"Astaghfirullahalazim ya Allah ... kenapa masih saja ada orang yang jahat pada Non Namira? padahal Non Namira orang yang baik. Astaghfirullahalazim ya Allah," rintih Bi Rusmi ketika mendengar kabar kodisi Namira saat ini dari Nida. Gadis belasan tahun itu sudah mandi dan membersihkan diri. Ia tengah menyantap makan siang meski kurang berselera. "Iya, Bi. Sampai sekarang Kak Namira belum sadarkan diri," kata Nida sambil menyuap nasi ke dalam mulutnya. Namun, air mata sedari tadi tak juga berhenti. Bu Fatma yang duduk di kursi samping Nida, tak henti menangis. Masih ingat di pelupuk matanya, ketika Namira perutnya bersimbah darah. "Kasihan Non Namira. Anak pertamanya yang belum berdosa telah ... telah ... huhuhu ...." Kalimat Bu Fatma menggantung, tak kuasa melanjutkan kalimatnya. Ia menangis tersedu-sedu, begitu pula Bi Rusmi dan Nida. Nida menyudahi makan siangnya. Nasi yang masih banyak, ia biarkan tersisa."Bi Rus, Bu, aku mau ke rumah sakit lagi. Kasihan Om, dia sendirian," uc
Last Updated : 2025-01-30 Read more