Home / Romansa / Melahirkan Anak Presdir Posesif / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of Melahirkan Anak Presdir Posesif: Chapter 101 - Chapter 110

113 Chapters

Bab 101.

Puas menikmati es krim, Sebastian mengajak Clara untuk berkeliling. Anggap saja sebagai hiburan bagi Clara yang baru saja dirundung kesedihan. Meski kesedihan itu dipatahkan oleh kenyataan bahwa Sebastian selamat, tetap saja Clara merasa ketakutan."Kamu ingin pergi berbelanja?" tanya Sebastian.Clara menggeleng. "Saya sudah lama tidak pergi ke pantai.”“Kamu akan mendapatkannya.” Tanpa pikir panjang, Sebastian mengabulkan keinginan Clara. Itu karena Clara tengah mengandung dan dia tidak ingin membuat wanita itu stress.Clara dan Sebastian memutuskan untuk berkunjung ke pantai. Pagi itu, matahari bersinar cerah, dan angin sepoi-sepoi menyambut kedatangan mereka. Dengan penuh semangat, mereka melangkah menuju pantai.Sementara Ramon, akan mengawasi kedua tuannya dari kejauhan sembari memeriksa laporan yang masuk dari alamat surel miliknya.Setibanya di sana, Clara segera melepas sandalnya dan berlari menuju tepi pantai, merasakan lembutnya pasir yang hangat di bawah kakinya. Sementara
last updateLast Updated : 2025-01-31
Read more

Bab 102.

Clara terbangun ketika langit di luar jendela mulai diselimuti kegelapan. Cahaya senja telah menghilang, digantikan oleh redupnya sinar bulan yang muncul di antara awan tipis. Dia mengerjapkan mata beberapa kali, mencoba menyesuaikan diri dengan keadaan sekitar. Rupanya dirinya sudah berada di dalam kamar.Dengan perlahan, dia menoleh ke arah jendela. Dari balik kaca yang sedikit berembun, dia bisa melihat taman yang terhampar luas di luar sana, dihiasi dengan lampu-lampu kecil yang mulai menyala, menciptakan suasana yang tenang dan menenangkan.Menyadari bahwa dia telah tidur cukup lama, Clara segera bangkit dari tempat tidurnya. Kakinya melangkah menuju kamar mandi, dan dia mulai membersihkan diri. Air yang mengalir membasuh wajahnya membawa kesegaran, mengusir sisa kantuk yang masih tersisa.Setelah selesai, dia mengenakan pakaian yang rapi dan merapikan rambutnya. Kini, dia siap untuk turun untuk menemui Sebastian. Sebelum keluar, Clara melihat ke arah jam dinding. Waktu menunjuk
last updateLast Updated : 2025-01-31
Read more

Bab 103.

Sensasi wanita hamil memang beda. Itulah yang dirasakan oleh Sebastian. Ketika dia memasukkan miliknya, dia merasa seperti dia telah merasakan Clara untuk pertama kali.Hanya saja, Sebastian harus menahan diri untuk tidak melakukannya dengan gaya ekstrim. Itu karena Sebastian tidak ingin membahayakan bayinya.Sebastian menarik diri setelah mencapai beberapa kali puncak kepuasan. Sebastian lantas turun dari atas ranjang."Tidurlah!" titah Sebastian. Dia lantas meraih jubah tidurnya, dan memakainya dengan gerakan yang elegan.Sudah lama Clara tidak melihat kebiasaan buruk Sebastian setelah selesai berhubungan. Itu lantaran dirinya yang selalu tertidur. Saat ini, Clara kembali melihat Sebastian dengan kebiasaan buruknya itu.Clara memalingkan wajahnya. Dia merasa ini adalah hal yang tidak sesuai dengan kata hatinya. Meski itu bukan suatu kejahatan. Tetap saja Clara merasa itu adalah hal yang salah."Tuan," panggil Clara.Sebastian memalingkan wajahnya ke arah Clara. "Ada apa?" tanyanya y
last updateLast Updated : 2025-01-31
Read more

Bab 104.

Clara segera menutup mulutnya dengan tangan, matanya membesar saat menyadari kata-kata yang baru saja meluncur dari bibirnya. Jantungnya berdegup kencang, seakan waktu berhenti sesaat. Apa yang baru saja ia katakan?Suasana di ruangan itu mendadak hening. Tatapan orang-orang di sekitarnya tertuju padanya, menunggu kelanjutannya. Wajahnya memanas, dan ia merasakan gelombang penyesalan yang tiba-tiba menghantam dirinya.Menyadari kesalahannya, Clara segera menarik napas dalam dan berusaha mengendalikan dirinya. Dengan cepat, ia meralat ucapannya, mencoba memperbaiki keadaan sebelum semuanya semakin memburuk.“Maaf, saya terbiasa memanggil suami saya begitu,” ujar Clara kemudian memberikan berkas yang diminta oleh Sebastian.Tatpan pria itu membuat Clara menelan ludah.“Kita bicara setelah ini,” bisik Sebastian.“Baik, Tuan.”Selesai meeting, Clara harus berhadapan dengan Sebastian. Pria itu duduk di kursi kerjanya dengan kedua tangan yang terlipat di dada. Tatapannya tajam ke arah wanit
last updateLast Updated : 2025-01-31
Read more

Bab 105.

MAPP 105Clara memasuki ruang rawat inap William. Seperti biasa, wanita itu menyapa suster Cintya. Sebelum datang kemari, Clara sudah mencari tahu terlebih dahulu bahwa Ben dan Julia tidak datang.Menurut keterangan suster Cintya, Ben dan Julia jarang datang. Mereka hanya menelpon dan bertanya kabar. Terakhir kali, mereka menelpon adalah tiga hari yang lalu.Clara menghela napas panjang. "Kedua orang tuamu begitu kejam. Bagaimana bisa mereka mengabaikanmu," gumam Clara sesekali menggenggam erat jemari William yang semakin kurus."Maafkan aku, aku bukan tidak ingin kamu bangun. Tapi untuk saat ini biarlah semua seperti ini. Tunggu semua selesai baru kamu bangun," kata Clara.Dia melihat wajah William yang masih sama seperti dahulu. Hanya saja sedikit pucat dan kurus."Bertahanlah sebentar lagi." Clara mengecup tangan William sekilas. Kemudian dia berdiri dari duduknya. Dia melihat Suster Cintya yang memperhatikannya.Clara lantas menghampiri suster itu. "Suster Cintya," panggilnya."Ya
last updateLast Updated : 2025-01-31
Read more

Bab 106.

Bab 106Keesokan harinya, suasana mansion keluarga Sebastian tampak tenang. Clara masih menjalani hari-harinya dengan kebahagiaan yang semakin terasa utuh bersama Sebastian. Mereka lebih sering menghabiskan waktu bersama, menikmati keindahan taman belakang, atau sekadar berjalan-jalan di sekitar rumah. Namun, meski segala sesuatunya terlihat sempurna, ada sesuatu yang tak terlihat, yang perlahan mulai meresap ke dalam hubungan mereka.Pada saat yang sama, Adrian mulai melaksanakan rencananya dengan hati-hati. Ia mengamati Clara dari kejauhan, mengikuti setiap langkahnya, dan mencatat segala hal yang bisa dimanfaatkan untuk meragukan Clara di mata Sebastian. Setiap gerak-geriknya, setiap tempat yang sering dikunjungi Clara, telah dicatat dengan cermat dalam amplop yang Bianca berikan padanya.Pada suatu siang yang cerah, saat Clara sedang berjalan menuju kedai kopi favoritnya, Adrian muncul dengan tiba-tiba. Dengan pakaian kasual dan senyum penuh kepalsuan, ia menghampiri Clara yang se
last updateLast Updated : 2025-01-31
Read more

Bab 107.

Bab 107Hari-hari berlalu dengan cepat, namun rasa cemas yang menghantui Clara semakin sulit untuk ditutupi. Setiap kali ia berpapasan dengan Sebastian, ia merasa ada jurang tak terlihat yang mulai menggerogoti hubungan mereka. Meskipun Sebastian berusaha untuk terlihat perhatian dan penuh kasih sayang, ada ketegangan yang jelas di antara mereka. Clara bisa merasakannya—sesuatu yang tak terucapkan, tapi terasa begitu nyata.Di sisi lain, Bianca semakin merasa puas dengan hasil rencananya. Adrian melaporkan setiap langkah yang ia ambil, memastikan bahwa keberadaan mereka di dekat Clara tidak bisa diabaikan. Setiap kali Sebastian melihat Clara bersama Adrian, rasa curiga mulai tumbuh, meski ia berusaha menekan perasaan itu. Bianca tahu, itu hanya masalah waktu sebelum Sebastian mulai mempertanyakan segalanya.Suatu malam, saat Clara dan Sebastian duduk bersama di ruang makan, suasana semakin tegang. Makanan yang biasanya dinikmati dengan kehangatan kini terasa hambar. Sebastian menatap
last updateLast Updated : 2025-01-31
Read more

Bab 108.

Bab 108Bianca duduk di ruang kerjanya, menatap layar ponselnya dengan tatapan tajam. Setelah menerima pesan dari Adrian, hatinya berdebar lebih cepat daripada biasanya. Kabar itu datang begitu tiba-tiba dan langsung mengguncang dunia yang telah ia rencanakan dengan sempurna. Ternyata, Clara tidak hanya memiliki masa lalu dengan Adrian, tetapi juga... sudah menikah.William, suami Clara, sekarang berada di rumah sakit, kata Adrian. Kabar itu membakar pikiran Bianca. Ia tidak pernah menyangka hal ini, tetapi saat ia berpikir lebih dalam, ide-ide licik mulai muncul begitu saja di benaknya.Bianca menggenggam ponselnya lebih erat, merenung. William... suami Clara, yang sekarang berada dalam keadaan terluka dan tak berdaya di rumah sakit. Bianca bisa membayangkan semua hal yang bisa ia lakukan dengan informasi ini. Suami yang terluka, hubungan yang rapuh, dan rahasia yang bisa menghancurkan segalanya.Dia tahu bahwa untuk benar-benar menghancurkan hubungan antara Clara dan Sebastian, ia h
last updateLast Updated : 2025-01-31
Read more

Bab 109.

Bab 108Rencana Bianca semakin matang. Setiap langkah yang ia ambil kini semakin mendekatkan pada tujuan utamanya: menjebak Sebastian dan membuat Clara merasa terpojok. Bianca tahu betul bahwa permainan ini tidak hanya tentang membangun keraguan dalam hati Sebastian, tapi juga menghancurkan rasa percaya Clara. Begitu Clara mulai merasakan kesal dan terasing, Sebastian akan menjadi semakin rentan terhadap pengaruhnya.Pada pagi hari yang cerah, Bianca duduk di ruang kerjanya, matanya tertuju pada peta strategi yang sudah ia buat. Segala sesuatunya sudah disiapkan. Adrian akan segera menghubungi Sebastian, memastikan bahwa segalanya berjalan sesuai rencana. Tapi ada satu hal lagi yang harus ia lakukan untuk mempercepat proses ini.Ia memanggil Reza ke kantornya. Pria itu masuk tanpa suara, mengenakan jas hitam yang sama seperti biasa. Setelah duduk di depan meja Bianca, Reza menunggu dengan sabar."Ada tugas baru," kata Bianca dengan suara datar, namun tajam. "Kita perlu menambah tekana
last updateLast Updated : 2025-01-31
Read more

Bab 110.

*Bab 109*Clara duduk terdiam di ruang tunggu rumah sakit, matanya kosong menatap lantai, pikirannya berkecamuk. Keputusan-keputusan yang ia buat selama beberapa bulan terakhir seakan-akan menjeratnya dalam jaring yang tak bisa ia lepaskan. Perasaannya terombang-ambing antara rasa takut dan penyesalan. Ia baru saja menerima kabar yang mengejutkan dari rumah sakit, berita yang tak pernah ia duga sebelumnya: William, suaminya yang telah lama koma setelah kecelakaan, akhirnya sadar.Namun, hal itu bukan satu-satunya beban yang kini ia tanggung. Pikirannya melayang kembali pada malam-malam gelap yang telah mengubah hidupnya. Kontrak yang ia buat dengan bosnya, Sebastian, bukan hanya tentang pekerjaan—tetapi juga tentang kehamilan yang kini ada dalam dirinya. Clara mengandung anak Sebastian. Dan itu membuat hatinya semakin berat, seolah ia terjebak dalam dua dunia yang saling bertentangan.Sebastian, pria yang telah lama merebut hatinya meski ia tak pernah menginginkannya, kini kembali had
last updateLast Updated : 2025-01-31
Read more
PREV
1
...
789101112
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status