Semua Bab Belenggu Hasrat CEO : Bab 51 - Bab 60

80 Bab

51. Harga Diri

Mobil membawa Hanan dan Hafsah menuju bandara Sukarno Hatta. Menjemput Halimah yang datang bersama Puti-asistennya. Sepanjang perjalanan Hafsah berpikir tentang pernikahannya kelak. Dia belum sempat bicara banyak dengan Maher karena Hanan selalu menganggunya. Hatinya gelisah membayangkan akan masuk kekeluarga besar Gio Adelardo yang mana dia adalah ayah kandung Hafsah. Ayah yang menolak mengurus dan mengakuinya sebagai putri.Tiba di bandara, mereka langsung parkir lalu duduk menunggu kedatangan Halimah. Tak lama sosok perempuan sepuh itu keluar bersama Puti dengan banyak barang. Halimah tampak anggun dengan gamis dan jilbab instan lebar dengan menenteng tas mahal di tangan kirinya."Selamat datang di Jakarta, Omaa!" Hafsah merentangkan tangan dan memeluk Halimah dengan erat dan hangat."Oma sering ke sini kok," katanya mencium kening sang cucu lalu masuk kedalam mobil.Hafsah bergelayut manja di lengan sang Oma. Sedangkan Halimah mengusap kepala sang cucu dengan lembut sambil memb
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-20
Baca selengkapnya

52. Aku Normal

Gio menatap Maher dengan mata memerah dan tajam. Tangannya terkepal erat dengan gigi saling beradu hingga menimbulkan bunyi. Lelaki itu maju dengan tegas dan tangan terkepal erat. Meski begitu, Maher tak gentar, dia tetap berdiri dan membalas tatapan kakak iparnya. Bahkan tatapan itu lebih tajam dan mengiris jantung."Bertindak sopanlah, Maher! Aku kakak iparmu! Suami kakakmu!" katanya pelan nyaris berbisik."Kamu ayah dan suami yang gagal, Gio! Lelaki pecundang yang hanya bermodalkan wajah dan kekayaan yang bermodalkan keberuntungan saja! Aku sangat membencimu dan tidak akan pernah memaafkanmu!" Maher menoleh ke samping seraya berdecih dan menarik napas. "Apa yang kamu pikirkan saat bersenang-senang dengan perempuan itu? Tentu kamu melupakan kakakku yang tengah hamil anakmu dan kamu menciptakan anak lain dari perempuan selingkuhanmu. Menyenangkan bukan saat kamu menikmati banyak perempuan sementara di rumah kamu punya yang setia dan tak kalah cantik dari selirmu!""Cukup, Maher! Kamu
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-21
Baca selengkapnya

53. Terburu-buru

Tawa Maher meledak seketika. Dia menatap kakak iparnya dengan bahu terguncang. Bahkan Hafsah mengulum senyum melihat tingkah dua lelaki itu. "Cari pacar sanaaa!'' ujarnya setelah tawanya mereda."Dasar Payah!" balas Hanan meninggalkan Maher dan memilih duduk di sofa dekat Halimah.Salah satu pegawai meminta Maher mencoba baju untuk pernikahannya. Lelaki itu menuju ruang ganti dan mencoba jas dengan warna hitam serta dalaman kemeja putih. Seorang pegawai lelaki membantunya dan Maher menatap pantulan dirinya di cermin. Seulas senyum terbit dari bibirnya. Ada binar bahagia yang tersirat dari matanya. Meski memakai jas bukanlah hal yang asing baginya, tapi kali ini jas hitam dengan kemeja putih menampakkan aura yang berbeda dari lelaki berusia tiga puluh tahun itu.Maher keluar dari ruang ganti dan menghampiri Hafsah yang tengah berswafoto bersama Halimah dan juga Hanan. Lelaki itu tersenyum dan menyebut nama Hafsah dengan lembut membuat perempuan itu menatapnya."Masyaallah kalian tam
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-24
Baca selengkapnya

54. masa lalu

Maher menatap Hafsah."Niat baik tidak boleh ditunda-tunda, Hafsah. Pernikahan adalah hal baik, maka mari kita menikah dua hari lagi." Maher menatap Hafsah yang menunduk sekilas lalu menatap Hanan dan Halimah."Aku tahu kamu pasti bertanya siapa Lavina dan Rania. Aku akan jelaskan!" Dia menatap Hanan. "Biarkan kami pergi berdua!""Tidak bisa!" jawab Hanan tegas."Kita akan tetap pergi bersama tapi kami akan menjauh dari kalian. Bicaralah di tempat yang aman, misal di cafe atau taman," ujar Halimah tersenyum. Maher mengangguk dan kembali mengganti pakaiannya, begitupun Hafsah. Setelah itu dia meminta beberapa diperbaiki dan minta diantar besok ke apartemennya. Adnan dan Vass berbagi tugas. Sementara anak buahnya yang lain bertugas menjaga keamanan, ada yang memesan makanan serta minuman. Pernikahan tertutup hanya di hadiri oleh beberapa orang rekan bisnis saja. Meski kabar dia akan menikah sudah langsung tersebar di sosial media dengan cepat. Sebagai seorang pengusaha muda yang sukses
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-25
Baca selengkapnya

55. Kamu Prioritasku!

"Setiap orang punya masa lalu, Hafsah. Aku juga." Maher melirik Hanan yang berdiri tak jauh darinya. Lelaki itu tengah bicara melalui sambungan seluler pintar miliknya."Aku bukan menyesali ini, Maher. Tapi rasanya sakit sekali ketika diabaikan oleh ibu kandung sendiri dan ditolak oleh ayah yang telah membuat aku ada," ungkap Hafsah menangis."Jangan menangis, Hafsah. Aku mohon," pinta Maher dengan tangan menggantung di udara ingin menghapus air mata itu tapi dia merasa sungkan karena Hafsah bukanlah mahramnya.Mahram sendiri dalam Islam adalah seseorang yang haram dinikahi karena hubungan kekerabatan, perkawinan, atau persusuan. Mahram juga bisa berarti laki-laki yang dianggap dapat melinduni perempuan. Mahram juga terbagi dua, yaitu mahram muabbad dan mahram qhairu muabbad.Mahram muabbad, yaitu orang yang haram dinikahi selamanya. Contohnya, orang tua kandung, saudara kandung, saudara sesusuan, dan mertua. Sedang mahram ghairu muabbad, yaitu orang yang haram dinikahi untuk sementa
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-26
Baca selengkapnya

56. orang aneh

Maher duduk tepat di hadapan Hafsah, gadis itu merasa hatinya berdegup kencang saat Maher memandangnya dengan mata yang penuh cinta. Dia menundukkan kepala, merasa wajahnya panas. Hafsah tidak bisa menatap calon suaminya langsung, merasa bahwa dia akan meleleh jika dia melakukannya. Maher tersenyum dan mengangkat wajahnya dengan jari-jari yang lembut."Apa yang salah?" tanya Maher dengan suara yang lembut."Hey! aku memantaumu!" teriak Hanan dengan keras.Maher tertawa sambil menggelengkan kepala, merasa bahwa dia tidak mendengarkan Hanan dan memilih untuk tidak menjawabnya. Dia hanya menatap sang pujaan dengan mata yang berbinar merasa bahwa dia sedang terapung di awan cinta. Perlahan dia memundurkan jemarinya.Maher tersenyum dengan lembut, "aku cinta kamu," katanya dengan suara yang penuh cinta.Hafsah merasa hatinya meleleh, ada sesuatu yang hangat dan lembut tengah menyeruak di sana, gadis itu ingin mengungkapkan bahwa dia tidak bisa menahan perasaannya lagi. Tangannya terkep
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-27
Baca selengkapnya

57. Serangan di jalan

"Oma kita pindah saja ke toko lain," bisik Hafsah.Karyawan mengabaikan Hafsah karena sudah mendapatkan pembeli yang royal. Beberapa karyawan membungkusnya dengan rapi, sementara perempuan itu tersenyum sinis melirik kepergian Hafsah. "Mau cash atau pake kartu, Bu," ujar karyawan menatap perempuan itu.Perempuan itu terkesiap dan langsung gelagapan. Dia menatap paper bag yang banyak dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Matanya cemas dan raut wajahnya memerah karena khawatir."Nanti saja, Mbak. Aku akan kembali," katanya gugup lalu pergi dengan tergesa."Eh!" Karyawan kaget bercampur kecewa. Membiarkan calon pembeli pergi demi yang memberi harapan palsu tentu saja seperti terjatuh tertimpa tangga pula. Tapi bagi Hafsah dia tidak akan berbelanja di toko yang membedakan pembeli dari jumlah belanjaannya. Hafsah yang terbiasa berkecimpung di dunia bisnis dia tentu paham bahwa etika dan akhlak dalam berdagang itu wajib.Halimah tampak kecewa dengan sikap karyawan toko, apalagi Ha
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-28
Baca selengkapnya

58. bersenang-senang

Hafsah menjerit tertahan, tubuhnya tersentak ke depan, tapi sabuk pengaman menahannya. Matanya terpejam erat dengan tangan gemetar. Berharap semua ini hanya mimpi buruk yang akan segera berakhir."Sialan!" teriak Hanan geram, "Oma gak papa?"Halimah menggeleng dengan cemas."Maher tolong! Tolong aku! Seseorang mengancamku agar tidak mendekatimu dan menikah denganmu. Mereka mengikuti kami dari mall sampai ke jalan raya. Kami diserang, kaca mobil dipukul," katanya dengan napas memburu.Hanan melirik adiknya dengan tak percaya. Adiknya menerima ancaman, itu sebabnya dia berubah tiba-tiba. Seseorang menghampiri pintu mobil di samping Hafsah, lelaki itu menarik pintu agar terbuka. Tapi Hanan mengunci semua pintu dengan kuat setelah itu memacu mobil dan kecepatan tinggi."Cari kantor polisi terdekat, aku akan kirim anak buahku untuk menjaga kalian." Maher menatap cemas.Dia mematikan sambungan telepon lalu keluar dari ruangannya sambil menelepon Adnan. Sebelah tangan memegang ponsel dan t
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-03
Baca selengkapnya

59. Kolab Saudara Ipar

Darah Hanan mendidih dengan tatapan tajam menghunus jantung. Dia menghindar dengan kaki menyasar perut serta tangan menghantam kepala. Seketika pemotor yang menyerang mereka terkapar tak berdaya. Sementara itu, anak buah Maher membabat habis penyerang dengan tangan kosong. Menjatuhkan lawan tanpa melukai dan mengambil alih senjata mereka. Meski ada beberapa dari mereka yang berusaha bangkit dengan tertatih tapi Hanan dan yang lain tidak menyisakan apa pun kecuali kekalahan bagi mereka."Kamu bicara yang tidak pantas pada adikku!" kata Hanan menghantam mulutnya hingga beberapa gigi tak lagi pada tempatnya. Lelaki itu merintih dengan bibir penuh da ra h.Vass tersenyum dengan bangga melihat pemotor yang awalnya begitu congkak kini terkapar tak berdaya. "Hanya segitu keahlian kalian? Hah! Mana kalian yang besar kepala tadi! Yang begitu sombong dengan gaya mematikan!" Vass menendang kaki salah satu dari mereka.Anak buah Maher mengamankannya lalu menelepon polisi. Tapi Hanan mencegahnya
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-04
Baca selengkapnya

60. Membangunkan Singa

Tanpa membuang waktu, empat pria bertubuh kekar dan bersenjata tajam langsung maju menyerang Hanan dan Maher. Namun, bukannya merasa takut, dua lelaki itu malah tersenyum miring menantikan momen yang telah lama ditinggalkannya.Tidak ada yang tahu bahwa keduanya tanpa saling memberi tahu mereka dulunya adalah seorang yang amat ditakuti. Namun, kali ini terpaksa kembali ke dunia itu ketika ada orang yang berniat buruk kepada perempuan yang amat dicintai versi mereka.Maher langsung mengamati dua pria yang langsung mengelilinginya dengan mengayunkan tongkat dan senjata tajam. Sementara debu dan daun kering berterbangan akibat kesekan kaki di tanah membuat cahaya lampu mobil menjadi temaram.Salah satu lelaki berbaju kemeja putih menerjang lebih dulu, mengayunkan tongkat dengan penuh emosi. Namun, Maher dengan cepat menghindar dengan memiringkan tubuh ke kanan hingga serangan mengenai angin."Sialan!" teriaknya kembali menyasar perut tapi Maher menendang tangannya hingga tongkat terjat
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-05
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
345678
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status