Angin laut yang menyapu permukaan pulau Bontosua terasa dingin, meskipun matahari masih menyisakan kilauan merah di ufuk barat. Laut yang tenang bergelombang pelan, menggulung perlahan dengan suara gemericik lembut yang menenangkan. Rumah-rumah panggung Bugis di sepanjang pantai tampak sepi, sebagian besar penghuni desa sudah beristirahat, menyambut malam yang akan datang. Namun, di sebuah rumah sederhana yang terletak lebih jauh dari pesisir, di kaki bukit hijau, sebuah percakapan sedang berlangsung antara seorang pemuda dan ayahnya, yang kini tengah mempersiapkan sesuatu yang besar. Di ruang tamu yang terbuka, dengan angin yang menyusup melalui dinding bambu, La Patiwaji duduk di dekat La Tunrung, ayahnya yang sudah berumur, namun tetap tegap dan penuh semangat. Mereka berdua duduk berhadapan, dengan hanya cahaya lilin yang menerangi ruangan sempit itu, menciptakan bayang-bayang panjang di dinding. "Ayah... apakah benar ini saatnya?" La Patiwaji memulai percakapan, suaranya penuh
Last Updated : 2024-12-02 Read more