Home / Romansa / Peran Orang Ketiga / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of Peran Orang Ketiga: Chapter 1 - Chapter 10

12 Chapters

1. Prolog

Dimas berlutut di tanah. Dia memohon kepada Anin, mantan pacarnya untuk kembali menerimanya."Aku gak bisa, Dim. Maaf, semua sudah terlambat.""Gak Anin. Semua belum terlambat. Aku sudah pisah sama Intan. Aku memilih kamu!" Anin menggeleng. "Kamu memilihku sekarang. Dulu kamu membuangku. Menganggap kalau aku tak berharga karena tak bisa menunjang karirmu.""Nin.""Maaf, Dimas. Kisah kita sudah usai. Aku sudah ikhlas dengan masa lalu.""Nin. Please, beri aku kesempatan. Aku akan tunjukkan kesungguhanku sama kamu.""Telat, Dim. Aku sudah menunggumu bertahun-tahun. Aku pikir kamu bersungguh-sungguh sama aku tapi apa?"Anin menatap Dimas penuh luka."Kamu memutuskanku hanya lewat chat. Kamu blokir nomerku.""Aku salah. Aku minta maaf. Aku khilaf.""Tapi khilafmu membuat aku sakit hati, Dim."Dimas benar-benar merasa bersalah sekali. Ingatannya kembali ke masa-masa itu. Dia sadar pasti luka yang ditanggung Anin sangat dalam."Aku minta maaf, Nin. Tolong beri aku kesempatan. Aku sekarang s
last updateLast Updated : 2024-11-26
Read more

2. Chat Putus

Dimas : [Anin, maafkan aku karena jarang menghubungi kamu. Aku sibuk]Anin : [Iya, gak papa, Dim. Aku paham kok, kalau kamu sibuk]Dimas : [Makasih atas pengertianmu, Nin]Anin menatap layar ponselnya. Dia sedang menunggu kalimat chat Dimas selanjutnya. Sayang, ditunggu hampir lima menit, nomer sang pujaan hati terlihat dalam mode 'sedang mengetik' tapi pesan yang diketik tak kunjung dia terima. Merasa penasaran, Anin pun kembali mengirim chat untuk kekasih hatinya.Anin : [Kamu mau ngetik apa sih, Dim?]Anin sudah mengirim pesannya. Sayang, Dimas belum juga membalas. Akhirnya Anin kembali mengirim chat. Dia tak berani menelepon Dimas. Takut Dimas sedang sibuk latihan. Maklum, Dimas yang sudah menjadi pacarnya selama tujuh tahun merupakan salah satu pesepakbola yang sedang naik daun saat ini. Jadwal latihan dan tandingnya sangat padat. Bisa pagi, siang, sore bahkan malam hari. Jadwal di klub yang menaunginya maupun jadwal yang berhubungan dengan timnas Indonesia makin mempersulit mere
last updateLast Updated : 2024-11-26
Read more

3. Kabar Mengejutkan

Rafa dan Nana, adik sepupu Anin yang kini berusia tujuh belas dan empat belas tahun kaget melihat mata kakak sepupunya bengkak. Mereka tentu saja bertanya ada apa."Gak papa," jawab Anin singkat."Gak papa gimana Mbak? Jendul gini? Mbak nangis semalaman ya?" cecar Nana."Gak, Na.""Gak salah! Nana kudu ngomong sama Bapak dan Ibu."Nana langsung saja melesat mencari bapak dan ibunya sebelum Anin berhasil mencegah. Anin hanya bisa pasrah, apalagi begitu paman dan bibinya tahu kalau Anin habis nangis, akhirnya dia sampai di sidang. Kini, paman dan bibi Anin sedang mendudukkan dia di ruang tengah dikelilingi semua aggota keluarga.Anin ingin berbohong, tapi mata jendulnya tidak bisa berbohong jadilah dia menjelaskan apa yang terjadi beserta bukti chat dari Dimas. Nana dan Rafa menjadi orang paling sigap mengumpati Dimas. Sang Bibi bernama Rondiyah atau biasa Anin panggil Bi Iyah langsung memeluknya. Kini giliran dia yang menangis, sebagai ganti tangisan Anin yang sudah tak mampu keluar l
last updateLast Updated : 2024-11-26
Read more

4. Sang Mantan

Darti hanya duduk diam bersama sang suami, Yusman. Mereka yang berasal dari desa tidak terlalu mengerti pesta ala orang kota. Orang kaya. Sejak dia dan sanak saudara yang lain datang, Darti hanya terima beres. Semua bawaan yang harus dia siapkan dan bawa untuk calon menantu sudah disiapkan oleh Dimas. Mereka hanya perlu datang ke rumah calon Dimas saja.Serangkaian proses ia ikuti dengan tatapan bingung dan hanya manut saja. Mau diajak kemana dan harus ngapain, pokoknya manut. Sampai serangkaian acara selesai dan dia bisa duduk beristirahat, Darti dan sang suami pun memilih menyepi dari keramaian. Jujur dia bingung, harus mengobrol dengan siapa. Dan bahan obrolan apa yang harus dia bahas jika ada yang mengajaknya ngobrol. Jadilah keduanya memilih diam sambil sesekali melihat sang putra tersenyum bahagia sambil merangkul sang tunangan. Bahkan tak jarang pelukan yang dilakukan Dimas dan Rahayu Intan Rinjani, calon menantunya terlalu intim. Darti risih melihatnya. Rahayu Intan Rinjani
last updateLast Updated : 2024-11-26
Read more

5. Mereka Cuma Teman

Dini menyapa Rafa dan Nana yang baru saja keluar dari dalam rumah. Rafa dan Nana yang disapa hanya diam, dan tanpa membalas sapaan Dini, kedua kakak beradik memilih segera berjalan. Dini hanya bisa terpaku melihat sikap tetangga satu RT sekaligus temannya itu. Dini mendesah dia menunggu seseorang yang belum nampak batang hidungnya. Tak berselang lama, sosok yang dia tunggu akhirnya keluar. Dini segera menyapa Anin."Mbak Anin."Anin yang baru saja menutup pintu cukup terkejut. Dia menoleh pada Dini. Reaksi Anin adalah mematung untuk sementara waktu sebelum akhirnya dia bisa bersikap biasa saja."Hai, Din. Mau berangkat?""Iya."Anin menatap ke sekeliling mencari dua adik sepupunya."Gak ketemu Rafa sama Nana apa? Padahal tadi keluar gak berjarak lama dari mbak.""Gak Mbak." Dini sengaja berbohong. Dia tak mungkin mengatakan kalau Rafa dan Nana bersikap ketus padanya."Ooo, slisiban mungkin."Anin lalu segera berjalan. Dia melewati Dini dan Dini pun mengikutinya. Keduanya menapaki jal
last updateLast Updated : 2024-11-26
Read more

6. Bahan Gosip

Berita pernikahan Dimas dan Intan semakin meluas. Bahkan seluruh warga desa Bantarsari sudah tahu. Banyak dari mereka yang kaget dengan berita ini, pasalnya yang mereka tahu kalau Dimas dekat dengan Anin. Banyak orang yang kini jadi kasihan pada Anin."Memangnya sudah lama putus ya?""Ya begitulah.""Tapi kok gak ada kabar ya?""Ya mungkin sengaja diem-diem.""Kasihan si Anin.""Iya.""Padahal udah setia nungguin, lah malah ditinggal.""Ho'oh, kupikir bakalan sampai nikah sama Anin. Orang tiap Dimas pulang, ngapelinnya si Anin.""Aku juga mikirnya begitu. Kelihatan cinta banget Dimasnya.""Halah, jangan percaya cowok. Kayak gak tahu aja cowok gimana.""Bener. Udah punya istri cantik aja banyak yang selingkuh.""Betul. Apalagi ini cuma pacaran. Nikah aja bisa bubar karena suaminya kecantol cewek lain.""Betul."Para ibu-ibu di kampung selalu saja menggosipkan Anin dan Dimas. Terkadang mereka tidak sadar, sedang menggosip tapi ada Anin, Iyah, Rafa, Nana, bahkan tak jarang mereka menggos
last updateLast Updated : 2024-12-05
Read more

7. Lari Dari Kejaran

"Sudah gak usah kamu pikirkan, penting kamu fokus daftar P3K-nya!" saran Bu Yana. "Iya Bu, tapi tetep kepikiran. Mana sekarang banyak yang suka datang ke rumah. Kalau cuma chat atau lewat sosmed, saya gak masalah Bu Yana." Bu Yana salah satu guru senior di tempat Anin mengabdi ikut prihatin. Dia mengusap punggung rekan kerjanya penuh sayang. "Kamu yang sabar ya?" "Iya, Bu." "Pasrah saja, wong belum jodoh mau gimana lagi." "Iya, Bu." "Jodoh gak bakalan salah alamat. Mungkin dengan kejadian ini, kamu sedang dijauhkan dari kemudharatan. Bayangkan saja, kamu nunggu lama tapi gak ada kepastian. Ya gak mau, kan?" "Gak Bu." "Nah, kan?" Bu Yana lalu teringat akan keponakannya. "Nin." "Ya." "Apa kamu sama Althaf saja ya? Sudah PNS alhamdulillah. Jadi staf dibagian keuangan di Pengadilan Negeri Purwokerto." Mendengar nama Althaf, Anin sempat diam. Dia lalu menggeleng. "Gak, Bu. Sama Dimas aja saya dipecat jadi pacar apalagi sama Althaf." "Ish, kamu nih! Althaf gak segitunya kali
last updateLast Updated : 2024-12-06
Read more

8. Olesin

Suara teriakan dan decitan ban mobil menggema disusul suara bunyi mobil yang menabrak tiang listrik. Anin berdiri gemetar. Dia tak bisa melakukan apa pun. Dia terlalu shock. Sementara itu, para wartawan dan orang-orang di sekitaran kini mulai menuju ke mobil Kijang Innova hitam. Bermaksud mencari tahu keadaan sang pengemudi. Salsa berlari ke arah sang sahabat. Dia khawatir."Nin! Anin! Kamu gak papa?" tanya Salsa. Dia melihat sang sahabat dari atas ke bawah. Memeriksa dengan teliti, takut sang sahabat terluka."Nin! Nin." Salsa mengguncang kedua bahu Anin.Anin rupanya masih shock. Sebab dia hampir saja celaka ditabrak mobil. "Nin," panggil Salsa. Dia masih khawatir karena sahabatnya belum merespon.Suara teriakan beberapa orang menggema. Anin akhirnya bisa sadar kalau dia sedang berada di mana dan kenapa.Anin mengedarkan pandangan. Tatapan matanya kini tertuju pada mobil Kijang Innova yang bagian depannya penyok akibat menabrak tiang listrik. Anin segera berlari menghampiri. Dia me
last updateLast Updated : 2024-12-16
Read more

9. Tamu

Anin masih posisi rebahan di atas kasur. Hari ini mumpung hari minggu, jadi dia menggunakan hari ini untuk rebahan saja. Toh, mau keluar rumah pun dia malas. Para tetangga masih asik membicarakannya. Trauma didatangi oleh para wartawan juga masih membekas di ingatan. Anin beberapa kali terlihat gelisah. Sesekali untuk melepaskan rasa gelisahnya Anin akan duduk, berdiri, berjalan mondar-mandir di kamar lalu rebahan lagi. Begitu seterusnya hingga dia lelah dan beneran tidur.Anin baru bisa membuka matanya saat ada ketukan di pintu kamar. Dia bangun, menggeliat lalu berjalan menuju ke pintu. Saat pintu terbuka tampaklah sang bibi yang memberinya senyum hangat seperti biasa."Bi. Ada apa?""Ada tamu, mau ketemu kamu."Dahi Anin mengernyit. Dia merasa tak mempunyai janji dengan siapa pun."Siapa, Bi?""Lihat aja ke depan. Jangan lupa pakai kerudung yang benar sama bajunya juga." Iyah lalu berbalik ke arah ruang tamu lagi tanpa memberitahu siapa tamu yang datang.Anin pun makin penasaran de
last updateLast Updated : 2024-12-16
Read more

10. Si Tukang Jahil

"Jadi Althaf udah main?"Anin mengangguk. "Sama orang tuanya?"Lagi. Anin mengangguk."Buat ngelamar kamu?"Anin menatap sahabatnya dengan tatapan tajam. Salsa tertawa lalu kembali menyeruput es kelapa muda miliknya. Anin dan Salsa sedang menikmati es kelapa muda di tempat favorit keduanya. Anin dan Salsa bukan hanya merupakan rekan kerja tapi teman satu SMA, makanya dekat. Mereka sering curhat masalah masing-masing seperti saat ini. Anin baru saja curhat kalau Althaf dan kedua orang tuanya datang ke rumahnya. Dia juga bercerita kalau mereka memutuskan menetap di Banjarnegara setelah Pramono pensiun. Rumah mereka yang di Purwokerto pinggiran dijual dan sebagian uangnya digunakan untuk membeli rumah minimalis di pusat kota Purwokerto karena Althaf diterima sebagai PNS di Pengadilan Negeri Purwokerto. Makanya, mereka sengaja membeli rumah untuk memudahkan sang putra. Sementara sebagian uangnya lagi digunakan untuk membeli rumah di Banjar. Pramono ingin menikmati masa pensiunnya di ko
last updateLast Updated : 2024-12-16
Read more
PREV
12
DMCA.com Protection Status