Beranda / Romansa / The Mafia Billionaire / 52. Sang Pemimpin

Share

52. Sang Pemimpin

Penulis: Black Aurora
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-09 07:19:02

Trixie pun bergidik, lalu seketika merasakan sekujur tubuhnya yang sedikit gemetar.

Perkataan Agent Gale Webster yang pernah ia dengar sebelumnya pun kembali terngiang di benaknya.

"Leon Morgan pernah terlihat sedang makan siang bersama Henry, lelaki yang diduga adalah pempimpin dari organisasi mafia yang memproduksi senjata biokimia secara ilegal dan massal. Organisasi yang bernama The Black Skull."

Tengkorak hitam... The Black Skull.

Henry.

Apakah 'Henry' si pemimpin The Black Skull yang dimaksud oleh Agent Gale adalah Henry Miller?!

Tidak, rasanya Trixie sulit sekali mempercayainya!

Tapi... masalahnya ini semua terlalu similar jika hanya dikatakan sebagai kebetulan belaka.

Trixie menggigit bibirnya dengan jantung yang kembali berdetak kencang, ketika sebuah kesadaran baru serasa mengguncang seluruh jiwa dan raganya.

Agent Gale dari M15 pernah bilang kalau Leon tunangannya pernah terlihat makan siang dengan Henry kan??

Lalu apakah itu berarti... bahwa ada sedikit kemungkin
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • The Mafia Billionaire   53. Foto

    "Kenapa kamu ada di sini, Angel?" Aiden mengayunkan kakinya secara perlahan menuju dimana Trixie yang hanya diam saja berada. Manik sebiru batu safir yang cantik itu mengamati Aiden dengan lekat, seolah sedang mencari-cari sesuatu. Kini Aiden telah berada tepat di hadapan gadis itu dengan satu tangan terjulur untuk meraih dagu lancipnya. Satu kecupan singkat namun penuh penekanan pun mendarat di bibir gadis itu. "Seharusnya kamu tidak ke sini, Trixie. Bukankah tadi kamu bilang ingin mandi, hm?" Ucap Aiden lagi, sembari mengusap bibir lembut dan lembab milik Trixie dengan ibu jarinya. Trixie masih diam dengan wajah mendongak dan tatapan terarah ke manik coklat gelap Aiden yang sangat serupa sekaligus berbeda dengan Leon di saat yang bersamaan. "Leon," ucap Trixie tiba-tiba, membuat Aiden sedikit mengerutkan keningnya. "Apakah selama ini kamu membohongiku, Aiden? Kamu sebenarnya Leon, kan?" "Apa kamu ingin aku menjadi Leon?" Goda Aiden sambil tersenyum. "Oke, kalau begitu

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-10
  • The Mafia Billionaire   54. Terikat

    Trixie mulai membuka album foto itu satu persatu. Keningnya mengernyit semakin dalam, saat melihat anak lelaki tampan yang sedang tertawa sambil mendorong ayunan berisi gadis kecil berkuncir dua dengan rambut sehitam malam. Sepertinya ini Monica. Ada juga foto anak lelaki dan anak perempuan yang sama, sedang bermain pasir di pantai yang mirip dengan pantai yang barusan saja ia datangi tadi pagi. Ada juga beberapa foto anak lelaki dan adik perempuannya bersama seorang lelaki dewasa, yang mirip dengan Henry semasa muda. Album ini benar-benar berisi foto-foto lama seperti yang dimiliki setiap keluarga. "Lihat kan? Sejauh yang kuingat, aku adalah Aiden Miller. Kemiripan wajah dengan Leon memang hal yang sangat aneh serta sulit dijelaskan, tapi pasti akan kucari tahu dan kudapatkan informasinya, Angel." Trixie pun mengangkat wajahnya, serta menatap Aiden dengan bibir terkatup rapat. Bisa saja ia menuding bahwa album-album ini berisi foto rekayasa, namun tetap saja Aiden past

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-10
  • The Mafia Billionaire   55. Pria Yang Sama

    Sebuah senyuman penuh kemenangan terukir di wajah Lena, saat ia akhirnya dapat menghirup udara bebas di luar gedung M15 setelah hampir delapan jam penuh terkurung di dalam sana. Tuduhan menjadi kaki tangan The Black Skull membuat dirinya sempat mengalami sedikit kesulitan, namun sebuah pertolongan tak terduga pun tiba-tiba datang di saat yang tepat. Lena mengira dirinya akan semakin terpuruk dan dijebloskan ke dalam penjara, mengingat tuduhan yang dialamatkan kepada dirinya itu tidaklah main-main. Menurut Agent Gale Webster, Aiden Miller kini sedang dalam proses penetapan sebagai terduga teroris, yang artinya hampir saja Lena menjadi tertuduh kaki tangan teroris. Namun entah apa yang terjadi, tiba-tiba saja ia dibebaskan untuk pulang dengan dalih bahwa ada seseorang yang mengeluarkan uang jaminan yang sangat besar untuk kebebasannya. Lena sungguh tidak mengerti siapa orang yang telah membantunya, tapi ia sangat bersyukur dan berniat untuk mengucapkan terima kasih kepada oran

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-11
  • The Mafia Billionaire   56. Ledakan

    "Bukankah kamu sudah bisa pergi karena ada sosok orang berkuasa yang menjaminkan kebebasanmu, Lena?" Ucap Gale sembari melayangkan tatapan tak terbaca dan sindiran yang tersirat. "Atau ada sesuatu yang ingin kamu sampaikan lagi kepada kami, hingga kamu begitu terburu-buru memasuki gedung ini, hm?" Mengabaikan ucapan Gale, Lena justru menolehkan kembali wajahnya ke belakang. Dengan was-was memperhatikan secara seksama, tapi ia tak lagi menemukan lelaki berkacamata hitam yang memegang senjata ke arahnya. "Aku takut..." Lena meringis ketika kembali menatap Gale. "Tadi ada orang yang sepertinya menatapku sambil mengeluarkan senjata dari balik bajunya." Gale pun sontak mengangkat pandangannya untuk memperhatikan orang-orang yang berlalu-lalang di belakang Lena. "Tak ada yang mencurigakan, Lena. Jangan berbohong," dengusnya pelan. "Aku tidak berbohong!" Lena mencengkram bagian depan jas hitam Gale sembari mendelik kesal. "Untuk apa aku kembali hendak memasuki gedung M15 jika bukan

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-11
  • The Mafia Billionaire   57. Kehilangan

    "Noo... Daddy!!!" Jeritan Monica serta merta menyelimuti seluruh udara, seiring dengan kehadiran Aiden yang baru saja muncul dari dalam mansion sembari memanggul Henry. Aiden menaruh tubuh yang telah terdiam dengan mata tertutup itu di atas tanah dengan hati-hati, dan Monica pun segera menyerbu untuk memeluk ayahnya dalam tangisan yang menyayat hati. Luka-luka bakar memenuhi sekujur tubuh lelaki paruh baya itu. Henry telah tiada. Ledakan yang baru saja terjadi, ternyata berasal dari sebuah bom bunuh diri yang ditujukan kepada ayah angkatnya itu. Pelaku dari kejadian mengerikan ini adalah salah seorang pelayan yang telah cukup lama bekerja di Mansion Necker Island, seseorang yang sangat tidak disangka telah menjadi pengkhianat di antara mereka. "Mr. Miller." Aiden mengangkat wajahnya yang sejak tadi diam menatap Henry, untuk melihat salah seorang bodyguard yang menyapanya. "Kami menemukan sepucuk surat di dalam kamarnya, yang menyatakan ucapan permintaan maaf kepada Anda serta

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-12
  • The Mafia Billionaire   58. Dendam

    Di kondisi normal, Trixie akan membantah dan langsung mengkonfrontasi perkataan arogan Aiden itu. Tapi untuk kali ini ia hanya diam saja, bahkan membiarkan Aiden mengecup bibirnya sekilas. Ketika Aiden bergerak berdiri dan membantu Trixie untuk ikut berdiri, tatapan lelaki itu lekat menatap ke arah belakang Trixie. "Tunggu di sini," titahnya tanpa melepaskan pandangan ke balik punggung gadis itu. Detik selanjutnya, Aiden telah berlari ke arah sesosok korban yang sedang ditandu dengan sebagian wajah dan tangannya menghitam karena luka bakar. "Wilson!" Aiden bergerak cepat untuk menghampiri ajudannya yang terluka cukup parah, namun untungnya masih hidup. Posisi Wilson saat terjadi ledakan adalah sedang membuka pintu ruang kerja Henry. "Mr. Miller..." suara rendah Wilson terdengar dari bibirnya yang mengelupas. "Maafkan aku. Aku terlambat menyadari bahwa Ayah Anda berada dalam bahaya..." "Sudahlah," Aiden menyela dengan cepat. "Jangan pikirkan apa pun, Wilson. Fokus saja untuk k

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-12
  • The Mafia Billionaire   59. Sosok Di Depan Pintu

    Pusing. Gadis itu mendesah pelan sembari memegangi kepalanya yang sejak tadi terasa sangat berat. Posisinya sedang merebah di atas bantal dan kasur yang empuk dengan kain pelapis dari sutra yang lembut, namun tetap saja sekujur tubuhnya sangat sakit, seolah ditusuk ribuan paku. Ia pun kembali menangis, tak peduli meski entah sudah berapa banyak cairan bening itu tumpah sejak tadi dari matanya. Ia tidak bisa menahannya, karena kehilangan seseorang yang sangat berarti dalam hidup adalah sebuah luka menganga yang tak kasat mata, namun luar biasa menyakitkannya. Suara ketuka di pintu membuat gadis itu mengusap air mata dari wajahnya dan berusaha untuk menenangkan dirinya, sebelum akhirnya ia pun mempersilahkan orang di balik pintu untuk masuk. "Selamat malam, Miss Monica. Mr. Miller meminta saya untuk membawakan makan malam untuk Anda," ucap seorang pelayan wanita yang tersenyum kepadanya sembari membawakan sebuah tray yang dipenuhi makanan dan minuman. Gadis itu, Monica, se

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-13
  • The Mafia Billionaire   60. Nathan

    Untuk beberapa saat, gadis itu hanya bisa melongo karena terlalu terkejut melihat lelaki yang sudah lama tidak ia temui. Bibirnya sedikit terbuka, matanya membesar, dan tubuhnya terasa menegang. Mungkin lebih dari sepuluh tahun, karena setahu Monica, lelaki itu sedang menempuh pendidikannya di negara lain. Tapi entahlah, gadis itu memang tidak terlalu tahu juga. Ia bukan tipe yang sering memperhatikan kabar orang lain, terutama seseorang yang tidak pernah masuk dalam prioritas pikirannya. Sementara itu, manik hijau emerald milik lelaki itu perlahan serta diam-diam menyusuri sosok wanita muda yang kini berdiri di depannya. Sorot matanya tenang, namun ada sesuatu di dalamnya, sebuah ketertarikan samar yang terselip di balik tatapannya. Monica telah tumbuh menjadi gadis dewasa setelah dua belas tahun mereka tidak bertemu. Ia bukan lagi anak kecil yang dulu selalu menghindarinya. Yang ia ingat, dulu Monica adalah gadis kecil berusia delapan tahun yang sangat manja. Terutama kepa

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-13

Bab terbaru

  • The Mafia Billionaire   98. Extra Part

    Sepanjang makan malam itu, Aiden hanya bisa menjaga ekspresi wajahnya datar seperti biasa, padahal dalam hati ia meringis Bagaimana tidak? Tristan Bradwell, salah satu saudara kembar istrinya itu sejak tadi seolah tak lepas menatapnya dengan sangat tajam, seolah ingin mengulitinya hidup-hidup. Penyebabnya tidak lain dan tidak bukan adalah karena perkataan dari putrinya yang bernama Ailee. Aiden pun hanya bisa mendesah pelan sembari mengusap bibirnya dengan serbet. Rasanya ia sudah kenyang, meskipun makanannya belum habis di dalam piringnya. Berbanding terbalik dengan ayahnya, Ailee malah menatap dirinya dengan manik yang berbinar-binar. Gadis kecil berusia 5 tahun itu seolah kini telah resmi menjadi penggemarnya sejak Ailee melihat bagaimana Aiden menghajar empat orang musuhnya di tanah kosong samping villa. "Uncle, ini minumnya." Dengan cekatan, Ailee menuangkan teko kaca bening yang berisi air putih di gelas Aiden yang telah kosong. "Terima kasih, Ailee. Kamu manis se

  • The Mafia Billionaire   97. Runtuh Dan Bangkit Kembali

    "AIDEEN!!" Senyum bahagia terkembang di wajah tampan namun penuh lebam itu kepada kekasihnya yang datang menyongsong dirinya sambil berlari. Pelukan erat disertai tangisan penuh kelegaan itu diberikan oleh kekasihnya, membuat Aiden mengangkat tubuh Trixie dan mendaratkan ciuman dengan segenap perasaan cinta yang membuncah di dadanya kepada sosok rupawan ini. "Kamu benar-benar telah kembali..." isak Trixie di sela-sela pagutan bibir mereka. "Aku pasti kembali, Angel. Aku sudah berjanji padamu kan?" Aiden pun semakin memperdalam ciumannya, membuat kedua insan itu larut dalam lautan euforia. Trixie melepaskan bibirnya dan menyusupkan wajahnya di dada bidang Aiden. Ia bisa merasakan irama jantung yang berdetak dengan kuat dan membuatnya semakin terisak. "A-aku mengira... kamu tidak selamat..." Aiden mendaratkan kecupan lembut di puncak kepala Trixie. "Sejujurnya, aku pun tadinya mengira begitu," ungkap Aiden jujur. "Ada masanya aku mengira bahwa langkahku akan terhenti, k

  • The Mafia Billionaire   96. Gadisku Yang Manja

    Aiden memang telah mematuhi persyaratan untuk menjadi manusia yang bebas dari jeratan hukum, namun entah kenapa kini hatinya makin terasa kosong. Perasaan bersalah yang menggerogoti batinnya membuat wajah dan tubuhnya membeku layaknya patung. Benarkah apa yang ia lakukan saat ini? Menjadi pembelot ke arah kebenaran, dengan menjatuhkan orang yang seharusnya ia berikan kesetiaan? Aiden melihat dua orang sedang berjalan ke arahnya setelah menuruni salah satu tangga helikopter yang masih melayang di udara. Monica dan Nathan. Mereka datang untuk menjemputnya pulang. "Oh ya, satu lagi." Tiba-tiba Agent Gale kembali berkata. "Pengampunan dari Pemerintah Inggris Raya tidak serta merta memberikan kembali semua kehidupanmu seperti semula, Mr. Miller. Mengingat sepak terjangmu sebelumnya sebagai pimpinan mafia, maka semua asetmu telah diambil alih. Jadi dengan kata lain, kamu telah 'dibangkrutkan'." Monica yang baru saja sampai, seketika membelalakkan mata mendengar perkataan Agent

  • The Mafia Billionaire   95. Tak Lagi Menjadi Buronan

    Hujan salju ternyata telah terjadi sejak Aiden memasuki kediaman milik Ryuuto. Dan kini, di tengah-tengah hujan salju dan deru angin yang meniupkan butirannya ke segala arah, Aiden berdiri berhadapan dengan Ryuuto. Sebilah katana tajam telah berada di tangan mereka, dengan posisi yang sama bersiap waspada. "Ingatkah dengan sumpah setiamu sendiri, Aiden-kun?" Kalimat itu membuat Aiden mendesah pelan. Sumpah setia, adalah bentuk pengabdian seorang murid kepada sensei-nya. "Kitsune no me," guman Aiden pelan. Semua murid Ryuuto telah mengucapkan sumpah setia, yang berupa tak akan pernah menyerang gurunya sendiri. Namun jika itu terjadi, maka mereka harus bertarung dengan kondisi kedua mata yang tertutup, yang disebut dengan istilah kitsune no me. Aiden telah mendapat pelatihan kitsune no me, bahkan ia mendapatkan peringkat pertama. Tapi melawan Ryuuto-sensei yang ahlinya ilmu bertarung dengan mata tertutup, adalah sama halnya dengan mustahil. SRAAKKK!!! Ryuuto melempar ikat kep

  • The Mafia Billionaire   94. Duel Sampai Mati

    Lokasi : Utashinai, Pulau Hokkaido - JepangMusim dingin tahun ini sangat menggigit. Salju yang tebal bagaikan selimut dingin yang bukan saja telah membekukan bumi, tapi juga waktu yang seolah terhenti dalam keheningannya.Setelah berjalan kaki sejauh tiga kilometer dan beberapa kali terperosok ke dalam salju, akhirnya pria itu sampai juga pada tujuannya.Yaitu sebuah rumah yang luas bergaya Jepang dengan bangunan yang didominasi dari bahan kayu.Manik coklat gelap itu pun tercenung menatap pemandangan familier di depannya.Semuanya masih sama. Rumah besar ini sama sekali tak berubah, meski sepuluh tahun telah berlalu sejak ia pergi.Memori masa lalu pun seketika menyerbu ke dalam ingatannya, menghantarkan ribuan kenangan yang telah membentuk jati diri dan turut mengokohkan namanya di dunia hitam kriminal."Aiden-kun!"Suara pria tua yang memanggil namanya dengan nada gembira, membuatnya mengalihkan pandangan ke seseorang yang ternyata telah berdiri di hadapannya sambil tersenyum."Ry

  • The Mafia Billionaire   93. Cinta

    Trixie pun sontak menahan napas saat ibunya memotong perkataannya dengan mengajukan pertanyaan kepada Aiden! Jika saja bisa, rasanya ia ingin sekali menyusut menjadi partikel atom terkecil sekarang. Aiden bermaksud untuk keluar dari persembunyiannya agar dapat menemui Arabella Bradwell secara langsung, namun Trixie menahannya sambil menggelengkan kepala. "Ck. Baiklah. Mungkin untuk saat ini Trixie belum ingin mempertemukan ibunya dengan kekasihnya, bukan begitu?" Cetus Arabella sambil menatap tajam putrinya. "Mom... ini rumit, dan aku butuh waktu," jelas Trixie dengan wajah serius. "Berilah kesempatan kepada kami, Mom. Biarkan Aiden memperbaiki semua dengan caranya sendiri." Ibu dan putrinya yang saling beradu pandang itu pun kemudian tak ada lagi yang bersuara, hingga akhirnya desahan napas pelan Arabella mulai terdengar di udara. "Fine," guman wanita paruh baya elegan itu. "Untuk satu kali ini saja, Mom tidak akan mengadukan kepada ayahmu tentang kedatangan Aiden yang menemuim

  • The Mafia Billionaire   92. Ketahuan

    Trixie hampir saja larut dalam cumbuan Aiden yang membuat pikirannya melayang, saat tetiba ia teringat akan sesuatu. Wanita itu melepaskan bibirnya dari pagutan Aiden dengan manik biru safirnya yang membelalak lebar seperti orang ketakutan, menghadirkan kernyitan waspada di wajah Aiden. "What's wrong, Angel?" Tanya pria itu sembari diam-diam menyapukan pandangan ke sekitar ruangan kerja Trixie, sebuah reaksi refleks dari seorang petarung di dalam dirinya yang selalu bersiap menghadapi musuh yang setiap saat memunculkan diri. "MOM!!" Pekik Trixie panik, lalu berusaha turun dari gendongan Aiden. "Mom?" Ulang Aiden bingung, tapi ia membiarkan wanita itu melepaskan pelukannya. "Mom... akan datang ke sini. Aargh, aku benar-benar lupa! Cepat sembunyi, Aiden! Aku mau merapikan diri dulu." Trixie buru-buru menyisir rambutnya yang berantakan dengan jemari, lalu mengancingkan kembali blusnya yang tadi dibuka oleh Aiden. Namun ketika ia membalikkan badan, Trixie benar-benar terkejut melih

  • The Mafia Billionaire   91. Three Things

    Tiga minggu pun telah berlalu sejak terakhir kalinya Trixie bertemu dengan Aiden. Wanita itu pun kembali menjalankan aktivitasnya seperti biasa sebagai Direktur Yayasan amal miliknya, meski pikirannya selalu tak fokus dan terpecah. Gara-gara Aiden, sekarang Trixie sering menonton acara berita di televisi. Akhir-akhir ini berita tentang penangkapan salah satu gembong pemimpin mafia obat-obatan terlarang terbesar di dunia cukup menyita perhatiannya. Bukan cuma menggemparkan dunia karena ditemukan berton-ton narkoba di gudangnya, tapi juga mengherankan publik karena gembong mafia itu baru bisa tertangkap setelah dengan bebas beroperasi selama puluhan tahun. Apakah itu ada campur tangan Aiden di dalamnya? Trixie mendesah pelan, lalu berusaha fokus kembali pada laporan data pendanaan yang masuk serta penerima bantuan. Sejak tadi pikirannya melanglang buana kepada Aiden, membuatnya harus mengulang kembali pemeriksaan laporan. Suara ketukan di pintu membuat Trixie menolehkan pandanga

  • The Mafia Billionaire   90. Berkumpul

    "TRIXIE!!" Seorang wanita yang masih sangat cantik di usianya yang tak lagi muda itu menghambur dan langsung memeluk tubuh Trixie, ketika ia baru saja masuk ke dalam Penthouse miliknya. "Mom?!" Sangat kaget karena kedatangan ibundanya yang tak di sangka-sangka telah berada di tempat tinggalnya di London, Trixie pun melirik Lena yang berada di sampingnya penuh tanya. Sahabatnya itu hanya menggeleng pelan dan mengedikkan bahu, pertanda bahwa ia pun tak tahu menahu akan kehadiran Mrs. Arabella Bradwell, ibunda Trixie yang selama ini tinggal di Indonesia. Manik biru safir Trixie pun semakin membelalak, kala melihat tiga pria yang berada di belakang ibunya. Kedua saudara kembar laki-lakinya, Tristan dan Trevor serta ayahnya, Regan Bradwell. "Apa yang kalian semua lakukan di sini?" Tanya Trixie bingung ketika pulang-pulang dan mendapati seluruh keluarganya berkumpul di tempat tinggalnya. "Kami mendapat kabar dari M15 bahwa kamu telah disandera oleh mafia, Nak." Arabella Bradwel

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status