Semua Bab The Mafia Billionaire: Bab 31 - Bab 40

98 Bab

31. Kembali Menjadi Model

"Giliranmu tampil sebentar lagi," ucap Agent Gale Webster sambil menatap lekat Trixie dari atas hingga ke bawah. Gadis itu terlihat luar biasa. Mulai dari gaun seksi merah menyala couture yang ia kenakan, tatanan rambut yang simple elegan, serta make up yang sempurna. Trixie sedang bercermin memeriksa penampilannya ketika Gale mengetuk pintu dan masuk ke dalam ruangannya. Hari ini adalah hari terselenggaranya acara Fashion for Donation, yaitu acara pagelaran busana eksklusif dengan tujuan untuk penggalangan dana kemanusiaan. Yayasan Choose Love milik Trixie kembali mengadakan donasi tersebut. Namun alih-alih melelang barang berharga, Trixie lebih menggandeng teman-temannya sesama model dan desainer-desainer dunia yang ingin ikut menyumbangkan jasa dan karyanya untuk tujuan mulia. Hasil dari penjualan busana itulah yang akan disumbangkan untuk orang-orang yang membutuhkan. Bahkan untuk kali ini, Trixie yang sudah pensiun dari dunia catwalk pun memutuskan untuk ikut sebagai
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-31
Baca selengkapnya

32. The Black Orchid

Sejujurnya Trixie tidak terlalu yakin. Entahlah, lelaki itu benar-benar tak terdengar lagi kabarnya setelah terakhir kalinya mereka bersama sebelum Mansion Epping Forrest diserang. Suara riuh tepukan tangan terdengar bergemuruh di udara, saat satu persatu para model keluar dan berjalan di panggung catwalk. Hari ini ada lima orang desainer ternama yang dengan suka rela menyumbangkan karya-karyanya demi kemanusiaan berkat tangan dingin Trixie yang berhasil meyakinkan mereka. Trixie adalah penampil yang akan muncul hanya sekali setiap akhir pertunjukan di tiap karya sebagai penutup. Jadi total ia akan tampil sebanyak lima kali. "Trix!" Suara yang memanggilnya itu membuat Trixie menoleh. Senyum pun seketika terukir di bibirnya ketika melihat sosok wanita berambut ikal gelap yang berjalan tergesa mendekatinya. Lena. Namun tiba-tiba saja dua orang lelaki menghalangi Lena saat hanya tinggal beberapa langkah lagi ia mencapai Trixie. "Dia sahabatku! Kenapa kalian semua menghalang
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-31
Baca selengkapnya

33. Pancingan Yang Sempurna

FLASHBACK TIGA HARI SEBELUM DIMULAINYA ACARA FASHION FOR DONATIONS "Mr. Miller." Lelaki bersurai coklat gelap serupa dengan warna matanya itu pun serta merta membuka Metaverse Virtual Reality Console yang menutupi kedua matanya, lalu mendongakkan wajahnya menatap lelaki paruh baya yang barusan menyapa dirinya. Aiden Miller sedang mencoba produk game terbaru yang materinya baru saja diuji coba, game yang rencananya akan diluncurkan oleh Miller Corporation dalam waktu dekat. "Ya, Wilson? Ada apa?" "Saya hanya ingin memberikan berita terbaru mengenai Miss Trixie Bradwell," sahut Wilson, yang membuat Aiden pun sontak menegakkan tubuhnya dan menajamkan tatapannya, sebuah gestur yang menunjukkan ketertarikan terhadap hal yang akan disampaikan ajudan setianya itu. Sudah dua minggu yang berlalu dan Aiden masih tinggal di Mansion milik ayahnya, Henry Miller. Tempat yang ia rasa paling aman di seluruh dunia. Ia memang sengaja menghindar dari publik, sejenak menghilang, menunggu setelah h
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-31
Baca selengkapnya

34. Pria Dengan Sejuta Kejutan

"Apa Anda bermaksud untuk memunculkan diri di acara itu?" Tanya Wilson curiga. Jelas sekali bahwa itu adalah jebakan untuk menangkap bosnya, namun terkadang Wilson saja tidak bisa memprediksi pemikiran bos mudanya ini. "Menurutmu?" Aiden malah melontarkan pertanyaan balik yang membuat Wilson hanya menghela napas lelah tanpa berniat untuk menjawab, karena makna sarkasme dan retorika yang terkandung di dalamnya. Aiden menghempas foto polaroid itu ke atas meja kerja. "Trixie lahir dan besar di Indonesia, kan?" Cetusnya setelah menemukan sebuah ide cemerlang. "Carikan aku Black Orchid. Aku membutuhkan bunga yang berasal dari negara yang sama dengan negara kelahiran Trixie. Bawa bunga itu ke London." "Apa Anda membutuhkan satu buket besar bunga itu?" Tanya Wilson memastikan. Black Orchid atau Anggrek Hitam juga dijual di London, jadi jika hanya satu buket rasanya tidak perlu dibawa dari Indonesia. "Tidak satu buket, Wilson. Aku membutuhkan banyak Black Orchid. Sebanyak mungkin, jika
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-31
Baca selengkapnya

35. Mempertaruhkan

"Aiden pergi kemana, Dad?" Seorang gadis bersurai legam lurus bertanya kepada ayahnya yang sedang berolah raga ringan di taman. Ayahnya yang bernama Henry pun seketika menghentikan gerakannya dan menoleh. "Aiden?" Ulang Henry sambil menaikkan kedua alisnya saat menatap putrinya, Monica. Gadis itu terlihat cantik dengan dandanan dan gaun yang indah. "Dia sudah kembali ke London, Sayang. By the way, kamu sendiri mau kemana dengan penampilan seperti itu?" Tanya Henry penasaran. Mereka tinggal di sebuah pulau terpencil yang bernama Necker Island, yang terletak di gugusan Kepulauan British Virgin. Saking terpencilnya, Mansion megah milik Henry Miller adalah satu-satunya bangunan di pulau ini. Sisanya adalah kandang kuda dan gudang peralatan. Jadi wajar saja jika Henry bertanya, karena gaun yang dikenakan Monica lebih pantas untuk menghadiri sebuah pesta. Gadis bersurai legam itu pun seketika menunduk, menatap gaunnya dengan wajah muram. Sia-sia saja ia berdandan habis-habisan untu
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-01
Baca selengkapnya

36. Sengaja?

Gelap. Trixie tidak bisa melihat apa pun di sekelilingnya selain kabut hitam yang menutup seluruh pandangan matanya. Setelah hujan mahkota bunga Anggrek hitam, kini seluruh penerangan yang malah padam? Apa Aiden adalah orang yang bertanggung jawab di balik semua ini? GREPP!! Trixie memekik pelan ketika merasakan seseorang mencengkram pergelangan tangannya, lalu memeluk tubuhnya dari arah belakang dan membekap mulutnya. "Sshh... jangan berteriak, Angel. Jangan buat semua usahaku hanya untuk dapat bertemu denganmu, menjadi sia-sia." Bisikan pelan di telinganya itu membuat Trixie terpaku. Suara Aiden dan hembusan hangat napasnya menerpa kulit leher serta menerbangkan helai-helai pirang rambutnya. Entah apa yang merasuki pikiran Trixie, yang membuatnya patuh dan diam alih-alih berontak, atau malah yang lebih bagus lagi : menekan alarm tanda bahaya agar para agent M15 menangkap Aiden. Bukankah itu tujuan utama diselenggarakannya acara ini?? "Ikuti aku." Aiden menarik Trixie menja
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-01
Baca selengkapnya

37. Bermain Api

Kedua lelaki itu saling menatap dalam keheningan. Seolah saling mengukur kekuatan, serta dalamnya jurang kepribadian masing-masing. Untuk beberapa jenak tak ada satu pun yang berbicara, namun sorot penuh permusuhan sangat kental menguar dari keduanya. Meski Agent Gale Webster berusaha untuk menutupinya, sementara Aiden Miller justru dengan terang-terangan memperlihatkannya. Secarik senyum formal pun akhirnya diberikan oleh Gale, meskipun hanya berupa tarikan kedua ujung bibir yang kaku dan samar. "Terima kasih untuk kerjasamanya, Mr. Miller. Aku sangat menghargai kedatangan Anda ke markas M15 kami ini dengan penuh suka rela." "Cih." Aiden berdecih pelan membalas perkataan Gale yang terdengar sopan, namun sesungguhnya adalah sindiran. Ia tahu kalau M15 tengah mencari keberadaan dirinya yang mendadak raib tanpa jejak pasca runtuhnya Gedung Miller Corporation, dan baru muncul kembali saat mereka mengumpankan Trixie Bradwell untuk menjebaknya. "Langsung saja katakan apa yang ingin k
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-02
Baca selengkapnya

38. The Sweetest Danger

Harus terus berlari, berlari, dan jangan berhenti! Trixie merasakan napasnya seolah akan putus, seakan paru-parunya diperas hingga meledak. Kakinya sakit luar biasa, otot-ototnya menjerit meminta belas kasihan, tetapi ia tidak boleh menyerah. Tidak, jika ia ingin tetap hidup. Di belakangnya, langkah berat dan cepat menggema di antara pepohonan, seolah sang pengejar tak berniat berhenti sampai mendapatkan mangsanya. Jika ia tertangkap, itu adalah akhir dari segalanya! Tenggorokannya kini kering dan nyeri, setiap teriakannya semakin melemah, merobek pita suaranya yang sudah terkuras. Ia terus meminta tolong, tetapi suara-suara itu hanya tertelan oleh hutan yang sunyi, seolah alam pun bersekongkol melawan dirinya. Namun, memang siapa yang akan menolongnya di tempat seperti ini? Hutan belantara yang lebat, pekat, dan tak tersentuh peradaban manusia? Bahkan sinar matahari pun nyaris tak mampu menembus dedaunan raksasa di atas sana. Ketakutan menjalar di setiap sel tubuhnya
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-02
Baca selengkapnya

39. Rumit

"Dan perkara yang sulit adalah, memutuskan apakah kita akan bercinta di sini saja... ataukah aku akan membawamu ke suatu tempat yang indah dan eksotik di luar sana? Dua-duanya sangat menggiurkan, hm?" "Jangan gila, Aiden!" Pekik Trixie sembari mendelik gusar ke arah lelaki yang sedang mengerling nakal ke arahnya. Kenapa sih Aiden selalu saja bersikap mesum kepadanya?? Seolah keberadaan Trixie hanyalah untuk menjadi pemuas nafsunya saja! "Hm? Kenapa? Apa kamu ingin kita melakukannya di sini saja?" Goda Aiden sambil menyeringai. Lelaki itu lalu menjulurkan satu tangan untuk mengaitkan jari telunjuknya pada helai rambut pirang Trixie. Tatapan dari manik coklat gelap Aiden menyusuri wajah secantik bidadari, dan berhenti pada bibir penuh Trixie yang sensual. Menatap bibir Trixie sontak membuat Aiden merasakan sebuah dahaga yang amat sangat. Ia ingat bagaimana rasa bibir itu. Manis, lembut dan adiktif, seperti menyesap es krim yang sangat lezat di tengah musim panas. "Then let's do
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-03
Baca selengkapnya

40. Menjadi Yang Pertama

"Tapi sikapnya terlalu berbeda. Leon tidak akan pernah memaksakan kehendak begini. Dia adalah lelaki terhormat yang sangat gentlemen dan menghargai wanita! Leon tidak pernah bersikap liar dan mesum seperti Aiden Miller!" Rasanya ingin sekali Trixie berteriak agar dua suara yang saling berseberangan di dalam kepalanya itu diam. Ingin sekali ia menutup pikirannya yang rumit untuk dipahami itu untuk sementara, dan hanya fokus pada apa yang nyata terjadi saat ini. "Uhhm..." tanpa sadar, Trixie mengguman pelan ketika lidah Aiden kini menyusuri garis tulang selangka miliknya yang menyembul dengan cantik dan membuat Aiden gemas. Kedua tangannya kini telah berada di sisi kepala Aiden, dengan kesepuluh jemarinya yang telah tenggelam ke dalam kelebatan helai-helai surai coklat gelap lelaki itu. Lelaki itu dengan sengaja menciptakan beberapa jejak cinta kemerahan di sepanjang kulit sehalus beludru itu. Trixie memiliki warna kulit yang unik namun sangat indah. Sedikit memiliki sembura
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-03
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
10
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status