Home / Romansa / Melahirkan Anak Tuan Tampan / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Melahirkan Anak Tuan Tampan: Chapter 41 - Chapter 50

61 Chapters

Bab 41 : Malam Acara Amal

Charisa sengaja memesan gaun malam yang cantik untuk menghadiri acara amal itu. Dia juga sengaja merias wajahnya lebih glamor dari biasanya. Dia tahu kalau acara itu pasti banyak hadir orang-orang penting dan juga berkelas. Dirinya tidak mau kalau penampilannya tidak sesuai dengan standar para tamu di acara tersebut. Charisa ingin memastikan bahwa dirinya tampil memukau dan meninggalkan kesan yang kuat, terutama karena beberapa klien potensial akan hadir di acara amal itu.Di balik dia ingin tampil lebih memukau karena acara itu, sebenarnya dia juga ingin terlihat berbeda di depan Jean. Entahlah kenapa dia bisa seperti ini. Ada pepatah mengatakan bahwa "penampilan adalah cerminan dari keadaan hati," dan Charisa merasa bahwa dirinya perlu menunjukkan kekuatan dan kedewasaan dalam setiap aspek dirinya. Meskipun dia tidak ingin mengakui itu, ada keinginan tersembunyi untuk membuat Jean terkesan, bahkan jika hanya sedikit. Sejak pertemuan terakhir mereka, ada sesuatu dalam diri Charisa ya
last updateLast Updated : 2025-01-09
Read more

Bab 42 : Sebuah Pelukan Ayah

Dari kejauhan Jean mengawasi gerak-gerik Charisa bersama Darren di hall hotelnya. Ryuga dan Eiji menemaninya.“Jadi dia pergi bersama Masaru?” tanya Jean.“Iya Tuan. Bukankah itu yang Tuan mau?” tanya Ryuga.Jean merespon dengan wajah yang kurang puas. Dia merasa Masaru juga menjadi masalah baginya karena kedekatannya dengan Darren. Tapi kehadiran Charisa yang lebih menyita perhatiannya. Dia begitu cantik dan elegan. Jean merasa ingin memiliki gadis itu sendiri.Jean mengerutkan keningnya, matanya tak pernah lepas dari sosok Charisa yang melangkah dengan penuh percaya diri, ditemani oleh Darren dan Masaru. Meskipun dia tahu bahwa Masaru hanya seorang karyawan perusahaannya, namun ada sesuatu dalam diri Jean yang merasa tidak nyaman melihat kedekatan mereka. Apalagi malam ini Charisa tampak mempesona dan anggun berbeda dari biasanya. Gaun emerald green yang membalut tubuh rampingnya membuat Jean lebih berdebar karena itu menambah daya tariknya Charisa."Dia tahu cara membuat perhatian
last updateLast Updated : 2025-01-10
Read more

Bab 43 : Panik

Charisa melangkah perlahan di hall hotel, menikmati momen kecil berbincang dengan Tuan Juko. Percakapan mereka cukup mengalir, meskipun pikirannya sesekali melayang ke Darren yang tadi bermain tak jauh darinya bersama Masaru. Dia yakin anak itu aman karena Masaru selalu bisa diandalkan.Namun, saat percakapan dengan Tuan Juko selesai, pandangan Charisa menyapu ruangan untuk mencari Darren. Alisnya berkerut ketika dia tidak menemukan sosok kecil itu di tempat terakhir dia melihatnya."Di mana dia?" pikir Charisa, mencoba tetap tenang.Dia menoleh ke kiri dan kanan, melangkah lebih cepat ke sudut ruangan di mana Darren biasanya bermain. Namun, yang dia temukan hanya orang-orang berlalu-lalang, sibuk dengan urusan masing-masing. Tidak ada Darren.“Masaru!” panggilnya dengan nada yang mulai tegang, tapi tidak ada jawaban.Panik mulai merayap ke dalam dirinya. Jantungnya berdetak lebih cepat, dan rasa dingin merayap di punggungnya. Dia mencoba mengingat dengan pasti kapan terakhir kali dia
last updateLast Updated : 2025-01-10
Read more

Bab 44 : Sumbangan Besar

Sisa acara malam itu dilalui Charisa dengan penuh waspada. Dia takut Jean berbuat sesuatu lagi dari sekedar membawa Darren diam-diam ke ruangannya.Karena malam itu adalah acara amal, Charisa pun berniat ikut berpartisipasi dalam acara itu. Dia menyumbang untuk amal sebesar 10.000 USD. Meskipun nominal itu cukup sedikit dibandingkan dengan orang-orang penting lainnya. Dari awal dia memang sudah berniat untuk ikut berpartisipasi. Tapi alangkah terkejutnya dia ketika dia melihat list penyumbang, namanya tersebut dua kali dengan nominal yang berbeda. Apakah ada dua orang yang bernama sama dengan dirinya. Cukup shock juga melihat nominal fantastis yang tertera di nama dia yang lain. Dua ratus ribu USD atau sekitar empat milyar rupiah. Charisa sampai mengecek rekeningnya takutnya dia salah mentransfer. Tetapi di rekening pribadinya pun tidak akan ada uang sebesar itu. Lantas kenapa bisa ada namanya dua kali.Charisa kemudian melihat Ryuga yang kebetulan lewat di depannya.“Tuan Ryuga aku m
last updateLast Updated : 2025-01-11
Read more

Bab 45 : Efek Menyumbang Besar

Setelah acara selesai, Charisa akan pulang dengan Masaru. Tetapi dia merasa belum puas karena kesempatan dia berbicara dengan Jean terlalu sebentar. Charisa merasa Jean berubah tidak seperti sebelumnya yang dimanapun dia berada dia akan selalu mengikuti dan mendekati. Tapi sekarang, dia tidak akan mendekat dan mengajaknya bicara kalau dia tidak menghampirinya duluan.“Maaf permisi Nona! Anda Charisa Ayu!” seorang pria berusia enam puluh tahunan mendekatinya.“Ya betul.”“Saya Sato dari Daguchi Grup. Boleh minta kartu nama Anda?” Charisa menoleh ke pria yang menyapanya, mencoba menjaga ekspresi wajahnya agar tetap ramah meski hatinya masih terasa cemas dan sedikit gelisah. Masaru, yang sudah berdiri di sampingnya, memberikan ruang bagi pria itu untuk mendekat. Charisa merasa ada sesuatu yang mengganjal, perasaan tak nyaman yang masih tertinggal dari interaksinya dengan Jean sebelumnya. Ia mencoba mengalihkan perhatian ke orang yang kini menanyakan kartu namanya.“Oh, Tuan Sato, tentu s
last updateLast Updated : 2025-01-11
Read more

Bab 46 : Darren Putraku

Setelah acara selesai, Jean diam-diam mengikuti mobil Masaru. Ingin memastikan kalau Charisa dan Darren sampai ke rumah dengan selamat. Dengan jarak yang aman Jean mengendarai mobilnya mengikuti arah mobil Masaru.Sampai di depan rumahnya, Charisa keluar dari mobil bersamaan dengan Masaru. Tetapi pemandangan berikutnya membuat Jean tidak sedikit terganggu. Masaru menggendong Darren yang tertidur di mobil. Charisa meminta Masaru untuk menggendongnya ke dalam rumah. Jean menggenggam setir mobilnya dengan kuat karena menahan gejolak amarah dalam dadanya. Dia tidak suka jika Masaru menggendong anaknya sampai ke dalam rumah. Sebagai seorang ayah tentu ini bukan perkara sepele. Charisa membuka pintu rumah dan mengangguk kecil pada Masaru, senyumnya lembut. “Hati-hati, Masaru. Jangan sampai Darren terbangun,” katanya pelan. Masaru mengangguk sambil menyesuaikan posisi Darren di pelukannya, langkahnya mantap menuju pintu. Charisa terlihat sangat mengandalkan Masaru untuk menggendong Darren
last updateLast Updated : 2025-01-12
Read more

47 : Kebenaran Yang Terungkap

Charisa menatap Jean dengan sorot mata penuh perlawanan. Dia tidak mengira kalau lagi-lagi Jean mengatakan Darren adalah anaknya. Sekejap hati Charisa sedikit menciut karena bisa jadi apa yang ia coba sembunyikan sebentar lagi akan terbongkar.“Kau terlalu percaya pada imajinasimu sendiri. Darren bukan putramu. Jadi berhenti membicarakan apa yang kau inginkan ke hidupku dan hidup Darren.”Jean tertawa kecil, sarkastik, tetapi matanya menunjukkan rasa sakit yang mendalam. “Begitu, ya? Kau masih mau menyangkal, bahkan ketika semuanya jelas.”Charisa menggelengkan kepala dengan frustasi. “Jean, hidupku sudah cukup rumit tanpa tambahan drama seperti ini. Jika kau tidak bisa menerima kenyataan, aku sarankan kau menjauh. Aku tidak akan membiarkan Darren terseret dalam kekacauan yang kau buat.”Jean berdiri diam, terperangkap di antara keinginannya untuk melawan dan kebenaran yang Charisa tegaskan. Perkataannya seolah membenturkan dinding tak terlihat yang tak bisa ia lewati.Charisa menghel
last updateLast Updated : 2025-01-13
Read more

Bab 48 : Rencana Jean

Akhirnya Jean pulang dengan tubuh lesu. Sampai di dalam rumahnya, dia berdiri di ruang tamu yang sepi, membiarkan keheneningan meresap ke dalam dirinya.“Sudah kuduga, Charisa tetap tidak akan berubah sikap. Dia terus menyangkal … tapi aku juga tidak bisa menyerah begitu saja,” gumam Jean menyayangkan sikap Charisa tadi.Ia berjalan ke dapur, membuka lemari untuk mengambil segelas air, tetapi tidak meminumnya. Tatapannya kosong, pikirannya terus berputar pada momen-momen sebelumnya. Sorot mata Charisa yang penuh ketakutan, nada suaranya yang lirih namun tegas, semua itu terus terngiang-ngiang di benaknya.‘Dia takut tapi bukan hanya padaku, tapi pada apa yang akan terjadi jika keluargaku tahu. Dia tidak salah. Aku tahu seperti apa keluargaku—egois, manipulatif , dan selalu memikirkan kepentingan mereka sendiri.’‘Charisa punya alasan untuk melindungi Darren dari itu semua. Tapi aku... aku tidak bisa terus diam. Aku tidak bisa hanya menjadi bayangan dalam hidup anakku.’Jean berjalan m
last updateLast Updated : 2025-01-13
Read more

Bab 49 : Ancaman Yuri

Jean tidak bisa mengalihkan pandangannya dari Yuri. Ia merasa seperti dirinya sedang berada di ujung jurang, di mana setiap langkah bisa mengarah pada kehancuran. Tetapi, ia mencoba untuk tetap menjaga kewarasannya."Yuri, jika kau berniat mengancamku..." Jean mencoba berbicara dengan suara tegas, meski ia tahu kata-kata itu tidak akan cukup untuk meredakan ketegangan yang berkembang.Yuri tertawa ringan, tapi tawa itu penuh dengan sarkasme. "Mengancam? Oh, tentu saja tidak. Aku hanya ingin tahu seberapa besar keberanianmu, Jean. Jika kau pikir semuanya akan tetap seperti biasa, kau salah besar."Senyum di wajah Yuri semakin lebar, membuat Jean merasa semakin terperangkap. Yuri tidak hanya datang untuk mengancam—ia datang untuk menunjukkan bahwa ia tahu lebih banyak dan bisa mengungkapkan semuanya kapan saja, jika Jean tidak mematuhi aturan permainan yang baru ini.Jean mencoba untuk tetap tenang, tetapi hatinya semakin berat. Apa yang sebenarnya Yuri tahu? Apa yang akan ia lakukan de
last updateLast Updated : 2025-01-14
Read more

Bab 50 : Pesan Misterius

Jean menatap layar ponselnya dengan tangan yang gemetar. Foto itu terlalu jelas, terlalu nyata. Ia memeriksa detail gambar tersebut—Darren terlihat sedang tertawa, tidak menyadari bahwa seseorang mengawasinya dari kejauhan. Jean mencoba menenangkan pikirannya, tetapi kata-kata di pesan itu terus terngiang di kepalanya: “Kau tidak akan pernah tahu masa depan anak ini.”Sebelum ia sempat berpikir lebih jauh, ponselnya kembali bergetar. Kali ini, sebuah panggilan masuk dari nomor yang sama. Jean menatap layar itu selama beberapa detik, ragu-ragu untuk menjawab. Namun, naluri untuk melindungi Darren membuatnya memutuskan untuk mengangkat telepon.“Siapa ini?” tanyanya tajam, suaranya dingin namun mengandung ketegangan.Suara di seberang terdengar datar, hampir seperti berbisik. “Hanya seseorang yang tahu bahwa setiap rahasia punya harga, Jean.”Jean mengepalkan tangan. “Apa yang kau inginkan?”“Aku ingin kau tahu apa artinya kehilangan kendali,” jawab suara itu, diiringi tawa kecil yang m
last updateLast Updated : 2025-01-14
Read more
PREV
1234567
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status