Home / Romansa / Melahirkan Anak Tuan Tampan / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Melahirkan Anak Tuan Tampan: Chapter 21 - Chapter 30

61 Chapters

Bab 21 : Kecurigaan Ayah Jean

Tanggal 12 Maret adalah ulang tahun Darren. Jean duduk di atas kursi, matanya terpaku pada kalender di dinding, menghitung-hitung dengan pikiran yang mulai kabur. Ia mencoba menelusuri kembali jejak waktu, memutar kembali kenangan lima tahun lalu—ketika ia dan Charisa pertama kali bertemu, ketika segalanya masih terasa lebih sederhana dan bebas dari pertanyaan-pertanyaan besar.Jean mulai menghitung dengan cermat, mengikuti alur pikirannya tentang jarak antara ulang tahun Darren dan kejadian-kejadian yang terjadi dalam hidup mereka. Kalau dihitung dengan usia kehamilan, ada kemungkinan — hanya mungkin, Darren adalah anaknya. Hatinya berdetak lebih cepat, dan tubuhnya terasa hangat membayangkan jika itu nyata. Tapi kalau ucapan Charisa benar kalau itu adalah putranya Genta, yang ada hanya rasa putus asa.Ia berusaha menepis pemikiran itu, tetapi semakin ia menghitung, semakin jelas bayangan itu menghantuinya. Jika Charisa memang benar pernah terlibat dengan Genta dengan selang waktu ya
last updateLast Updated : 2024-12-29
Read more

Bab 22 : Kerinduan

Selama ini Jean selalu tertekan dengan sikap keras ayahnya. Apapun yang diucapkan ayahnya seperti titah paduka raja yang harus dia taati. Mungkin karena dari kecil Jean dituntut harus sempurna sebagai calon pewaris perusahaan besar milik ayahnya. Sikap keras ayahnya itu tentu saja membuat hidup Jean tidak bisa bebas seperti anak orang lain biasanya.Seiring bertambahnya usia, Jean mulai merasakan beban yang semakin menekan. Setiap keputusan yang dia buat selalu dikontrol oleh ayahnya. Bahkan, jurusan kuliah yang ia ambil adalah hasil keputusan ayahnya, bukan pilihannya sendiri. Jean menyukai seni dan desain gambar, tetapi baginya, itu hanyalah impian yang terlalu jauh karena ayahnya selalu berkata, “Seni tidak akan memberimu kehidupan yang mapan. Fokuslah pada hal yang nyata!”Setiap pagi bagi Jean dimulai dengan rutinitas yang sama—sarapan bersama ayahnya di ruang makan besar yang terasa dingin meski cahaya matahari menembus jendela. Ayahnya selalu duduk di ujung meja, dengan wajah s
last updateLast Updated : 2024-12-30
Read more

Bab 23 : Gejolak Pikiran Charisa

Charisa menutup teleponnya dengan sedikit kasar, lalu membiarkannya tergeletak di meja. Ia menatap kamar Darren yang sudah gelap, memastikan putranya telah tertidur lelap setelah pesta ulang tahun yang melelahkan.Namun, pikirannya tidak bisa tenang. Kata-kata Jean masih terngiang di telinganya. Ia menghela napas panjang, merasa sedikit bersalah karena telah bersikap dingin. Jean hanya menelepon untuk menanyakan Darren dan memastikan semuanya baik-baik saja. Itu bukan tindakan buruk, bahkan bisa dianggap perhatian.Tapi Charisa tahu alasan di balik sikapnya. Ia perlu membuat Jean berpikir dua kali untuk mendekatinya—dan terutama Darren. Semakin Jean mendekat, semakin besar kemungkinan dia menyadari kebenaran yang selama ini Charisa sembunyikan.Charisa berdiri dan mendekati meja riasnya, menatap bayangannya sendiri di cermin. “Apa aku terlalu kasar?” gumamnya pelan. Tapi kemudian ia menggeleng.Jean tidak boleh tahu. Ia tidak boleh melihat kemiripan Darren dengannya—mata yang sama, d
last updateLast Updated : 2025-01-01
Read more

Bab 24 : Masa Kelam Genta

POV GentaSetelah Charisa menolaknya mentah-mentah, Genta memilih untuk bersabar dan menunggu momen yang tepat lagi untuk mendekati Charisa. Mungkin ia sangat terlambat menemui Charisa setelah lima tahun berlalu. Sebenarnya Genta tidak bisa melepas Charisa begitu saja. Karena cintanya pada Charisa tidak berubah meski banyak waktu terlewat. Andai saja lima tahun lalu itu dia segera cepat mengambil langkah untuk mempertahankan hubungan yang baru saja akan ia bina dengan Charisa. Tetapi keadaanlah yang tidak berpihak padanya. Yaitu pertunangannya dengan Irene.Ketika Charisa bertanya perihal Irene, dia belum bisa menceritakan apapun pada gadis yang ia cintai itu. Bukan karena dia ingin menutupi atau menyembunyikannya dari Charisa. Waktu itu dia belum bisa bertindak tegas membatalkan pertunangan balas budi itu. Ya pertunangan balas budi – karena sebenarnya dia terpaksa menjalin pertunangan dengan Irene karena merasa harus membalas budi keluarga Irene yang sudah membantunya membiayai pen
last updateLast Updated : 2025-01-01
Read more

Bab 25 : Mengajak Darren Ke Kantor

Sebelum berangkat ke kantor Charisa membangunkan Darren. Hari ini dia libur sekolah dan rencananya dia akan mengajaknya ke kantor. Sudah lama ia tidak mengajak putranya ke sana. Lagipula hari ini tidak terlalu banyak pekerjaan. Desain untuk hotel Orbite dalam tahap produksi dan tinggal menunggu waktu selesai dan diantar ke hotel Orbite.Charisa tersenyum cerah menatap putranya yang masih meringkuk di balik selimut tebal. "Darren! Bangun Sayang," panggilnya lembut sambil menepuk pelan bahu anaknya.Darren menggeliat dan membuka matanya perlahan. "Hari ini libur sekolah, kan, Ma?" gumamnya dengan suara berat khas seseorang yang baru bangun tidur."Betul, tapi hari ini Mama mau ajak kau ke kantor. Sudah lama ‘kan Darren tidak ikut Mama?"Darren duduk perlahan, matanya berbinar. "Ke kantor Mama? Yang ada banyak gambar-gambar besar itu?""Iya," jawab Charisa sambil terkekeh.Mata Darren berbinar semakin lebar. "Boleh aku bawa sketchbook-ku?""Tentu saja! Cepat mandi dan sarapan, ya. Kita
last updateLast Updated : 2025-01-02
Read more

Bab 26 : Rencana Charisa

Beberapa hari kemudian. Charisa seperti biasa akan berangkat ke kantor. Baru saja dia menjalankan mobilnya beberapa meter dari rumahnya, dia melihat Genta berdiri di seberang jalan sambil menatap ke arah mobilnya.Awalnya Charisa akan mengabaikannya, tapi entah kenapa tiba-tiba terbesit ide di kepalanya. Saat ini Jean akan terus menghantuinya perkara Darren. Haruskah dia manfaatkan Genta agar Jean menjauhinya. Jujur, dia tidak ingin Jean tahu Darren adalah putranya karena dia terlalu takut menghadapi dunianya Jean yang mungkin akan menyulitkannya. Jadi jika dia memanfaatkan kehadiran Genta, Jean perlahan akan menjauhinya. Charisa kemudian memotong jalan dan memutar mobilnya ke jalur di depan Genta.Genta agak terkejut ketika Charisa berhenti di depannya.Charisa menurunkan kaca jendela mobilnya dan menatap Genta yang terlihat sedikit canggung. "Genta? Apa yang kau lakukan di sini?" tanyanya mencoba dengan nada yang ramah. Ya meskipun ada rencana tersembunyi di balik senyumnya.Gent
last updateLast Updated : 2025-01-02
Read more

Bab 27 : Membuntuti

Jean menatap tegang jam tangan yang melingkar di lengan kirinya. Dia sudah menyelesaikan pekerjaannya di hotel sebelum jam tiga siang. Sebenarnya ada sesuatu yang ingin dia lakukan. Maka tanpa pikir panjang, dia segera bergegas meninggalkan hotel menuju sebuah tempat.Ada sesuatu dari sikap Charisa yang mengganggu pikirannya. Dia merasa kalau Charisa terus menghindari pembicaraan soal Darren. Entah apa yang membuat Charisa begitu over protektif pada putranya itu. Selain itu, ada sesuatu yang membuat dadanya terasa berat dan sesak setiap kali ia memikirkan anak itu.Maka dari itu, saat ini dia berada di seberang sekolah Darren. Dari mana ia tahu sekolah Darren. Waktu pertama kali dia bertemu dengan Darren, Jean sempat melihat seragam sekolahnya Darren.Jean menunggu di balik halte bus seberang gedung TK Darren, dia sedikit membungkuk berusaha agar kehadirannya tidak menarik perhatian banyak orang. Apalagi dia melihat ada sosok Masaru, pegawainya Charisa sedang menunggu untuk menjemput
last updateLast Updated : 2025-01-03
Read more

Bab 28 : Benarkah Mereka Menjalin Hubungan?

Setelah menolaknya untuk makan malam dengannya karena ada janji dengan Genta. Jean tidak langsung pergi begitu saja. Diam-diam dia membuntuti Charisa untuk memastikan kalau dia memang pergi menemui Genta.Tak berapa lama kemudian Charisa naik ke dalam taksi meninggalkan gedung kantornya. Jean pun mengikutinya dari jarak yang aman. Apakah benar Charisa pergi menemui Genta. Setelah hampir dua puluh menit berkendara, Charisa berhenti di sebuah restoran mewah Italia. Gadis itu kemudian turun dari taksi dan masuk ke restoran dengan langkah percaya diri, sementara itu Jean hanya bisa menahan sesak di dalam mobilnya membayangkan dua sejoli bertemu untuk makan malam romantis."Kalau benar dia bertemu Genta, aku ingin melihatnya sendiri," gumam Jean.Tidak lama setelah Charisa masuk, seorang pria jangkung dan tampan muncul. Jean mengenali Genta meski hanya satu kali melihatnya. Postur Genta yang tinggi besar dan memiliki sepasang mata teduh dengan alis yang lumayan tebal. Mereka saling men
last updateLast Updated : 2025-01-03
Read more

Bab 29 : Ayah Darren

Charisa sedikit lega setelah berbohong pada Jean. Setidaknya pria itu akan menjaga jarak jika dia mengaku memulai hubungan baru dengan Genta. Ini adalah sebuah rencana bagus, lagipula sebentar lagi pekerjaan Golden Soul akan selesai. Jadi Jean tidak akan ada alasan lagi untuk menemuinya.Lega tetapi Charisa tidak bisa menutup mata kalau Jean adalah tetap ayah kandungnya Darren. Dia hanya tidak ingin Darren akan kecewa jika ayahnya itu suatu waktu akan meninggalkannya karena status sosial mereka yang berbeda. Dia hanya seorang pengusaha perintis yang tidak ada bandingannya dengan keluarga Jean yang konglomerat.Keesokan harinya, Charisa mengumpulkan semua karyawannya di ruang rapat. Memang setiap dua kali dalam sebulan Charisa selalu mengumpulkan semua karyawan untuk evaluasi atau membahas perusahaan mereka.Charisa berdiri di depan ruang rapat Golden Soul, mengamati wajah-wajah para karyawannya yang menatapnya dengan serius. Suasana di ruangan itu penuh dengan antisipasi. Tenggat wakt
last updateLast Updated : 2025-01-04
Read more

Bab 30 : Makan Malam Dengan Genta

Harus ada gerakan yang lebih membuat Jean berhenti untuk terus mendekatinya. Maka dari itu Charisa sengaja untuk membuat pertemuan dengan Genta di hotel Orbite. Kebetulan Genta masih punya ada waktu senggang sebelum dia masuk kerja di rumah sakit. Charisa melihat pantulan dirinya sekali lagi di cermin spion mobilnya, memastikan segala sesuatunya sempurna. Gaun hitam elegan dengan potongan sederhana, dipadukan dengan sepatu hak rendah, memberikan kesan anggun tanpa terlihat berlebihan. Dia tahu betul, tempat ini adalah panggung yang ideal untuk sandiwaranya—restoran hotel Orbite, milik Jean.“Dengan begini, dia tidak mungkin mengirimku bunga atau pesan-pesan manis padaku lagi!” sungut Charisa.Setelah dirasa sempurna, Charisa pun turun dari mobil dan berjalan menuju restoran hotel Orbite yang berada di lantai 15. Sampai saat ini dia belum tahu apakah Jean ada di hotel atau tidak. Jika beruntung, Jean akan memergokinya berada di restoran.Genta sudah menunggu di meja yang dia pilih, t
last updateLast Updated : 2025-01-04
Read more
PREV
1234567
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status