Saat mendengar suara Kean, Kenaya tersadar jika itu adalah suara Kean. Alhasil dia berusaha untuk tenang. Ketakutannya pada Jerick memang sudah masuk ke dalam alam bawah sadarnya. “Tenanglah, ini aku.” Kean berusaha menenangkan Kenaya. Kenaya mengembuskan napasnya. “Aku benar-benar takut, Ke.” Kenaya menangis. Dia benar-benar ketakutan sekali. Kean segera membawa Kenaya ke dalam pelukannya. “Tenanglah, ada aku di sini.” Dia membelai lembut rambut Kenaya. Berusaha untuk menenangkan Kenaya. Kenaya berusaha untuk tetap tenang. Dia berpikir Jerick tidak akan pernah datang. Ada Kean yang akan selalu menjaganya. Kenaya menarik napas dan berusaha mengembuskannya perlahan. Berharap semua akan baik-baik saja. “Aku akan ambilkan minum.” Kean melepaskan pelukannya. “Jangan tinggalkan aku.” Kenaya memegangi lengan Kean. Dia takut sekali Kean pergi. Kean merasa ketakutan Kenaya memang benar-benar besar. Mengingat apa yang dilakukan Jerick cukup parah, jadi wajar semua itu terjadi. “Baiklah
Kenaya yang mendengar ada yang menekan kode, langsung senang. Dia yakin itu adalah Kean. Benar saja. Saat pintu dibuka, tampak Kean masuk. “Hai.” Kean dikejutkan dengan Kenaya yang sudah menunggunya di depan pintu. Saat membuka pintu, dia langsung melihat wajah Kenaya yang menyambutnya. Serasa sedang disambut oleh istri saat pulang kerja. “Hai.” Kenaya tersenyum.“Kamu menunggu aku?” tanya Kean senang. “Aku menunggu makanan, karena aku sudah lapar.” Kenaya tersenyum polos. Kean terkesiap. Ternyata yang ditunggu bukanlah dirinya, melainkan makanan yang dibawa. Mungkin karena di rumah tidak ada makanan, Kenaya lapar. “Ini aku bawa makanan.” Kean menunjukan pada Kenaya. Dengan segera Kenaya langsung menghampiri Kean. Mengambil makanan yang dibawa Kean. Dia membawa ke meja makan. Kenaya segera memindahkan makanan ke dalam piring saji. Kean hanya tersenyum melihat aksi Kenaya. Ada beberapa menu yang dipesan Kean untuk Kenaya. Semua dipindahkan ke piring saja. Tampak aroma makanan be
Seharian bekerja membuat Kean cukup lelah. Namun, karena dia ingin segera bertemu dengan Kenaya, tentu saja dia bersemangat sekali untuk menyelesaikan semuanya. Suara ketukan pintu yang terdengar membuat Kean mengalihkan pandangan dari layar laptopnya yang baru saja dimatikan. Tampak sang daddy berada di balik pintu. “Apa kamu mau pulang?” tanya Daddy El. “Iya, Dad.” Kean mengangguk. Daddy El mengayunkan langkahnya. Menghampiri Kean. “Daddy hanya ingin bicara sebentar.”“Ayo, duduk kalau begitu, Dad.” Mendapatkan jawaban dari Kean membuat Daddy El segera menarik kursi dan mendudukkan tubuhnya. Duduk di kursi yang berada tepat di depan meja kerja. “Ada apa, Dad?” Kean penasaran dengan apa yang ingin dikatakan sang daddy. “Apa kamu punya masalah?” Daddy El melemparkan pertanyaan itu pada Kean. Kean sedikit aneh kenapa tumben sekali sang daddy bertanya seperti itu. Tidak biasa-bisanya sang daddy seperti itu. “Masalah apa maksudnya, Dad?” “Sejak kemarin daddy hanya merasa ada yan
Aroma masakan tercium menggelitik hidung ketika Kean baru saja keluar dari kamar. Aroma manis tercium begitu menggoda. Membuat langkah Kean terayun ke sumber aroma itu. Jelas aroma itu berasal dari dapur. Tepat saat di dapur, tampak Kenaya sedang asyik di depan kompor.“Kamu sedang apa?” tanya Kean penasaran. Mendengar suara bass Kenaya segera berbalik. Ternyata itu adalah Kean. “Aku sedang membuat pancake.”Kean mengayunkan langkahnya mendekat. Mengintip apa yang sedang dimasak oleh Kenaya. Dia melihat sepertinya makanan yang dibuat Kenaya tampak enak. “Kamu tidak lelah membuat makanan?” Kemarin Kenaya meminta Kean untuk membelikan bahan masakan. Ternyata untuk hal ini. Padahal, mereka bisa membeli saja. “Hanya membuat masakan simple tentu saja tidak masalah. Lagi pula juga aku sedang ada kegiatan. Jadi aku tidak bosan.” Kenaya tersenyum. Sejak berada di apartemen Kean, hatinya memang begitu bahagia sekali. Tentu saja itu membuatnya selalu menghiasi wajahnya dengan senyuman. Seny
“Kami sudah cari tahu, Pak. Ternyata mobil itu milik hotel Maxton.” Pengawal memberitahu Jerick informasi yang didapatkan. “Hotel Maxton?” Jerick sedikit bingung. Kenapa bisa mobil tersebut membawa Kenaya. Rasa ingin tahu Jerick akhirnya mengantarkannya ke hotel tersebut. Mengecek siapa yang membawa mobil itu. Di hotel Maxton, dia bertemu dengan manger hotel. Kemudian mengorek informasi yang bisa didapatnya. “Saya ingin mencari seorang wanita. CCTV menunjukan jika dia pergi dengan naik mobil dari alun-alun kota dengan mobil dari hotel Maxton. Apa Anda bisa mengecek siapa sopir yang membawa mobil itu dan ke mana dia membawa mobil itu?” Jerick segera bertanya hal itu. Seraya menunjukan rekaman CCTV yang menunjukan plat nomor mobil yang dinaiki Kenaya. Manager melihat nomor plat mobil yang tertera. “Sebentar, Pak, kami akan coba mencarinya.” Manager segera menghubungi stafnya menanyakan siapa yang membawa mobil itu di hari Kenaya pergi. Saat mendapatkan orang tersebut, dia meminta un
Kean pulang. Kali ini dia membawa belanjaan yang dipesan oleh Kenaya. Rasanya senang sekali karena dia serasa punya kehidupan rumah tangga. Hanya belum dalam artian sesungguhnya. “Kamu membelikan apa yang aku pesan semua?” Kenaya bertanya seraya mengecek belanjaan. “Tentu saja aku beli semuanya.” Kean menjawab dengan penuh keyakinan. Dia yang sedang minum segera menghabiskan minumnya. “Terima kasih.” Kenaya begitu senang sekali. Dengan begitu dia akan bisa masak bersama. “Sama-sama.” Kean mengangguk. “Kalau begitu aku mandi dulu.” Kean segera berlalu pergi. Meninggalkan Kenaya. Tubuhnya cukup berkeringat. Jadi dia harus segera menyegarkannya. Di saat Kean mandi, Kenaya menggunakan waktunya untuk memasak. Dia ingin membuat pasta. Dari kemarin dia ingin makan pasta. Kenaya masak dengan penuh semangat. Beberapa saat kemudian Kean yang selesai mandi segera keluar. Aroma saus pasta tercium menyambutnya. Rasa penasaran Kean mengantarkannya menghampiri Kenaya. “Kamu sudah selesai?” Ke
Kenaya segera menuju ke depan televisi. Bersama Kean dia mengikuti gerakan-gerakan yang mereka tonton. Dari awal pemanasan sampai senam intinya. Di dalam video yang mereka tonton. Olahraga bersama antara pasangan membuat anak di dalam kandungan merasakan kehadiran ayahnya. Jadi membuat perkembangan bayi di dalam kandungan baik. Saat olahraga anak di dalam kandungan Kenaya cukup aktif. Hingga kadang sesekali dia merasa kesakitan. Apalagi ketika Kean begitu dekat dengannya. Anaknya semakin kencang menendang. “Sepertinya dia ingin olahraga.” Tendangan itu begitu terasa sekali oleh Kean. Membuatnya merasa lucu. “Iya, dia tidak bisa diam dari tadi. Mungkin di dalam perut dia juga sedang olahraga.” Kenaya membenarkan ucapan Kean. Mereka tertawa bersama. Merasa lucu dengan aksi anak mereka. Ini adalah hal yang begitu membahagiakan untuk mereka. Kean dan Kenaya menikmati berolahraga bersama. Itu membuat kedekatan sendiri untuk mereka. “Apa kamu juga sering olahraga ketika di sana?” Sambi
Kean segera mengangkat sambungan telepon. Dia ingin tahu apa yang ingin dikatakan oleh Rigel. Apalagi sejak kemarin dia dan Rigel selalu membahas Jerick. “Halo ….” “Kak, aku dan yang lain akan ke apartemen. Kak Kean sembunyikan dulu Kak Kenaya. Aku sudah berusaha mencegah mereka, tetapi tidak bisa.” Di seberang sana Rigel memberitahu Kean. Kean membulatkan matanya. Ini tak kalah mengejutkannya dengan berita Jerick. Tentu saja dia harus segera melakukan sesuatu, atau keberadaan Kenaya akan terendus oleh sepupunya. “Baiklah.” Kean segera mematikan sambungan telepon. “Ada apa?” tanya Kenaya panik. Dia begitu penasaran sekali. “Sepupu-sepupuku akan datang ke sini. Jadi aku harus menyembunyikanmu.” Kean memberitahu. Kenaya pun juga ikut panik. Dia takut ada yang tahu keberadaannya. “Sayang, sebaiknya kamu ke kamar. Di luar aku yang urus.” Kean membelai lembut wajah Kenaya. “Apa tidak apa-apa kamu sendiri yang melakukannya?” tanya Kenaya penasaran. “Tenanglah, aku tidak apa-apa.”
“Siapa dia? Kenapa bawa-bawa keluarga Adion?” Grandpa Bryan langsung mengomentari. “Hendrik Arkan-walikota.” Grandpa Felix membaca nama yang tertera di bagian bawah. “Apa dia adalah mertua Kenaya?” tanya Grandpa Bryan. “Sepertinya begitu.”“Apa dia sengaja mengadakan konferensi pers untuk membangun opini publik?” Grandpa Bryan benar-benar geram sekali. “Sepertinya dia sengaja menyebut nama Adion.” Grandpa Felix merasa jika yang dilakukan orang yang sedang melakukan konferensi pers sengaja sekali. Setelah selesai berita tersebut, pembawa acara mengomentari keluarga Adion. Dari mulai siapa keluarga Adion. Apa saja bisnisnya. Tentu saja itu membuat Grandpa Bryan benar-benar geram sekali. Mereka menceritakan kasus yang terjadi beberapa bulan lalu juga. Di mana Lean dan Kean menangkap penyelundupan perusahaan. Di rumah sebelah, Mommy Ghea mencari keberadaan daddy-nya. Memastikan jika sang daddy tidak akan menonton berita. Namun, saat mencari sang daddy, dia tidak menemukan sang daddy
“Lihat ada konferensi pers dari walikota.” Rigel baru saja membuka media sosialnya. Tanpa sengaja dia melihat konferensi pers yang dilakukan walikota. Daddy El segera meraih ponsel Rigel. Melihat konferensi pers yang dilakukan oleh walikota yang merupakan papa Jerick. Dia benar-benar terkejut sekali dengan yang dilakukan oleh Hendrik. Daddy El, Daddy Dean, Lean, Mommy Freya, dan Kenaya langsung ikut melihat berita itu di ponsel mereka. Mereka semua tak kalah terkejut dengan yang baru saja mereka lihat. Walikota seolah menegaskan jika anaknya melakukan itu karena adanya perselingkuhan. “Sepertinya dia sengaja melakukan konferensi pers ini untuk mengiring opini publik.” Daddy Dean memberikan pendapatannya. “Iya, sepertinya begitu.” Daddy El melihat jika yang dilakukan walikota memang sengaja untuk menguntungkannya. Kenaya melihat postingan dari walikota itu, tetapi dia justru dikejutkan dengan komentar-komentar di dalam video. Miss gosip: Jelas saja suaminya melakukan kekerasan da
“Saya akan mengurusnya, Pak. Untuk sementara waktu, Pak Kean akan di sini. Mungkin jika kasus ini dilimpahkan pada kejaksaan negeri, persidangan akan dilaksanakan dua puluh hari lagi.” Pengacara mencoba menjelaskan. Berapa lama Kean akan berada di dalam penjara. “Baiklah, aku tidak masalah jika berada di sini dalam jangka waktu lama.” Mommy Freya langsung menangis. Dia memeluk sang suami. Tidak bisa dibayangkan sang anak akan mendekam di penjara dalam jangka waktu yang lama. Kean segera menghampiri sang mommy. Membawanya ke dalam pelukannya. “Mommy jangan khawatir. Aku akan baik-baik saja di sini. Aku harus membuat orang yang sudah membuat anakku meninggal, masuk penjara. Dia tidak boleh bebas begitu saja.” Dia mencoba memberikan pengertian pada sang mommy. Mommy Freya tahu jika anaknya pasti akan bertarung mati-matian. “Baiklah, Mommy percaya padamu.”Kean menjauhkan tubuhnya untuk melihat wajah sang mommy. Kean menghapus air mata yang membasahi wajah sang mommy. “Kean titip Kena
“Ada apa Anda menghubungi saya?” Daddy El benar-benar geram sekali mendengar suara walikota. “Bisakah kita bertemu?” “Saya tidak bisa bertemu dengan Anda. Bicarakan saja di telepon.” Daddy El tidak mau mengambil risiko dengan bertemu dengan walikota. Apalagi ini adalah wilayahnya. Tentu saja itu akan sangat bahaya. Hendrik tertawa. “Begitu rupanya. Baiklah kalau begitu kita bicarakan saja di sini.” Dia pun mengalah. Tidak masalah jika memang harus dibicarakan ditelepon. “Anak Anda sekarang di penjara, begitu pula dengan anak saya. Media juga sudah mulai mencium kasus ini. Kasus ini akan menjadi lebar jika kita melanjutkanya. Anda dan saya tentunya adalah orang yang paling dirugikan. Jadi saya ingin mengajukan negosiasi untuk kasus ini. Silakan Anda minta menantu saya mencabut laporan kekerasan dalam rumah tangga, dan saya akan mencabut semua laporan yang anak Anda dapatkan.” Hendrik Arkan mencoba menjelaskan niatnya untuk berbicara. Daddy El terdiam mendengar itu. Dia tidak bisa m
Daddy El menunggu Kenaya dan sang istri di hotel. Sekaligus membicarakan kasus yang menimpa Kean. Pengacara menjelaskan jika Jerick ternyata tidak bisa lari dari jerat hukum karena bukti-bukti kekerasan dalam rumah tangga jelas. “Apa mereka sengaja memasukkan Kean ke penjara?” Daddy El bertanya pada pengacara. “Bisa jadi, Pak. Mereka mencari celah dengan tuduhan perselingkuhan. Berlindung dari kasus perselingkuhan itu, agar dapat memutar balik fakta. Dengan tuduhan perselingkuhan, mereka akan membuat tuduhan perselingkuhan itu adalah alasan kekerasan rumah tangga yang menimpa Bu Kenaya.” Pengacara mencoba menjelaskan. Daddy El merasa jika apa yang dikatakan pengacara ada benarnya. Mungkin mereka memang sengaja melakukan hal itu. “Lalu apa yang harus kita lakukan saat ini?” “Kita hanya bisa mengandalkan kesaksian Bu Kenaya. Menceritakan semua. Dengan begitu Pak Kean akan bisa bebas dari tuduhan.” Daddy El hanya berharap jika Kenaya akan memberikan kesaksian untuk membebaskan Kean
“El, apa benar Kean ditangkap?” “Daddy tahu dari mana?” Daddy El di seberang sana begitu terkejut. Dia belum memberitahu siapa pun, tetapi daddy-nya sudah tahu. “Aku lihat di berita. Cucu Adion di penjara.” “Berita?” Daddy El begitu terkejut. Bagaimana bisa kasus ini suda tercium oleh media. Padahal pihaknya belum membocorkan sama sekali. “Iya, Dad, tetapi Daddy tenang saja. Aku sedang mengurusnya. Kean akan segera bebas.”“Baiklah, cepat urus, ini akan berdampak buruk untuk perusahaan juga jika berlarut-larut.” Grandpa Bryan mengingatkan anaknya. “Baiklah.” Daddy El segera mematikan sambungan telepon. Suara ketukan pintu terdengar. Daddy El pun segera membuka pintu untuk melihat siapa yang membuka pintu. Ternyata itu adalah Lean dan Rigel. “Dad, ada berita tentang Kean.” Lean langsung menunjukan ponselnya. Daddy El meraih ponsel Lean. Melihat berita yang ramai di media. Hal itu tentu membuat Daddy El cukup terkejut. Jika berita ini semakin digoreng, tentu saja akan berdampak
“Saya cek tadi ternyata Pak Hendrik-walikota yang merupakan papa Jerick Arkan yang melaporkan hal itu.” Daddy El mengeratkan rahangnya. Ternyata keluarga Jerick Arkan sudah mulai turun tangan. Tentu saja dia tidak akan membiarkan anaknya sendiri.Di dalam kantor polisi, Kean ditanya beberapa pertanyaan. Kean menjelaskan apa adanya. Dia memang tidak menculik Kenaya. Kenaya dengan kesadaran ikut dengannya karena lari dari kejaran suaminya yang memukulinya. Kenaya waktu itu memang benar menabrakkan mobilnya, itu karena melihat Kenaya jatuh dan setelah itu membawa Kenaya ke rumah sakit. Kean memiliki alibi kuat menyangkal tuduhan itu. Sayangnya, tuduhan perselingkuhan tidak bisa dia elakkan. Karena memang ada hubungan di antara mereka. Untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut, Kean akhirnya dimasukan ke dalam penjara. Dia akan bermalam di penjara. Pengacara menegaskan akan menjamin Kean tidak akan pergi. Meminta Kean untuk dibebaskan. Namun, sayangnya polisi tidak menyetujui permohonan
Kean membaca surat penangkapan atas dirinya itu. Tentu saja itu membuatnya merasa heran. Bagaimana bisa dia dituduh menculik. Apalagi di dalam surat penangkapan tertulis jelas jika korban penculikan adalah Kenaya. “Tuduhan lucu apa ini? Penculikan?” Kean merasa aneh dengan segala tuduhan yang dilayangkan padanya. Jelas ini menggelitik sekali. “Silakan ikut kami. Jelaskan semua di kantor polisi.” “Korban penculikannya saja ada di sini aman dan terjaga. Bagaimana bisa dikatakan penculikan?” Kean masih mengelak. “Sebaiknya, Anda jelaskan saja di kantor polisi.” Polisi yang melihat Kean terus menjawab, akhirnya menangkap paksa Kean. “Lepaskan dia? Saya tidak merasa diculik.” Kenaya yang berada di belakang, menerobos ke depan. Mencegah apa yang dilakukan polisi. Dia menarik tangan Kean. “Silakan melakukan pembelaan di pengadilan.” Polisi tetap tidak peduli dengan apa yang dilakukan Kenaya. “Tenanglah, aku akan keluar. Kamu harus disini dan jangan ke mana-mana. Tetaplah bersama kelua
Saat sampai, Kenaya langsung disambut oleh Mommy Freya dan Daddy El. Mereka meminta Kenaya untuk beristirahat di kamar yang pernah ditempatinya.Kenaya pun memanfaatkan waktu untuk beristirahat. Tubuhnya belum benar-benar sembuh. Bekas luka prosesi kuret masih terasa sakit sesekali.Di saat Kenaya beristirahat, Kean dan Daddy El mengobrol di ruang keluarga. Mereka membahas apa yang akan mereka lakukan jika proyek ini jadi sasaran walikota. “Mereka tidak akan mengusik sebenarnya karena kita punya surat tanah dan izin yang kuat. Lagi pula sebelum dibangun, kita sudah cek di tata kota. Jadi harusnya mereka tidak akan sejauh itu.” Daddy El memberikan pendapatnya tentang proyek yang sedang dikerjakan anaknya itu.Kean memahami apa yang dikatakan sangat daddy. Dia juga berpikir, jika walikota tidak mungkin bisa mengusik proyeknya. Apalagi dia sudah sangat berhati-hati dengan masalah legalitas. Saat sedang mengobrol, pengacara menghubungi Kean. Dengan segera Kean mengangkat sambungan telep