Chapter: Bab 67 : Jean Cemburu“Jean, bagaimana bisa kau ada di sini?” tanya Charisa ketika Jean mendekat.“Apa kau mengikutiku sampai ke sini?” tuduhnya lagi sebelum Jean bisa menjawab.“Tidak. Aku tidak mengikutimu. Aku kebetulan lewat sini,” jawab Jean. Namun dari raut wajahnya dia tidak bisa berbohong.Charisa tersenyum miring, seolah tidak percaya dengan jawaban Jean. “Kebetulan, ya?” gumamnya, menatap pria itu dengan pandangan penuh selidik.Jean tidak langsung menanggapi. Matanya menelisik sekitar, seolah mencari alasan lain yang lebih masuk akal, tetapi Charisa sudah menangkap kegugupannya.“Kalau memang hanya kebetulan, kenapa wajahmu terlihat bersalah?” lanjut Charisa, menyilangkan tangan di depan dada.Jean menghela napas, menyadari bahwa menyangkal pun tidak ada gunanya. “Baiklah,” katanya akhirnya. “Mungkin aku memang ingin tahu apa yang kau lakukan di sini.”Charisa mengangkat alis, menunggu penjelasan lebih lanjut. “Dan kenapa itu penting bagimu?”Jean terdiam sesaat. Ia bisa saja memberikan alasan y
Last Updated: 2025-03-02
Chapter: Bab 66 : Mengatakan SejujurnyaMalam ini terasa berbeda bagi Charisa. Setelah bertahun-tahun menjaga jarak, menutup hati, dan berusaha melindungi dirinya sendiri dari luka yang pernah ada, ia akhirnya membiarkan seseorang masuk. Jean.Pria yang dulu hanya dia anggap sebagai pelarian. Sekarang Jean menjadi bagian dari hidupnya. Dia sudah memutuskan untuk menerima Jean sebagai kekasihnya. Perasaan hangat yang menyelimuti hatinya masih terasa asing, tetapi ia tidak ingin semuanya ini cepat berubah.Keesokan harinya, Charisa bangun lebih awal dari biasanya. Setelah kejadian tadi malam, ia tidak bisa tidur nyenyak—bukan karena gelisah, tetapi karena dadanya masih dipenuhi rasa berbunga yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Ia memandangi ponselnya, menunggu sesuatu. Lalu, sebuah notif masuk. Pesan dari Jean."Selamat pagi, Charisa. Tidurmu nyenyak?"Charisa tersenyum kecil sebelum mengetik balasan. "Tidak terlalu. Aku masih terkejut dengan semuanya."Balasannya hanya butuh beberapa detik untuk dibaca Jean sebelum pesa
Last Updated: 2025-02-27
Chapter: Bab 65 : Perasaan CintaCharisa berjalan cepat memasuki gedung kantornya, berusaha mengendalikan gejolak emosinya. Pipinya masih terasa panas akibat perkataan Jean barusan. Ia tidak menyangka pria itu akan mengungkapkan perasaannya sejujur itu—dan lebih dari itu, Jean ingin mengakui Darren sebagai anaknya.Setelah masuk ke dalam lift, Charisa menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan. Ia harus fokus. Tidak boleh membiarkan kata-kata Jean mengganggu pikirannya saat bekerja. Namun, begitu pintu lift tertutup dan ia melihat pantulan dirinya di cermin lift, ia sadar bahwa ekspresinya masih kacau. Sorot matanya yang biasanya tajam tampak bimbang, dan bibirnya sedikit bergetar."Kenapa aku begini…?" gumamnya pelan.Dia mencoba menenangkan diri sebaik mungkin sebelum sampai di lantai kantornya. Hari ini entah kenapa beberapa hari ini dia merasa ada yang berbeda dengan hatinya. Entah kenapa setiap berada di dekat Jean, seperti ada kupu-kupu di atas perutnya. Ada rasa tergelitik tetapi rasa itu bercampu
Last Updated: 2025-02-17
Chapter: Bab 64 : Harapan CintaSuara klakson yang saling bersahutan memecah keheningan, menyadarkan keduanya dari suasana yang membekukan itu. Jean tertegun sejenak, menyadari kalau mobilnya menghalangi kendaraan lain yang ingin parkir.Dengan cepat, dia menyalakan mesin mobilnya. "Kita pergi dulu dari sini," katanya, mencoba menyembunyikan ketegangan dalam suaranya. Charisa mengangguk tanpa sepatah kata pun, menyeka wajahnya yang basah oleh air mata.Pagi itu, udara masih sejuk, dengan matahari yang baru saja mulai naik ke langit. Jalanan tidak terlalu ramai, hanya beberapa kendaraan yang sesekali melintas. Angin semilir yang masuk melalui kaca jendela yang sedikit terbuka membawa aroma segar dedaunan basah, seolah mencoba menenangkan hati mereka yang bergolak.Namun, ketenangan itu segera terganggu saat mobil Jean mulai melambat. Charisa yang semula tenggelam dalam pemandangan luar langsung menoleh dengan kening berkerut. "Kenapa mobilnya melambat?" tanyanya, ada kekhawatiran yang muncul di suaranya.Jean melirik
Last Updated: 2025-02-14
Chapter: Bab 63 : Bukan Sebuah Kesalahan“Charisa, apa sekarang kau masih menganggapku orang asing?” tanya Jean dengan tatapan intens padanya.Charisa menggigit bibirnya. Ada sesuatu dalam tatapan Jean yang berbeda kali ini. Tatapan yang seolah menembus ke dalam dirinya, menuntut jawaban yang tak bisa ia berikan. Ia ingin berpaling, ingin menghindari perasaan yang mulai menguasai hatinya, tetapi tubuhnya seakan terpaku di tempat.“Apalagi aku ini ayah kandungnya Darren. Apa kau tidak merasa kalau kita memang sudah ditakdirkan —”“Hentikan! Jangan lanjutkan!” Charisa buru-buru menutup telinganya. Ia tak ingin mendengar kata-kata Jean yang berbahaya itu. Kata-kata yang bisa meruntuhkan semua tembok yang susah payah ia bangun selama ini.Jean tak menyerah. Ia menepikan mobil dan mematikan mesinnya. Dalam keheningan yang tiba-tiba menguasai ruang sempit di antara mereka, tarikan napas berat Jean terdengar jelas. Charisa menelan ludah, dadanya berdebar tak menentu. Ia takut jika Jean bisa membaca kegugupannya.“Aku akan tetap ber
Last Updated: 2025-02-05
Chapter: Bab 62 : Teman Lama IbuCharisa sudah cukup kesal dengan kedatangan Jean yang tiba-tiba di pagi hari. Namun, yang lebih mengejutkannya adalah ketika Jean dengan santai berkata, "Hari ini aku akan mengantar Darren ke sekolah."Charisa, yang sedang menyuapkan nasi, sontak tersedak. Dengan buru-buru ia meneguk air putih lalu menatap Jean tajam."Tidak perlu," ucapnya cepat sebelum siapapun sempat merespons.Jean mengangkat sebelah alisnya, tetap tenang seperti biasa. "Kenapa? Arah hotelku sejalan dengan sekolah Darren. Kita bisa sekalian berangkat bersama. Darren, kau tidak keberatan, kan?"Darren, yang asyik menikmati sarapannya, berkedip bingung. "Hmm, aku senang kalau Tuan Jean mengantarku. Kemarin saat diantar Mama dan Tuan Jean, teman-teman di sekolahku memuji."Charisa menoleh ke arah Darren, suaranya lebih lembut. "Masaru yang akan mengantarmu, Nak. Kita tidak bisa tiba-tiba mengubah rencana."Jean tersenyum tipis, meletakkan sendoknya dengan tenang. "Aku hanya menawarkan tumpangan, Charisa. Tidak perlu
Last Updated: 2025-02-05