Beranda / Romansa / Melahirkan Anak Tuan Tampan / Bab 40 : Sebuah Undangan

Share

Bab 40 : Sebuah Undangan

Penulis: Cipi2 Capa2
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-09 12:11:42

Charisa sedang mengerjakan desain miliknya di layar tabletnya di ruang kerjanya. Tiba-tiba ada suara ketukan pintu dan Kinara muncul di baliknya.

“Nona ada tamu dari Hotel Orbite ingin bertemu,” ucap Kinara membuat wajah Charisa langsung tegak dan menatapnya dengan wajah semringah.

“Benarkah? Izinkan dia masuk!” titah Charisa tanpa sadar dia merapikan helai rambut di dahinya dan melirik sekilas pada layar PC nya kalau riasan dia masih sempurna.

“Selamat siang Nona Charisa!” sapa seseorang sambil memasuki ruangannya.

“Siang,” jawab Charisa dengan senyuman cerah, namun sekejap senyumnya berubah dengan wajah kecewa. Ternyata yang datang bukanlah Jean tetapi salah satu asistennya yaitu Ryuga.

“Apa kabarmu Nona Charisa?” sapa Ryuga dengan sopan.

“Baik. Ada perlu apa datang kemari?” tanya Charisa dengan nada yang ramah. Dia tidak mengira kalau asistennya yang akan menemuinya duluan dibanding tuannya.

“Kedatanganku kemari adalah untuk memberikan undangan ini!” jawab Ryuga sambil menyerahkan
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Melahirkan Anak Tuan Tampan   Bab 41 : Malam Acara Amal

    Charisa sengaja memesan gaun malam yang cantik untuk menghadiri acara amal itu. Dia juga sengaja merias wajahnya lebih glamor dari biasanya. Dia tahu kalau acara itu pasti banyak hadir orang-orang penting dan juga berkelas. Dirinya tidak mau kalau penampilannya tidak sesuai dengan standar para tamu di acara tersebut. Charisa ingin memastikan bahwa dirinya tampil memukau dan meninggalkan kesan yang kuat, terutama karena beberapa klien potensial akan hadir di acara amal itu.Di balik dia ingin tampil lebih memukau karena acara itu, sebenarnya dia juga ingin terlihat berbeda di depan Jean. Entahlah kenapa dia bisa seperti ini. Ada pepatah mengatakan bahwa "penampilan adalah cerminan dari keadaan hati," dan Charisa merasa bahwa dirinya perlu menunjukkan kekuatan dan kedewasaan dalam setiap aspek dirinya. Meskipun dia tidak ingin mengakui itu, ada keinginan tersembunyi untuk membuat Jean terkesan, bahkan jika hanya sedikit. Sejak pertemuan terakhir mereka, ada sesuatu dalam diri Charisa ya

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-09
  • Melahirkan Anak Tuan Tampan   Bab 42 : Sebuah Pelukan Ayah

    Dari kejauhan Jean mengawasi gerak-gerik Charisa bersama Darren di hall hotelnya. Ryuga dan Eiji menemaninya.“Jadi dia pergi bersama Masaru?” tanya Jean.“Iya Tuan. Bukankah itu yang Tuan mau?” tanya Ryuga.Jean merespon dengan wajah yang kurang puas. Dia merasa Masaru juga menjadi masalah baginya karena kedekatannya dengan Darren. Tapi kehadiran Charisa yang lebih menyita perhatiannya. Dia begitu cantik dan elegan. Jean merasa ingin memiliki gadis itu sendiri.Jean mengerutkan keningnya, matanya tak pernah lepas dari sosok Charisa yang melangkah dengan penuh percaya diri, ditemani oleh Darren dan Masaru. Meskipun dia tahu bahwa Masaru hanya seorang karyawan perusahaannya, namun ada sesuatu dalam diri Jean yang merasa tidak nyaman melihat kedekatan mereka. Apalagi malam ini Charisa tampak mempesona dan anggun berbeda dari biasanya. Gaun emerald green yang membalut tubuh rampingnya membuat Jean lebih berdebar karena itu menambah daya tariknya Charisa."Dia tahu cara membuat perhatian

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-10
  • Melahirkan Anak Tuan Tampan   Bab 43 : Panik

    Charisa melangkah perlahan di hall hotel, menikmati momen kecil berbincang dengan Tuan Juko. Percakapan mereka cukup mengalir, meskipun pikirannya sesekali melayang ke Darren yang tadi bermain tak jauh darinya bersama Masaru. Dia yakin anak itu aman karena Masaru selalu bisa diandalkan.Namun, saat percakapan dengan Tuan Juko selesai, pandangan Charisa menyapu ruangan untuk mencari Darren. Alisnya berkerut ketika dia tidak menemukan sosok kecil itu di tempat terakhir dia melihatnya."Di mana dia?" pikir Charisa, mencoba tetap tenang.Dia menoleh ke kiri dan kanan, melangkah lebih cepat ke sudut ruangan di mana Darren biasanya bermain. Namun, yang dia temukan hanya orang-orang berlalu-lalang, sibuk dengan urusan masing-masing. Tidak ada Darren.“Masaru!” panggilnya dengan nada yang mulai tegang, tapi tidak ada jawaban.Panik mulai merayap ke dalam dirinya. Jantungnya berdetak lebih cepat, dan rasa dingin merayap di punggungnya. Dia mencoba mengingat dengan pasti kapan terakhir kali dia

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-10
  • Melahirkan Anak Tuan Tampan   Bab 44 : Sumbangan Besar

    Sisa acara malam itu dilalui Charisa dengan penuh waspada. Dia takut Jean berbuat sesuatu lagi dari sekedar membawa Darren diam-diam ke ruangannya.Karena malam itu adalah acara amal, Charisa pun berniat ikut berpartisipasi dalam acara itu. Dia menyumbang untuk amal sebesar 10.000 USD. Meskipun nominal itu cukup sedikit dibandingkan dengan orang-orang penting lainnya. Dari awal dia memang sudah berniat untuk ikut berpartisipasi. Tapi alangkah terkejutnya dia ketika dia melihat list penyumbang, namanya tersebut dua kali dengan nominal yang berbeda. Apakah ada dua orang yang bernama sama dengan dirinya. Cukup shock juga melihat nominal fantastis yang tertera di nama dia yang lain. Dua ratus ribu USD atau sekitar empat milyar rupiah. Charisa sampai mengecek rekeningnya takutnya dia salah mentransfer. Tetapi di rekening pribadinya pun tidak akan ada uang sebesar itu. Lantas kenapa bisa ada namanya dua kali.Charisa kemudian melihat Ryuga yang kebetulan lewat di depannya.“Tuan Ryuga aku m

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-11
  • Melahirkan Anak Tuan Tampan   Bab 45 : Efek Menyumbang Besar

    Setelah acara selesai, Charisa akan pulang dengan Masaru. Tetapi dia merasa belum puas karena kesempatan dia berbicara dengan Jean terlalu sebentar. Charisa merasa Jean berubah tidak seperti sebelumnya yang dimanapun dia berada dia akan selalu mengikuti dan mendekati. Tapi sekarang, dia tidak akan mendekat dan mengajaknya bicara kalau dia tidak menghampirinya duluan.“Maaf permisi Nona! Anda Charisa Ayu!” seorang pria berusia enam puluh tahunan mendekatinya.“Ya betul.”“Saya Sato dari Daguchi Grup. Boleh minta kartu nama Anda?” Charisa menoleh ke pria yang menyapanya, mencoba menjaga ekspresi wajahnya agar tetap ramah meski hatinya masih terasa cemas dan sedikit gelisah. Masaru, yang sudah berdiri di sampingnya, memberikan ruang bagi pria itu untuk mendekat. Charisa merasa ada sesuatu yang mengganjal, perasaan tak nyaman yang masih tertinggal dari interaksinya dengan Jean sebelumnya. Ia mencoba mengalihkan perhatian ke orang yang kini menanyakan kartu namanya.“Oh, Tuan Sato, tentu s

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-11
  • Melahirkan Anak Tuan Tampan   Bab 46 : Darren Putraku

    Setelah acara selesai, Jean diam-diam mengikuti mobil Masaru. Ingin memastikan kalau Charisa dan Darren sampai ke rumah dengan selamat. Dengan jarak yang aman Jean mengendarai mobilnya mengikuti arah mobil Masaru.Sampai di depan rumahnya, Charisa keluar dari mobil bersamaan dengan Masaru. Tetapi pemandangan berikutnya membuat Jean tidak sedikit terganggu. Masaru menggendong Darren yang tertidur di mobil. Charisa meminta Masaru untuk menggendongnya ke dalam rumah. Jean menggenggam setir mobilnya dengan kuat karena menahan gejolak amarah dalam dadanya. Dia tidak suka jika Masaru menggendong anaknya sampai ke dalam rumah. Sebagai seorang ayah tentu ini bukan perkara sepele. Charisa membuka pintu rumah dan mengangguk kecil pada Masaru, senyumnya lembut. “Hati-hati, Masaru. Jangan sampai Darren terbangun,” katanya pelan. Masaru mengangguk sambil menyesuaikan posisi Darren di pelukannya, langkahnya mantap menuju pintu. Charisa terlihat sangat mengandalkan Masaru untuk menggendong Darren

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-12
  • Melahirkan Anak Tuan Tampan   47 : Kebenaran Yang Terungkap

    Charisa menatap Jean dengan sorot mata penuh perlawanan. Dia tidak mengira kalau lagi-lagi Jean mengatakan Darren adalah anaknya. Sekejap hati Charisa sedikit menciut karena bisa jadi apa yang ia coba sembunyikan sebentar lagi akan terbongkar.“Kau terlalu percaya pada imajinasimu sendiri. Darren bukan putramu. Jadi berhenti membicarakan apa yang kau inginkan ke hidupku dan hidup Darren.”Jean tertawa kecil, sarkastik, tetapi matanya menunjukkan rasa sakit yang mendalam. “Begitu, ya? Kau masih mau menyangkal, bahkan ketika semuanya jelas.”Charisa menggelengkan kepala dengan frustasi. “Jean, hidupku sudah cukup rumit tanpa tambahan drama seperti ini. Jika kau tidak bisa menerima kenyataan, aku sarankan kau menjauh. Aku tidak akan membiarkan Darren terseret dalam kekacauan yang kau buat.”Jean berdiri diam, terperangkap di antara keinginannya untuk melawan dan kebenaran yang Charisa tegaskan. Perkataannya seolah membenturkan dinding tak terlihat yang tak bisa ia lewati.Charisa menghel

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-13
  • Melahirkan Anak Tuan Tampan   Bab 48 : Rencana Jean

    Akhirnya Jean pulang dengan tubuh lesu. Sampai di dalam rumahnya, dia berdiri di ruang tamu yang sepi, membiarkan keheneningan meresap ke dalam dirinya.“Sudah kuduga, Charisa tetap tidak akan berubah sikap. Dia terus menyangkal … tapi aku juga tidak bisa menyerah begitu saja,” gumam Jean menyayangkan sikap Charisa tadi.Ia berjalan ke dapur, membuka lemari untuk mengambil segelas air, tetapi tidak meminumnya. Tatapannya kosong, pikirannya terus berputar pada momen-momen sebelumnya. Sorot mata Charisa yang penuh ketakutan, nada suaranya yang lirih namun tegas, semua itu terus terngiang-ngiang di benaknya.‘Dia takut tapi bukan hanya padaku, tapi pada apa yang akan terjadi jika keluargaku tahu. Dia tidak salah. Aku tahu seperti apa keluargaku—egois, manipulatif , dan selalu memikirkan kepentingan mereka sendiri.’‘Charisa punya alasan untuk melindungi Darren dari itu semua. Tapi aku... aku tidak bisa terus diam. Aku tidak bisa hanya menjadi bayangan dalam hidup anakku.’Jean berjalan m

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-13

Bab terbaru

  • Melahirkan Anak Tuan Tampan   Bab 65 : Perasaan Cinta

    Charisa berjalan cepat memasuki gedung kantornya, berusaha mengendalikan gejolak emosinya. Pipinya masih terasa panas akibat perkataan Jean barusan. Ia tidak menyangka pria itu akan mengungkapkan perasaannya sejujur itu—dan lebih dari itu, Jean ingin mengakui Darren sebagai anaknya.Setelah masuk ke dalam lift, Charisa menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan. Ia harus fokus. Tidak boleh membiarkan kata-kata Jean mengganggu pikirannya saat bekerja. Namun, begitu pintu lift tertutup dan ia melihat pantulan dirinya di cermin lift, ia sadar bahwa ekspresinya masih kacau. Sorot matanya yang biasanya tajam tampak bimbang, dan bibirnya sedikit bergetar."Kenapa aku begini…?" gumamnya pelan.Dia mencoba menenangkan diri sebaik mungkin sebelum sampai di lantai kantornya. Hari ini entah kenapa beberapa hari ini dia merasa ada yang berbeda dengan hatinya. Entah kenapa setiap berada di dekat Jean, seperti ada kupu-kupu di atas perutnya. Ada rasa tergelitik tetapi rasa itu bercampu

  • Melahirkan Anak Tuan Tampan   Bab 64 : Harapan Cinta

    Suara klakson yang saling bersahutan memecah keheningan, menyadarkan keduanya dari suasana yang membekukan itu. Jean tertegun sejenak, menyadari kalau mobilnya menghalangi kendaraan lain yang ingin parkir.Dengan cepat, dia menyalakan mesin mobilnya. "Kita pergi dulu dari sini," katanya, mencoba menyembunyikan ketegangan dalam suaranya. Charisa mengangguk tanpa sepatah kata pun, menyeka wajahnya yang basah oleh air mata.Pagi itu, udara masih sejuk, dengan matahari yang baru saja mulai naik ke langit. Jalanan tidak terlalu ramai, hanya beberapa kendaraan yang sesekali melintas. Angin semilir yang masuk melalui kaca jendela yang sedikit terbuka membawa aroma segar dedaunan basah, seolah mencoba menenangkan hati mereka yang bergolak.Namun, ketenangan itu segera terganggu saat mobil Jean mulai melambat. Charisa yang semula tenggelam dalam pemandangan luar langsung menoleh dengan kening berkerut. "Kenapa mobilnya melambat?" tanyanya, ada kekhawatiran yang muncul di suaranya.Jean melirik

  • Melahirkan Anak Tuan Tampan   Bab 63 : Bukan Sebuah Kesalahan

    “Charisa, apa sekarang kau masih menganggapku orang asing?” tanya Jean dengan tatapan intens padanya.Charisa menggigit bibirnya. Ada sesuatu dalam tatapan Jean yang berbeda kali ini. Tatapan yang seolah menembus ke dalam dirinya, menuntut jawaban yang tak bisa ia berikan. Ia ingin berpaling, ingin menghindari perasaan yang mulai menguasai hatinya, tetapi tubuhnya seakan terpaku di tempat.“Apalagi aku ini ayah kandungnya Darren. Apa kau tidak merasa kalau kita memang sudah ditakdirkan —”“Hentikan! Jangan lanjutkan!” Charisa buru-buru menutup telinganya. Ia tak ingin mendengar kata-kata Jean yang berbahaya itu. Kata-kata yang bisa meruntuhkan semua tembok yang susah payah ia bangun selama ini.Jean tak menyerah. Ia menepikan mobil dan mematikan mesinnya. Dalam keheningan yang tiba-tiba menguasai ruang sempit di antara mereka, tarikan napas berat Jean terdengar jelas. Charisa menelan ludah, dadanya berdebar tak menentu. Ia takut jika Jean bisa membaca kegugupannya.“Aku akan tetap ber

  • Melahirkan Anak Tuan Tampan   Bab 62 : Teman Lama Ibu

    Charisa sudah cukup kesal dengan kedatangan Jean yang tiba-tiba di pagi hari. Namun, yang lebih mengejutkannya adalah ketika Jean dengan santai berkata, "Hari ini aku akan mengantar Darren ke sekolah."Charisa, yang sedang menyuapkan nasi, sontak tersedak. Dengan buru-buru ia meneguk air putih lalu menatap Jean tajam."Tidak perlu," ucapnya cepat sebelum siapapun sempat merespons.Jean mengangkat sebelah alisnya, tetap tenang seperti biasa. "Kenapa? Arah hotelku sejalan dengan sekolah Darren. Kita bisa sekalian berangkat bersama. Darren, kau tidak keberatan, kan?"Darren, yang asyik menikmati sarapannya, berkedip bingung. "Hmm, aku senang kalau Tuan Jean mengantarku. Kemarin saat diantar Mama dan Tuan Jean, teman-teman di sekolahku memuji."Charisa menoleh ke arah Darren, suaranya lebih lembut. "Masaru yang akan mengantarmu, Nak. Kita tidak bisa tiba-tiba mengubah rencana."Jean tersenyum tipis, meletakkan sendoknya dengan tenang. "Aku hanya menawarkan tumpangan, Charisa. Tidak perlu

  • Melahirkan Anak Tuan Tampan   Bab 61 : Tamu Di Pagi Hari

    “Arrrrrrgggh!” teriak Charisa. Tubuhnya mencoba meronta melepaskan diri dari Jean. Tiba-tiba tubuhnya terjatuh ke lantai. Kedua mata Charisa terbuka, seketika sekujur tubuhnya terasa nyeri. Dia berada di lantai dekat dengan tempat tidurnya. Wanita itu melihat sekelilingnya dan mulai menyatukan ingatan dan kesadarannya.Barulah sadar kalau ternyata dia baru saja bermimpi kalau Jean datang ke kamarnya. Charisa terdiam beberapa saat mencoba menenangkan dirinya setelah terbangun dari mimpinya.“Dasar bodoh Charisa, kenapa kau sampai membawa Jean ke dalam mimpi segala!” rutuk Charisa memijat keningnya yang berdenyut.“Apa gara-gara ciuman itu?” pikir Charisa. Ingatannya tentang kejadian itu sampai terbawa ke alam mimpi. Ini semua gara-gara Jean. Charisa bangun dari lantai dan duduk di pinggir tempat tidurnya. Dia termenung menyesalkan semua yang sudah menganggu pikirannya.“Charisa!” “Charisa! Apa kau sudah bangun?” Terdengar suara ibunya memanggil.“Ya Bu!” jawab Charisa sembari bergega

  • Melahirkan Anak Tuan Tampan   Bab 60 : Sentuhan

    Di dalam kamarnya Charisa terlihat uring-uringan, dia tidak berhenti bolak balik di depan tempat tidurnya. Pesan yang ia kirim untuk Jean dan terkirim pada Genta belum sempat dibaca Genta. Charisa dengan segera menarik pesan itu tadi sebelum Genta dapat membacanya. Dia hanya bisa berharap kalau Genta belum sempat melihat pesannya itu. Kalau dia sempat melihat, sepertinya masalah akan bertambah satu. Genta pasti merasa kalau dia sudah memberi jawaban secara tidak langsung. Ini akan menjadi sebuah kesalahpahaman yang berbuntut panjang.Charisa menyentuh kembali bibirnya yang tadi sempat dicium Jean. Hatinya kembali berdebar mengingat momen itu. “Jean apa yang sudah kau lakukan padaku?” gumam Charisa sambil mengusap bibirnya dengan penuh rasa frustasi.“Apa dia pikir aku terlalu mudah untuk dia sentuh,” lirih Charisa menyesal yang seharusnya tadi bisa untuk menghindar. Kenapa tubuhnya tidak bisa ia pertahankan.“Kau bodoh!” Charisa menyalahkan dirinya sendiri. “Kau sempat menikmatinya

  • Melahirkan Anak Tuan Tampan   Bab 59 : Rasa Itu

    Charisa terdiam dalam sentuhan bibir Jean, tubuhnya terasa seperti terbebani oleh banyak perasaan yang tak bisa dijelaskan. Ketika bibir Jean menyentuhnya, ada kehangatan yang mengalir melalui tubuhnya, seakan-akan dunia di sekeliling mereka menghilang dan hanya ada keduanya. Charisa bisa merasakan detak jantung Jean yang berpadu dengan detak jantungnya, dan untuk sesaat, ia merasa seolah-olah mereka hanya dua jiwa yang saling terikat dalam kesunyian malam.Jean memegangnya dengan lembut, seolah-olah dia takut jika dia melepasnya, Charisa akan hilang begitu saja. Namun ketika kesadaran dan logikanya kembali, Charisa segera melepaskan dirinya. Ia menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri, namun hatinya berdebar lebih cepat dari sebelumnya. Keputusan itu muncul begitu cepat, hampir tanpa pertimbangan. Perasaan yang tiba-tiba datang begitu kuat, namun juga penuh dengan kebingungan. Ia menatap Jean dengan mata yang sedikit teralihkan, bingung dengan perasaan yang mengaduk di d

  • Melahirkan Anak Tuan Tampan   Bab 58 : Pesan Tertukar

    Charisa mencoba mengatur napasnya, berusaha untuk tetap tenang meskipun tubuhnya terasa lemas. Kehadiran Genta dengan ekspresi penuh amarah jelas menunjukkan bahwa sesuatu yang besar telah terjadi.“Aku pikir kita perlu bicara,” ujar Genta dengan nada dingin, meletakkan amplop cokelat itu ke atas meja Charisa.Charisa menatap amplop itu dengan tatapan bingung dan penuh waspada. “Apa ini?” tanyanya, suaranya nyaris bergetar.“Buka dan lihat sendiri,” balas Genta tanpa mengalihkan tatapannya.Dengan tangan gemetar, Charisa meraih amplop itu dan menarik keluar isinya. Sepasang mata cokelatnya membelalak saat melihat kertas hasil tes DNA di tangannya. Ia membaca isi dokumen itu dengan cepat, lalu mendongak menatap Genta.“Darimana kau mendapatkan ini?” tanya Charisa. Dia merasa kalau itu adalah perbuatan Jean.“Tidak penting bagaimana aku bisa mendapatkan ini,” jawab Genta dengan tegas, tapi dengan nada yang lebih mengarah ke perasaan kecewa. “Yang penting adalah, kenapa kau tidak pernah

  • Melahirkan Anak Tuan Tampan   Bab 57 : Waktunya Untuk Jujur

    “Nona Charisa ada paket datang. Sudah saya letakkan di atas meja Anda!” Kinara memberi tahu Charisa saat wanita itu datang.“Baik, terima kasih.” Charisa berjalan menuju ruangannya. Hatinya masih berada di dimensi lain. Perkataan Jean tadi berhasil membuatnya tidak fokus sepanjang perjalanan ke kantor. Charisa menarik napas dalam-dalam sebelum membuka pintu ruangannya. Di atas meja kerjanya, sebuah kotak cokelat sederhana dengan pita biru tergeletak rapi. Ia menatapnya beberapa detik, lalu mengambil cutter untuk membukanya.Kotak itu berisi sebuah sepatu dengan desain mewah dari brand terkenal. Bersama dengan sepatu itu, terdapat selembar kartu kecil dengan tulisan tangan.“Waktunya melangkah dengan lembaran baru bersama orang yang benar-benar peduli denganmu. Charisa aku ingin berada di sampingmu dan melindungimu dan juga Darren”Charisa merasakan denyutan di dadanya. Ia tahu tulisan itu milik Jean. Kata-kata itu membuat pikirannya berputar. Apa yang sebenarnya diinginkan Jean darin

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status