Home / Romansa / The Mafia Billionaire / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of The Mafia Billionaire: Chapter 71 - Chapter 80

98 Chapters

71. Buku Yang Sama, Ending Yang Berbeda

"Aiden. Kamu sudah sadar?"Kelopak mata yang perlahan terbuka itu, menunjukkan sepasang bola mata coklat gelap yang masih sama. Pekat dan dingin, meski wajah sang empunya terlihat pucat."Mom...?""Jangan bergerak dulu, kamu masih terluka." Vivienne mengusap kepala bersurai coklat putranya. Sebuah senyuman samar terlukis di wajah wanita itu, namun Aiden bisa menyadari bahwa ada kesedihan yang tak dapat disembunyikan dari wajah sembabnya.Aiden menatap ke sekelilingnya yang serba putih. Bau obat-obatan tercium cukup menyengat, membuatnya yakin bahwa dirinya tengah berada di gedung kesehatan yang dimiliki oleh Cielo Nostra.Seketika anak lelaki itu pun teringat pada apa yang terjadi sebelumnya.Ayahnya yang melemparinya dengan granat tangan dengan dalih 'berlatih'.Dia yang sempat berhasil mengelak dari lemparan pertama, namun tidak berkutik ketika dampak ledakan granat itu membuat telinganya berdenging parah dan serpihan ledakan itu mengggores kulitnya.Kelelahan mental dan fisik luar
last updateLast Updated : 2025-02-18
Read more

72. Langit Runtuh dan Dunia Hancur

Suara tawa renyah anak-anak membuat si wanita yang sedang mengajarkan bahasa Inggris dan matematika itu pun ikut tertawa. Ia baru saja mengeluarkan candaan lucu yang membuat bukan saja anak-anak tertawa, tapi juga seorang wanita lokal yang bertugas menerjemahkan perkataannya ke dalam bahasa Spanyol. Beberapa meter dari tempatnya berada, seorang pria tampan berkaca mata hitam yang sedang duduk di atas batang pohon patah pun ikut tersenyum. Sejak tadi pandangannya tak lepas menatap si wanita cantik bersurai pirang bercahaya bagaikan sinar matahari pagi. "An Angel will always be an Angel," guman sang pria, yang terpukau akan visual sempurna kekasihnya yang sedang mengajari anak-anak lokal yang putus sekolah. Trixie bukan hanya memiliki sosok yang sangat menawan, tapi hatinya pun selembut sutra. Seorang wanita muda yang rela melepaskan karir modellingnya yang sedang berada di puncak, demi fokus mendirikan sebuah badan amal. Dan ketulusannya untuk membantu orang yang membutuhkan pun
last updateLast Updated : 2025-02-19
Read more

73. Leon Morgan

"Aku tidak suka makanan ini, bilang sama chef-nya untuk membuatkan makanan yang lain." Nathan hanya bisa menggeretakkan gerahamnya dengan perasaan geram, ketika mendengar perintah Nona-nya yang sejak tadi seolah menguji batas kesabarannya. "Ini sudah menu ke tiga yang dihidangkan untuk Anda," ujar pria muda itu akhirnya, yang masih mencoba untuk bersabar. Bagaimana pun Mr. Aiden Miller telah memintanya untuk menjaga adiknya, dan melakukan segala cara agar Monica tidak mogok makan. Aargh!! Lebih baik ia melawan puluhan musuh dibandingkan harus mengasuh gadis manja ini!! "Kasihanilah chef yang telah susah payah memasak untuk Anda. Ayolah, Nona. Sudah sejak pagi Anda tidak makan, kan?" Bujuk Nathan. Monica melayangkan tatapan malas ke arah makanan yang terhidang di depannya. Sebenarnya perutnya mual dan kepalanya agak pusing, dan yang ia inginkan adalah berbaring di ranjang seharian, tapi makhluk di depannya ini selalu saja membuatnya kesal dengan memaksa makan!! Gadis itu menata
last updateLast Updated : 2025-02-20
Read more

74. Balas Dendam

Hanya ingin balas dendam. Itulah alasan utama yang tercetus pertama kali di dalam pikiran Nathan, saat ia hendak memberikan sedikit pelajaran kepada Nona menyebalkan yang bernama Monica Miller ini. Nathan bahkan tak peduli meski dampak dari perbuatannya ini akan membuatnya berada di dalam masalah. Mungkin Mr. Miller akan memukulinya habis-habisan dan menjadikannya samsak hidup, karena telah dengan lancang berani mencium adiknya. Atau bahkan bos besarnya itu akan melemparkan tubuhnya langsung ke kandang singa untuk diterkam dan dimakan hidup-hidup. Namun semua ancaman itu kini tak ia hiraukan sama sekali, karena batas kesabarannya yang telah berulang kali diterabas oleh kelakuan menyebalkan Monica yang membuatnya hampir gila. Aarghh!! Kenapa Mr. Miller memberikan tugas untuk menjaga adiknya?! Nathan merasa ia seperti sedang mengasuh seorang anak kecil yang manja dan banyak maunya! Oke, ia mengerti jika Nona Monica mungkin masih tenggelam dalam kesedihan karena kehilangan ayahny
last updateLast Updated : 2025-02-20
Read more

75. Atas Perintahmu

"Awas saja, akan kuadukan perbuatan si bajingan itu kepada Aiden!" Monica sedang mematut diri sambil menyisir rambutnya yang gelap dan ikal, sejak tadi gerutuan dan makian yang dialamatkan kepada Nathan terus meluncur dari bibirnya. Gadis itu membanting sisir sikat bulat ke atas meja dengan perasaan kesal yang amat sangat, lalu berdiri dari kursi di depan cermin dan melangkah menuju pintu keluar kamarnya. Manik gelap Monica seketika beradu pandang dengan bola mata hijau seorang pria yang berdiri sambil menyandarkan bahu di dinding, ketika gadis itu baru saja membuka pintu kamarnya. Sial. Monica lupa kalau Nathan memang diperintahkan oleh Aiden untuk menjaganya, dan kini ia harus kembali melihat wajah pria menyebalkan itu lagi. Tanpa berkata apa-apa, Monica hanya membuang wajahnya yang sudah merona karena malu teringat bahwa Nathan telah melihat seluruh tubuhnya tanpa busana. Gadis itu melangkah menuju tangga. Ia memutuskan untuk menunggu Aiden di lantai bawah, agar bisa segera m
last updateLast Updated : 2025-02-20
Read more

76. Password : Le Gavroche

"Kami menyembunyikan identitas Leon Morgan, adalah karena permintaanmu sendiri! Kami juga tidak menceritakannya saat kamu tidak mengingat apa-apa, juga atas perintah darimu, Aiden Miller sialan!!" *** Aiden terdiam mencoba untuk mencerna kalimat demi kalimat yang terlontar dari mulut Monica. Apa?? Monica mengatakan bahwa dirinya sendiri yang memerintahkan untuk menyembunyikan identitas Leon Morgan?? Omong kosong apa ini? "Jangan berkelit dengan melempar batu sembunyi tangan, Monica," desis Aiden dengan manik coklat gelapnya yang menyorot dingin. "Aku yang memerintahkan untuk menyembunyikan identitas Leon? Cih. Ucapanmu itu sungguh tak masuk akal, adikku." "Jangan, Nona!" Nathan mencengkram tangan Monica yang tiba-tiba saja hendak beranjak keluar dari belakang punggungnya. Wajah kesal gadis bersurai gelap itu seolah ingin berkonfrontasi secara langsung dengan Aiden, menantang kakaknya sendiri dan membuat Nathan mencemaskannya. Meskipun adik-kakak, tapi tetap saja Aiden yang se
last updateLast Updated : 2025-02-21
Read more

77. Aiden VS Leon

LONDON, MUSIM GUGUR 1 TAHUN YANG LALU "Satu buket bunga mawar merah ukuran paling besar dan paling indah yang kamu punya," ucap seorang pria tampan sambil tersenyum ramah kepada sang pemilik toko bunga. "Coba kutebak. Pasti bunga untuk Miss Trixie yang cantik, kan?" Goda si pemilik toko yang seorang pria paruh baya sambil tertawa pelan. Ia sudah hapal dengan kebiasaan salah satu pelanggan setia yang selalu membeli bunga mawar di tokonya setiap kali hendak bertemu sang pujaan hati. "Well, bunga terbaik hanya untuk wanita terbaik," Cetus si pria muda itu lagi sembari menaikkan alisnya meminta persetujuan. "Baiklah, Leon. Mohon tunggu sebentar, akan kubuatkan buket mawar terindah." Pria yang dipanggil Leon itu pun mengangguk dan tak lupa berterima kasih kepada pemilik toko bunga langganannya, tempat ia selalu membelikan bunga mawar merah untuk kekasihnya setiap kali hendak mengunjungi Trixie. Leon mengalihkan tatapannya melewati pintu kaca untuk melihat ke seberang jalan, dimana Y
last updateLast Updated : 2025-02-22
Read more

78. Kenangan Yang Kembali

"Daddy... dia sudah sadar!!" Monica berseru penuh suka cita kepada Henry, ketika gadis itu melihat kedua kelopak mata kakaknya mulai perlahan membuka. "Aiden! Aiden, kamu bisa mendengarku?!" "Aiden baru sadar, Sayang. Biarkan dulu ia mencerna semuanya," ucap Henry sang ayah yang kini ikut berada di samping putrinya, dan melempar senyum ke arah putranya yang sedang berbaring dengan tubuh penuh luka. Manik coklat gelap Aiden semula menatap sayu dan kosong kepada dua orang yang yang ikut menatap dirinya, namun ketika sebuah kilasan kenangan terbersit di dalam pikirannya, seketika itu juga ia bergerak-gerak gelisah. "Trixie," ucap bibir pucat, kering dan pecah-pecah itu. "Trixie... aku harus... menyelamatkan Trixie..." "Aiden, tenanglah. Detak jantungmu menjadi tidak stabil. Tolong jangan pikirkan apa pun dulu~~" "TRIXIE!!" Teriak Aiden yang mengabaikan perkataan ayahnya. Tubuhnya bergerak semakin gelisah seolah ingin bangun, namun kondisinya yang sangat lemah itu membuatnya tak b
last updateLast Updated : 2025-02-23
Read more

79. Kenangan Yang Kembali (2)

Sesungguhnya sebagai seorang dokter, ia pun tidak setuju dengan permintaan yang diajukan oleh Aiden Miller. Pria itu memintanya untuk membuang ingatannya spesifik mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan Leon Morgan dan Trixie Bradwell. Awalnya tentu saja Sandeep menolaknya, karena 'melupakan' bukanlah solusi yang tepat untuk setiap menangani setiap masalah. Hipnoterapi sendiri bukanlah bertujuan untuk melupakan masalah, namun 'mengubah' sudut pandang terhadap masalah itu sendiri. Pasien akan dibantu untuk menjadi 'netral' terhadap masalah hidupnya, hingga semua beban itu tak lagi memberatkannya. Dengan cara memberikan makna baru yang lebih baik untuk peristiwa yang telah terjadi, dan juga bisa dengan cara memaafkan diri sendiri dan orang lain dalam prosesnya. Namun Sandeep tak bisa berkutik saat baru menyadari siapa pria bersurai coklat dengan sorot dingin yang meminta bantuannya itu, sosok yang ternyata bukanlah orang biasa. Pria yang ternyata memiliki kuasa yang mengeri
last updateLast Updated : 2025-02-23
Read more

80. Aku Bukan Leon

Keputus-asaan.Aiden bisa merasakan betapa dalam dan pekatnya perasaan itu yang tiba-tiba saja menyergap dirinya, saat kenangan akan Leon Morgan kembali teringat di dalam pikirannya.Bahkan Aiden pun ingat pada detik-detik terakhir sebelum Leon berlari ke jalanan, lalu dengan sengaja menabrakkan diri ke salah satu mobil yang sedang melaju kencang.Semua itu ia lakukan tanpa banyak berpikir, kecuali hanya demi ingin menyelamatkan nyawa Trixie.Aiden juga ingat dengan keputusannya yang meminta bantuan kepada Dokter Sandeep Naresh untuk membuatnya "lupa".Juga pada setiap detik dari rasa sakit luar biasa saat otaknya dicuci dari kenangan akan Trixie dan Leon, serta bagaimana pada akhirnya semua ini bermula.Pria bersurai coklat gelap itu pun menghela napas pelan. Ia tak bisa menarik kembali semua yang telah terjadi, meskipun sangat ingin.Aiden baru saja sadar setelah beberapa jam dari pingsannya. Sambil duduk bersandar di kepala ranjang, ia masih berusaha mencerna semua ingatan yang per
last updateLast Updated : 2025-02-23
Read more
PREV
1
...
5678910
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status