แชร์

Bab 25 Main Api

ผู้เขียน: Myafa
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2025-01-11 07:05:39

“Bukan itu.” Kean merangkul Anka. Memberikan kode pada Anka.

Sayangnya, Anka tidak mengerti kode Kean. “Tapi, yang minta aku memberikan tutorial make up kakek-kakek, bukannya minggu kemarin?” Dia justru memperjelas pertanyaan itu.

“Make up kakek-kakek?” Gemma mendengar hal itu merasa bingung. Untuk apa sepupunya make up seperti kakek-kakek.

“Tidak hanya kakek-kakek. Kak Kean juga minta tolong make up wanita juga.” Dengan polosnya Anka bercerita.

Kean tidak bisa mengelak lagi. Ternyata Anka justru mengatakan semua.

“Kamu sedang cosplay?” Lean tertawa. Merasa lucu dengan apa yang baru didengar.

“Sebenarnya aku melakukan itu untuk bertemu Kenaya.” Kean akhirnya jujur saja. Mengatakan semua kenyataan itu.

Mereka semua saling pandang. Mengingat nama yang disebut Kean.

“Kenaya, mantan kekasihmu?” Gemma memastikan.

“Iya.” Kean tertunduk lemas.

Semua terkejut. Semua tahu jika Kenaya sudah menikah. Jadi boleh dibilang, Kean sedang mendekati istri orang.

“Jangan main api, Ke. Kenaya su
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
บทที่ถูกล็อก

บทที่เกี่ยวข้อง

  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 26 Lama Tak Bertemu

    Pagi ini Kean mengambil penerbangan pertama. Dari bandara, Kean segera mengurus semuanya. Jika pekerjaanya selesai. Dia akan pulang lebih awal. Tidak akan menginap. Dari pagi Kean langsung mengurus semuanya. Sampai sore dia masih terus tanpa henti bekerja. “Pak Kean.” Mendapati namanya disebut membuat Kean segera menoleh. Alangkah terkejutnya Kean melihat Jerick. Padahal dia berharap tidak akan bertemu dengan pria itu. Sayangnya, dia justru bertemu dengan Jerick di restoran ketika sedang bertemu dengan pengacara untuk membahas tentang pembuatan sertifikat tanah yang dibelinya. “Pak Jerick.” Kean menyapa dengan sopannya. “Pak Kean sudah di sini?” Jerick pikir Kean akan datang minggu depan. Ternyata sekarang sudah datang. “Iya, kebetulan aku datang sekarang agar semua urusan cepat selesai.”“Iya, cepat selesai dan tinggal pembangunan.” Jerick setuju dengan yang dikatakan Kean. Kean mengangguk. Dia memang berharap semua cepat selesai. Jadi dengan begitu tidak perlu ke kota ini seri

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-12
  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 27 Asap Rokok

    Untuk sesaat Kenaya terpaku. Namun, dia dapat mengembalikan kesadarannya dengan segera. “Lama tidak berjumpa, Pak Kean.” Dia menerima uluran tangan Kean. “Ayo aku akan kenalkan dengan teman-temanku.” Jerick mengajak Kean untuk menghampiri teman-temannya. Kean mengangguk. Mengikuti Jerick. Kean segera berkenalan dengan teman-teman Jerick. Mereka memiliki beberapa pekerjaan di pemerintah. Tentu saja itu akan membantu Kean. Mereka semua duduk di sofa. Kemudian mengobrol bersama. Kenaya duduk tepat di samping suaminya. Berseberangan dengan Kean yang sedang asyik mengobrol tentang bisnis. “Kalian harus beli nanti perumahan yang dibuat JAC. Mereka memberikan view yang indah.” Jerick meminta teman-temannya untuk ikut ambil membeli perumahan baru milik keluarga Kean. “Tentu saja, asal diberikan diskon.” Salah satu teman menjawab.“Itu bisa diatur.” Kean tersenyum.Jerick menyalakan pematik api. Mengarahkan ke rokok yang berada di bibirnya. Kemudian menikmati rokok yang baru saja dibakarn

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-12
  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 28 Tidak Suka

    Kean melewati Kenaya dan Jerick. Meminta segelas air minum pada pramusaji. Kenaya yang melihat Kean melewatinya merasa malu sekali. Apalagi Jerick berusaha mencumbunya. Kean kembali dengan membawa segelas air putih. Tepat di samping Kenaya dan Jerick, dia pura-pura tersandung sesuatu dan membuat minumannya tumpah. Reflek Kenaya langsung berdiri karena dress yang dipakai terkena air. “Maaf-maaf aku tidak sengaja.” Kean merasa pura-pura tidak enak dengan yang dilakukannya. Kenaya memandangi Kean. Dia tahu jika Kean sengaja melakukan hal itu padanya. Ada rasa senang ketika Kean berusaha menolongnya. Terkadang, memang tidak semua yang dilakukannya bisa dikerjakan sendiri. Termasuk sekarang, dia tidak bisa menghindar dari Jerick. “Tidak apa-apa.” Kenaya melihat ke arah dress yang basah. “Bajumu basah, sebaiknya kamu pulang saja.” Kean merasa tempat ini tidak nyaman untuk Kenaya. Apalagi dengan sikap Jerick seperti itu. Kenaya menatap Kean. Dia tahu jika Kean berusaha membuatnya pulan

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-12
  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 29 Datanglah Padaku

    Tepat saat ucapan Kean terucap, pintu lift terbuka. Kean dan Kenaya reflek mengalihkan pandangan ke luar lift. Saat mendapati kesempatan Kean yang melonggarkan pegangannya, Kenaya segera mendorong tubuh Kean. “Kamu tidak peduli, tetapi aku peduli.” Kenaya segera berlalu keluar dari lift.Kenaya mengayunkan langkahnya ke kamarnya. Kean masih terpaku dengan ucapan Kenaya. Apa yang diucapkan Kenaya mengandung arti jika dia masih mencintainya. Karena dia masih begitu peduli padanya. Tepat saat pintu lift nyaris tertutup. Kean mengejar Kenaya. Menarik tangan Kenaya dan membalikkan tubuh Kenaya. “Apa kamu masih mencintai aku?” Pertanyaan itu meluncur dari mulut Kean. Dia ingin tahu perasaan Kenaya. Tatapan Kean menghipnotisnya. Dia tidak sama sekali bisa berkata apa-apa. Memang tidak bisa dipungkiri jika dia memang masih mencintai Kean. “Aku tahu kamu masih mencintai aku.” Dari sorot mata Kenaya, dia tahu jika Kenaya memang mencintainya. Tidak dapat Kenaya berbohong darinya. Bagi Kean i

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-12
  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 30 Anak Siapa?

    Lima bulan yang lalu“Aku hamil.” Kenaya memberanikan diri mengatakan itu tepat sebelum pesta pernikahan dilaksanakan. Tadi pagi Kenaya mengecek dengan alat tes kehamilan. Alangkah terkejutnya ketika mendapati jika alat tes kehamilan menunjukkan dua garis. Kenaya sengaja mengatakan sebelum pernikahan terjadi. Berharap jika pernikahan ini dapat dibatalkan. “Anak siapa yang kamu kandung?” Suara Kevin-papa tiri Kenaya begitu keras. Memecah keheningan di dalam kamar. Kamar pengantin yang harusnya diwarnai dengan keindahan justru diwarnai dengan pertengkaran hebat. Pertanyaan itu seketika membuat Kenaya ketakutan.“Apa kamu tidak punya mulut untuk menjawab?” Kina-sang ibu menarik tubuh Kenaya. Meminta sang putri untuk melihat ke arahnya. Kenaya hanya menangis. Dia benar-benar ketakutan dengan reaksi orang tuanya. “Apa kamu sedang bermain-main denganku?” Jerrick yang sedari tadi diam, akhirnya bicara juga. Kenaya hanya menangis. Tidak bisa menjawab. Melihat reaksi Kenaya, membuat Jer

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-12
  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 31 Harusnya Tidak Menikahi Aku!

    Jerick mendorong tubuh Kenaya. Membuat tubuh ibu hamil itu terjatuh di atas tempat tidur. “Kenapa kamu menyalahkan aku? Harusnya jika kamu tahu aku hamil, harusnya kamu tidak menikahi aku!” Kenaya merasa semua ini adalah salah Jerick. Dia sudah berusaha untuk mengatakan apa yang terjadi. Jadi harusnya Jerick bisa mengakhiri semuanya. “Apa kamu belum sadar juga jika aku mencintaimu?” Jerick naik ke atas tubuh Kenaya. Membuat Kenaya berada dalam kungkungannya. “Cinta? Apa kamu bilang?” Kenaya tertawa. Menertawakan apa yang dikatakan Jerick. “Kamu memukuliku. Kamu menyakiti aku. Bagaimana bisa itu kamu sebut cinta?” Kenaya jelas tidak merasakan cinta. “Jika kamu menuruti aku untuk memuaskan aku. Makan aku tidak akan memukulmu.” Jerick menyeringai. Dia melakukan itu karena memang Kenaya tidak pernah mau membantunya menuntaskan hasratnya. Pria mana yang sanggup bertahan, jika dia memiliki istri cantik, tetapi tidak bisa menyentuhnya. Jerick hanya meminta Kenaya memuaskannya tanpa harus

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-12
  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 32 Bawa Aku Pergi

    Kenaya melihat Kean yang berada di dalam lift. Tampak mantan kekasihnya itu membawa koper. Untuk sejenak Kenaya membeku. Kean melihat dirinya dalam keadaan seperti sekarang. Sudah jelas jika sekarang pastinya dia sangat kacau. Bajunya pasti terkoyak.Kean benar-benar dibuat terkejut dengan apa yang dilihatnya itu. Dia yang hendak pulang dan mengejar penerbangan pertama, justru mendapati Kenaya dengan keadaan yang begitu kacau sekali. Rambut berantakan. Bahunya terlihat karena bajunya sobek. Luka di bahu yang terlihat jelas. Kean yakin sekali jika itu adalah aksi Jerick. Keduanya yang saling diam dan saling pandang, membuat lift nyaris tertutup. Untung saja Kean segera mencegah pintu tertutup. “Cepat masuk.” Kean memberikan perintah. Dia tahu jika Kenaya ingin pergi. Dengan cepat Kenaya masuk ke lift. Saat lift tertutup tangisnya tak terbendung. Meluncur membasahi wajahnya. Dia merasa jika kali ini sakit yang dirasakan berlipat-lipat dari sebelumnya.Melihat Kenaya yang menangis, Ke

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-13
  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 33 Memang Takdir

    “Jangan berterima kasih karena kita belum sampai ke tempat aman. Berterima kasihlah jika kita sudah sampai tempat yang aman.” Kean menatap sejenak Kenaya, sebelum akhirnya kembali fokus pada jalanan. Perjalanan mereka disambut dengan sinar matahari yang mulai naik singgasana. Sinarnya begitu menghangatkan. Kenaya yang melihat matahari begitu cerah pagi ini, merasa jika matahari itu menyambut hari di mana dia akhirnya lepas dari cengkeraman Jerick. “Kita berhenti di rest area dulu. Kamu harus makan.” Kean menatap Kenaya sejenak. “Aku ingin minum secangkir teh susu.” Kenaya mengatakan keinginannya. “Aku akan pesankan.” Kean mengangguk. Akhirnya Kean dan Kenaya sampai di rest area. Mereka masuk ke restoran yang ada di rest area. Kean memesankan apa yang diminta oleh Kenaya. Secangkir teh susu dan roti. “Makanlah dulu.” Kean memberikan minuman dan makanan milik Kenaya. “Terima kasih.” Kenaya segera meraih cangkir teh susu yang diberikan Kean. Saat meminumnya, dia merasa perutnya be

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-13

บทล่าสุด

  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 167 Akhir Kebahagiaan

    Kean terus menggenggam erat tangan Kenaya. Begitu berdebar-debar ketika menunggu hasil apa yang dilihat oleh dokter. “Selamat, Bu Kenaya hamil.” Dokter melihat jika ada janin di rahim Kenaya. Kenaya merasa lega karena akhirnya dia benar-benar hamil. Kean yang bahagia langsung mendaratkan kecupan di punggung tangan sang istri. “Kita akan punya anak.” Kean benar-benar merasa bahagia karena akhirnya dapat memiliki anak kembali. “Iya.” Air mata Kenaya kembali menetes. Setelah dia kehilangan anak. Akhirnya dia kembali diberikan kepercayaan memiliki anak secepat ini. Rasanya benar-benar Kenaya merasa dilimpahi berkah yang begitu banyaknya. “Aku akan punya cucu lagi, Mommy.” Mommy Freya langsung memeluk Grandma Shea benar-benar merasa bahagia akhirnya dapat memiliki cucu lagi. “Iya, aku juga akan punya cicit.” Grandma Shea begitu bahagia sekali. Semua yang berada di ruang dokter begitu bahagia sekali. Karena cicit Adion akan hadir lagi setelah anak dari Lean. Dokter men

  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 166 Kebahagiaan

    “Kita mampir ke apotek.” Kenaya menatap Kean yang sedang sibuk menyetir. “Kamu mau beli apa? Kamu sakit?” tanya Kean sedikit panik ketika mendengar Kenaya meminta ke apotek. “Tidak. Aku hanya mau beli alat tes kehamilan.” Kenaya menjelaskan apa yang membuatnya ingin ke apotek. “Kamu hamil?” tanya Kean menatap Kenaya. “Belum. Aku baru mau mengecek saja.” Kenaya mencoba menjelaskan. “Memang sudah terlambat datang bulan?” Kean begitu penasaran. “Iya, sudah telat dua minggu, Tadi saat mommy tanya dan aku baru ingat.”“Baiklah, kita beli atas tes kehamilan.” Kean begitu bersemangat sekali ketika mendapatkan kabar istrinya terlambat datang bulan. Dia berharap ada Kean junior di dalam rahim sang istri. Mereka sampai di apotek. Kenaya langsung membeli alat tes kehamilan di temani Kean. Ini bukan pertama kali Kenaya membeli alat tes kehamilan. Karena dulu dia pernah membelinya sebelum pernikahan dengan Jerick. Saat sudah mendapatkan alat tes kehamilan. Mereka segera pulang. Rencananya,

  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 165 Pembukaan

    Apa yang dikatakan Kean memang benar. Apa yang dilakukan adalah untuk menyalurkan hobi. Apa yang dilakukannya hanya untuk membuatnya bahagia. Jika pun ada banyak orang yang beli, itu adalah nilai tambah saja. “Baiklah.” Kenaya pun mengangguk. Dia jauh lebih tenang ketika sang suami mengatakan hal itu padanya. “Ayo, kita berangkat.” Kean meraih tangan sang istri. Mengajaknya untuk segera ke toko bunga. Kenaya dengan penuh semangat menerima ajakan Kean. Mereka segera berangkat bersama untuk ke toko bunga. Saat sampai di toko bunga, Kean dan Kenaya begitu terkejut. Ternyata ada banyak orang yang sedang menunggu di depan toko. Mereka semua ingin membeli bunga hidup yang tampak cantik sekali. Apalagi memang ada program diskon yang diberikan Kenaya. “Apa mereka benar-benar datang untuk membeli bunga?” Kenaya tidak menyangka jika pembukaan tokonya akan dihadiri banyak orang. “Banyak orang suka berkebun. Jadi wajar jika mereka antusias untuk membeli bunga.” Kean mengulas senyum. Dia sen

  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 164 Toko Bunga

    Bulan madu yang sudah berakhir mengantarkan Kenaya dan Kean kembali. Tentu saja tempat yang mereka tuju adalah rumah baru mereka. Mereka langsung menempati rumah mereka sesuai dengan keinginan mereka berdua. Hari ini Kean sudah mulai bekerja. Karena itu Kenaya bangun lebih awal untuk mempersiapkan semuanya. Kemarin, Kenaya sudah berbelanja. Jadi pagi ini dia bisa memasak untuk suaminya.Kenaya sibuk di dapur membuat masakan. Pagi ini dia ingin membuat scramble egg. Makanan simple yang pas untuk sarapan. Kenaya memasak sambil mendengarkan musik. Membuatnya semakin bersemangat. Kean yang bangun melihat Kenaya yang asyik memasak dan menggoyangkan tubuhnya. Hal itu membuat senyum manis menghiasi wajahnya. Ternyata tidak ada asisten rumah tangga membuat lebih nyaman. Buktinya sang istri begitu leluasa keluar hanya dengan menggunakan baju tidur pendek dengan tali spageti. Kenaya yang selesai segera berbalik untuk meletakkan scramble egg yang dibuatnya. Namun, alangkah terkejutnya ketika

  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 163 Bulan Madu Part 4

    Seminggu Kean dan Kenaya berada di London. Mereka menikmati banyak tempat di London. Menikmati kuliner di negeri ratu Elisabet tersebut. Keduanya begitu bahagia sekali. Karena akhirnya mimpi mereka untuk ke London sudah terwujud. Hari ini rencananya mereka akan kembali. Naik pesawat pada siang hari. “Kenapa tujuan kita tidak ke Indonesia?” Kenaya menatap suaminya ketika melihat tiket pesawat yang dipegangnya. Tujuan pesawat justru adalah Male. Kota yang berada di Maladewa. Kota dengan laut dan pantai yang begitu indah. “Bulan madu kita belum berakhir.” Kean tersenyum. Kean sengaja mengubah rute. Dia masih ingin menikmati waktu dengan Kenaya. Sengaja memilih pantai karena sejatinya Kean menyukai pantai. Apalagi ketika melihat pantai saat alam hari. Namun, karena janjinya pada Kenaya, dia membawa Kenaya ke London lebih dulu. Kenaya mengulas senyum. Jika ditanya apakah dia suka jika bulan madunya diperpanjang, tentu saja jawabannya iya. Jadi dia tidak menolak ketika sang suami mengaj

  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 162 Bulan Madu Part 3

    “Bukan apa-apa.” Kenaya menggeleng. “Aku tadi melihat jaring ikan di dalam kopermu.” Kean hanya melihat sekilas. Jadi dia mengatakan apa yang dilihatnya saja. Jaring ikan? Kenaya tak habis pikir ucapan Kean. Namun, jika dipikir-pikir memang baju tadi seperti jaring ikan. “Coba lihat.” Kean menghampiri sang istri. Memaksa sang istri membuka koper. “Tidak mau.” Kenaya masih berusaha untuk menutup kopernya. Kean yang melihat hal itu langsung menggelitik tubuh sang istri. Alhasil Kenaya melepaskan pegangannya pada koper. Melihat celah itu, Kean segera membuka koper. Dia langsung mengambil baju yang disembunyikan oleh Kenaya. Kemudian merentangkannya agar dapat melihat baju apa itu. Kean membulatkan matanya ketika melihat jika baju yang disembunyikan Kenaya adalah baju tidur seksi. “Itu dari mommy. Aku baru membukanya tadi.” Kenaya menjelaskan dari mana baju itu berasal. Kean tidak menyangka jika sang mommy memberikan Kenaya baju seperti ini pada istrinya. Sang mommy benar-benar pa

  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 161 Bulan Madu Part 2

    Sesuai janji Kean, sore ini Kean membawa Kenaya ke London Eye. Mereka menuju ke London Eye untuk menikmati melihat kota London. Kean sengaja memesan tempat khusus. Jadi hanya mereka berdua isinya. Jangan ditanya berapa uang yang harus dikeluarkan Kean untuk memesan tempat privat. Pastinya cukup besar. Namun, jika dibanding dengan yang terisi dengan beberapa orang. Kean dan Kenaya masuk ke dalam kapsul. Saat baru masuk, Kenaya dikejutkan dengan meja makan yang terdapat di dalamnya. Tadi dia melihat kapsul lain, tetapi tidak ada meja makan seperti yang dipesan Kean. “Kamu memesannya khusus?” tanya Kenaya memastikan. “Tentu saja. Ini adalah bulan madu kita. Jadi aku ingin yang spesial.” Kean mengulas senyum di wajahnya. Kenaya merasa beruntung sekali karena Kean menyiapkan bulan madu mereka dengan sempurna. Tentu saja ini akan diingatnya sampai kapan pun. “Ayo, masuk.” Kean mengulurkan tangan, mengajak Kenaya untuk masuk ke dalam kapsul tersebut. Kenaya segera masuk.

  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 160 Bulan Madu Part 1

    Waktu sudah menunjukan jam dua belas, tetapi dua insan manusia itu masih asyik saling memeluk di bawah selimut. Kegiatan semalam yang menguras tenaga membuat keduanya begitu lelah sekali. Hingga sesiang ini mereka masih belum mau bangun. Kenaya yang membuka mata lebih dulu melihat Kean yang masih tertidur pulas. Melihat Kean membuat Kenaya membelai lembut wajah Kean. Kenaya merasa bersyukur sekali karena ada Kean di hidupnya. Apalagi kini mereka sudah menjadi pasangan suami dan istri. Tangan halus Kenaya yang membelai lembut wajah Kean membuat Kean yang tidur terbangun. Hal pertama yang dilihat saat membuka mata adalah wajah cantik Kenaya. Senyum manis dari Kenaya menyambutnya, hingga menularkan senyum di wajahnya. “Apa aku sedang bermimpi?” tanya Kean. “Kamu tidak sedang bermimpi. Memangnya kenapa?” Kenaya begitu penasaran sekali.“Karena aku melihat bidadari di depanku. Jadi aku pikir aku bermimpi.” Kenaya langsung tersenyum mendengar ucapan Kean. “Coba aku cek dulu.” Kean men

  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 159 Malam Panas

    Kenaya membenarkan apa yang dikatakan oleh Kean. Kamar mandi begitu tampak romantis. Apalagi tampak begitu indah dengan pemandangan kota yang terlihat dari atas. “Kaca itu transparan?” tanya Kenaya ketika menyadari pemandangan kota terlihat dari dalam. “Kaca itu memang memperlihatkan pemandangan dari luar, tetapi ketika melihat dari luar, pemandangan dari sini tidak terlihat.” Kean mencoba menjelaskan pada Kenaya. Kenaya mengangguk mengerti. “Tapi, aku tetap tidak nyaman.” Kenaya merasa tidak leluasa. “Aku akan menutupnya.” Kean tidak mau sampai Kenaya tidak nyaman. Karena itu, dia segera mengambil remote dan menutup jendela tersebut. Kenaya lebih lega ketika melihat kaca kini tertutup. Paling tidak dia akan lebih nyaman. Kean segera beralih kembali pada sang istri. Memutar tubuh sang istri untuk dapat meraih ritsleting gaun yang dipakai. Perlahan Kean menurunkan ritsleting gaun tersebut. Kenaya memejamkan matanya ketika tangan Kean terasa menurunkan ritsleting gaunnya. Jantung

สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status