บททั้งหมดของ Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali: บทที่ 41 - บทที่ 50

167

Bab 41 Tidak Sesuai Hitungan

Pertanyaan itu melintas di pikiran Kenaya. Merasa anaknya memang dapat merasakan kehadiran papanya. Hal itu membuat Kenaya berpikir untuk segera memberitahu Kean. “Ke,” panggil Kenaya. Kean segera menegakkan tubuhnya ketika Kenaya memanggilnya. “Ada apa?” Dia menatap Kenaya. “Aku ingin memberitahu.” Kenaya memberanikan diri untuk mengatakan semua pada Kean. Dia tidak mau terus menunda mengatakan pada Kean. “Tentang apa?” Kean menatap Kenaya lekat. “Tentang—” Baru saja Kenaya hendak bicara, tiba-tiba harus terhenti karena suara ponsel Kean berbunyi. “Sebentar.” Kean merogoh ponselnya di dalam saku celannya. Mengecek siapa yang menghubunginya. Terpaksa Kenaya mengurungkan niatnya untuk mengatakan kenyataan jika anak yang berada di dalam kandungan adalah anak Kean. Saat melihat layar ponselnya, Kean mendapati jika yang dilihatnya adalah sang mommy. Dengan segera dia mengangkat sambungan telepon tersebut. “Halo, Mom.” Kean menyapa sang mommy di seberang sana. “Ke, kamu sudah pul
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-14
อ่านเพิ่มเติม

Bab 42 Di Sini Denganmu

Enam bulan lalu,“Aku akan tinggal di sini denganmu.” Kenaya mengangguk ketika Kean memintanya untuk tetap tinggal. Dia ingin mengabulkan permintaan Kean untuk terakhir kalinya, sebelum dia akan menikah dengan pria pilihan papanya. Kean memang mengajak Kenaya untuk jalan-jalan ke pantai sejak pagi. Setelah matahari terbenam, mereka berniat untuk kembali. Namun, setelah Kenaya menjelaskan jika akan menikah dengan pria lain, Kean ingin menghabiskan waktu bersama Kenaya. Mereka berdua duduk di pinggir pantai seraya memandangi langit malam. Kean dan Kenaya saling menggandeng tangan sambil deburan ombak berlarian mencapai tepian. “Berjanjilah kamu tidak akan datang ke pesta pernikahanku. Aku tidak akan sanggup melihatmu jika kamu ada di pesta pernikahanku.” Kenaya takut jika dia akan goyah ketika Kean datang ke pesta. Tangisnya pasti akan pecah ketika bersanding dengan pria lain. Kean menghembuskan napasnya. Dia sendiri tidak yakin untuk datang. Bagaimana bisa dia melihat wanita yang d
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-14
อ่านเพิ่มเติม

Bab 43 Satu Kamar

Kenaya juga bingung. Namun, tubuhnya sudah basah kuyup. “Tidak apa-apa.” Kenaya pun setuju. Kean segera beralih pada resepsionis. “Saya pesan.” Resepsionis segera melakukan transaksi. Kemudian memberikan accesscard kamar pada Kean. Kean segera mengajak Kenaya untuk masuk ke kamar hotel. Kebetulan kamar mereka ada di lantai dua. Jadi mereka harus naik lift lebih dulu. Tepat di depan kamar hotel, Kean menempelkan access card. Saat pintu terbuka, kamar terlihat gelap. Kean masuk lebih dulu dan segera menyalakan lampu dengan access card yang dibawanya. Kenaya mengekor di belakang Kean dengan tubuh yang mulai kedinginan. “Sebaiknya kamu mandi dulu pakai air hangat. Agar tidak kedinginan.” Kean tidak tega melihat Kenaya yang tampak kedinginan sekali. “Baiklah.” Kenaya segera berbelok ke kamar mandi. Membersihkan tubuhnya dan menghangatkan dengan air hangat. Di saat Kenaya ke kamar mandi, Kean memilih segera membuka bajunya. Bajunya basah jadi dia harus membukanya agar karpet di kamar
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-14
อ่านเพิ่มเติม

Bab 44 Jadi Yang Pertama

Kean segera memiringkan tubuhnya. Menatap Kenaya dengan lekat. Dia begitu terkejut ketika mendengar apa yang diucapkan Kenaya. Selama ini dia sudah menjaga Kenaya dan tidak menyentuhnya, tetapi dengan entengnya gadis itu meminta hal itu padanya. “Apa kamu sadar apa yang kamu katakan?” Kean masih tidak pikir apa yang dikatakan Kenaya. “Aku sadar.” Suara Kenaya bergetar. Tangisnya yang nyaris keluar, berusaha ditahannya. “Aku tidak bisa bayangkan bagaimana bisa aku melakukan dengan orang lain dan orang itu tidak aku cintai.” Sayangnya, semakin dia berusaha keras menahan tangis, tetap saja. Kean jelas tidak rela jika Kenaya melakukannya dengan orang lain. Membayangkan saja Kean tidak sanggup. Namun, menjadi orang pertama yang menyentuh Kenaya adalah hal berat untuknya. Janjinya pada sang mommy untuk tidak melakukan di luar norma selalu diingatnya. Jika dia melakukan itu pada Kenaya, artinya dia melanggar janjinya pada sang mommy. “Sepertinya kamu memang sudah rela aku dimiliki orang
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-15
อ่านเพิ่มเติม

Bab 45 Enam Bulan Lalu

Enam bulan lalu,“Aku telat datang bulan.” Kenaya melihat kalender yang berada di kamarnya. Niatnya untuk melihat tanggal pernikahan besok, justru membuatnya melihat jadwal datang bulannya yang ditandai dengan spidol merah. Mendapati terlambat datang bulan, Kenaya segera pergi ke apotek. Dia harus melihat apakah dia hamil atau tidak. Setelah mendapatkan alat tes kehamilan Kenaya segera pulang. Besok pagi, dia akan mencoba alat tes kehamilan tersebut. Pagi harinya, sebelum pergi ke kota di mana calon suaminya tinggal, dia mengecek dengan alat tes kehamilan. Memastikan lebih dulu jika dia benar-benar hamil atau tidak.Kenaya menggunakan sesuai dengan petunjuk penggunaan. Setelah itu dia menunggu alat tes kehamilan. Sesaat kemudian dengan penuh keberanian, Kenaya melihat hasilnya. Alangkah terkejutnya Kenaya ketika melihat jika ternyata alat tes kehamilan menunjukan dua garis merah. Hancur sudah dia mengetahui jika dirinya hamil. “Aku harus apa?” Kenaya benar-benar bingung. Besok ad
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-15
อ่านเพิ่มเติม

Bab 46 Janji Menjagamu

“Orang tua Jerick melarangnya untuk menyentuhku. Agar darah Jerick tidak bercampur dengan darahmu yang ada pada anakmu. Sayangnya, saat Jerick ingin menuntaskan hasratnya dia memaksa aku melakukannya dengan ….” Kenaya menggantung ucapannya malu mengatakannya. “Dengan apa?” Kean begitu ingin tahu apa yang dilakukan Kenaya untuk menuntaskan hasrat Jerick. “Tangan dan mulut.” Kenaya menjawab lirih. Tangisnya kembali terisak mengingat hal itu. “Aku tidak suka melakukan itu, karena itu terkadang Jerick kesal dan memukul aku. Kadang dia memberikan rokok yang masih menyala ke tanganku. Meluapkan kekesalannya.” Dia mencoba menjelaskan pada Kean. Akhirnya terjawab juga bagaimana bekas luka rokok bisa di tangan Kenaya. Kean memeluk Kenaya. “Terima kasih sudah berjuang.” Kean tahu pasti tidak mudah untuk Kenaya. Pukulan-pukulan itu pasti sangat menyakitkan. “Aku janji akan menjagamu.” Kean tidak akan pernah melepaskan dan membiarkan Kenaya sendiri lagi. Apalagi setelah perjuangan Kenaya. Ken
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-15
อ่านเพิ่มเติม

Bab 47 Senyum-Senyum

Kean tersenyum. Tampak saudara kembarnya duduk di ruang keluarga bersama daddy-nya. Dari arah dapur, mommy-nya keluar dengan membawa makanan. Tampak juga Ailee-iparnya juga ikut keluar juga dari dapur. Hal pertama yang dilakukannya adalah menghampiri sang mommy. “Apa kabar, Mom?” Kean menautkan pipi di pipi sang mommy. “Mommy kurang baik karena anak mommy tidak pulang-pulang.” Mommy Freya menyindir anaknya itu. Kean tersenyum. Dia merasa mommy-nya sedang kesal dengannya.“Aku sudah bilang bukan jika Kean sibuk.” Daddy El membela sang anak. “Iya, aku sibuk.” Kean menghampiri daddy dan saudara kembarnya yang duduk di sofa. Lean langsung membantu saudaranya itu duduk. Kean yang masih menggunakan tongkat memang ke mana-mana masih berjalan dengan tongkat. “Tetap saja kamu harus ke sini. Menengok mommy.” Mommy Freya mendengkus kesal. “Iya, nanti aku akan ke sini.” Kean memilih mengalah. Dari pada bertengkar dengan mommy-nya. Lean, Ailee, dan Daddy El hanya tersenyum ketika Kean memi
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-15
อ่านเพิ่มเติม

Bab 48 Ketakutan

“Jika senyum-senyum seperti itu, pasti dia berkirim pesan dengan wanita.” Ailee menggoda. Kean menelan salivanya ketika sang ipar menggodanya seperti itu. Dia seketika takut. Takut sang mommy curiga dengannya.“Kamu berkirim pesan dengan Aurora?” Mommy Freya langsung menebak. “Iya, aku berkirim pesan dengan Aurora.” Akhirnya Kean pun mengiyakan ucapan sang mommy. Membuat sang mommy tidak curiga padanya. “Memang kalian membicarakan apa?” Mommy Freya bersemangat sekali. Ingin tahu apa yang membuat anaknya tersenyum-senyum. Sudah lama sekali dia tidak melihat senyum sang anak. Jadi dia ingin sekali tahu. “Itu urusan anak muda. Bagaimana bisa kamu ingin tahu.” Daddy El menegur sang istri. “Benar kata daddy.” Kean merasa beruntung sang daddy mengatakan hal itu. Mommy Freya hanya bisa menekukkan bibirnya. Namun, sesaat kemudian dia sudah baik-baik saja. Merasa jika tidak masalah tidak tahu apa yang dibicarakan Kean dan Aurora. Yang penting adalah kini anaknya sudah bisa move on. Maka
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-15
อ่านเพิ่มเติม

Bab 49 Jangan Takut

Saat mendengar suara Kean, Kenaya tersadar jika itu adalah suara Kean. Alhasil dia berusaha untuk tenang. Ketakutannya pada Jerick memang sudah masuk ke dalam alam bawah sadarnya. “Tenanglah, ini aku.” Kean berusaha menenangkan Kenaya. Kenaya mengembuskan napasnya. “Aku benar-benar takut, Ke.” Kenaya menangis. Dia benar-benar ketakutan sekali. Kean segera membawa Kenaya ke dalam pelukannya. “Tenanglah, ada aku di sini.” Dia membelai lembut rambut Kenaya. Berusaha untuk menenangkan Kenaya. Kenaya berusaha untuk tetap tenang. Dia berpikir Jerick tidak akan pernah datang. Ada Kean yang akan selalu menjaganya. Kenaya menarik napas dan berusaha mengembuskannya perlahan. Berharap semua akan baik-baik saja. “Aku akan ambilkan minum.” Kean melepaskan pelukannya. “Jangan tinggalkan aku.” Kenaya memegangi lengan Kean. Dia takut sekali Kean pergi. Kean merasa ketakutan Kenaya memang benar-benar besar. Mengingat apa yang dilakukan Jerick cukup parah, jadi wajar semua itu terjadi. “Baiklah
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-15
อ่านเพิ่มเติม

Bab 50 Menunggu Aku?

Kenaya yang mendengar ada yang menekan kode, langsung senang. Dia yakin itu adalah Kean. Benar saja. Saat pintu dibuka, tampak Kean masuk. “Hai.” Kean dikejutkan dengan Kenaya yang sudah menunggunya di depan pintu. Saat membuka pintu, dia langsung melihat wajah Kenaya yang menyambutnya. Serasa sedang disambut oleh istri saat pulang kerja. “Hai.” Kenaya tersenyum.“Kamu menunggu aku?” tanya Kean senang. “Aku menunggu makanan, karena aku sudah lapar.” Kenaya tersenyum polos. Kean terkesiap. Ternyata yang ditunggu bukanlah dirinya, melainkan makanan yang dibawa. Mungkin karena di rumah tidak ada makanan, Kenaya lapar. “Ini aku bawa makanan.” Kean menunjukan pada Kenaya. Dengan segera Kenaya langsung menghampiri Kean. Mengambil makanan yang dibawa Kean. Dia membawa ke meja makan. Kenaya segera memindahkan makanan ke dalam piring saji. Kean hanya tersenyum melihat aksi Kenaya. Ada beberapa menu yang dipesan Kean untuk Kenaya. Semua dipindahkan ke piring saja. Tampak aroma makanan be
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-17
อ่านเพิ่มเติม
ก่อนหน้า
1
...
34567
...
17
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status