Beranda / Romansa / The Mafia Billionaire / 32. The Black Orchid

Share

32. The Black Orchid

Penulis: Black Aurora
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-31 09:44:45

Sejujurnya Trixie tidak terlalu yakin. Entahlah, lelaki itu benar-benar tak terdengar lagi kabarnya setelah terakhir kalinya mereka bersama sebelum Mansion Epping Forrest diserang.

Suara riuh tepukan tangan terdengar bergemuruh di udara, saat satu persatu para model keluar dan berjalan di panggung catwalk.

Hari ini ada lima orang desainer ternama yang dengan suka rela menyumbangkan karya-karyanya demi kemanusiaan berkat tangan dingin Trixie yang berhasil meyakinkan mereka.

Trixie adalah penampil yang akan muncul hanya sekali setiap akhir pertunjukan di tiap karya sebagai penutup. Jadi total ia akan tampil sebanyak lima kali.

"Trix!"

Suara yang memanggilnya itu membuat Trixie menoleh. Senyum pun seketika terukir di bibirnya ketika melihat sosok wanita berambut ikal gelap yang berjalan tergesa mendekatinya. Lena.

Namun tiba-tiba saja dua orang lelaki menghalangi Lena saat hanya tinggal beberapa langkah lagi ia mencapai Trixie.

"Dia sahabatku! Kenapa kalian semua menghalang
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • The Mafia Billionaire   33. Pancingan Yang Sempurna

    FLASHBACK TIGA HARI SEBELUM DIMULAINYA ACARA FASHION FOR DONATIONS "Mr. Miller." Lelaki bersurai coklat gelap serupa dengan warna matanya itu pun serta merta membuka Metaverse Virtual Reality Console yang menutupi kedua matanya, lalu mendongakkan wajahnya menatap lelaki paruh baya yang barusan menyapa dirinya. Aiden Miller sedang mencoba produk game terbaru yang materinya baru saja diuji coba, game yang rencananya akan diluncurkan oleh Miller Corporation dalam waktu dekat. "Ya, Wilson? Ada apa?" "Saya hanya ingin memberikan berita terbaru mengenai Miss Trixie Bradwell," sahut Wilson, yang membuat Aiden pun sontak menegakkan tubuhnya dan menajamkan tatapannya, sebuah gestur yang menunjukkan ketertarikan terhadap hal yang akan disampaikan ajudan setianya itu. Sudah dua minggu yang berlalu dan Aiden masih tinggal di Mansion milik ayahnya, Henry Miller. Tempat yang ia rasa paling aman di seluruh dunia. Ia memang sengaja menghindar dari publik, sejenak menghilang, menunggu setelah h

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-31
  • The Mafia Billionaire   34. Pria Dengan Sejuta Kejutan

    "Apa Anda bermaksud untuk memunculkan diri di acara itu?" Tanya Wilson curiga. Jelas sekali bahwa itu adalah jebakan untuk menangkap bosnya, namun terkadang Wilson saja tidak bisa memprediksi pemikiran bos mudanya ini. "Menurutmu?" Aiden malah melontarkan pertanyaan balik yang membuat Wilson hanya menghela napas lelah tanpa berniat untuk menjawab, karena makna sarkasme dan retorika yang terkandung di dalamnya. Aiden menghempas foto polaroid itu ke atas meja kerja. "Trixie lahir dan besar di Indonesia, kan?" Cetusnya setelah menemukan sebuah ide cemerlang. "Carikan aku Black Orchid. Aku membutuhkan bunga yang berasal dari negara yang sama dengan negara kelahiran Trixie. Bawa bunga itu ke London." "Apa Anda membutuhkan satu buket besar bunga itu?" Tanya Wilson memastikan. Black Orchid atau Anggrek Hitam juga dijual di London, jadi jika hanya satu buket rasanya tidak perlu dibawa dari Indonesia. "Tidak satu buket, Wilson. Aku membutuhkan banyak Black Orchid. Sebanyak mungkin, jika

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-31
  • The Mafia Billionaire   35. Mempertaruhkan

    "Aiden pergi kemana, Dad?" Seorang gadis bersurai legam lurus bertanya kepada ayahnya yang sedang berolah raga ringan di taman. Ayahnya yang bernama Henry pun seketika menghentikan gerakannya dan menoleh. "Aiden?" Ulang Henry sambil menaikkan kedua alisnya saat menatap putrinya, Monica. Gadis itu terlihat cantik dengan dandanan dan gaun yang indah. "Dia sudah kembali ke London, Sayang. By the way, kamu sendiri mau kemana dengan penampilan seperti itu?" Tanya Henry penasaran. Mereka tinggal di sebuah pulau terpencil yang bernama Necker Island, yang terletak di gugusan Kepulauan British Virgin. Saking terpencilnya, Mansion megah milik Henry Miller adalah satu-satunya bangunan di pulau ini. Sisanya adalah kandang kuda dan gudang peralatan. Jadi wajar saja jika Henry bertanya, karena gaun yang dikenakan Monica lebih pantas untuk menghadiri sebuah pesta. Gadis bersurai legam itu pun seketika menunduk, menatap gaunnya dengan wajah muram. Sia-sia saja ia berdandan habis-habisan untu

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-01
  • The Mafia Billionaire   36. Sengaja?

    Gelap. Trixie tidak bisa melihat apa pun di sekelilingnya selain kabut hitam yang menutup seluruh pandangan matanya. Setelah hujan mahkota bunga Anggrek hitam, kini seluruh penerangan yang malah padam? Apa Aiden adalah orang yang bertanggung jawab di balik semua ini? GREPP!! Trixie memekik pelan ketika merasakan seseorang mencengkram pergelangan tangannya, lalu memeluk tubuhnya dari arah belakang dan membekap mulutnya. "Sshh... jangan berteriak, Angel. Jangan buat semua usahaku hanya untuk dapat bertemu denganmu, menjadi sia-sia." Bisikan pelan di telinganya itu membuat Trixie terpaku. Suara Aiden dan hembusan hangat napasnya menerpa kulit leher serta menerbangkan helai-helai pirang rambutnya. Entah apa yang merasuki pikiran Trixie, yang membuatnya patuh dan diam alih-alih berontak, atau malah yang lebih bagus lagi : menekan alarm tanda bahaya agar para agent M15 menangkap Aiden. Bukankah itu tujuan utama diselenggarakannya acara ini?? "Ikuti aku." Aiden menarik Trixie menja

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-01
  • The Mafia Billionaire   37. Bermain Api

    Kedua lelaki itu saling menatap dalam keheningan. Seolah saling mengukur kekuatan, serta dalamnya jurang kepribadian masing-masing. Untuk beberapa jenak tak ada satu pun yang berbicara, namun sorot penuh permusuhan sangat kental menguar dari keduanya. Meski Agent Gale Webster berusaha untuk menutupinya, sementara Aiden Miller justru dengan terang-terangan memperlihatkannya. Secarik senyum formal pun akhirnya diberikan oleh Gale, meskipun hanya berupa tarikan kedua ujung bibir yang kaku dan samar. "Terima kasih untuk kerjasamanya, Mr. Miller. Aku sangat menghargai kedatangan Anda ke markas M15 kami ini dengan penuh suka rela." "Cih." Aiden berdecih pelan membalas perkataan Gale yang terdengar sopan, namun sesungguhnya adalah sindiran. Ia tahu kalau M15 tengah mencari keberadaan dirinya yang mendadak raib tanpa jejak pasca runtuhnya Gedung Miller Corporation, dan baru muncul kembali saat mereka mengumpankan Trixie Bradwell untuk menjebaknya. "Langsung saja katakan apa yang ingin k

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-02
  • The Mafia Billionaire   38. The Sweetest Danger

    Harus terus berlari, berlari, dan jangan berhenti! Trixie merasakan napasnya seolah akan putus, seakan paru-parunya diperas hingga meledak. Kakinya sakit luar biasa, otot-ototnya menjerit meminta belas kasihan, tetapi ia tidak boleh menyerah. Tidak, jika ia ingin tetap hidup. Di belakangnya, langkah berat dan cepat menggema di antara pepohonan, seolah sang pengejar tak berniat berhenti sampai mendapatkan mangsanya. Jika ia tertangkap, itu adalah akhir dari segalanya! Tenggorokannya kini kering dan nyeri, setiap teriakannya semakin melemah, merobek pita suaranya yang sudah terkuras. Ia terus meminta tolong, tetapi suara-suara itu hanya tertelan oleh hutan yang sunyi, seolah alam pun bersekongkol melawan dirinya. Namun, memang siapa yang akan menolongnya di tempat seperti ini? Hutan belantara yang lebat, pekat, dan tak tersentuh peradaban manusia? Bahkan sinar matahari pun nyaris tak mampu menembus dedaunan raksasa di atas sana. Ketakutan menjalar di setiap sel tubuhnya

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-02
  • The Mafia Billionaire   39. Rumit

    "Dan perkara yang sulit adalah, memutuskan apakah kita akan bercinta di sini saja... ataukah aku akan membawamu ke suatu tempat yang indah dan eksotik di luar sana? Dua-duanya sangat menggiurkan, hm?" "Jangan gila, Aiden!" Pekik Trixie sembari mendelik gusar ke arah lelaki yang sedang mengerling nakal ke arahnya. Kenapa sih Aiden selalu saja bersikap mesum kepadanya?? Seolah keberadaan Trixie hanyalah untuk menjadi pemuas nafsunya saja! "Hm? Kenapa? Apa kamu ingin kita melakukannya di sini saja?" Goda Aiden sambil menyeringai. Lelaki itu lalu menjulurkan satu tangan untuk mengaitkan jari telunjuknya pada helai rambut pirang Trixie. Tatapan dari manik coklat gelap Aiden menyusuri wajah secantik bidadari, dan berhenti pada bibir penuh Trixie yang sensual. Menatap bibir Trixie sontak membuat Aiden merasakan sebuah dahaga yang amat sangat. Ia ingat bagaimana rasa bibir itu. Manis, lembut dan adiktif, seperti menyesap es krim yang sangat lezat di tengah musim panas. "Then let's do

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-03
  • The Mafia Billionaire   40. Menjadi Yang Pertama

    "Tapi sikapnya terlalu berbeda. Leon tidak akan pernah memaksakan kehendak begini. Dia adalah lelaki terhormat yang sangat gentlemen dan menghargai wanita! Leon tidak pernah bersikap liar dan mesum seperti Aiden Miller!" Rasanya ingin sekali Trixie berteriak agar dua suara yang saling berseberangan di dalam kepalanya itu diam. Ingin sekali ia menutup pikirannya yang rumit untuk dipahami itu untuk sementara, dan hanya fokus pada apa yang nyata terjadi saat ini. "Uhhm..." tanpa sadar, Trixie mengguman pelan ketika lidah Aiden kini menyusuri garis tulang selangka miliknya yang menyembul dengan cantik dan membuat Aiden gemas. Kedua tangannya kini telah berada di sisi kepala Aiden, dengan kesepuluh jemarinya yang telah tenggelam ke dalam kelebatan helai-helai surai coklat gelap lelaki itu. Lelaki itu dengan sengaja menciptakan beberapa jejak cinta kemerahan di sepanjang kulit sehalus beludru itu. Trixie memiliki warna kulit yang unik namun sangat indah. Sedikit memiliki sembura

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-03

Bab terbaru

  • The Mafia Billionaire   98. Extra Part

    Sepanjang makan malam itu, Aiden hanya bisa menjaga ekspresi wajahnya datar seperti biasa, padahal dalam hati ia meringis Bagaimana tidak? Tristan Bradwell, salah satu saudara kembar istrinya itu sejak tadi seolah tak lepas menatapnya dengan sangat tajam, seolah ingin mengulitinya hidup-hidup. Penyebabnya tidak lain dan tidak bukan adalah karena perkataan dari putrinya yang bernama Ailee. Aiden pun hanya bisa mendesah pelan sembari mengusap bibirnya dengan serbet. Rasanya ia sudah kenyang, meskipun makanannya belum habis di dalam piringnya. Berbanding terbalik dengan ayahnya, Ailee malah menatap dirinya dengan manik yang berbinar-binar. Gadis kecil berusia 5 tahun itu seolah kini telah resmi menjadi penggemarnya sejak Ailee melihat bagaimana Aiden menghajar empat orang musuhnya di tanah kosong samping villa. "Uncle, ini minumnya." Dengan cekatan, Ailee menuangkan teko kaca bening yang berisi air putih di gelas Aiden yang telah kosong. "Terima kasih, Ailee. Kamu manis se

  • The Mafia Billionaire   97. Runtuh Dan Bangkit Kembali

    "AIDEEN!!" Senyum bahagia terkembang di wajah tampan namun penuh lebam itu kepada kekasihnya yang datang menyongsong dirinya sambil berlari. Pelukan erat disertai tangisan penuh kelegaan itu diberikan oleh kekasihnya, membuat Aiden mengangkat tubuh Trixie dan mendaratkan ciuman dengan segenap perasaan cinta yang membuncah di dadanya kepada sosok rupawan ini. "Kamu benar-benar telah kembali..." isak Trixie di sela-sela pagutan bibir mereka. "Aku pasti kembali, Angel. Aku sudah berjanji padamu kan?" Aiden pun semakin memperdalam ciumannya, membuat kedua insan itu larut dalam lautan euforia. Trixie melepaskan bibirnya dan menyusupkan wajahnya di dada bidang Aiden. Ia bisa merasakan irama jantung yang berdetak dengan kuat dan membuatnya semakin terisak. "A-aku mengira... kamu tidak selamat..." Aiden mendaratkan kecupan lembut di puncak kepala Trixie. "Sejujurnya, aku pun tadinya mengira begitu," ungkap Aiden jujur. "Ada masanya aku mengira bahwa langkahku akan terhenti, k

  • The Mafia Billionaire   96. Gadisku Yang Manja

    Aiden memang telah mematuhi persyaratan untuk menjadi manusia yang bebas dari jeratan hukum, namun entah kenapa kini hatinya makin terasa kosong. Perasaan bersalah yang menggerogoti batinnya membuat wajah dan tubuhnya membeku layaknya patung. Benarkah apa yang ia lakukan saat ini? Menjadi pembelot ke arah kebenaran, dengan menjatuhkan orang yang seharusnya ia berikan kesetiaan? Aiden melihat dua orang sedang berjalan ke arahnya setelah menuruni salah satu tangga helikopter yang masih melayang di udara. Monica dan Nathan. Mereka datang untuk menjemputnya pulang. "Oh ya, satu lagi." Tiba-tiba Agent Gale kembali berkata. "Pengampunan dari Pemerintah Inggris Raya tidak serta merta memberikan kembali semua kehidupanmu seperti semula, Mr. Miller. Mengingat sepak terjangmu sebelumnya sebagai pimpinan mafia, maka semua asetmu telah diambil alih. Jadi dengan kata lain, kamu telah 'dibangkrutkan'." Monica yang baru saja sampai, seketika membelalakkan mata mendengar perkataan Agent

  • The Mafia Billionaire   95. Tak Lagi Menjadi Buronan

    Hujan salju ternyata telah terjadi sejak Aiden memasuki kediaman milik Ryuuto. Dan kini, di tengah-tengah hujan salju dan deru angin yang meniupkan butirannya ke segala arah, Aiden berdiri berhadapan dengan Ryuuto. Sebilah katana tajam telah berada di tangan mereka, dengan posisi yang sama bersiap waspada. "Ingatkah dengan sumpah setiamu sendiri, Aiden-kun?" Kalimat itu membuat Aiden mendesah pelan. Sumpah setia, adalah bentuk pengabdian seorang murid kepada sensei-nya. "Kitsune no me," guman Aiden pelan. Semua murid Ryuuto telah mengucapkan sumpah setia, yang berupa tak akan pernah menyerang gurunya sendiri. Namun jika itu terjadi, maka mereka harus bertarung dengan kondisi kedua mata yang tertutup, yang disebut dengan istilah kitsune no me. Aiden telah mendapat pelatihan kitsune no me, bahkan ia mendapatkan peringkat pertama. Tapi melawan Ryuuto-sensei yang ahlinya ilmu bertarung dengan mata tertutup, adalah sama halnya dengan mustahil. SRAAKKK!!! Ryuuto melempar ikat kep

  • The Mafia Billionaire   94. Duel Sampai Mati

    Lokasi : Utashinai, Pulau Hokkaido - JepangMusim dingin tahun ini sangat menggigit. Salju yang tebal bagaikan selimut dingin yang bukan saja telah membekukan bumi, tapi juga waktu yang seolah terhenti dalam keheningannya.Setelah berjalan kaki sejauh tiga kilometer dan beberapa kali terperosok ke dalam salju, akhirnya pria itu sampai juga pada tujuannya.Yaitu sebuah rumah yang luas bergaya Jepang dengan bangunan yang didominasi dari bahan kayu.Manik coklat gelap itu pun tercenung menatap pemandangan familier di depannya.Semuanya masih sama. Rumah besar ini sama sekali tak berubah, meski sepuluh tahun telah berlalu sejak ia pergi.Memori masa lalu pun seketika menyerbu ke dalam ingatannya, menghantarkan ribuan kenangan yang telah membentuk jati diri dan turut mengokohkan namanya di dunia hitam kriminal."Aiden-kun!"Suara pria tua yang memanggil namanya dengan nada gembira, membuatnya mengalihkan pandangan ke seseorang yang ternyata telah berdiri di hadapannya sambil tersenyum."Ry

  • The Mafia Billionaire   93. Cinta

    Trixie pun sontak menahan napas saat ibunya memotong perkataannya dengan mengajukan pertanyaan kepada Aiden! Jika saja bisa, rasanya ia ingin sekali menyusut menjadi partikel atom terkecil sekarang. Aiden bermaksud untuk keluar dari persembunyiannya agar dapat menemui Arabella Bradwell secara langsung, namun Trixie menahannya sambil menggelengkan kepala. "Ck. Baiklah. Mungkin untuk saat ini Trixie belum ingin mempertemukan ibunya dengan kekasihnya, bukan begitu?" Cetus Arabella sambil menatap tajam putrinya. "Mom... ini rumit, dan aku butuh waktu," jelas Trixie dengan wajah serius. "Berilah kesempatan kepada kami, Mom. Biarkan Aiden memperbaiki semua dengan caranya sendiri." Ibu dan putrinya yang saling beradu pandang itu pun kemudian tak ada lagi yang bersuara, hingga akhirnya desahan napas pelan Arabella mulai terdengar di udara. "Fine," guman wanita paruh baya elegan itu. "Untuk satu kali ini saja, Mom tidak akan mengadukan kepada ayahmu tentang kedatangan Aiden yang menemuim

  • The Mafia Billionaire   92. Ketahuan

    Trixie hampir saja larut dalam cumbuan Aiden yang membuat pikirannya melayang, saat tetiba ia teringat akan sesuatu. Wanita itu melepaskan bibirnya dari pagutan Aiden dengan manik biru safirnya yang membelalak lebar seperti orang ketakutan, menghadirkan kernyitan waspada di wajah Aiden. "What's wrong, Angel?" Tanya pria itu sembari diam-diam menyapukan pandangan ke sekitar ruangan kerja Trixie, sebuah reaksi refleks dari seorang petarung di dalam dirinya yang selalu bersiap menghadapi musuh yang setiap saat memunculkan diri. "MOM!!" Pekik Trixie panik, lalu berusaha turun dari gendongan Aiden. "Mom?" Ulang Aiden bingung, tapi ia membiarkan wanita itu melepaskan pelukannya. "Mom... akan datang ke sini. Aargh, aku benar-benar lupa! Cepat sembunyi, Aiden! Aku mau merapikan diri dulu." Trixie buru-buru menyisir rambutnya yang berantakan dengan jemari, lalu mengancingkan kembali blusnya yang tadi dibuka oleh Aiden. Namun ketika ia membalikkan badan, Trixie benar-benar terkejut melih

  • The Mafia Billionaire   91. Three Things

    Tiga minggu pun telah berlalu sejak terakhir kalinya Trixie bertemu dengan Aiden. Wanita itu pun kembali menjalankan aktivitasnya seperti biasa sebagai Direktur Yayasan amal miliknya, meski pikirannya selalu tak fokus dan terpecah. Gara-gara Aiden, sekarang Trixie sering menonton acara berita di televisi. Akhir-akhir ini berita tentang penangkapan salah satu gembong pemimpin mafia obat-obatan terlarang terbesar di dunia cukup menyita perhatiannya. Bukan cuma menggemparkan dunia karena ditemukan berton-ton narkoba di gudangnya, tapi juga mengherankan publik karena gembong mafia itu baru bisa tertangkap setelah dengan bebas beroperasi selama puluhan tahun. Apakah itu ada campur tangan Aiden di dalamnya? Trixie mendesah pelan, lalu berusaha fokus kembali pada laporan data pendanaan yang masuk serta penerima bantuan. Sejak tadi pikirannya melanglang buana kepada Aiden, membuatnya harus mengulang kembali pemeriksaan laporan. Suara ketukan di pintu membuat Trixie menolehkan pandanga

  • The Mafia Billionaire   90. Berkumpul

    "TRIXIE!!" Seorang wanita yang masih sangat cantik di usianya yang tak lagi muda itu menghambur dan langsung memeluk tubuh Trixie, ketika ia baru saja masuk ke dalam Penthouse miliknya. "Mom?!" Sangat kaget karena kedatangan ibundanya yang tak di sangka-sangka telah berada di tempat tinggalnya di London, Trixie pun melirik Lena yang berada di sampingnya penuh tanya. Sahabatnya itu hanya menggeleng pelan dan mengedikkan bahu, pertanda bahwa ia pun tak tahu menahu akan kehadiran Mrs. Arabella Bradwell, ibunda Trixie yang selama ini tinggal di Indonesia. Manik biru safir Trixie pun semakin membelalak, kala melihat tiga pria yang berada di belakang ibunya. Kedua saudara kembar laki-lakinya, Tristan dan Trevor serta ayahnya, Regan Bradwell. "Apa yang kalian semua lakukan di sini?" Tanya Trixie bingung ketika pulang-pulang dan mendapati seluruh keluarganya berkumpul di tempat tinggalnya. "Kami mendapat kabar dari M15 bahwa kamu telah disandera oleh mafia, Nak." Arabella Bradwel

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status