Share

Bab 43 Satu Kamar

Author: Myafa
last update Last Updated: 2025-01-14 07:53:02

Kenaya juga bingung. Namun, tubuhnya sudah basah kuyup. “Tidak apa-apa.” Kenaya pun setuju.

Kean segera beralih pada resepsionis. “Saya pesan.”

Resepsionis segera melakukan transaksi. Kemudian memberikan accesscard kamar pada Kean. Kean segera mengajak Kenaya untuk masuk ke kamar hotel. Kebetulan kamar mereka ada di lantai dua. Jadi mereka harus naik lift lebih dulu.

Tepat di depan kamar hotel, Kean menempelkan access card. Saat pintu terbuka, kamar terlihat gelap. Kean masuk lebih dulu dan segera menyalakan lampu dengan access card yang dibawanya. Kenaya mengekor di belakang Kean dengan tubuh yang mulai kedinginan.

“Sebaiknya kamu mandi dulu pakai air hangat. Agar tidak kedinginan.” Kean tidak tega melihat Kenaya yang tampak kedinginan sekali.

“Baiklah.” Kenaya segera berbelok ke kamar mandi. Membersihkan tubuhnya dan menghangatkan dengan air hangat.

Di saat Kenaya ke kamar mandi, Kean memilih segera membuka bajunya. Bajunya basah jadi dia harus membukanya agar karpet di kamar
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
lullaby dreamy
bodoh bgt Kean kalo masi blm sadar jg kalo itu anknya dia sm Kenaya yg lg dikandung Kenaya .
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 44 Jadi Yang Pertama

    Kean segera memiringkan tubuhnya. Menatap Kenaya dengan lekat. Dia begitu terkejut ketika mendengar apa yang diucapkan Kenaya. Selama ini dia sudah menjaga Kenaya dan tidak menyentuhnya, tetapi dengan entengnya gadis itu meminta hal itu padanya. “Apa kamu sadar apa yang kamu katakan?” Kean masih tidak pikir apa yang dikatakan Kenaya. “Aku sadar.” Suara Kenaya bergetar. Tangisnya yang nyaris keluar, berusaha ditahannya. “Aku tidak bisa bayangkan bagaimana bisa aku melakukan dengan orang lain dan orang itu tidak aku cintai.” Sayangnya, semakin dia berusaha keras menahan tangis, tetap saja. Kean jelas tidak rela jika Kenaya melakukannya dengan orang lain. Membayangkan saja Kean tidak sanggup. Namun, menjadi orang pertama yang menyentuh Kenaya adalah hal berat untuknya. Janjinya pada sang mommy untuk tidak melakukan di luar norma selalu diingatnya. Jika dia melakukan itu pada Kenaya, artinya dia melanggar janjinya pada sang mommy. “Sepertinya kamu memang sudah rela aku dimiliki orang

    Last Updated : 2025-01-15
  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 45 Enam Bulan Lalu

    Enam bulan lalu,“Aku telat datang bulan.” Kenaya melihat kalender yang berada di kamarnya. Niatnya untuk melihat tanggal pernikahan besok, justru membuatnya melihat jadwal datang bulannya yang ditandai dengan spidol merah. Mendapati terlambat datang bulan, Kenaya segera pergi ke apotek. Dia harus melihat apakah dia hamil atau tidak. Setelah mendapatkan alat tes kehamilan Kenaya segera pulang. Besok pagi, dia akan mencoba alat tes kehamilan tersebut. Pagi harinya, sebelum pergi ke kota di mana calon suaminya tinggal, dia mengecek dengan alat tes kehamilan. Memastikan lebih dulu jika dia benar-benar hamil atau tidak.Kenaya menggunakan sesuai dengan petunjuk penggunaan. Setelah itu dia menunggu alat tes kehamilan. Sesaat kemudian dengan penuh keberanian, Kenaya melihat hasilnya. Alangkah terkejutnya Kenaya ketika melihat jika ternyata alat tes kehamilan menunjukan dua garis merah. Hancur sudah dia mengetahui jika dirinya hamil. “Aku harus apa?” Kenaya benar-benar bingung. Besok ad

    Last Updated : 2025-01-15
  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 46 Janji Menjagamu

    “Orang tua Jerick melarangnya untuk menyentuhku. Agar darah Jerick tidak bercampur dengan darahmu yang ada pada anakmu. Sayangnya, saat Jerick ingin menuntaskan hasratnya dia memaksa aku melakukannya dengan ….” Kenaya menggantung ucapannya malu mengatakannya. “Dengan apa?” Kean begitu ingin tahu apa yang dilakukan Kenaya untuk menuntaskan hasrat Jerick. “Tangan dan mulut.” Kenaya menjawab lirih. Tangisnya kembali terisak mengingat hal itu. “Aku tidak suka melakukan itu, karena itu terkadang Jerick kesal dan memukul aku. Kadang dia memberikan rokok yang masih menyala ke tanganku. Meluapkan kekesalannya.” Dia mencoba menjelaskan pada Kean. Akhirnya terjawab juga bagaimana bekas luka rokok bisa di tangan Kenaya. Kean memeluk Kenaya. “Terima kasih sudah berjuang.” Kean tahu pasti tidak mudah untuk Kenaya. Pukulan-pukulan itu pasti sangat menyakitkan. “Aku janji akan menjagamu.” Kean tidak akan pernah melepaskan dan membiarkan Kenaya sendiri lagi. Apalagi setelah perjuangan Kenaya. Ken

    Last Updated : 2025-01-15
  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 47 Senyum-Senyum

    Kean tersenyum. Tampak saudara kembarnya duduk di ruang keluarga bersama daddy-nya. Dari arah dapur, mommy-nya keluar dengan membawa makanan. Tampak juga Ailee-iparnya juga ikut keluar juga dari dapur. Hal pertama yang dilakukannya adalah menghampiri sang mommy. “Apa kabar, Mom?” Kean menautkan pipi di pipi sang mommy. “Mommy kurang baik karena anak mommy tidak pulang-pulang.” Mommy Freya menyindir anaknya itu. Kean tersenyum. Dia merasa mommy-nya sedang kesal dengannya.“Aku sudah bilang bukan jika Kean sibuk.” Daddy El membela sang anak. “Iya, aku sibuk.” Kean menghampiri daddy dan saudara kembarnya yang duduk di sofa. Lean langsung membantu saudaranya itu duduk. Kean yang masih menggunakan tongkat memang ke mana-mana masih berjalan dengan tongkat. “Tetap saja kamu harus ke sini. Menengok mommy.” Mommy Freya mendengkus kesal. “Iya, nanti aku akan ke sini.” Kean memilih mengalah. Dari pada bertengkar dengan mommy-nya. Lean, Ailee, dan Daddy El hanya tersenyum ketika Kean memi

    Last Updated : 2025-01-15
  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 48 Ketakutan

    “Jika senyum-senyum seperti itu, pasti dia berkirim pesan dengan wanita.” Ailee menggoda. Kean menelan salivanya ketika sang ipar menggodanya seperti itu. Dia seketika takut. Takut sang mommy curiga dengannya.“Kamu berkirim pesan dengan Aurora?” Mommy Freya langsung menebak. “Iya, aku berkirim pesan dengan Aurora.” Akhirnya Kean pun mengiyakan ucapan sang mommy. Membuat sang mommy tidak curiga padanya. “Memang kalian membicarakan apa?” Mommy Freya bersemangat sekali. Ingin tahu apa yang membuat anaknya tersenyum-senyum. Sudah lama sekali dia tidak melihat senyum sang anak. Jadi dia ingin sekali tahu. “Itu urusan anak muda. Bagaimana bisa kamu ingin tahu.” Daddy El menegur sang istri. “Benar kata daddy.” Kean merasa beruntung sang daddy mengatakan hal itu. Mommy Freya hanya bisa menekukkan bibirnya. Namun, sesaat kemudian dia sudah baik-baik saja. Merasa jika tidak masalah tidak tahu apa yang dibicarakan Kean dan Aurora. Yang penting adalah kini anaknya sudah bisa move on. Maka

    Last Updated : 2025-01-15
  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 49 Jangan Takut

    Saat mendengar suara Kean, Kenaya tersadar jika itu adalah suara Kean. Alhasil dia berusaha untuk tenang. Ketakutannya pada Jerick memang sudah masuk ke dalam alam bawah sadarnya. “Tenanglah, ini aku.” Kean berusaha menenangkan Kenaya. Kenaya mengembuskan napasnya. “Aku benar-benar takut, Ke.” Kenaya menangis. Dia benar-benar ketakutan sekali. Kean segera membawa Kenaya ke dalam pelukannya. “Tenanglah, ada aku di sini.” Dia membelai lembut rambut Kenaya. Berusaha untuk menenangkan Kenaya. Kenaya berusaha untuk tetap tenang. Dia berpikir Jerick tidak akan pernah datang. Ada Kean yang akan selalu menjaganya. Kenaya menarik napas dan berusaha mengembuskannya perlahan. Berharap semua akan baik-baik saja. “Aku akan ambilkan minum.” Kean melepaskan pelukannya. “Jangan tinggalkan aku.” Kenaya memegangi lengan Kean. Dia takut sekali Kean pergi. Kean merasa ketakutan Kenaya memang benar-benar besar. Mengingat apa yang dilakukan Jerick cukup parah, jadi wajar semua itu terjadi. “Baiklah

    Last Updated : 2025-01-15
  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 50 Menunggu Aku?

    Kenaya yang mendengar ada yang menekan kode, langsung senang. Dia yakin itu adalah Kean. Benar saja. Saat pintu dibuka, tampak Kean masuk. “Hai.” Kean dikejutkan dengan Kenaya yang sudah menunggunya di depan pintu. Saat membuka pintu, dia langsung melihat wajah Kenaya yang menyambutnya. Serasa sedang disambut oleh istri saat pulang kerja. “Hai.” Kenaya tersenyum.“Kamu menunggu aku?” tanya Kean senang. “Aku menunggu makanan, karena aku sudah lapar.” Kenaya tersenyum polos. Kean terkesiap. Ternyata yang ditunggu bukanlah dirinya, melainkan makanan yang dibawa. Mungkin karena di rumah tidak ada makanan, Kenaya lapar. “Ini aku bawa makanan.” Kean menunjukan pada Kenaya. Dengan segera Kenaya langsung menghampiri Kean. Mengambil makanan yang dibawa Kean. Dia membawa ke meja makan. Kenaya segera memindahkan makanan ke dalam piring saji. Kean hanya tersenyum melihat aksi Kenaya. Ada beberapa menu yang dipesan Kean untuk Kenaya. Semua dipindahkan ke piring saja. Tampak aroma makanan be

    Last Updated : 2025-01-17
  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 51 CCTV Toko

    Seharian bekerja membuat Kean cukup lelah. Namun, karena dia ingin segera bertemu dengan Kenaya, tentu saja dia bersemangat sekali untuk menyelesaikan semuanya. Suara ketukan pintu yang terdengar membuat Kean mengalihkan pandangan dari layar laptopnya yang baru saja dimatikan. Tampak sang daddy berada di balik pintu. “Apa kamu mau pulang?” tanya Daddy El. “Iya, Dad.” Kean mengangguk. Daddy El mengayunkan langkahnya. Menghampiri Kean. “Daddy hanya ingin bicara sebentar.”“Ayo, duduk kalau begitu, Dad.” Mendapatkan jawaban dari Kean membuat Daddy El segera menarik kursi dan mendudukkan tubuhnya. Duduk di kursi yang berada tepat di depan meja kerja. “Ada apa, Dad?” Kean penasaran dengan apa yang ingin dikatakan sang daddy. “Apa kamu punya masalah?” Daddy El melemparkan pertanyaan itu pada Kean. Kean sedikit aneh kenapa tumben sekali sang daddy bertanya seperti itu. Tidak biasa-bisanya sang daddy seperti itu. “Masalah apa maksudnya, Dad?” “Sejak kemarin daddy hanya merasa ada yan

    Last Updated : 2025-01-17

Latest chapter

  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 167 Akhir Kebahagiaan

    Kean terus menggenggam erat tangan Kenaya. Begitu berdebar-debar ketika menunggu hasil apa yang dilihat oleh dokter. “Selamat, Bu Kenaya hamil.” Dokter melihat jika ada janin di rahim Kenaya. Kenaya merasa lega karena akhirnya dia benar-benar hamil. Kean yang bahagia langsung mendaratkan kecupan di punggung tangan sang istri. “Kita akan punya anak.” Kean benar-benar merasa bahagia karena akhirnya dapat memiliki anak kembali. “Iya.” Air mata Kenaya kembali menetes. Setelah dia kehilangan anak. Akhirnya dia kembali diberikan kepercayaan memiliki anak secepat ini. Rasanya benar-benar Kenaya merasa dilimpahi berkah yang begitu banyaknya. “Aku akan punya cucu lagi, Mommy.” Mommy Freya langsung memeluk Grandma Shea benar-benar merasa bahagia akhirnya dapat memiliki cucu lagi. “Iya, aku juga akan punya cicit.” Grandma Shea begitu bahagia sekali. Semua yang berada di ruang dokter begitu bahagia sekali. Karena cicit Adion akan hadir lagi setelah anak dari Lean. Dokter men

  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 166 Kebahagiaan

    “Kita mampir ke apotek.” Kenaya menatap Kean yang sedang sibuk menyetir. “Kamu mau beli apa? Kamu sakit?” tanya Kean sedikit panik ketika mendengar Kenaya meminta ke apotek. “Tidak. Aku hanya mau beli alat tes kehamilan.” Kenaya menjelaskan apa yang membuatnya ingin ke apotek. “Kamu hamil?” tanya Kean menatap Kenaya. “Belum. Aku baru mau mengecek saja.” Kenaya mencoba menjelaskan. “Memang sudah terlambat datang bulan?” Kean begitu penasaran. “Iya, sudah telat dua minggu, Tadi saat mommy tanya dan aku baru ingat.”“Baiklah, kita beli atas tes kehamilan.” Kean begitu bersemangat sekali ketika mendapatkan kabar istrinya terlambat datang bulan. Dia berharap ada Kean junior di dalam rahim sang istri. Mereka sampai di apotek. Kenaya langsung membeli alat tes kehamilan di temani Kean. Ini bukan pertama kali Kenaya membeli alat tes kehamilan. Karena dulu dia pernah membelinya sebelum pernikahan dengan Jerick. Saat sudah mendapatkan alat tes kehamilan. Mereka segera pulang. Rencananya,

  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 165 Pembukaan

    Apa yang dikatakan Kean memang benar. Apa yang dilakukan adalah untuk menyalurkan hobi. Apa yang dilakukannya hanya untuk membuatnya bahagia. Jika pun ada banyak orang yang beli, itu adalah nilai tambah saja. “Baiklah.” Kenaya pun mengangguk. Dia jauh lebih tenang ketika sang suami mengatakan hal itu padanya. “Ayo, kita berangkat.” Kean meraih tangan sang istri. Mengajaknya untuk segera ke toko bunga. Kenaya dengan penuh semangat menerima ajakan Kean. Mereka segera berangkat bersama untuk ke toko bunga. Saat sampai di toko bunga, Kean dan Kenaya begitu terkejut. Ternyata ada banyak orang yang sedang menunggu di depan toko. Mereka semua ingin membeli bunga hidup yang tampak cantik sekali. Apalagi memang ada program diskon yang diberikan Kenaya. “Apa mereka benar-benar datang untuk membeli bunga?” Kenaya tidak menyangka jika pembukaan tokonya akan dihadiri banyak orang. “Banyak orang suka berkebun. Jadi wajar jika mereka antusias untuk membeli bunga.” Kean mengulas senyum. Dia sen

  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 164 Toko Bunga

    Bulan madu yang sudah berakhir mengantarkan Kenaya dan Kean kembali. Tentu saja tempat yang mereka tuju adalah rumah baru mereka. Mereka langsung menempati rumah mereka sesuai dengan keinginan mereka berdua. Hari ini Kean sudah mulai bekerja. Karena itu Kenaya bangun lebih awal untuk mempersiapkan semuanya. Kemarin, Kenaya sudah berbelanja. Jadi pagi ini dia bisa memasak untuk suaminya.Kenaya sibuk di dapur membuat masakan. Pagi ini dia ingin membuat scramble egg. Makanan simple yang pas untuk sarapan. Kenaya memasak sambil mendengarkan musik. Membuatnya semakin bersemangat. Kean yang bangun melihat Kenaya yang asyik memasak dan menggoyangkan tubuhnya. Hal itu membuat senyum manis menghiasi wajahnya. Ternyata tidak ada asisten rumah tangga membuat lebih nyaman. Buktinya sang istri begitu leluasa keluar hanya dengan menggunakan baju tidur pendek dengan tali spageti. Kenaya yang selesai segera berbalik untuk meletakkan scramble egg yang dibuatnya. Namun, alangkah terkejutnya ketika

  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 163 Bulan Madu Part 4

    Seminggu Kean dan Kenaya berada di London. Mereka menikmati banyak tempat di London. Menikmati kuliner di negeri ratu Elisabet tersebut. Keduanya begitu bahagia sekali. Karena akhirnya mimpi mereka untuk ke London sudah terwujud. Hari ini rencananya mereka akan kembali. Naik pesawat pada siang hari. “Kenapa tujuan kita tidak ke Indonesia?” Kenaya menatap suaminya ketika melihat tiket pesawat yang dipegangnya. Tujuan pesawat justru adalah Male. Kota yang berada di Maladewa. Kota dengan laut dan pantai yang begitu indah. “Bulan madu kita belum berakhir.” Kean tersenyum. Kean sengaja mengubah rute. Dia masih ingin menikmati waktu dengan Kenaya. Sengaja memilih pantai karena sejatinya Kean menyukai pantai. Apalagi ketika melihat pantai saat alam hari. Namun, karena janjinya pada Kenaya, dia membawa Kenaya ke London lebih dulu. Kenaya mengulas senyum. Jika ditanya apakah dia suka jika bulan madunya diperpanjang, tentu saja jawabannya iya. Jadi dia tidak menolak ketika sang suami mengaj

  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 162 Bulan Madu Part 3

    “Bukan apa-apa.” Kenaya menggeleng. “Aku tadi melihat jaring ikan di dalam kopermu.” Kean hanya melihat sekilas. Jadi dia mengatakan apa yang dilihatnya saja. Jaring ikan? Kenaya tak habis pikir ucapan Kean. Namun, jika dipikir-pikir memang baju tadi seperti jaring ikan. “Coba lihat.” Kean menghampiri sang istri. Memaksa sang istri membuka koper. “Tidak mau.” Kenaya masih berusaha untuk menutup kopernya. Kean yang melihat hal itu langsung menggelitik tubuh sang istri. Alhasil Kenaya melepaskan pegangannya pada koper. Melihat celah itu, Kean segera membuka koper. Dia langsung mengambil baju yang disembunyikan oleh Kenaya. Kemudian merentangkannya agar dapat melihat baju apa itu. Kean membulatkan matanya ketika melihat jika baju yang disembunyikan Kenaya adalah baju tidur seksi. “Itu dari mommy. Aku baru membukanya tadi.” Kenaya menjelaskan dari mana baju itu berasal. Kean tidak menyangka jika sang mommy memberikan Kenaya baju seperti ini pada istrinya. Sang mommy benar-benar pa

  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 161 Bulan Madu Part 2

    Sesuai janji Kean, sore ini Kean membawa Kenaya ke London Eye. Mereka menuju ke London Eye untuk menikmati melihat kota London. Kean sengaja memesan tempat khusus. Jadi hanya mereka berdua isinya. Jangan ditanya berapa uang yang harus dikeluarkan Kean untuk memesan tempat privat. Pastinya cukup besar. Namun, jika dibanding dengan yang terisi dengan beberapa orang. Kean dan Kenaya masuk ke dalam kapsul. Saat baru masuk, Kenaya dikejutkan dengan meja makan yang terdapat di dalamnya. Tadi dia melihat kapsul lain, tetapi tidak ada meja makan seperti yang dipesan Kean. “Kamu memesannya khusus?” tanya Kenaya memastikan. “Tentu saja. Ini adalah bulan madu kita. Jadi aku ingin yang spesial.” Kean mengulas senyum di wajahnya. Kenaya merasa beruntung sekali karena Kean menyiapkan bulan madu mereka dengan sempurna. Tentu saja ini akan diingatnya sampai kapan pun. “Ayo, masuk.” Kean mengulurkan tangan, mengajak Kenaya untuk masuk ke dalam kapsul tersebut. Kenaya segera masuk.

  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 160 Bulan Madu Part 1

    Waktu sudah menunjukan jam dua belas, tetapi dua insan manusia itu masih asyik saling memeluk di bawah selimut. Kegiatan semalam yang menguras tenaga membuat keduanya begitu lelah sekali. Hingga sesiang ini mereka masih belum mau bangun. Kenaya yang membuka mata lebih dulu melihat Kean yang masih tertidur pulas. Melihat Kean membuat Kenaya membelai lembut wajah Kean. Kenaya merasa bersyukur sekali karena ada Kean di hidupnya. Apalagi kini mereka sudah menjadi pasangan suami dan istri. Tangan halus Kenaya yang membelai lembut wajah Kean membuat Kean yang tidur terbangun. Hal pertama yang dilihat saat membuka mata adalah wajah cantik Kenaya. Senyum manis dari Kenaya menyambutnya, hingga menularkan senyum di wajahnya. “Apa aku sedang bermimpi?” tanya Kean. “Kamu tidak sedang bermimpi. Memangnya kenapa?” Kenaya begitu penasaran sekali.“Karena aku melihat bidadari di depanku. Jadi aku pikir aku bermimpi.” Kenaya langsung tersenyum mendengar ucapan Kean. “Coba aku cek dulu.” Kean men

  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 159 Malam Panas

    Kenaya membenarkan apa yang dikatakan oleh Kean. Kamar mandi begitu tampak romantis. Apalagi tampak begitu indah dengan pemandangan kota yang terlihat dari atas. “Kaca itu transparan?” tanya Kenaya ketika menyadari pemandangan kota terlihat dari dalam. “Kaca itu memang memperlihatkan pemandangan dari luar, tetapi ketika melihat dari luar, pemandangan dari sini tidak terlihat.” Kean mencoba menjelaskan pada Kenaya. Kenaya mengangguk mengerti. “Tapi, aku tetap tidak nyaman.” Kenaya merasa tidak leluasa. “Aku akan menutupnya.” Kean tidak mau sampai Kenaya tidak nyaman. Karena itu, dia segera mengambil remote dan menutup jendela tersebut. Kenaya lebih lega ketika melihat kaca kini tertutup. Paling tidak dia akan lebih nyaman. Kean segera beralih kembali pada sang istri. Memutar tubuh sang istri untuk dapat meraih ritsleting gaun yang dipakai. Perlahan Kean menurunkan ritsleting gaun tersebut. Kenaya memejamkan matanya ketika tangan Kean terasa menurunkan ritsleting gaunnya. Jantung

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status