“Kardus seperti ini, plastik, besi-besi seperti ini. Biasanya mereka bawa dan mereka akan menukarnya untuk dapat uang.” Kenaya menjelaskan sambil menunjuk barang-barang tersebut. “Astaga, aku tidak mau bawa sebanyak itu. Lagi pula, aku tidak butuh uang. Aku hanya butuh kamu.” Kean segera berdiri. Kemudian menatap Kenaya. Kenaya terbuai dengan tatapan Kean. Tatapan penuh damba yang tidak pernah berubah. “Ingatlah, jika aku sudah menikah.” Dia mengingatkan Kean. Kean melihat Kenaya yang berusaha untuk menghindar darinya. Padahal dia yakin di hati Kenaya, masih ada dirinya. “Jika pernikahanmu bahagia, aku tidak akan melakukan ini.” Kean menegaskan jika dia melakukan ini untuk Kenaya. Kenaya memang tidak bisa mengelak. Apalagi ketika luka di wajahnya menjadi bukti. “Jangan pedulikan pernikahanku. Bukankah kamu sendiri yang merelakan aku?” Kenaya ingat betul jika Kean sendiri yang sudah merelakannya. “Aku merelakanmu jika kamu bahagia. Jika kamu tidak bahagia, maka aku akan merebutmu
ปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-11 อ่านเพิ่มเติม