Semua Bab Melahirkan Anak Presdir Posesif: Bab 101 - Bab 110

182 Bab

Bab 101.

Puas menikmati es krim, Sebastian mengajak Clara untuk berkeliling. Anggap saja sebagai hiburan bagi Clara yang baru saja dirundung kesedihan. Meski kesedihan itu dipatahkan oleh kenyataan bahwa Sebastian selamat, tetap saja Clara merasa ketakutan."Kamu ingin pergi berbelanja?" tanya Sebastian.Clara menggeleng. "Saya sudah lama tidak pergi ke pantai.”“Kamu akan mendapatkannya.” Tanpa pikir panjang, Sebastian mengabulkan keinginan Clara. Itu karena Clara tengah mengandung dan dia tidak ingin membuat wanita itu stress.Clara dan Sebastian memutuskan untuk berkunjung ke pantai. Pagi itu, matahari bersinar cerah, dan angin sepoi-sepoi menyambut kedatangan mereka. Dengan penuh semangat, mereka melangkah menuju pantai.Sementara Ramon, akan mengawasi kedua tuannya dari kejauhan sembari memeriksa laporan yang masuk dari alamat surel miliknya.Setibanya di sana, Clara segera melepas sandalnya dan berlari menuju tepi pantai, merasakan lembutnya pasir yang hangat di bawah kakinya. Sementara
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-31
Baca selengkapnya

Bab 102.

Clara terbangun ketika langit di luar jendela mulai diselimuti kegelapan. Cahaya senja telah menghilang, digantikan oleh redupnya sinar bulan yang muncul di antara awan tipis. Dia mengerjapkan mata beberapa kali, mencoba menyesuaikan diri dengan keadaan sekitar. Rupanya dirinya sudah berada di dalam kamar.Dengan perlahan, dia menoleh ke arah jendela. Dari balik kaca yang sedikit berembun, dia bisa melihat taman yang terhampar luas di luar sana, dihiasi dengan lampu-lampu kecil yang mulai menyala, menciptakan suasana yang tenang dan menenangkan.Menyadari bahwa dia telah tidur cukup lama, Clara segera bangkit dari tempat tidurnya. Kakinya melangkah menuju kamar mandi, dan dia mulai membersihkan diri. Air yang mengalir membasuh wajahnya membawa kesegaran, mengusir sisa kantuk yang masih tersisa.Setelah selesai, dia mengenakan pakaian yang rapi dan merapikan rambutnya. Kini, dia siap untuk turun untuk menemui Sebastian. Sebelum keluar, Clara melihat ke arah jam dinding. Waktu menunjuk
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-31
Baca selengkapnya

Bab 103.

Sensasi wanita hamil memang beda. Itulah yang dirasakan oleh Sebastian. Ketika dia memasukkan miliknya, dia merasa seperti dia telah merasakan Clara untuk pertama kali.Hanya saja, Sebastian harus menahan diri untuk tidak melakukannya dengan gaya ekstrim. Itu karena Sebastian tidak ingin membahayakan bayinya.Sebastian menarik diri setelah mencapai beberapa kali puncak kepuasan. Sebastian lantas turun dari atas ranjang."Tidurlah!" titah Sebastian. Dia lantas meraih jubah tidurnya, dan memakainya dengan gerakan yang elegan.Sudah lama Clara tidak melihat kebiasaan buruk Sebastian setelah selesai berhubungan. Itu lantaran dirinya yang selalu tertidur. Saat ini, Clara kembali melihat Sebastian dengan kebiasaan buruknya itu.Clara memalingkan wajahnya. Dia merasa ini adalah hal yang tidak sesuai dengan kata hatinya. Meski itu bukan suatu kejahatan. Tetap saja Clara merasa itu adalah hal yang salah."Tuan," panggil Clara.Sebastian memalingkan wajahnya ke arah Clara. "Ada apa?" tanyanya y
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-31
Baca selengkapnya

Bab 104.

Clara segera menutup mulutnya dengan tangan, matanya membesar saat menyadari kata-kata yang baru saja meluncur dari bibirnya. Jantungnya berdegup kencang, seakan waktu berhenti sesaat. Apa yang baru saja ia katakan?Suasana di ruangan itu mendadak hening. Tatapan orang-orang di sekitarnya tertuju padanya, menunggu kelanjutannya. Wajahnya memanas, dan ia merasakan gelombang penyesalan yang tiba-tiba menghantam dirinya.Menyadari kesalahannya, Clara segera menarik napas dalam dan berusaha mengendalikan dirinya. Dengan cepat, ia meralat ucapannya, mencoba memperbaiki keadaan sebelum semuanya semakin memburuk.“Maaf, saya terbiasa memanggil suami saya begitu,” ujar Clara kemudian memberikan berkas yang diminta oleh Sebastian.Tatpan pria itu membuat Clara menelan ludah.“Kita bicara setelah ini,” bisik Sebastian.“Baik, Tuan.”Selesai meeting, Clara harus berhadapan dengan Sebastian. Pria itu duduk di kursi kerjanya dengan kedua tangan yang terlipat di dada. Tatapannya tajam ke arah wanit
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-31
Baca selengkapnya

Bab 105.

Bab 105. Clara memasuki ruang rawat inap William. Seperti biasa, wanita itu menyapa suster Cintya. Sebelum datang kemari, Clara sudah mencari tahu terlebih dahulu bahwa Ben dan Julia tidak datang hari ini. Menurut keterangan suster Cintya, Ben dan Julia jarang datang. Mereka hanya menelpon dan bertanya kabar. Terakhir kali, mereka menelpon adalah tiga hari yang lalu. Clara menghela napas panjang. "Kedua orang tuamu begitu kejam. Bagaimana bisa mereka mengabaikanmu," gumam Clara sesekali menggenggam erat jemari William yang semakin kurus. "Maafkan aku, aku bukan tidak ingin kamu bangun. Tapi untuk saat ini biarlah semua seperti ini. Tunggu semua selesai baru kamu bangun," kata Clara. Dia melihat wajah William yang masih sama seperti dahulu. Hanya saja sedikit pucat dan kurus. "Bertahanlah sebentar lagi." Clara mengecup tangan William sekilas. Kemudian dia berdiri dari duduknya. Dia melihat Suster Cintya yang memperhatikannya. Clara lantas menghampiri suster itu. "Suster Ci
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-31
Baca selengkapnya

Bab 106.

Tiada hari yang menyenangkan tanpa kebersamaan dengan orang tercinta. Semalam, Clara tidur dengan nyenyak dalam dekapan Sebastian. Sesuatu yang belum pernah dia dapatkan dari sosok suami, yaitu William. Pagi-pagi sekali Clara bangun. Mendadak dia ingin turun ke dapur untuk memasak. Tentu saja itu menuai protes dari kepalan pelayan, Andrew.Selain itu para pelayan sendiri juga turut menolak keinginan Clara berkutat dengan peralatan dapur. Mereka khawatir akan terjadi sesuatu pada Clara. Terlebih saat ini Clara tengah mengandung. “Aku ingin memasak, dan ini adalah keinginan bayiku,” pinta Clara dengan wajah memelas.Mendengar itu, para pelayan saling pandang, kemudian menatap Andrew yang kini menghela napas panjang.“Tapi, Nona. Tuan bisa marah jika Anda melakukannya,” ujar Andrew.“Tenang, saja. Dia tidak akan marah pada calon bayinya.” Clara terus saja meyakinkan para pelayan.Melihat wajah Clara yang seperti itu, akhirnya Andrew tak kuasa menolak. “Baiklah, Nona. Kalau begitu birk
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-31
Baca selengkapnya

Bab 107.

107Clara memperhatikan Sebastian dengan saksama. Wajah pria itu tampak menegang, seolah sedang memikirkan sesuatu yang berat. Garis rahangnya mengeras, dan sorot matanya menunjukkan ketegangan yang tak biasa.Clara mengerutkan kening. Rasa penasaran mulai menyelimuti benaknya. Apa yang sedang terjadi pada pria itu? Apakah dia sedang menghadapi masalah? Atau ada sesuatu yang mengganggunya?Tak ingin larut dalam dugaan, Clara akhirnya memberanikan diri untuk bertanya. Dengan suara lembut, dia berkata, “Sayang, ada apa? Kamu terlihat gelisah.”Pertanyaan itu membuat Sebastian mengalihkan perhatiannya kepada Clara. Sesaat kemudian wajahnya yang semula tegang, berubah menjadi tenang dalam sekejab. “Ada masalah kecil, sepertinya aku harus segera pergi,” jawab Sebastian.Clara memicingkan matanya. Entah mengapa dia merasa Sebastian sedang menyembunyikan sesuatu. Clara tidak ingin terus merasa penasaran. Dan dia kembali bertanya, “Apakah masalah pekerjaan?”“Ya, aku akan pergi bersama Ramon.
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-31
Baca selengkapnya

Bab 108.

Clara nyaris menjatuhkan ponselnya ketika mendengar suara di seberang. Tangannya yang semula normal kini berubah gemetar. Wajah cantiknya seketika memucat. Bahkan kakinya tidak dapat menopang anggota tubuhnya dengan benar. Apa yang yang baru saja dirinya dengar? Orang di seberang sana menyebut dirinya sebagai William? Apa itu tidak salah?Dengan menekan rasa terkejutnya. Clara kembali membuka suara. Dia harus memastikannya lagi, bahwa pendengarannya tidak salah."William?" Suara Clara sangat lirih, seakan tidak mau keluar."Ya, Sayang. Aku sudah sadar. Tapi kenapa orang pertama yang aku lihat bukan kamu. Kamu di mana? Kamu mengganti nomor ponselmu?" Sederet pertanyaan itu seketika mengguncang sudut hati Clara. Sesaat, dia merasa kebingungan, bagaimana caranya dia menjawab pertanyaan William.Terlintas dalam benak Clara untuk menutup panggilan secara sepihak. Namun, rasa-rasanya Clara tidak tega. Bagaimanapun, William adalah suaminya. Pria yang dinikahinya secara sadar dan tanpa paksaan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-31
Baca selengkapnya

Bab 109.

Clara terdiam sejenak, tatapan matanya terpaku pada sosok William yang berada tidak jauh darinya. Sesaat tatapan keduanya bertemu. Jantungnya berdegup kencang, seakan waktu berhenti untuk beberapa saat. Perasaan yang bercampur aduk membuat pikirannya buntu, tetapi tubuhnya bereaksi lebih cepat daripada logikanya.Dengan langkah yang terburu-buru dan tanpa mempertimbangkan konsekuensi, Clara bergerak mendekati William, seolah ada dorongan yang tidak dapat dia kendalikan. Setiap langkah yang dia ambil semakin memperjelas gejolak dalam hatinya—sebuah perasaan yang selama ini dia abaikan, tetapi kini tak dapat lagi dia bendung.“Liam, kamu sudah sadar?” Clara mengusap wajah William dengan tangan. Dia masih tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.“Ya, aku sudah bangun. Kenapa kamu tidak memelukku?”Clara terkesiap, dia menyadari sesuatu. Bahwa dirinya bertindak sesuai dengan akal sehatnya. Dan entah mengapa Clara merasa ragu untuk melakukannya. Keraguan dalam dirinya semakin besar tatkala
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-31
Baca selengkapnya

Bab 110.

Clara dan William menoleh ke arah sumber suara dan melihat Julia dan Ben berdiri di ambang pintu masuk. Wajahnya tampah dipenuhi dengan amarah, terutama Julia. Lantas wanita itu berjalan cepat mendekati Clara."Kamu untuk apa datang kemari, ha?" bentak Julia sembari menunjuk-nunjuk wajah Clara.Mendengar itu, Clara merasa bingung, sekaligus terkejut."Siapa yang menyuruh kamu datang? Kami tidak butuh kamu!" teriak Julia lagi."Aku yang menyuruhnya datang," sahut William.Tatapan Julia beralih pada puteranya. "William, untuk apa kamu menyuruh dia datang? Apa kamu tahu apa yang sudah dia lakukan di belakang kamu selama kamu koma?" tanya Julia dengan nada penuh emosi."Apa maksud Mama?" Giliran William yang bertanya."Wanita ini sudah menjadi pemuas nafsu bosnya!" pekik Julia yang membuat semua orang termasuk Clara seketika membulat sempurna.Clara menggeleng. “Itu tidak benar!" seru Clara membela diri.“Apanya yang tidak benar?” Julia kembali mengalihkan perhatiannya kepada William. Kila
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-31
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
910111213
...
19
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status