Semua Bab Terjebak Hasrat Terlarang Dokter Denver: Bab 211 - Bab 220

322 Bab

Bab 211 : Papa Denver Butuh Perhatian Mama Dewi!

Teriakan Dewi membangunkan pemilik rumah dan penghuni lainnya. Semua orang keluar, menatap bingung pada Denver yang tergeletak di semak-semak dengan wajah menahan sakit."Pelan-pelan, Mon ange," bisik Denver, mengerang saat nyeri menjalar dari punggung hingga kakinya.Dewi menatap pria itu dengan campuran kesal dan cemas. Tangannya mengepal. Dia tahu Denver bukan pria ceroboh. Jelas sekali suaminya ini memang sengaja memanjat untuk masuk ke kamarnya. Bahkan terdapat tangga besi di dekat Denver terjatuh. Sungguh keterlaluan!Akan tetapi, melihat bagaimana tubuh tinggi besar itu tergeletak dengan ekspresi kesakitan, sesuatu dalam diri Dewi mencelos. Dengan gerakan enggan, Dewi berjongkok dan mulai mengopres punggung pria itu menggunakan es batu."Sebaiknya temui Dokter Ket," ucap Dewi ketus, menekan kantong es lebih keras dari seharusnya.Denver mengerang, lalu menyeringai kecil. "Pakai es batu juga cukup. Tolong bantu aku, Sayang."Alih-alih menuruti, Dewi merogoh saku jaket Denver, me
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-02
Baca selengkapnya

Bab 212 : Berusaha Untuk Tetap Kuat

Denver mempercepat langkah, darahnya mendidih melihat pemandangan di depannya. Darius berjalan terlalu dekat dengan Dewi, bahunya kedua orang itu nyaris bersentuhan.Tanpa pikir panjang, dia berdiri tepat di hadapan mereka, menghalangi jalan. Rahang Denver mengatup dengan napas memburu, tetapi wajahnya tetap tersenyum."Dewi, kamu ke sini?" tanya Denver, dan suaranya terdengar lebih tajam daripada sebelumnya.Dewi menunduk sedikit karena menghindari tatapan manik elang itu."Mau lihat Ayah," jawab Dewi singkat. Dia selalu saja merasa terjebak di antara dua pria ini, dan yang paling dia inginkan saat ini hanyalah keluar dari situasi menyebalkan secepat mungkin.Dia juga tidak ingin bertemu Darius, tetapi tanpa sengaja keduanya berpapasang di depan pintu, sehingga memaksa Dewi berjalan bersama Darius. Denver melirik Darius sekilas, lalu langsung meraih pergelangan tangan istrinya. "Papamu ada di ruang VIP. Aku antar."Tanpa menunggu persetujuan, Denver menarik Dewi menjauh dari Darius
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-03
Baca selengkapnya

Bab 213 : Papa Denver Terkejut

Dewi merasakan tubuhnya membentur lantai dingin, napasnya pun tercekat oleh kejutan tak terduga ini. Seketika para staf rumah sakit bergegas membantu Dewi berdiri dan membawanya ke sofa tunggu. Tangan wanita itu mencengkeram tas erat, matanya terpaku pada sosok yang berdiri tidak jauh darinya.“Dania?” gumam Dewi dengan napas tersengal.Tatapan Dania dingin dan tajam, tetapi ada yang berbeda kali ini. Tidak ada sindiran tajam atau provokasi. Hanya ada desahan pendek sebelum wanita itu berdecak dan kembali berlari menuju lift, meninggalkan Dewi dengan tanda tanya besar.Dewi memutuskan untuk pulang ke rumah Maharani, meninggalkan segala kegelisahan yang belum terjawab. Begitu tiba, dia langsung disambut suara ceria Dirga yang mengayunkan mainan kecilnya, menghasilkan bunyi nyaring mengisi ruangan.“Pa—pa. Ma—ma.”Bayi itu tergelak sambil merangkak mendekati Dewi, tangan kecilnya mencoba berpe
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-03
Baca selengkapnya

Bab 214 : Buat Onar

Di ruang ICU rumah sakit, Darius berdiri di samping Dania yang menangis tersedu, memeluk tubuh tidak berdaya sang ayah. Wajah wanita itu sembab, napasnya tersengal akibat histeris yang tidak kunjung reda. Sudah lebih dari dua minggu ini, Dania mengabaikan obatnya. Dia memilih larut dalam alkohol, membenamkan diri dalam kemarahan dan kekecewaan. “Dania, sebaiknya kita keluar sekarang. Papamu butuh ketenangan,” ujar Darius, mencoba meredakan situasi dengan menepuk pundaknya. Namun, tangan pria itu ditepis dengan kasar. “Pergi sana! Aku mau tetap di sini! Aku tidak akan ninggalin Papa!” bentak wanita itu tajam, matanya berkilat penuh kemarahan. “Ini semua salah kalian! Seandainya donor pertama diberikan ke Papa, jantungnya pasti cocok! Kalau sampai Papa kenapa-napa, aku tuntut rumah sakit ini! Dan kamu, terutama Dewi, akan membayarnya!” Darius mengepalkan tangan, mencoba menahan kesabaran. Namun, sebelum dia sempat menjawab, Didit yang setengah sadar tiba-tiba mengangkat tangan denga
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-03
Baca selengkapnya

Bab 215 : Kamu Selingkuh?

Pascaperdebatan tentang harta warisan Didit serta ancaman Darius, Dania lebih banyak berdiam diri di rumah.Akan tetapi, bukan berarti dia berubah menjadi lebih baik. Di balik itu, dia masih pergi ke kelab malam secara diam-diam, bertemu dengan rekan-rekannya, dan makin jauh dari dunia kedokteran Bahkan, dia memutuskan mundur dari profesi dokter tanpa sedikit pun penyesalan."Aku berangkat dulu," kata Darius sembari mengenakan kemeja navy-nya.Dania hanya melirik sekilas, lalu kembali fokus pada pizza di pangkuannya. Bukannya membalas ucapan sang suami, dia justru menyandarkan tubuh ke kepala ranjang dan menggigit pizza dengan malas.Sebagai suami yang bertanggung jawab, Darius tetap menghampiri wanita itu, duduk di tepi ranjang, dan mencoba berbicara dengannya. "Sebaiknya kamu mulai merencanakan masa depanmu, Dania. Hidup ini tidak bisa terus jalan di tempat," ucap pria itu, mencoba bersikap lembut.Alih-alih tersentu
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-04
Baca selengkapnya

Bab 216 : Dewi Lelah!

Darius berdiri mematung di tengah ruangan IGD, matanya menajam ke arah brankar yang baru saja masuk. Perawat dengan cekatan menarik tirai, menutupi sosok yang terbujur di sana. Napas Darius sempat tercekat. Belum sempat pria itu berpikir lebih jauh, suara panik Dewi menggema di koridor. Dengan napas tersengal, wanita itu menerobos masuk ke IGD, ditemani oleh Denver yang tampak waspada. "Dokter Darius?" tanya Dewi dengan suara bergetar, mata hitamnya memandang nanar mencari ke seluruh ruangan. "Apa Dokter lihat Maharani? Di mana dia?" Kepala Dewi bergerak ke kanan dan kiri, tubuhnya sedikit gemetar karena kecemasan. Darius masih belum bisa memastikan. Bayangan sosok yang tergeletak di brankar tadi masih membayangi pikirannya. Sedangkan Denver yang berdiri di samping Dewi menatap Darius dengan tajam. "Kamu menginap di RS?" Darius mengangg
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-04
Baca selengkapnya

Bab 217 : Dewi Sakit

Denver yang sedang tersenyum di atas podium sebagai moderator acara workshop tiba-tiba menegang. Informasi yang baru saja diterimanya melakui earphone membuat tenggorokannya mengering. Dadanya berdebar tak karuan, dan tatapannya sesaat kehilangan fokus. Dia menatap jam tangannya, tetapi waktu seolah berjalan lebih lambat. Berkali-kali dia menarik napas dalam, berusaha meredam kegelisahan sembari menunggu pemateri menyelesaikan sesi. "Pak, saya mohon izin, istri saya sakit," bisik Denver kepada salah satu panitia. "Serahkan saja acara ini pada penyelenggara!" ujar pemateri tanpa keberatan. Setelah berkoordinasi, Denver langsung bergegas ke bandara. Tangan pria itu bergerak cepat menekan nomor pilot pribadi. "Malik, saya harus kembali ke Jakarta sekarang juga!" Dalam perjalanan, Denver hanya bisa menatap layar ponsel. Dia memandangi foto Dewi berulang kali. Firasatnya benar. Sejak berangkat seminar ke Bali, dia merasa enggan meninggalkan rumah, dan kini terbukti—Dewi sakit. Setel
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-04
Baca selengkapnya

Bab 218 : Akibat Keputusan Tergesa-gesa

Denver tersenyum kecut membaca kepemilikan dalam sertifikat itu. Mata pria itu menyipit tajam, dan tangannya meremas kertas itu lebih keras, sampai hampir robek. Setiap kata yang dibaca membuat dadanya menjadi sesak. Terlebih melihat bukti pembayaran yang jumlahnya tidak sedikit, dia merasa ada yang janggal. Pantas saja dia tidak tahu apa-apa, ternyata Dewi menggunakan uang dari rekening pribadinya, yang jelas tak terlacak olehnya. Alih-alih mengamuk, Denver memilih untuk tetap tenang. Dia menyiapkan pakaian Dewi dengan asal, menaruhnya di ujung ranjang tanpa berbicara."Bajumu!" ujar Denver pelan, kata-katanya terucap tanpa semangat.Ekor mata Denver tertuju pada pakaian yang tergeletak begitu saja. Rasa kecewa yang luar biasa hampir menguasai, tetapi dia tetap menahan diri.Setelahnya, dia berbalik pergi, berjalan menuju pintu kamar dengan langkah yang berat. Tentu saja Dewi merasakan perubahan itu.Wanita itu memegangi
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-05
Baca selengkapnya

Bab 219 : Jodoh Tertukar

“Dewi!” panggil seseorang itu dengan suara tegas, dan langkahnya makin mendekat.Dewi mengepalkan tangan di sisi tubuhnya. Hari yang dia kira akan tenang ternyata tidak berpihak padanya.“Om Danis titip ini untuk kamu,” Darius mengulurkan paper bag, mata hitam pria itu mengamati wajah Dewi yang tampak pucat. “Om Danis mau ketemu kamu.”Dewi menelan ludah, tenggorokannya terasa kering. “Aku ... belum siap,” jawanya dengan suara lirih.Ketika dia hendak menjauh, Darius menahan lengannya. Cengkeraman pria itu tidak kuat, hanya sekadar menahan Dewi tetap di tempat.“Dewi, Om Danis punya alasan kenapa melakukan itu. Kita semua pernah bikin salah. Memberi kesempatan terakhir tidak akan membuatmu kehilangan apa pun.” Nada suara Darius lembut dan penuh pengertian.“Dan ... jangan terlalu stres, tidak baik untuk kalian berdua.” Mata pria itu sekilas melirik perut Dewi yang tertut
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-05
Baca selengkapnya

Bab 220 : Pasien Nomor 1

“Dewi, kamu jangan terlalu capek!” seru Oma Nayla sambil mengamati tangan Dewi yang cekatan menuangkan bawang goreng ke dalam pan. “Apa Denver ngidam makanan ini?” tanyanya dengan nada penasaran.Dewi tersenyum simpul, lalu menggeleng pelan. Tatapan Oma Nayla pun makin menajam, penuh selidik.“Hari ini … Dewi mau ketemu Ayah,” aku wanita itu dengan suara gugup.Sejak pertemuan tempo hari dengan Darius, kata-kata pria itu terus terngiang di kepalanya. Beberapa hari ini Dewi merasa gelisah, seolah ada duri yang menusuk hatinya.Dia bahkan beberapa kali meminta maaf kepada Denver atas kesalahannya. Beruntung, sang suami tidak mengungkit hal itu.Akan tetapi, Dewi tahu, ada yang berubah. Denver jadi lebih protektif dari biasanya. Dia sering memergoki sang suami memeriksa ponselnya diam-diam di tengah malam. Bahkan, pria itu kini menugaskan pengawal memperketat pengawasan dan melaporkan setiap gerak-geriknya di luar rumah.Dewi tahu,
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-06
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2021222324
...
33
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status