Home / Romansa / Belenggu Hasrat CEO / Kabanata 31 - Kabanata 40

Lahat ng Kabanata ng Belenggu Hasrat CEO : Kabanata 31 - Kabanata 40

80 Kabanata

31. Menikahlah Denganku

"Hafsah apa yang terjadi denganmu!" teriak Maher panik.Gadis itu tak jua merespon, Maher yang panik gegas menggendongnya dan mengabaikan semua orang. Dia berjalan tergesa menuju mobil. Bahkan dia mengabaikan lift yang ada dan lebih memilih tangga darurat. Terus berlari dengan menyebut nama Hafsah dengan cemas dan kepanikan jelas terlihat di wajah lelaki tiga puluh tahun itu.Napasnya memburu dan keringat mengucur membasahi wajahnya yang tampan. Dia terus berlari dengan genggaman yang kuat hingga tiba di parkiran. "Adnan buka pintunya!" titahnya penuh emosi tapi juga panik.Adnan yang tertidur di dalam mobil terkejut dan langsung membuka pintu dengan tergesa. Wajah khas bangun tidur tampak jelas pada Adnan."Ada apa, Boss?" tanya Adnan membukakan pintu belakang."Kita ke rumah sakit terdekat!" titah Maher tanpa menjawab.Tanpa menunggu perintah kedua kalinya, Adnan melajukan mobil dan Maher menutup pembatas antara sopir dan bangku penumpang. Hafsah ditidurkan di pahanya, perlahan dia
last updateHuling Na-update : 2025-01-28
Magbasa pa

32. Terkejut

"Keputusanku mengakhiri pernikahan sepertinya salah, tapi menunggu Maher tanpa kepastian juga salah. Ya Tuhaaan aku menginginkan Maher!" isak Lavina di balik pintu IGD.Lavina mengikuti Maher dan selalu memantaunya. Kecemasan di wajah Maher ketika Hafsah pingsan membuat Lavina cemburu dan mengurut dada. Benar saja, aksi Maher mengendong Hafsah turun tangga darurat membuat hatinya perih. Lavina meninggalkan rumah sakit dengan air mata yang tak lagi dapat disembunyikan. Langkahnya gontai menuju mobil lalu masuk serta duduk melamun di depan setir. Tangannya terkepal kuat menggenggam setir dengan sorot penuh amarah.Sementara itu, Maher meminta Adnan membelikan makanan dan juga jus buah untuk Hafsah. Meski gadis itu dapat jatah makanna dari rumah sakit tapi dia tidak membiarkannya karena menurut Maher makanan rumah sakit itu tidak enak.Hafsah mengerjapkan matanya pelan, berulang kali mencoba membuka mata karena terasa perih. Tangannya terasa berat dan juga kaku. Matanya memindai ruangan
last updateHuling Na-update : 2025-01-29
Magbasa pa

33. Karyawan Tahu?

"Ap-ap-ap?" Hafsah terperanjat dengan nada lirih seperti bisikan. Matanya bulat menatap Maher yang menatapnya lembut dan tersenyum."Aku serius. Aku mencintaimu!" kata Maher tegas."Aku-""Kamu tidak perlu menjawabnya, Hafsah. Bahkan kamu tidak perlu membalas cintaku. Aku hanya ingin kamu tahu bahwa aku mencintaimu. Dalam beberapa kali pertemuan kita, dalam hatiku ada getar yang aneh. Ada rasa nyaman yang sulit aku jelaskan saat kita bersama. Ada ketakutan saat kamu tidak ada, apalagi membayangkan kamu mengalami segala hal penderitaan sejak lama seorang diri membuat merasa mendidih dan ingin menghabisi semua orang." Maher terus menatap Hafsah hingga dia menunduk dan menatap makanannya."Teruslah bersikap seperti ini dan jangan merasa terbebani oleh ungkapan perasaanku. Aku hanya tak sanggup lagi menahannya. Kamu tidak harus menerimanya tapi aku harap kamu memikirkannya. Jujur ... melihat kamu dengan orang lain aku cemburu." Hafsah menarik napas panjang dan menggigit bibirnya. Dia mer
last updateHuling Na-update : 2025-01-30
Magbasa pa

34. Korbankan Aku, Ma!

"Digendong? Maksudnya?" tanya Hafsah menyipitkan mata dan merasa heran."Iya, Ibu kenapa digendong turun tangga darurat kemarin?" tanya salah seorang karyawan menatap Hafsah yang juga menatapnya."Kalian tahu dari mana?" Hafsah menatap satu persatu karyawan yang menatapnya."Videonya masuk ke grup karyawan. Viral di perusahaan," jelas salah satu dari mereka.Hafsah menarik napas dalam dan panjang. Dia tampak berpikir dengan memijat keningnya. Hafsah tidak tahu jika urusannya akan sepanjang ini dan dia harus menjelaskan pada karyawan. "Bu Hafsah?" panggil mereka dengan sorot mata meminta penjelasan."Oke." Hafsah memejamkan mata lalu membukanya dengan mengangkat kedua telapak tangan. " Kemarin saya pingsan karena telat makan siang. Gangguan pencernaan. Oke! Saya gak bisa telat makan tapi kemarin karena presentasi ini sangat penting saya harus menghandle makan siang demi rapat. Mencoba bertahan sebelum rapat dimulai itu sulit, saya menahan mual, pusing dan mencoba tetap fokus meski ber
last updateHuling Na-update : 2025-01-31
Magbasa pa

35. Petunjuk Tentang Hafsah

Hayati menatap putranya dengan terkejut. Wajahnya dialiri darah segar dan air mata. Perempuan itu mundur dan menatap dengan sendu. Perlahan emosinya mulai turun dan akhirnya dia menjatuhkan tubuh di sofa dengan gemetar."Lakukan apa pun yang Mama inginkan. Sesuka hati Mama. Jika dengan aku tiada, Mama bisa lega dan perusahaan Mama bisa berjaya maka aku akan mewujudkannya. Aku akan mewujudkannya," jelas Hanan dengan suara bergetar.Halimah yang sedang beristirahat di kamar keluar mendengar keributan yang terjadi di depan pintu kamarnya. Perempuan tujuh puluh dua tahun itu bergegas mendekati Hanan yang berdarah."Maafkan Mama, Hanan! Maaf Mama emosi," jelasnya berdiri dan mendekati Hanan dengan cemas, "kita kerumah sakit sekarang!" Halimah menatap putrinya dan langsung mendorongnya ketika tangannya terulur ingin menyentuh Hanan."Feni panggilkan dokter!" teriak ya gemetar."Oma aku gak papa," jelas Hanan menatap neneknya yang cemas.Halimah berjongkok dan langsung menampar pipi Hayati
last updateHuling Na-update : 2025-02-01
Magbasa pa

36. Digosipin Karyawan

Salia menatap Halimah dan Hanan dengan dahi mengkerut. Tatapannya penuh tanya dan penasaran. Namun, sebagai seorang yang beretika dia tahu jika pemilik rumah sedang tak ingin membagi masalahnya dengan dirinya. Akhirnya Salia menarik napas sebagai pelampiasan kekecewaan yang tak dapat dia sembunyikan."Aku gak punya fotonya. Karena aku pikir Hafsah ada di Bandung dan dia tidak berjilbab. Aku gak tahu jika .. itu benaran Hafsah?" Salia menatap Hanan yang mengalihkan tatapannya."Maaf, Salia. Aku belum bisa mengatakan apa pun padamu. Tapi keterangan darimu sangat membantuku. Aku mohon berikan alamat yang jelasnya, aku akan langsung ke Jakarta. Pesawatku jam sembilan." Hanan melirik jam tangannya dan berdiri."Hati-hati, Hanan!" teriak Halimah.Sekali lagi Salia menatap semua orang dengan penasaran. Tapi akhirnya dia hanya mengangguk tersenyum lalu pamit. Langkah cepat menuju foyer berharap bisa bertemu Hanan, tapi lelaki itu sudah tancap gas meninggalkan rumahnya bersama Vas. "Jangan sa
last updateHuling Na-update : 2025-02-02
Magbasa pa

37. Siapa Perempuan Itu?

"Kamu bisa tertawa?" tanya Hafsah ikut tertawa dan Maher menyentuh dada."Iya. Aku kan manusia yang punya perasaan," jawab Maher tersenyum."Aku pikir kamu kaki kayak pertama kali bertemu. Itu menakutkan loh," ujar Hafsah menatap lelaki yang berdiri di depannya."Kamu mengubahnya, Hafsah. Kamu menyentuh hatiku," jelas Maher membuat Hafsah menunduk dan salah tingkah.Gadis itu menyembunyikan rona merah di pipinya. Degup jantung dan hati yang terasa syahdu membuat dia tak berani mengangkat wajah. Padahal Maher tak bisa melihatnya. Namun, tetap saja Hafsah merasa gelisah. Kedekatan mereka membuat para karyawan melirik dan saling berbisik. "Aku pake buat promosi boleh gak?" tanya Hafsah tak berani mengangkat wajah."Eummh jangan deh, aku gak pernah live atau update status. Mending kita seret aja semua pengikut ke akun baru perusahaan," jelas Maher melangkah ke layar monitor."Caranya?" tanya Hafsah mengikuti Maher."Sini ponselnya!" titah Maher dan Hafsah memberikan, "aku lulusan IT tern
last updateHuling Na-update : 2025-02-03
Magbasa pa

38. siapa kamu sebenarnya?

"Apa Anda putra Hayati Martadinata?" tanya perempuan itu menatap Hanan yang langsung menarik diri lebih tegap dan terkejut."Anda mengenal ibu saya?" tanyanya masih dengan raut wajah terkejut.Perempuan itu tersenyum dan mengangguk. Setelah itu dia menekan nomor telepon yang di sisinya."Bawakan rekam medis semua pasien yang datang kemarin!" titahnya lalu menutup telepon."Siapa Anda?" tanya Hanan menatapnya."Fazana! teman kuliah ibumu waktu di Jakarta! Hah, dunia sempit ternyata. Aku bahkan bisa mengenali darah dagingnya tanpa kamu menyebutkan nama," kekehnya menarik napas.Hanan terkejut lalu menatap perempuan itu. Dia tidak banyak tahu tentang masa muda ibunya. Hayati tidak pernah menceritakan bagaimana dia melewati masa mudanya. Pun pertemuan dirinya dengan sang ayah pun tak pernah dia bagi dengan siapa pun.Hanan kembali duduk dengan menyilangkan kedua kakinya. Setelah itu seorang perawat masuk membawa map biru di taman kanannya. Dia mencari data pasien yang dimaksud Hanan. "Ti
last updateHuling Na-update : 2025-02-04
Magbasa pa

39. Menemui Maher

"Sepertinya Anda begitu sangat kenal dan paham tentang orang tua saya!" tekan Hanan tersenyum lalu kembali mengatupkan tangan lalu keluar dari ruangan."Menyebalkan sekali orang yang kutemui hari ini!" katanya melangkah menuju lift diikuti Vass."Tuan, saya sudah menemukan alamat perusahaan Maher Anggara," ujar Vass menunjukkan ponselnya."Langsung ke sana, Vass!" titahnya.Hanan memejamkan mata dan kembali teringat akan Hafsah. Sekian banyak luka dan derita yang ditanggung sang adik dari kecil tanpa di pahami. Hanan hanya tahu kesedihan Hafsah tapi tidak paham bagaimana mengobatinya. Hanan berpikir jika ibunya menyayangi Hafsah masalah selesai. Nyatanya, Hayati tak peduli.Di perusahaan, karyawan terus bicara dan sesekali tertawa. Mereka melakukan live promosi berdua, agar bisa berganti jika yang satu sedang ada keperluan.Hafsah menatap mereka dan terus mengawasinya sambil membawa laptop dan mendesain beberapa produk yang akan mereka kerjakan. Sesekali dia memantaunya dan mengarahka
last updateHuling Na-update : 2025-02-05
Magbasa pa

40. Perasaan Maher

Hafsah melihat Maher tengah bicara dengan seorang lelaki memakai pakaian rapi dan seorang lelaki bertubuh tegap dan tinggi yang berdiri dibelakangnya. Bahkan beberapa kali terlihat Maher mengangkat tangan seperti menjelaskan sesuatu dengan tegas. Perempuan itu menyipitkan mata dan berniat turun untuk menemuinya. Tapi karyawan yang melakukan promosi secara live mengatakan ada satu penonton yang berniat membeli produk mereka.Sementara di luar perusahaan, Hanan terus mendesak Maher mengatakan di mana Hafsah. Dia yakin bahwa Maher tahu di mana keberadaan sang adik."Katakan di mana Hafsah dan katakan di mana dia? Setelah itu aku akan membawanya dan tidak akan lagi membiarkan dia menganggu ketenangan rumah tangga kakakmu!" ujar Hanan tegas dan penuh penekanan."Andai kutahu apa salahnya aku katakan padamu! Dia adikmu dan aku tidak berhak," balas Maher mundur, "pergilah, aku sibuk!""Maher!" teriak Hanan kesal karena lelaki itu gegas masuk dan meminta satpam mengunci gerbang tak membiarkan
last updateHuling Na-update : 2025-02-06
Magbasa pa
PREV
1234568
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status