Semua Bab The Mafia Billionaire: Bab 51 - Bab 60

98 Bab

51. Lambang

"Monica sangat menyayangimu ya?" Trixie mencetuskan kalimat itu setelah kegiatan permainan olah raga air hari ini usai, dan sekarang gadis itu sedang bersantai duduk berjemur di sebuah kursi malas di pinggir pantai. Aiden benar-benar mengajaknya bermain flyboard (papan yang terbang di atas air) serta sea walker (berjalan di bawah air) , dan Trixie benar-benar merasa puas karena keduanya adalah permainan yang menyenangkan. "Tentu saja dia menyayangiku, aku adalah satu-satunya kakak yang ia miliki," sahut Aiden datar. Trixie menatap Aiden yang juga sedang bersandar di kursi malas di sampingnya. "Tapi kenapa wajahmu terlalu berbeda dengan Monica dan Henry?" "Uh-hum. Itu karena ibuku menikah dengan Henry di usia Monica baru tiga tahun," sahut Aiden. "Henry adalah ayah tiriku dan Monica adik tiri." Trixie mengangguk paham. "Boleh aku tanya dimana ibumu, Aiden?" Aiden menjulurkan tangannya ke samping untuk menarik tangan Trixie, dan membawa gadis itu ke atas tubuhnya. "Ibuku sudah m
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-09
Baca selengkapnya

52. Sang Pemimpin

Trixie pun bergidik, lalu seketika merasakan sekujur tubuhnya yang sedikit gemetar. Perkataan Agent Gale Webster yang pernah ia dengar sebelumnya pun kembali terngiang di benaknya. "Leon Morgan pernah terlihat sedang makan siang bersama Henry, lelaki yang diduga adalah pempimpin dari organisasi mafia yang memproduksi senjata biokimia secara ilegal dan massal. Organisasi yang bernama The Black Skull." Tengkorak hitam... The Black Skull. Henry. Apakah 'Henry' si pemimpin The Black Skull yang dimaksud oleh Agent Gale adalah Henry Miller?! Tidak, rasanya Trixie sulit sekali mempercayainya! Tapi... masalahnya ini semua terlalu similar jika hanya dikatakan sebagai kebetulan belaka. Trixie menggigit bibirnya dengan jantung yang kembali berdetak kencang, ketika sebuah kesadaran baru serasa mengguncang seluruh jiwa dan raganya. Agent Gale dari M15 pernah bilang kalau Leon tunangannya pernah terlihat makan siang dengan Henry kan?? Lalu apakah itu berarti... bahwa ada sedikit kemungkin
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-09
Baca selengkapnya

53. Foto

"Kenapa kamu ada di sini, Angel?" Aiden mengayunkan kakinya secara perlahan menuju dimana Trixie yang hanya diam saja berada. Manik sebiru batu safir yang cantik itu mengamati Aiden dengan lekat, seolah sedang mencari-cari sesuatu. Kini Aiden telah berada tepat di hadapan gadis itu dengan satu tangan terjulur untuk meraih dagu lancipnya. Satu kecupan singkat namun penuh penekanan pun mendarat di bibir gadis itu. "Seharusnya kamu tidak ke sini, Trixie. Bukankah tadi kamu bilang ingin mandi, hm?" Ucap Aiden lagi, sembari mengusap bibir lembut dan lembab milik Trixie dengan ibu jarinya. Trixie masih diam dengan wajah mendongak dan tatapan terarah ke manik coklat gelap Aiden yang sangat serupa sekaligus berbeda dengan Leon di saat yang bersamaan. "Leon," ucap Trixie tiba-tiba, membuat Aiden sedikit mengerutkan keningnya. "Apakah selama ini kamu membohongiku, Aiden? Kamu sebenarnya Leon, kan?" "Apa kamu ingin aku menjadi Leon?" Goda Aiden sambil tersenyum. "Oke, kalau begitu
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-10
Baca selengkapnya

54. Terikat

Trixie mulai membuka album foto itu satu persatu. Keningnya mengernyit semakin dalam, saat melihat anak lelaki tampan yang sedang tertawa sambil mendorong ayunan berisi gadis kecil berkuncir dua dengan rambut sehitam malam. Sepertinya ini Monica. Ada juga foto anak lelaki dan anak perempuan yang sama, sedang bermain pasir di pantai yang mirip dengan pantai yang barusan saja ia datangi tadi pagi. Ada juga beberapa foto anak lelaki dan adik perempuannya bersama seorang lelaki dewasa, yang mirip dengan Henry semasa muda. Album ini benar-benar berisi foto-foto lama seperti yang dimiliki setiap keluarga. "Lihat kan? Sejauh yang kuingat, aku adalah Aiden Miller. Kemiripan wajah dengan Leon memang hal yang sangat aneh serta sulit dijelaskan, tapi pasti akan kucari tahu dan kudapatkan informasinya, Angel." Trixie pun mengangkat wajahnya, serta menatap Aiden dengan bibir terkatup rapat. Bisa saja ia menuding bahwa album-album ini berisi foto rekayasa, namun tetap saja Aiden past
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-10
Baca selengkapnya

55. Pria Yang Sama

Sebuah senyuman penuh kemenangan terukir di wajah Lena, saat ia akhirnya dapat menghirup udara bebas di luar gedung M15 setelah hampir delapan jam penuh terkurung di dalam sana. Tuduhan menjadi kaki tangan The Black Skull membuat dirinya sempat mengalami sedikit kesulitan, namun sebuah pertolongan tak terduga pun tiba-tiba datang di saat yang tepat. Lena mengira dirinya akan semakin terpuruk dan dijebloskan ke dalam penjara, mengingat tuduhan yang dialamatkan kepada dirinya itu tidaklah main-main. Menurut Agent Gale Webster, Aiden Miller kini sedang dalam proses penetapan sebagai terduga teroris, yang artinya hampir saja Lena menjadi tertuduh kaki tangan teroris. Namun entah apa yang terjadi, tiba-tiba saja ia dibebaskan untuk pulang dengan dalih bahwa ada seseorang yang mengeluarkan uang jaminan yang sangat besar untuk kebebasannya. Lena sungguh tidak mengerti siapa orang yang telah membantunya, tapi ia sangat bersyukur dan berniat untuk mengucapkan terima kasih kepada oran
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-11
Baca selengkapnya

56. Ledakan

"Bukankah kamu sudah bisa pergi karena ada sosok orang berkuasa yang menjaminkan kebebasanmu, Lena?" Ucap Gale sembari melayangkan tatapan tak terbaca dan sindiran yang tersirat. "Atau ada sesuatu yang ingin kamu sampaikan lagi kepada kami, hingga kamu begitu terburu-buru memasuki gedung ini, hm?" Mengabaikan ucapan Gale, Lena justru menolehkan kembali wajahnya ke belakang. Dengan was-was memperhatikan secara seksama, tapi ia tak lagi menemukan lelaki berkacamata hitam yang memegang senjata ke arahnya. "Aku takut..." Lena meringis ketika kembali menatap Gale. "Tadi ada orang yang sepertinya menatapku sambil mengeluarkan senjata dari balik bajunya." Gale pun sontak mengangkat pandangannya untuk memperhatikan orang-orang yang berlalu-lalang di belakang Lena. "Tak ada yang mencurigakan, Lena. Jangan berbohong," dengusnya pelan. "Aku tidak berbohong!" Lena mencengkram bagian depan jas hitam Gale sembari mendelik kesal. "Untuk apa aku kembali hendak memasuki gedung M15 jika bukan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-11
Baca selengkapnya

57. Kehilangan

"Noo... Daddy!!!" Jeritan Monica serta merta menyelimuti seluruh udara, seiring dengan kehadiran Aiden yang baru saja muncul dari dalam mansion sembari memanggul Henry. Aiden menaruh tubuh yang telah terdiam dengan mata tertutup itu di atas tanah dengan hati-hati, dan Monica pun segera menyerbu untuk memeluk ayahnya dalam tangisan yang menyayat hati. Luka-luka bakar memenuhi sekujur tubuh lelaki paruh baya itu. Henry telah tiada. Ledakan yang baru saja terjadi, ternyata berasal dari sebuah bom bunuh diri yang ditujukan kepada ayah angkatnya itu. Pelaku dari kejadian mengerikan ini adalah salah seorang pelayan yang telah cukup lama bekerja di Mansion Necker Island, seseorang yang sangat tidak disangka telah menjadi pengkhianat di antara mereka. "Mr. Miller." Aiden mengangkat wajahnya yang sejak tadi diam menatap Henry, untuk melihat salah seorang bodyguard yang menyapanya. "Kami menemukan sepucuk surat di dalam kamarnya, yang menyatakan ucapan permintaan maaf kepada Anda serta
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-12
Baca selengkapnya

58. Dendam

Di kondisi normal, Trixie akan membantah dan langsung mengkonfrontasi perkataan arogan Aiden itu. Tapi untuk kali ini ia hanya diam saja, bahkan membiarkan Aiden mengecup bibirnya sekilas. Ketika Aiden bergerak berdiri dan membantu Trixie untuk ikut berdiri, tatapan lelaki itu lekat menatap ke arah belakang Trixie. "Tunggu di sini," titahnya tanpa melepaskan pandangan ke balik punggung gadis itu. Detik selanjutnya, Aiden telah berlari ke arah sesosok korban yang sedang ditandu dengan sebagian wajah dan tangannya menghitam karena luka bakar. "Wilson!" Aiden bergerak cepat untuk menghampiri ajudannya yang terluka cukup parah, namun untungnya masih hidup. Posisi Wilson saat terjadi ledakan adalah sedang membuka pintu ruang kerja Henry. "Mr. Miller..." suara rendah Wilson terdengar dari bibirnya yang mengelupas. "Maafkan aku. Aku terlambat menyadari bahwa Ayah Anda berada dalam bahaya..." "Sudahlah," Aiden menyela dengan cepat. "Jangan pikirkan apa pun, Wilson. Fokus saja untuk k
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-12
Baca selengkapnya

59. Sosok Di Depan Pintu

Pusing. Gadis itu mendesah pelan sembari memegangi kepalanya yang sejak tadi terasa sangat berat. Posisinya sedang merebah di atas bantal dan kasur yang empuk dengan kain pelapis dari sutra yang lembut, namun tetap saja sekujur tubuhnya sangat sakit, seolah ditusuk ribuan paku. Ia pun kembali menangis, tak peduli meski entah sudah berapa banyak cairan bening itu tumpah sejak tadi dari matanya. Ia tidak bisa menahannya, karena kehilangan seseorang yang sangat berarti dalam hidup adalah sebuah luka menganga yang tak kasat mata, namun luar biasa menyakitkannya. Suara ketuka di pintu membuat gadis itu mengusap air mata dari wajahnya dan berusaha untuk menenangkan dirinya, sebelum akhirnya ia pun mempersilahkan orang di balik pintu untuk masuk. "Selamat malam, Miss Monica. Mr. Miller meminta saya untuk membawakan makan malam untuk Anda," ucap seorang pelayan wanita yang tersenyum kepadanya sembari membawakan sebuah tray yang dipenuhi makanan dan minuman. Gadis itu, Monica, se
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-13
Baca selengkapnya

60. Nathan

Untuk beberapa saat, gadis itu hanya bisa melongo karena terlalu terkejut melihat lelaki yang sudah lama tidak ia temui. Bibirnya sedikit terbuka, matanya membesar, dan tubuhnya terasa menegang. Mungkin lebih dari sepuluh tahun, karena setahu Monica, lelaki itu sedang menempuh pendidikannya di negara lain. Tapi entahlah, gadis itu memang tidak terlalu tahu juga. Ia bukan tipe yang sering memperhatikan kabar orang lain, terutama seseorang yang tidak pernah masuk dalam prioritas pikirannya. Sementara itu, manik hijau emerald milik lelaki itu perlahan serta diam-diam menyusuri sosok wanita muda yang kini berdiri di depannya. Sorot matanya tenang, namun ada sesuatu di dalamnya, sebuah ketertarikan samar yang terselip di balik tatapannya. Monica telah tumbuh menjadi gadis dewasa setelah dua belas tahun mereka tidak bertemu. Ia bukan lagi anak kecil yang dulu selalu menghindarinya. Yang ia ingat, dulu Monica adalah gadis kecil berusia delapan tahun yang sangat manja. Terutama kepa
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-13
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
10
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status