Dalam perjalanan pulang, atmosfer di dalam mobil terasa berat. Elise duduk diam, menggigit bibir bawahnya sambil memilin-milin jarinya, seperti mencari pelarian dari rasa gelisah yang merongrong pikirannya. Di sebelahnya, Reiner memegang setir dengan ekspresi yang sulit terbaca. Sesekali, dia melirik Elise dari sudut matanya, tapi tak mengatakan apa pun. Hanya bunyi halus mesin mobil yang mengisi kesunyian di antara mereka.Tiba-tiba, mobil menepi. Elise tersentak, matanya terarah pada jalanan gelap di luar jendela. "Kenapa berhenti, Tuan—"Belum selesai dia bertanya, Reiner sudah memutuskan jarak di antara mereka dengan gerakan cepat. Tubuhnya condong ke arah Elise, matanya yang tajam menusuk langsung ke dalam milik Elise. Tangan besar Reiner mencengkeram lengan Elise, menariknya mendekat dengan tegas, namun tanpa kekerasan berlebihan."Aku tidak bisa menahannya, Elise," gumam Reiner, suaranya rendah dan berat, hampir seperti desahan. "Kau yang memancingk
Last Updated : 2025-01-17 Read more