Home / Romansa / Melahirkan Anak Tuan Tampan / Bab 33 : Makan Malam Dengan Jean

Share

Bab 33 : Makan Malam Dengan Jean

Author: Cipi2 Capa2
last update Huling Na-update: 2025-01-05 18:30:17

Charisa melangkah masuk ke restoran, tempat yang pernah ia datangi bersama Jean. Aroma pasta dan rempah-rempah segar memenuhi udara, namun tidak cukup untuk mengalihkan pikirannya yang penuh dengan spekulasi. Ia memilih meja di sudut yang tenang, tempat yang sama di mana mereka pernah berbicara panjang tentang proyek Golden Soul.

Sambil menunggu Jean tiba, Charisa melirik jam tangannya dan mencoba menenangkan debaran di dadanya. Berbagai skenario melintas di pikirannya.

"Apakah ini hanya tentang pekerjaan? Atau dia akan membahas hal yang lebih pribadi?" pikir Charisa. Tatapannya beralih ke pintu restoran, mengantisipasi kedatangan Jean, tapi yang ia temui hanyalah wajah-wajah asing para pelanggan lain.

Charisa mendesah pelan, mengambil segelas air yang baru saja dihidangkan pelayan. Jika Jean berniat membicarakan hubungannya dengan Genta, Charisa yakin bahwa keputusannya untuk bersikap terbuka tentang itu akan cukup untuk membuat Jean menyerah. Bagaimanapun, ia sudah menempatkan Genta
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Kaugnay na kabanata

  • Melahirkan Anak Tuan Tampan   Bab 34 : Permintaan Jean

    Charisa terdiam, merasakan kata-kata Jean menembus pertahanannya. Tatapan pria itu begitu tajam, tetapi ada luka di dalamnya, sesuatu yang membuatnya sulit untuk mengabaikan permintaan itu begitu saja.“Jean...” Charisa berusaha membuka suara, tetapi kata-katanya tersangkut di tenggorokan. Ia menundukkan pandangannya, menghindari tatapan yang terus menuntut jawaban.Jean mencondongkan tubuhnya lebih dekat, membuat jarak di antara mereka semakin sempit. "Kau tahu aku tidak akan berhenti bertanya, Charisa. Aku tidak mengerti kenapa kau begitu melarangku bertemu dengan Darren. Kalau ada alasan, aku berhak mengetahuinya."Charisa menghela napas panjang, merasakan perasaan bersalah yang perlahan menguasainya. Jika ia terus menolak, Jean pasti akan semakin curiga, dan rahasia yang selama ini ia simpan rapat-rapat bisa saja terbongkar. Namun, mengizinkan Jean bertemu Darren juga bukan keputusan yang mudah.“Aku hanya... aku hanya ingin melindungi Darren,” kata Charisa akhirnya, suaranya pela

    Huling Na-update : 2025-01-06
  • Melahirkan Anak Tuan Tampan   Bab 35 : Foto Masa Kecil

    Ada alasan kenapa Jean berani mengatakan pada Charisa kalau dia sangat menyukai Darren dan ingin bertemu dengan anak itu. Sebelum dia mengajak Charisa bertemu, dia sempat mengunjungi neneknya Emiko di kediamannya. Dia memang sudah lama tidak menemui neneknya itu karena sibuk.Di rumah neneknya itu tinggal bibi tiri dan putrinya. Ya mereka adalah Asami dan Yuri. Mereka berdua yang mengurus neneknya itu di rumah besarnya. Jean sebenarnya enggan ke sana karena tidak suka jika harus bertemu dengan Asami dan Yuri. Baginya mereka berdua itu adalah orang yang paling mengesalkan sejagad raya. Jean melangkah dengan hati-hati memasuki rumah besar neneknya, merasa sedikit canggung karena sudah lama tidak mengunjungi tempat itu. Ia selalu menghindari bertemu dengan Asami dan Yuri, yang tinggal bersama Emiko. Keduanya—bibi tiri dan putrinya—selalu membuatnya merasa tidak nyaman. Jean merasa bahwa mereka berdua adalah orang-orang yang paling mengesalkan di dunia ini. Namun, begitu tiba di paviliun

    Huling Na-update : 2025-01-06
  • Melahirkan Anak Tuan Tampan   Bab 36 : Menjemput Darren

    Charisa tidak bisa menjawab dengan tegas saat makan malam kemarin. Dia terlalu bingung memilih kalimat untuk menjawab semua pertanyaan Jean. Dia harus hati-hati. Kalau dia salah bicara, dia tidak yakin kalau dia bisa menghadapi sebuah resiko besar di depannya yang menanti.Hari ini tidak ada pekerjaan yang begitu sibuk, Charisa hendak menjemput Darren ke sekolahnya. Sudah lama ia tidak menghabiskan waktu lebih banyak dengan Darren. Pekerjaannya selalu menyita waktu dan pikirannya. Sudah saatnya dia memperhatikan Darren lebih di waktu yang berharga ini.Betapa terkejutnya ia ketika sampai di sekolah Darren. Dia melihat Darren sedang duduk di depan sekolahnya bersama Jean. Keduanya terlihat akrab. Perasaan Charisa langsung cemas takut kalau Jean benar-benar melakukan sesuatu yang tidak ia inginkan. Apa mungkin Jean menyadari kalau Darren adalah anaknya.Charisa merasa jantungnya berdegup kencang saat melihat kedekatan antara Jean dan Darren. Semua pikiran buruk mulai muncul, membuatnya

    Huling Na-update : 2025-01-07
  • Melahirkan Anak Tuan Tampan   Bab 37 : Hasil Tes DNA

    Malam itu Jean duduk di ruang kerjanya ditemani dengan segelas coklat yang kini sudah dingin. Dia menatap intens kantong plastik kecil yang berisi beberapa helai rambut Darren yang ia ambil secara diam-diam saat dia mengusak rambut anak kecil itu.Ada seribu pertanyaan berkecamuk dalam pikirannya. Ada dorongan dalam hatinya ingin mencari tahu di balik sikap Charisa seperti itu padanya. Entah kenapa kalau hatinya merasa kalau anak itu adalah darah dagingnya. Setiap dia melihat Darren, Jean merasa sedang melihat dirinya waktu masih kecil. Tekadnya sudah bulat kalau dia harus mencari jawaban atas semua pertanyaannya.Kemudian dia membuka laptopnya mengetik beberapa kalimat di kolom pencarian internet. Dia mencari laboratorium DNA yang bisa terpercaya dan bisa menjaga kerahasiaan kliennya. Ternyata di Tokyo ada banyak laboratorium yang bisa menguji kecocokan DNA. Dan setelah beberapa lama mencari yang cocok, ada satu yang lokasinya tidak terlalu jauh dan lumayan terpercaya. Jean segera me

    Huling Na-update : 2025-01-07
  • Melahirkan Anak Tuan Tampan   Bab 38 : Rasa Gelisah

    Charisa merasa lega setelah beberapa hari terakhir ini Jean tidak lagi menghubunginya atau muncul dengan pertanyaan-pertanyaan yang mengusik. Sejak proyek Golden Soul dengan Hotel Orbite selesai, hubungan kerja mereka pun resmi berakhir. Baginya, ini adalah bukti bahwa rencananya berhasil. Jean mundur, dan Charisa akhirnya bisa mengatur kembali hidupnya tanpa bayang-bayang pria itu.Untuk merayakan keberhasilan ini, Charisa memutuskan mengajak seluruh karyawan Golden Soul untuk makan malam bersama. Acara ini bukan hanya bentuk apresiasi atas kerja keras timnya, tetapi juga kesempatan baginya untuk melepaskan ketegangan yang selama ini ia rasakan. Sebuah restoran bergaya modern di pusat kota Tokyo menjadi pilihan, dengan suasana hangat dan hidangan yang menggugah selera.Saat malam tiba, Charisa mengenakan gaun simpel namun elegan, berwarna biru gelap yang memancarkan profesionalisme dan keanggunan. Ia tiba lebih awal untuk memastikan segalanya berjalan lancar. Satu per satu, karyawann

    Huling Na-update : 2025-01-08
  • Melahirkan Anak Tuan Tampan   Bab 39 : Rasa Rindu

    Jean sedang duduk di ruang kerjanya. Matanya terfokus pada slide komputer yang sedang menampilkan presentasi agenda acara hotelnya. Ayahnya memberi tugas padanya untuk membuat acara amal yang diselenggarakan hotel Orbite. Akan ada banyak tamu undangan penting yang akan hadir termasuk mantan Perdana Menteri Jepang.Terbit ide darinya untuk mengundang Charisa. Dia memang sudah sangat merindukan gadis itu. Tetapi dia tidak bisa bertemu dengannya begitu saja. Dia terlalu takut jika Charisa akan semakin menjauh dan membencinya karena terus mencari cara untuk mendekatinya.Meskipun dia berusaha untuk menyibukkan diri dengan pekerjaan, namun bayang-bayang Charisa dengan Darren terus memenuhi kepalanya. Perasaan rindunya semakin hari tidak bisa ia kendalikan. Sehingga, Jean memutuskan untuk memanfaatkan kesempatan yang ada, yakni acara besar yang akan diadakan di hotelnya. Ini adalah momen yang tepat untuk memperbaiki hubungan mereka tanpa membuat Charisa merasa terintimidasi.Namun, dalam me

    Huling Na-update : 2025-01-08
  • Melahirkan Anak Tuan Tampan   Bab 40 : Sebuah Undangan

    Charisa sedang mengerjakan desain miliknya di layar tabletnya di ruang kerjanya. Tiba-tiba ada suara ketukan pintu dan Kinara muncul di baliknya.“Nona ada tamu dari Hotel Orbite ingin bertemu,” ucap Kinara membuat wajah Charisa langsung tegak dan menatapnya dengan wajah semringah.“Benarkah? Izinkan dia masuk!” titah Charisa tanpa sadar dia merapikan helai rambut di dahinya dan melirik sekilas pada layar PC nya kalau riasan dia masih sempurna.“Selamat siang Nona Charisa!” sapa seseorang sambil memasuki ruangannya.“Siang,” jawab Charisa dengan senyuman cerah, namun sekejap senyumnya berubah dengan wajah kecewa. Ternyata yang datang bukanlah Jean tetapi salah satu asistennya yaitu Ryuga.“Apa kabarmu Nona Charisa?” sapa Ryuga dengan sopan.“Baik. Ada perlu apa datang kemari?” tanya Charisa dengan nada yang ramah. Dia tidak mengira kalau asistennya yang akan menemuinya duluan dibanding tuannya.“Kedatanganku kemari adalah untuk memberikan undangan ini!” jawab Ryuga sambil menyerahkan

    Huling Na-update : 2025-01-09
  • Melahirkan Anak Tuan Tampan   Bab 41 : Malam Acara Amal

    Charisa sengaja memesan gaun malam yang cantik untuk menghadiri acara amal itu. Dia juga sengaja merias wajahnya lebih glamor dari biasanya. Dia tahu kalau acara itu pasti banyak hadir orang-orang penting dan juga berkelas. Dirinya tidak mau kalau penampilannya tidak sesuai dengan standar para tamu di acara tersebut. Charisa ingin memastikan bahwa dirinya tampil memukau dan meninggalkan kesan yang kuat, terutama karena beberapa klien potensial akan hadir di acara amal itu.Di balik dia ingin tampil lebih memukau karena acara itu, sebenarnya dia juga ingin terlihat berbeda di depan Jean. Entahlah kenapa dia bisa seperti ini. Ada pepatah mengatakan bahwa "penampilan adalah cerminan dari keadaan hati," dan Charisa merasa bahwa dirinya perlu menunjukkan kekuatan dan kedewasaan dalam setiap aspek dirinya. Meskipun dia tidak ingin mengakui itu, ada keinginan tersembunyi untuk membuat Jean terkesan, bahkan jika hanya sedikit. Sejak pertemuan terakhir mereka, ada sesuatu dalam diri Charisa ya

    Huling Na-update : 2025-01-09

Pinakabagong kabanata

  • Melahirkan Anak Tuan Tampan   Bab 67 : Jean Cemburu

    “Jean, bagaimana bisa kau ada di sini?” tanya Charisa ketika Jean mendekat.“Apa kau mengikutiku sampai ke sini?” tuduhnya lagi sebelum Jean bisa menjawab.“Tidak. Aku tidak mengikutimu. Aku kebetulan lewat sini,” jawab Jean. Namun dari raut wajahnya dia tidak bisa berbohong.Charisa tersenyum miring, seolah tidak percaya dengan jawaban Jean. “Kebetulan, ya?” gumamnya, menatap pria itu dengan pandangan penuh selidik.Jean tidak langsung menanggapi. Matanya menelisik sekitar, seolah mencari alasan lain yang lebih masuk akal, tetapi Charisa sudah menangkap kegugupannya.“Kalau memang hanya kebetulan, kenapa wajahmu terlihat bersalah?” lanjut Charisa, menyilangkan tangan di depan dada.Jean menghela napas, menyadari bahwa menyangkal pun tidak ada gunanya. “Baiklah,” katanya akhirnya. “Mungkin aku memang ingin tahu apa yang kau lakukan di sini.”Charisa mengangkat alis, menunggu penjelasan lebih lanjut. “Dan kenapa itu penting bagimu?”Jean terdiam sesaat. Ia bisa saja memberikan alasan y

  • Melahirkan Anak Tuan Tampan   Bab 66 : Mengatakan Sejujurnya

    Malam ini terasa berbeda bagi Charisa. Setelah bertahun-tahun menjaga jarak, menutup hati, dan berusaha melindungi dirinya sendiri dari luka yang pernah ada, ia akhirnya membiarkan seseorang masuk. Jean.Pria yang dulu hanya dia anggap sebagai pelarian. Sekarang Jean menjadi bagian dari hidupnya. Dia sudah memutuskan untuk menerima Jean sebagai kekasihnya. Perasaan hangat yang menyelimuti hatinya masih terasa asing, tetapi ia tidak ingin semuanya ini cepat berubah.Keesokan harinya, Charisa bangun lebih awal dari biasanya. Setelah kejadian tadi malam, ia tidak bisa tidur nyenyak—bukan karena gelisah, tetapi karena dadanya masih dipenuhi rasa berbunga yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Ia memandangi ponselnya, menunggu sesuatu. Lalu, sebuah notif masuk. Pesan dari Jean."Selamat pagi, Charisa. Tidurmu nyenyak?"Charisa tersenyum kecil sebelum mengetik balasan. "Tidak terlalu. Aku masih terkejut dengan semuanya."Balasannya hanya butuh beberapa detik untuk dibaca Jean sebelum pesa

  • Melahirkan Anak Tuan Tampan   Bab 65 : Perasaan Cinta

    Charisa berjalan cepat memasuki gedung kantornya, berusaha mengendalikan gejolak emosinya. Pipinya masih terasa panas akibat perkataan Jean barusan. Ia tidak menyangka pria itu akan mengungkapkan perasaannya sejujur itu—dan lebih dari itu, Jean ingin mengakui Darren sebagai anaknya.Setelah masuk ke dalam lift, Charisa menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan. Ia harus fokus. Tidak boleh membiarkan kata-kata Jean mengganggu pikirannya saat bekerja. Namun, begitu pintu lift tertutup dan ia melihat pantulan dirinya di cermin lift, ia sadar bahwa ekspresinya masih kacau. Sorot matanya yang biasanya tajam tampak bimbang, dan bibirnya sedikit bergetar."Kenapa aku begini…?" gumamnya pelan.Dia mencoba menenangkan diri sebaik mungkin sebelum sampai di lantai kantornya. Hari ini entah kenapa beberapa hari ini dia merasa ada yang berbeda dengan hatinya. Entah kenapa setiap berada di dekat Jean, seperti ada kupu-kupu di atas perutnya. Ada rasa tergelitik tetapi rasa itu bercampu

  • Melahirkan Anak Tuan Tampan   Bab 64 : Harapan Cinta

    Suara klakson yang saling bersahutan memecah keheningan, menyadarkan keduanya dari suasana yang membekukan itu. Jean tertegun sejenak, menyadari kalau mobilnya menghalangi kendaraan lain yang ingin parkir.Dengan cepat, dia menyalakan mesin mobilnya. "Kita pergi dulu dari sini," katanya, mencoba menyembunyikan ketegangan dalam suaranya. Charisa mengangguk tanpa sepatah kata pun, menyeka wajahnya yang basah oleh air mata.Pagi itu, udara masih sejuk, dengan matahari yang baru saja mulai naik ke langit. Jalanan tidak terlalu ramai, hanya beberapa kendaraan yang sesekali melintas. Angin semilir yang masuk melalui kaca jendela yang sedikit terbuka membawa aroma segar dedaunan basah, seolah mencoba menenangkan hati mereka yang bergolak.Namun, ketenangan itu segera terganggu saat mobil Jean mulai melambat. Charisa yang semula tenggelam dalam pemandangan luar langsung menoleh dengan kening berkerut. "Kenapa mobilnya melambat?" tanyanya, ada kekhawatiran yang muncul di suaranya.Jean melirik

  • Melahirkan Anak Tuan Tampan   Bab 63 : Bukan Sebuah Kesalahan

    “Charisa, apa sekarang kau masih menganggapku orang asing?” tanya Jean dengan tatapan intens padanya.Charisa menggigit bibirnya. Ada sesuatu dalam tatapan Jean yang berbeda kali ini. Tatapan yang seolah menembus ke dalam dirinya, menuntut jawaban yang tak bisa ia berikan. Ia ingin berpaling, ingin menghindari perasaan yang mulai menguasai hatinya, tetapi tubuhnya seakan terpaku di tempat.“Apalagi aku ini ayah kandungnya Darren. Apa kau tidak merasa kalau kita memang sudah ditakdirkan —”“Hentikan! Jangan lanjutkan!” Charisa buru-buru menutup telinganya. Ia tak ingin mendengar kata-kata Jean yang berbahaya itu. Kata-kata yang bisa meruntuhkan semua tembok yang susah payah ia bangun selama ini.Jean tak menyerah. Ia menepikan mobil dan mematikan mesinnya. Dalam keheningan yang tiba-tiba menguasai ruang sempit di antara mereka, tarikan napas berat Jean terdengar jelas. Charisa menelan ludah, dadanya berdebar tak menentu. Ia takut jika Jean bisa membaca kegugupannya.“Aku akan tetap ber

  • Melahirkan Anak Tuan Tampan   Bab 62 : Teman Lama Ibu

    Charisa sudah cukup kesal dengan kedatangan Jean yang tiba-tiba di pagi hari. Namun, yang lebih mengejutkannya adalah ketika Jean dengan santai berkata, "Hari ini aku akan mengantar Darren ke sekolah."Charisa, yang sedang menyuapkan nasi, sontak tersedak. Dengan buru-buru ia meneguk air putih lalu menatap Jean tajam."Tidak perlu," ucapnya cepat sebelum siapapun sempat merespons.Jean mengangkat sebelah alisnya, tetap tenang seperti biasa. "Kenapa? Arah hotelku sejalan dengan sekolah Darren. Kita bisa sekalian berangkat bersama. Darren, kau tidak keberatan, kan?"Darren, yang asyik menikmati sarapannya, berkedip bingung. "Hmm, aku senang kalau Tuan Jean mengantarku. Kemarin saat diantar Mama dan Tuan Jean, teman-teman di sekolahku memuji."Charisa menoleh ke arah Darren, suaranya lebih lembut. "Masaru yang akan mengantarmu, Nak. Kita tidak bisa tiba-tiba mengubah rencana."Jean tersenyum tipis, meletakkan sendoknya dengan tenang. "Aku hanya menawarkan tumpangan, Charisa. Tidak perlu

  • Melahirkan Anak Tuan Tampan   Bab 61 : Tamu Di Pagi Hari

    “Arrrrrrgggh!” teriak Charisa. Tubuhnya mencoba meronta melepaskan diri dari Jean. Tiba-tiba tubuhnya terjatuh ke lantai. Kedua mata Charisa terbuka, seketika sekujur tubuhnya terasa nyeri. Dia berada di lantai dekat dengan tempat tidurnya. Wanita itu melihat sekelilingnya dan mulai menyatukan ingatan dan kesadarannya.Barulah sadar kalau ternyata dia baru saja bermimpi kalau Jean datang ke kamarnya. Charisa terdiam beberapa saat mencoba menenangkan dirinya setelah terbangun dari mimpinya.“Dasar bodoh Charisa, kenapa kau sampai membawa Jean ke dalam mimpi segala!” rutuk Charisa memijat keningnya yang berdenyut.“Apa gara-gara ciuman itu?” pikir Charisa. Ingatannya tentang kejadian itu sampai terbawa ke alam mimpi. Ini semua gara-gara Jean. Charisa bangun dari lantai dan duduk di pinggir tempat tidurnya. Dia termenung menyesalkan semua yang sudah menganggu pikirannya.“Charisa!” “Charisa! Apa kau sudah bangun?” Terdengar suara ibunya memanggil.“Ya Bu!” jawab Charisa sembari bergega

  • Melahirkan Anak Tuan Tampan   Bab 60 : Sentuhan

    Di dalam kamarnya Charisa terlihat uring-uringan, dia tidak berhenti bolak balik di depan tempat tidurnya. Pesan yang ia kirim untuk Jean dan terkirim pada Genta belum sempat dibaca Genta. Charisa dengan segera menarik pesan itu tadi sebelum Genta dapat membacanya. Dia hanya bisa berharap kalau Genta belum sempat melihat pesannya itu. Kalau dia sempat melihat, sepertinya masalah akan bertambah satu. Genta pasti merasa kalau dia sudah memberi jawaban secara tidak langsung. Ini akan menjadi sebuah kesalahpahaman yang berbuntut panjang.Charisa menyentuh kembali bibirnya yang tadi sempat dicium Jean. Hatinya kembali berdebar mengingat momen itu. “Jean apa yang sudah kau lakukan padaku?” gumam Charisa sambil mengusap bibirnya dengan penuh rasa frustasi.“Apa dia pikir aku terlalu mudah untuk dia sentuh,” lirih Charisa menyesal yang seharusnya tadi bisa untuk menghindar. Kenapa tubuhnya tidak bisa ia pertahankan.“Kau bodoh!” Charisa menyalahkan dirinya sendiri. “Kau sempat menikmatinya

  • Melahirkan Anak Tuan Tampan   Bab 59 : Rasa Itu

    Charisa terdiam dalam sentuhan bibir Jean, tubuhnya terasa seperti terbebani oleh banyak perasaan yang tak bisa dijelaskan. Ketika bibir Jean menyentuhnya, ada kehangatan yang mengalir melalui tubuhnya, seakan-akan dunia di sekeliling mereka menghilang dan hanya ada keduanya. Charisa bisa merasakan detak jantung Jean yang berpadu dengan detak jantungnya, dan untuk sesaat, ia merasa seolah-olah mereka hanya dua jiwa yang saling terikat dalam kesunyian malam.Jean memegangnya dengan lembut, seolah-olah dia takut jika dia melepasnya, Charisa akan hilang begitu saja. Namun ketika kesadaran dan logikanya kembali, Charisa segera melepaskan dirinya. Ia menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri, namun hatinya berdebar lebih cepat dari sebelumnya. Keputusan itu muncul begitu cepat, hampir tanpa pertimbangan. Perasaan yang tiba-tiba datang begitu kuat, namun juga penuh dengan kebingungan. Ia menatap Jean dengan mata yang sedikit teralihkan, bingung dengan perasaan yang mengaduk di d

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status