Home / Romansa / Melahirkan Anak Presdir Posesif / Chapter 121 - Chapter 130

All Chapters of Melahirkan Anak Presdir Posesif: Chapter 121 - Chapter 130

180 Chapters

Bab 121.

Sebastian dan Clara akhirnya kembali ke mansion setelah menjalani hari penuh ketegangan. Begitu mereka melangkahkan kaki ke halaman depan, aroma bunga segar dari taman menyambut mereka dengan keharuman yang menenangkan.Pintu besar mansion terbuka lebar, dan di ambangnya berdiri Andrew, kepala pelayan yang setia, bersama para pelayan lainnya. Senyum merekah di wajah mereka, mencerminkan rasa bahagia yang tulus atas kembalinya kedua tuan muda itu."Selamat datang kembali, Tuan Bastian dan Nona Clara!" seru Andrew dengan penuh suka cita, membungkuk hormat.Para pelayan lainnya ikut berseru riang, beberapa bahkan meneteskan air mata haru. Kehangatan yang terpancar dari mereka membuat Clara merasa benar-benar berada di rumah. Setelah hari yang sulit Clara lalui sendirian, akhirnya dia kembali ke tempat yang penuh kenyamanan ini.Sebastian memberikan perintah kepada para pelayan agar menyiapkan air mandi hangat untuk Clara. Sebastian yakin Clara akan membutuhkan itu. Setelah memastikan Clar
last updateLast Updated : 2025-02-08
Read more

Bab 122.

Clara menengadah, menatap wajah Sebastian yang terlihat tenang, teduh, dan lembut. Tak seperti biasanya yang terlihat dingin dan arogan. Clara mencoba mencari keyakin dari tatapan Sebastian. Apakah benar yang pria itu katakan?"Apa itu sungguhan?" tanya Clara. "Bukankah kamu ingin mengembalikan aku pada suamiku setelah kontrak selesai?"Sebastian berdecak. Wanita ini ingatannya memang sangat kuat. Batinnya. "Aku hanya menggertak suamimu saja.""Jadi itu tidak sungguhan?" tanya Clara lagi."Asal kamu bersedia. Maka aku akan menghapus kontrak itu," kata Sebastian yang membuat Clara seketika terdiam. Dia merasa senang ketika mendengar ucapan Sebastian, namun di sisi lain dia juga kepikiran.Bagaimana nasib William. Kalau dirinya menerima tawaran Sebastian. Itu artinya dirinya harus meninggalkan pria itu. Dan itu akan menyakiti William. Padahal pria itu tidak salah."Kenapa kamu diam? Jangan bilang kamu meragukanku?" tanya Sebastian.Clara menarik sudut bibirnya singkat. Kepalanya kembali
last updateLast Updated : 2025-02-09
Read more

Bab 123.

Sebastian terdiam. Tatapannya terlihat dingin dan tajam, seolah tengah menekan sesuatu dalam dirinya. Sebuah emosi. Meski begitu Sebastian tidak menunjukkan reaksi berlebihan. Dia dengan tenang lantas membalas ucapan "Aku akan ke sana sekarang."“Baik, Tuan.” Andrew segera kembali pada tugasnya.Sementara Sebastian kembali masuk ke dalam kamar dan menutup pintu. Dia tidak menghampiri Clara yang terlanjur terlentang di atas kasur. Melainkan berjalan ke arah lemari untuk meraih pakaian.Melihat raut wajah Sebastian yang tak sedap dipandang, Clara segera bertanya. "Ada apa?""Aku harus pergi. Ada urusan penting."Kecewa Clara mendengarnya. Begitu mudahnya Sebastian melupakan hasratnya. Namun, itu bukanlah sesuatu yang harus dibesar-besarkan. Clara justru khawatir terjadi sesuatu yang buruk."Apa ada masalah?" tanya Clara lagi."Bukan masalah yang besar." Sebastian mengenakan pakaiannya dengan cepat. Sesekali melirik ke arah Clara. "Kamu istirahat saja, atau ingin bersantai? Kamu juga m
last updateLast Updated : 2025-02-10
Read more

Bab 124.

Sebastian membulatkan matanya dengan kuat, seperti tidak percaya pada apa yang dia lihat. Keterkejutan terlihat jelas di wajahnya, dengan alis yang terangkat dan mulut yang terbuka lebar. Dia terlihat seperti telah melihat sesuatu yang sangat mengejutkan dan tidak terduga, sesuatu yang membuatnya kehilangan kata-kata.Wajahnya yang biasanya tenang dan terkendali sekarang terlihat penuh dengan emosi, dengan percampuran antara kekagetan, keheranan, dan bahkan sedikit ketakutan. Sebastian seperti telah terpaku di tempat, tidak bisa bergerak atau berbicara, hanya bisa memandang pada apa yang ada di depannya dengan mata yang terbuka lebar."Ramon!" teriak Sebastian.Pria yang dipanggil hanya bisa mengangkat kepalanya dengan sangat pelan."Saya tidak apa-apa, Tuan." Suara Ramon terdengar serak.Sebastian mengepalkan kedua tangan. Melihat kondisi Ramon yang seperti itu membuat darah Sebastian mendidih. Entah apa yang telah dilalui oleh orang kepercayaannya itu. Mengingat Ramon memiliki kemam
last updateLast Updated : 2025-02-11
Read more

Bab 125.

Panggilan berdering. Namun tidak mendapat jawaban. Hal itu membuat Sebastian didera rasa khawatir yang berlebihan. Nomor Clara kembali ditekan. Nada dering terdengar beberapa kali, tetapi tidak ada jawaban dari Clara. Keheningan itu menimbulkan rasa cemas dalam diri Sebastian, membuatnya berpikir apakah sesuatu telah terjadi pada Clara.Sebastian lantas menghubungi Andrew untuk mencari kepastian akan kondisi Clara.“Ya, Tuan.”“Di mana, Clara?” tanya Sebastian ketika mendengar suara dari seberang.“Sepertinya Nona sedang beristirahat, Tuan,” jawab Andrew."Oh, syukurlah!" Sebastian merasa lega. Wajahnya yang dipenuhi kekhawatiran seketika berubah sedikit terang. Setidaknya Clara saat ini berada dalam situasi aman. Meski sebenarnya Sebastian ingin mendengar suaranya. Mengingat tabiat Maxime, Sebastian tidak dapat meremehkan pria itu yang dapat melakukan apa saja. "Andrew, perketat penjagaan, larang siapa pun yang datang berkunjung ke rumah sekali pun itu kakekku!" titah Sebastian."Bai
last updateLast Updated : 2025-02-12
Read more

Bab 126.

Clara seketika menutup mulutnya karena kaget. Dia tidak percaya apa yang dia lihat. Berita macam apa ini ini? Cara menggeleng. Clara merasa seperti sedang berada di dalam sebuah mimpi buruk. Semua hal terasa seperti sedang berada di luar kendali, dan Clara merasa seperti sedang berada di tengah-tengah badai yang tidak terduga.Dengan mulut yang masih tertutup, Clara berusaha untuk memahami apa yang sedang terjadi. Dia mencoba untuk mengingat apa yang telah terjadi sebelumnya, namun semuanya terasa seperti sedang kabur dan tidak jelas."Bagaimana bisa?" Clara terus saja menggelengkan kepalanya. Berita ini sungguh mengejutkan dirinya. Jemarinya terus menggulir layar sembari bibirnya bergerak cepat membaca artikel yang tertera di sana. Lengkap dengan gambar dirinya dan juga Sebastian yang tengah bersama di beberapa tempat umum.Tertulis jelas bahwa Sebastian memiliki hubungan dengan asisten pribadinya yang tak dirinya yang telah bersuami. Artikel ini disebar dengan tujuan memojokkan diri
last updateLast Updated : 2025-02-13
Read more

Bab 127.

Bianca seketika berdiri dari duduknya, dengan gerakan yang tiba-tiba dan kasar. Amarah menguasai dirinya, membuat wajahnya merah padam. Dia tidak bisa mempercayai apa yang dia dengar dari anak buahnya, Clara dan Sebastian kembali bersama?"Bagaimana mungkin?" Bainca bertanya dengan suara yang keras dan marah.Anak buahnya terlihat ketakutan dan tidak berani menjawab. Dia hanya berdiri di sana, dengan kepala yang tertunduk dan mata yang terlihat seperti sedang memohon ampun.“Tuan Bastian menjemput Nona Clara dan membawanya kembali pulang,” jawab utusan itu takut-takut.Clara mengepalkan kedua tangan. Bianca merasa seperti sedang meledak dengan amarah. Dia tidak bisa mempercayai bahwa usahanya selama ini hanya sia-sia.“Sialan! Apa bagusnya wanita itu dari pada aku?”Bianca tidak habis pikir, mengapa Sebastian begitu menyukai Clara. Dia tidak bisa memahami apa yang membuat Sebastian begitu terobsesi dengan wanita itu. Clara tidak memiliki kecantikan yang luar biasa, tidak memiliki keka
last updateLast Updated : 2025-02-14
Read more

Bab 128.

"Dareen?" Sebastian menaikkan sebelah alisnya. Dia terlihat tenang di tengah-tengah keterkejutan yang menerpanya.Rasa keterkejutan serta pertanyaan-pertanyaan muncul di benaknya. Mengapa Dareen bisa ada di sini? Apa tujuannnya/ Meski rasa penasaran itu terus menderanya, Sebastian memilih untuk tidak untuk mengungkapkannya."Kakak pasti kaget, ya? Melihat aku ada di sini pagi-pagi?" tanya Dareen.Sebastian mendengkus kasar. Tatapannya yang semula tenang menjadi sangat tajam ketika melihat Dareen dengan berani menduduki kursi singgasananya."Beraninya kamu duduk di sana!" cerca Sebastian."Memangnya kenapa, Kakak? Sebentar lagi kursi ini akan menjadi milikku," tukas Dareen penuh percaya diri.Tatapan Sebastian semakin tajam saja. Bagai bilah pedang yang siap menusuk siapa saja yang ada di sekitar."Apa kamu bilang?""Dareen benar," sahut seseorang.Sebastian refleks menoleh ke arah sumber suara. Belum hilang keterkejutannya atas keberadaan Dareen di ruangannya, kini Sebastian dikejutk
last updateLast Updated : 2025-02-15
Read more

Bab 129.

“Apa yang kamu lakukan, Bianca?” Sebastian refleks menahan kedua lengan Bianca. Berusaha membuat wanita itu menjauh darinya. Akan tetapi, jeratan tangan wanita itu pada pinggangnya begitu kuat. Sehingga Sebastian hanya menahan rasa kesalnya dan bertahan dengan pelukan yang terasa menjijikkan.“Bastian, aku dengar kamu kehilangan posisi sebagai presdir. Kamu pasti sangat sedih ‘kan?” ucap Bianca dengan nada bicara yang terdengar rendah. Seolah menggambarkan kesedihan yang turut dia rasakan.Sebastian mengernyit. “Bianca, berita ini begitu cepat sampai ke telingamu? Ah, pasti anak manja itu yang memberitahumu?” ucap Sebastian sebelum akhirnya dia benar-benar mendorong Bianca menjauh darinya. “Bianca, kamu datang kemari hanya ingin mengasihi aku?” Sebastian mendecak."Bukan begitu, sebenarnya Kakek memintaku untuk kembali padamu. Bastian kamu sungguh menyukai wanita bersuami itu?" tanya Bianca yang seketika membuat sorot mata Bastian mencorong tajam."Itu bukan urusan kamu!" Sebastian he
last updateLast Updated : 2025-02-16
Read more

Bab 130.

"Nona, apa yang terjadi?" Seruan suara pelayan menembus gendang telinga Clara. Dia pun seketika tersadar dari lamunannya tentang foto itu. Dia juga menyadari apa yang dirinya perbuat. Dia segera meraih benda pipih yang tergeletak di tanah.Layarnya telah menghitam, namun foto itu terekam jelas di benak Clara. Bagaimana Sebastian begitu mesra memeluk wanita itu. Clara tahu siapa wanita itu. Bianca Weadow adalah seorang perancang perhiasan sekaligus mantan kekasih Sebastian."Nona, Anda tidak apa-apa?" tanya pelayan yang tampak khawatir dengan perubahan ekspresi wajah Clara.Clara pun terkesiap."Ya, aku tidak apa-apa. Aku ingin kembali ke mansion saja. Mendadak aku merasa pusing." Clara segera membalik diri. Kemudian melangkah menuju ke mansion. Clara segera menuju ke kamarnya tanpa menoleh. Dan ketika dia sampai, Clara seketika menitihkan air matanya.Sebastian memang telah pergi, namun Bianca masih berada di Abraham Group. Itu karena dia memiliki sebuah urusan yang sangat penting.
last updateLast Updated : 2025-02-17
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
18
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status