Maher membeku, tangannya gemetar dan suaranya melembut. Lelaki itu bingung harus jujur ataukah tetap diam dan tidak menjelaskan siapa perempuan yang akan dinikahinya. Tapi dia yakin, cepat atau lambat Malini akan mengetahui atau dia sendiri yang akan mengenalkannya pada keluarganya bahwa Hafsah adalah perempuan yang dia cintai saat ini."Nanti Teteh akan tahu! Akan kukenalkan jika sudah sah menjadi istriku nanti. Tapi dia gadis yang baik. Percayalah ... pilihanku tidak salah," jelas Maher dengan penuh keyakinan.Malini menghela napas panjang. "Baiklah, Teteh tidak akan memaksa!" "Aku tutup, Teh. Mau lanjut kerja," jelas Maher sambil mematikan sambungan telepon dengan kakaknya."Ya Allah semoga Maher bertemu dengan perempuan yang baik, yang bisa menerima segala kekurangannya, yang siap menerima masa lalunya," bisik Malini menutup wajah dengan kedua tangan.Malini kembali ke ruangan di mana Aryan di rawat dan masih dipantau dokter. Dia tersenyum lalu mengecup kening sang anak. Aryan m
Terakhir Diperbarui : 2025-02-19 Baca selengkapnya