Home / Romansa / Melahirkan Anak Tuan Tampan / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Melahirkan Anak Tuan Tampan: Chapter 31 - Chapter 40

61 Chapters

Bab 31 : Mabuk

Setelah melihat Charisa bersama Genta sebenarnya hati Jean merasa terbakar api cemburu. Dia melarikan diri ke bar hotelnya mencari pelampiasan emosinya di sana.Pria yang sedang patah hati itu menatap kosong ke dalam gelas kristalnya, memutar perlahan alkohol di dalamnya. Suara riuh bar hotel Orbite seakan hanya menjadi latar yang tak berarti. Di seberang mejanya, banyak pengunjung bar yang tertawa dan berbagi cerita, tetapi tidak ada yang mampu mengusir bayang-bayang yang memenuhi pikirannya—bayangan Charisa dan Genta bersama.Dia mendesah pelan, lalu meminum habis isi gelasnya dalam satu tegukan. Kehangatan alkohol menjalar cepat ke tubuhnya, tetapi tidak cukup untuk meredakan rasa sesak di dadanya.Ryuga, salah satu asistennya, duduk di kursi sebelah, mengawasinya dengan cemas. Mereka takut kalau bosnya itu akan bertindak gegabah di tengah rasa mabuknya.“Tuan Jean, sebaiknya Anda berhenti minum. Anda sudah melewati batas biasanya.”Jean melirik Ryuga dengan senyum pahit. “Ryuga,
last updateLast Updated : 2025-01-05
Read more

Bab 32 : Pertemuan Terakhir

Charisa duduk di depan cermin kamarnya. Memperhatikan pantulan dirinya dengan tatapan kosong. Wajahnya terlihat tenang tapi hanyalah topeng yang menyembunyikan badai kecil yang bergejolak di dalam hatinya.Dia sudah berhasil membuat Jean percaya kalau dia dan Genta menjalin hubungan sepasang kekasih. Dia mungkin tidak akan berani lagi mendekatinya atau sekedar mengajaknya untuk makan malam berdua. Tapi kebohongan tinggallah kebohongan. Sandiwaranya dengan Genta tentu menyisakan perasaan bermacam-macam dalam hatinya. Ada sebuah beban baru yang harus ia bawa. Dia harus memanfaatkan perasaan Genta untuk mencapai tujuannya.Charisa tahu Jean hanya ingin lebih dekat dengannya, tapi justru itu yang membuatnya takut. Semakin dekat Jean, semakin besar kemungkinan rahasia yang selama ini ia lindungi terbongkar. Kebohongan kecil ini adalah tamengnya, meski ia sadar tameng itu perlahan menggerogoti dirinya dari dalam.Walau bagaimanapun, dia tidak bisa memungkiri kalau Jean adalah ayahnya Darren
last updateLast Updated : 2025-01-05
Read more

Bab 33 : Makan Malam Dengan Jean

Charisa melangkah masuk ke restoran, tempat yang pernah ia datangi bersama Jean. Aroma pasta dan rempah-rempah segar memenuhi udara, namun tidak cukup untuk mengalihkan pikirannya yang penuh dengan spekulasi. Ia memilih meja di sudut yang tenang, tempat yang sama di mana mereka pernah berbicara panjang tentang proyek Golden Soul.Sambil menunggu Jean tiba, Charisa melirik jam tangannya dan mencoba menenangkan debaran di dadanya. Berbagai skenario melintas di pikirannya."Apakah ini hanya tentang pekerjaan? Atau dia akan membahas hal yang lebih pribadi?" pikir Charisa. Tatapannya beralih ke pintu restoran, mengantisipasi kedatangan Jean, tapi yang ia temui hanyalah wajah-wajah asing para pelanggan lain.Charisa mendesah pelan, mengambil segelas air yang baru saja dihidangkan pelayan. Jika Jean berniat membicarakan hubungannya dengan Genta, Charisa yakin bahwa keputusannya untuk bersikap terbuka tentang itu akan cukup untuk membuat Jean menyerah. Bagaimanapun, ia sudah menempatkan Genta
last updateLast Updated : 2025-01-05
Read more

Bab 34 : Permintaan Jean

Charisa terdiam, merasakan kata-kata Jean menembus pertahanannya. Tatapan pria itu begitu tajam, tetapi ada luka di dalamnya, sesuatu yang membuatnya sulit untuk mengabaikan permintaan itu begitu saja.“Jean...” Charisa berusaha membuka suara, tetapi kata-katanya tersangkut di tenggorokan. Ia menundukkan pandangannya, menghindari tatapan yang terus menuntut jawaban.Jean mencondongkan tubuhnya lebih dekat, membuat jarak di antara mereka semakin sempit. "Kau tahu aku tidak akan berhenti bertanya, Charisa. Aku tidak mengerti kenapa kau begitu melarangku bertemu dengan Darren. Kalau ada alasan, aku berhak mengetahuinya."Charisa menghela napas panjang, merasakan perasaan bersalah yang perlahan menguasainya. Jika ia terus menolak, Jean pasti akan semakin curiga, dan rahasia yang selama ini ia simpan rapat-rapat bisa saja terbongkar. Namun, mengizinkan Jean bertemu Darren juga bukan keputusan yang mudah.“Aku hanya... aku hanya ingin melindungi Darren,” kata Charisa akhirnya, suaranya pela
last updateLast Updated : 2025-01-06
Read more

Bab 35 : Foto Masa Kecil

Ada alasan kenapa Jean berani mengatakan pada Charisa kalau dia sangat menyukai Darren dan ingin bertemu dengan anak itu. Sebelum dia mengajak Charisa bertemu, dia sempat mengunjungi neneknya Emiko di kediamannya. Dia memang sudah lama tidak menemui neneknya itu karena sibuk.Di rumah neneknya itu tinggal bibi tiri dan putrinya. Ya mereka adalah Asami dan Yuri. Mereka berdua yang mengurus neneknya itu di rumah besarnya. Jean sebenarnya enggan ke sana karena tidak suka jika harus bertemu dengan Asami dan Yuri. Baginya mereka berdua itu adalah orang yang paling mengesalkan sejagad raya. Jean melangkah dengan hati-hati memasuki rumah besar neneknya, merasa sedikit canggung karena sudah lama tidak mengunjungi tempat itu. Ia selalu menghindari bertemu dengan Asami dan Yuri, yang tinggal bersama Emiko. Keduanya—bibi tiri dan putrinya—selalu membuatnya merasa tidak nyaman. Jean merasa bahwa mereka berdua adalah orang-orang yang paling mengesalkan di dunia ini. Namun, begitu tiba di paviliun
last updateLast Updated : 2025-01-06
Read more

Bab 36 : Menjemput Darren

Charisa tidak bisa menjawab dengan tegas saat makan malam kemarin. Dia terlalu bingung memilih kalimat untuk menjawab semua pertanyaan Jean. Dia harus hati-hati. Kalau dia salah bicara, dia tidak yakin kalau dia bisa menghadapi sebuah resiko besar di depannya yang menanti.Hari ini tidak ada pekerjaan yang begitu sibuk, Charisa hendak menjemput Darren ke sekolahnya. Sudah lama ia tidak menghabiskan waktu lebih banyak dengan Darren. Pekerjaannya selalu menyita waktu dan pikirannya. Sudah saatnya dia memperhatikan Darren lebih di waktu yang berharga ini.Betapa terkejutnya ia ketika sampai di sekolah Darren. Dia melihat Darren sedang duduk di depan sekolahnya bersama Jean. Keduanya terlihat akrab. Perasaan Charisa langsung cemas takut kalau Jean benar-benar melakukan sesuatu yang tidak ia inginkan. Apa mungkin Jean menyadari kalau Darren adalah anaknya.Charisa merasa jantungnya berdegup kencang saat melihat kedekatan antara Jean dan Darren. Semua pikiran buruk mulai muncul, membuatnya
last updateLast Updated : 2025-01-07
Read more

Bab 37 : Hasil Tes DNA

Malam itu Jean duduk di ruang kerjanya ditemani dengan segelas coklat yang kini sudah dingin. Dia menatap intens kantong plastik kecil yang berisi beberapa helai rambut Darren yang ia ambil secara diam-diam saat dia mengusak rambut anak kecil itu.Ada seribu pertanyaan berkecamuk dalam pikirannya. Ada dorongan dalam hatinya ingin mencari tahu di balik sikap Charisa seperti itu padanya. Entah kenapa kalau hatinya merasa kalau anak itu adalah darah dagingnya. Setiap dia melihat Darren, Jean merasa sedang melihat dirinya waktu masih kecil. Tekadnya sudah bulat kalau dia harus mencari jawaban atas semua pertanyaannya.Kemudian dia membuka laptopnya mengetik beberapa kalimat di kolom pencarian internet. Dia mencari laboratorium DNA yang bisa terpercaya dan bisa menjaga kerahasiaan kliennya. Ternyata di Tokyo ada banyak laboratorium yang bisa menguji kecocokan DNA. Dan setelah beberapa lama mencari yang cocok, ada satu yang lokasinya tidak terlalu jauh dan lumayan terpercaya. Jean segera me
last updateLast Updated : 2025-01-07
Read more

Bab 38 : Rasa Gelisah

Charisa merasa lega setelah beberapa hari terakhir ini Jean tidak lagi menghubunginya atau muncul dengan pertanyaan-pertanyaan yang mengusik. Sejak proyek Golden Soul dengan Hotel Orbite selesai, hubungan kerja mereka pun resmi berakhir. Baginya, ini adalah bukti bahwa rencananya berhasil. Jean mundur, dan Charisa akhirnya bisa mengatur kembali hidupnya tanpa bayang-bayang pria itu.Untuk merayakan keberhasilan ini, Charisa memutuskan mengajak seluruh karyawan Golden Soul untuk makan malam bersama. Acara ini bukan hanya bentuk apresiasi atas kerja keras timnya, tetapi juga kesempatan baginya untuk melepaskan ketegangan yang selama ini ia rasakan. Sebuah restoran bergaya modern di pusat kota Tokyo menjadi pilihan, dengan suasana hangat dan hidangan yang menggugah selera.Saat malam tiba, Charisa mengenakan gaun simpel namun elegan, berwarna biru gelap yang memancarkan profesionalisme dan keanggunan. Ia tiba lebih awal untuk memastikan segalanya berjalan lancar. Satu per satu, karyawann
last updateLast Updated : 2025-01-08
Read more

Bab 39 : Rasa Rindu

Jean sedang duduk di ruang kerjanya. Matanya terfokus pada slide komputer yang sedang menampilkan presentasi agenda acara hotelnya. Ayahnya memberi tugas padanya untuk membuat acara amal yang diselenggarakan hotel Orbite. Akan ada banyak tamu undangan penting yang akan hadir termasuk mantan Perdana Menteri Jepang.Terbit ide darinya untuk mengundang Charisa. Dia memang sudah sangat merindukan gadis itu. Tetapi dia tidak bisa bertemu dengannya begitu saja. Dia terlalu takut jika Charisa akan semakin menjauh dan membencinya karena terus mencari cara untuk mendekatinya.Meskipun dia berusaha untuk menyibukkan diri dengan pekerjaan, namun bayang-bayang Charisa dengan Darren terus memenuhi kepalanya. Perasaan rindunya semakin hari tidak bisa ia kendalikan. Sehingga, Jean memutuskan untuk memanfaatkan kesempatan yang ada, yakni acara besar yang akan diadakan di hotelnya. Ini adalah momen yang tepat untuk memperbaiki hubungan mereka tanpa membuat Charisa merasa terintimidasi.Namun, dalam me
last updateLast Updated : 2025-01-08
Read more

Bab 40 : Sebuah Undangan

Charisa sedang mengerjakan desain miliknya di layar tabletnya di ruang kerjanya. Tiba-tiba ada suara ketukan pintu dan Kinara muncul di baliknya.“Nona ada tamu dari Hotel Orbite ingin bertemu,” ucap Kinara membuat wajah Charisa langsung tegak dan menatapnya dengan wajah semringah.“Benarkah? Izinkan dia masuk!” titah Charisa tanpa sadar dia merapikan helai rambut di dahinya dan melirik sekilas pada layar PC nya kalau riasan dia masih sempurna.“Selamat siang Nona Charisa!” sapa seseorang sambil memasuki ruangannya.“Siang,” jawab Charisa dengan senyuman cerah, namun sekejap senyumnya berubah dengan wajah kecewa. Ternyata yang datang bukanlah Jean tetapi salah satu asistennya yaitu Ryuga.“Apa kabarmu Nona Charisa?” sapa Ryuga dengan sopan.“Baik. Ada perlu apa datang kemari?” tanya Charisa dengan nada yang ramah. Dia tidak mengira kalau asistennya yang akan menemuinya duluan dibanding tuannya.“Kedatanganku kemari adalah untuk memberikan undangan ini!” jawab Ryuga sambil menyerahkan
last updateLast Updated : 2025-01-09
Read more
PREV
1234567
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status