tolong sampaikan padanya bahwa aku mencarinya.” Sekti mengalah, ia memilih pergi daripada harus berdebat dengan mereka. Orang-orang berkulit pucat

  • Jiwa Yang Tertukar   Bab 4 ( Sihir Pemindah Jiwa) POV ORANG KE-3

    “Asih, bangun nak!” Sekti memeluk Asih, mengusap pelan pipi anaknya. Namun darah terus keluar dari pergelangan tangan Asih, luka sayatan pisau menganga layaknya sebuah sumber air berwarna merah. Asih sudah sering melakukan percobaan bunuh diri, bahkan ia terlihat seperti mayat hidup akhir-akhir ini. Lebih mengerikan daripada saat ia menggila merindukan kekasih.Sekti kemudian menyobek kain hitam yang melekat pada baju bawahannya, secepat kilat membalut luka Asih dengan kain tersebut, mulut berkomat kamit, mata terpejam, sebuah kalimat kuno terlempar dari bibir lelaki tua, lalu wusss,... Keajaiban terjadi, darah itu seolah meliuk-liuk seperti cacing hidup, bergerak masuk secara teratur menuju kain hitam, bak tersedot ke dalam sayatan luka.“Tuk! Tuk!”Ketukan kecil mengganggu suasana, irama yang bisa membuat seorang Kepala Suku Tilar memiliki perasaan was-was. Tapi Sekti mencoba tetap terfokus pada kondisi Asih, ia memiringkan wajah, memastikan keadaan anaknya yang telah pulas tertid

DMCA.com Protection Status