Share

Bab 121.

Penulis: Ellea Neor
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-08 22:50:22
Sebastian dan Clara akhirnya kembali ke mansion setelah menjalani hari penuh ketegangan. Begitu mereka melangkahkan kaki ke halaman depan, aroma bunga segar dari taman menyambut mereka dengan keharuman yang menenangkan.

Pintu besar mansion terbuka lebar, dan di ambangnya berdiri Andrew, kepala pelayan yang setia, bersama para pelayan lainnya. Senyum merekah di wajah mereka, mencerminkan rasa bahagia yang tulus atas kembalinya kedua tuan muda itu.

"Selamat datang kembali, Tuan Bastian dan Nona Clara!" seru Andrew dengan penuh suka cita, membungkuk hormat.

Para pelayan lainnya ikut berseru riang, beberapa bahkan meneteskan air mata haru. Kehangatan yang terpancar dari mereka membuat Clara merasa benar-benar berada di rumah. Setelah hari yang sulit Clara lalui sendirian, akhirnya dia kembali ke tempat yang penuh kenyamanan ini.

Sebastian memberikan perintah kepada para pelayan agar menyiapkan air mandi hangat untuk Clara. Sebastian yakin Clara akan membutuhkan itu. Setelah memastikan Clar
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 122.

    Clara menengadah, menatap wajah Sebastian yang terlihat tenang, teduh, dan lembut. Tak seperti biasanya yang terlihat dingin dan arogan. Clara mencoba mencari keyakin dari tatapan Sebastian. Apakah benar yang pria itu katakan?"Apa itu sungguhan?" tanya Clara. "Bukankah kamu ingin mengembalikan aku pada suamiku setelah kontrak selesai?"Sebastian berdecak. Wanita ini ingatannya memang sangat kuat. Batinnya. "Aku hanya menggertak suamimu saja.""Jadi itu tidak sungguhan?" tanya Clara lagi."Asal kamu bersedia. Maka aku akan menghapus kontrak itu," kata Sebastian yang membuat Clara seketika terdiam. Dia merasa senang ketika mendengar ucapan Sebastian, namun di sisi lain dia juga kepikiran.Bagaimana nasib William. Kalau dirinya menerima tawaran Sebastian. Itu artinya dirinya harus meninggalkan pria itu. Dan itu akan menyakiti William. Padahal pria itu tidak salah."Kenapa kamu diam? Jangan bilang kamu meragukanku?" tanya Sebastian.Clara menarik sudut bibirnya singkat. Kepalanya kembali

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-09
  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 123.

    Sebastian terdiam. Tatapannya terlihat dingin dan tajam, seolah tengah menekan sesuatu dalam dirinya. Sebuah emosi. Meski begitu Sebastian tidak menunjukkan reaksi berlebihan. Dia dengan tenang lantas membalas ucapan "Aku akan ke sana sekarang."“Baik, Tuan.” Andrew segera kembali pada tugasnya.Sementara Sebastian kembali masuk ke dalam kamar dan menutup pintu. Dia tidak menghampiri Clara yang terlanjur terlentang di atas kasur. Melainkan berjalan ke arah lemari untuk meraih pakaian.Melihat raut wajah Sebastian yang tak sedap dipandang, Clara segera bertanya. "Ada apa?""Aku harus pergi. Ada urusan penting."Kecewa Clara mendengarnya. Begitu mudahnya Sebastian melupakan hasratnya. Namun, itu bukanlah sesuatu yang harus dibesar-besarkan. Clara justru khawatir terjadi sesuatu yang buruk."Apa ada masalah?" tanya Clara lagi."Bukan masalah yang besar." Sebastian mengenakan pakaiannya dengan cepat. Sesekali melirik ke arah Clara. "Kamu istirahat saja, atau ingin bersantai? Kamu juga m

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-10
  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 124.

    Sebastian membulatkan matanya dengan kuat, seperti tidak percaya pada apa yang dia lihat. Keterkejutan terlihat jelas di wajahnya, dengan alis yang terangkat dan mulut yang terbuka lebar. Dia terlihat seperti telah melihat sesuatu yang sangat mengejutkan dan tidak terduga, sesuatu yang membuatnya kehilangan kata-kata.Wajahnya yang biasanya tenang dan terkendali sekarang terlihat penuh dengan emosi, dengan percampuran antara kekagetan, keheranan, dan bahkan sedikit ketakutan. Sebastian seperti telah terpaku di tempat, tidak bisa bergerak atau berbicara, hanya bisa memandang pada apa yang ada di depannya dengan mata yang terbuka lebar."Ramon!" teriak Sebastian.Pria yang dipanggil hanya bisa mengangkat kepalanya dengan sangat pelan."Saya tidak apa-apa, Tuan." Suara Ramon terdengar serak.Sebastian mengepalkan kedua tangan. Melihat kondisi Ramon yang seperti itu membuat darah Sebastian mendidih. Entah apa yang telah dilalui oleh orang kepercayaannya itu. Mengingat Ramon memiliki kemam

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-11
  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 125.

    Panggilan berdering. Namun tidak mendapat jawaban. Hal itu membuat Sebastian didera rasa khawatir yang berlebihan. Nomor Clara kembali ditekan. Nada dering terdengar beberapa kali, tetapi tidak ada jawaban dari Clara. Keheningan itu menimbulkan rasa cemas dalam diri Sebastian, membuatnya berpikir apakah sesuatu telah terjadi pada Clara.Sebastian lantas menghubungi Andrew untuk mencari kepastian akan kondisi Clara.“Ya, Tuan.”“Di mana, Clara?” tanya Sebastian ketika mendengar suara dari seberang.“Sepertinya Nona sedang beristirahat, Tuan,” jawab Andrew."Oh, syukurlah!" Sebastian merasa lega. Wajahnya yang dipenuhi kekhawatiran seketika berubah sedikit terang. Setidaknya Clara saat ini berada dalam situasi aman. Meski sebenarnya Sebastian ingin mendengar suaranya. Mengingat tabiat Maxime, Sebastian tidak dapat meremehkan pria itu yang dapat melakukan apa saja. "Andrew, perketat penjagaan, larang siapa pun yang datang berkunjung ke rumah sekali pun itu kakekku!" titah Sebastian."Bai

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-12
  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 126.

    Clara seketika menutup mulutnya karena kaget. Dia tidak percaya apa yang dia lihat. Berita macam apa ini ini? Cara menggeleng. Clara merasa seperti sedang berada di dalam sebuah mimpi buruk. Semua hal terasa seperti sedang berada di luar kendali, dan Clara merasa seperti sedang berada di tengah-tengah badai yang tidak terduga.Dengan mulut yang masih tertutup, Clara berusaha untuk memahami apa yang sedang terjadi. Dia mencoba untuk mengingat apa yang telah terjadi sebelumnya, namun semuanya terasa seperti sedang kabur dan tidak jelas."Bagaimana bisa?" Clara terus saja menggelengkan kepalanya. Berita ini sungguh mengejutkan dirinya. Jemarinya terus menggulir layar sembari bibirnya bergerak cepat membaca artikel yang tertera di sana. Lengkap dengan gambar dirinya dan juga Sebastian yang tengah bersama di beberapa tempat umum.Tertulis jelas bahwa Sebastian memiliki hubungan dengan asisten pribadinya yang tak dirinya yang telah bersuami. Artikel ini disebar dengan tujuan memojokkan diri

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-13
  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 127.

    Bianca seketika berdiri dari duduknya, dengan gerakan yang tiba-tiba dan kasar. Amarah menguasai dirinya, membuat wajahnya merah padam. Dia tidak bisa mempercayai apa yang dia dengar dari anak buahnya, Clara dan Sebastian kembali bersama?"Bagaimana mungkin?" Bainca bertanya dengan suara yang keras dan marah.Anak buahnya terlihat ketakutan dan tidak berani menjawab. Dia hanya berdiri di sana, dengan kepala yang tertunduk dan mata yang terlihat seperti sedang memohon ampun.“Tuan Bastian menjemput Nona Clara dan membawanya kembali pulang,” jawab utusan itu takut-takut.Clara mengepalkan kedua tangan. Bianca merasa seperti sedang meledak dengan amarah. Dia tidak bisa mempercayai bahwa usahanya selama ini hanya sia-sia.“Sialan! Apa bagusnya wanita itu dari pada aku?”Bianca tidak habis pikir, mengapa Sebastian begitu menyukai Clara. Dia tidak bisa memahami apa yang membuat Sebastian begitu terobsesi dengan wanita itu. Clara tidak memiliki kecantikan yang luar biasa, tidak memiliki keka

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-14
  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 128.

    "Dareen?" Sebastian menaikkan sebelah alisnya. Dia terlihat tenang di tengah-tengah keterkejutan yang menerpanya.Rasa keterkejutan serta pertanyaan-pertanyaan muncul di benaknya. Mengapa Dareen bisa ada di sini? Apa tujuannnya/ Meski rasa penasaran itu terus menderanya, Sebastian memilih untuk tidak untuk mengungkapkannya."Kakak pasti kaget, ya? Melihat aku ada di sini pagi-pagi?" tanya Dareen.Sebastian mendengkus kasar. Tatapannya yang semula tenang menjadi sangat tajam ketika melihat Dareen dengan berani menduduki kursi singgasananya."Beraninya kamu duduk di sana!" cerca Sebastian."Memangnya kenapa, Kakak? Sebentar lagi kursi ini akan menjadi milikku," tukas Dareen penuh percaya diri.Tatapan Sebastian semakin tajam saja. Bagai bilah pedang yang siap menusuk siapa saja yang ada di sekitar."Apa kamu bilang?""Dareen benar," sahut seseorang.Sebastian refleks menoleh ke arah sumber suara. Belum hilang keterkejutannya atas keberadaan Dareen di ruangannya, kini Sebastian dikejutk

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-15
  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 129.

    “Apa yang kamu lakukan, Bianca?” Sebastian refleks menahan kedua lengan Bianca. Berusaha membuat wanita itu menjauh darinya. Akan tetapi, jeratan tangan wanita itu pada pinggangnya begitu kuat. Sehingga Sebastian hanya menahan rasa kesalnya dan bertahan dengan pelukan yang terasa menjijikkan.“Bastian, aku dengar kamu kehilangan posisi sebagai presdir. Kamu pasti sangat sedih ‘kan?” ucap Bianca dengan nada bicara yang terdengar rendah. Seolah menggambarkan kesedihan yang turut dia rasakan.Sebastian mengernyit. “Bianca, berita ini begitu cepat sampai ke telingamu? Ah, pasti anak manja itu yang memberitahumu?” ucap Sebastian sebelum akhirnya dia benar-benar mendorong Bianca menjauh darinya. “Bianca, kamu datang kemari hanya ingin mengasihi aku?” Sebastian mendecak."Bukan begitu, sebenarnya Kakek memintaku untuk kembali padamu. Bastian kamu sungguh menyukai wanita bersuami itu?" tanya Bianca yang seketika membuat sorot mata Bastian mencorong tajam."Itu bukan urusan kamu!" Sebastian he

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-16

Bab terbaru

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 152.

    Saat mendengar sang ayah jatuh sakit, Leonard beserta istrinya segera datang ke rumah tua. Sejak Bellatia sang ibu meninggal dunia, Maxime hanya tinggal seorang diri, ditemani oleh kepala pelayan, serta pelayan yang lain. Meski begitu, tidak ada hal yang perlu ditakutkan, karena rumah tersebut memiliki sistem penjagaan yang sangat ketat. Namun, saat ini yang membuat Leonard dan Sania khawatir adalah kondisi kesehatan Maxime yang terus menurun. Begitu sampai di tempat tujuan, mereka segera menuju ke kamar utama, di mana tubuh Maxime terkulai lemah. Keduanya masuk, dan mendapati Maxime duduk bersadar di atas kasur. "Ayah?" Sania berjalan lebih dulu menghampiri sang ayah mertua. "Bagaimana kondisi ayah?" tanya Sania. "Aku baik-baik saja," jawab Maxime. Sania menatap ayah mertuanya kesal. Lantas dia beralih pada suster yang berdiri berseberangan dengannya. "Bagaimana kondisinya?" tanyanya lagi. "Mulai stabil, Nyonya. Kami sudah memeriksa secara teratur tensinya, dan mulai menurun," j

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 151.

    "Clara!" William berpikir wanita itu adalah Clara, mantan istrinya yang masih dia cinta. Namun, ketika dia memperjelas pandangannya, dia merasa kecewa. "Siapa kamu?" hardik William seketika dengan raut wajah yang tiba-tiba berubah. Dia merasa tidak pernah melihat wanita ini sebelumnya. Bianca menyunggigkan senyum sinis. "Jadi kamu suami Clara? Ah tidak, mantan suami?" Bianca tersenyum, namun dalam senyum itu terdapat sebuah ejekan. Tetapi, bukan itu tujuan Bianca untuk menemui pria ini. Dia memiliki maksud lain. Bianca tidak bisa merelakan Sebastian begitu saja menikahi wanita lain. Itu sebabnya dia menyusun sebuah rencana. "Kamu masih mencintai Clara 'kan? Kalau kamu seperti ini bagaimana dia mau sama kamu. Clara itu menyukai pria yang rapi dan perfeksionis. Itu sebabnya dia lari dalam pelukan Bastian!" ucap Bianca dengan kedua tangan yang bertaut di depan perut. "Sebenarnya siapa kamu, dan apa tujuanmu?" William tidak mengerti, dia merasa tidak mengenali wanita ini. Akan tetap

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 150.

    Bukan hanya Bianca yang telah mendengar kabar tentang pernikahan Sebastian dan Clara, tetapi juga sesepuh keluarga Abraham, Maxime Abraham yang akhir-akhir ini mengalami penurunan kesehatan. Saat ini Maxime Abraham terbaring lemah di atas ranjang tempat tidur, tubuhnya diselimuti oleh kain putih yang tampak rapi tetapi tidak mampu menghangatkan dinginnya kulitnya. Nafasnya terdengar pelan, teratur tetapi berat, seakan setiap helaan membutuhkan usaha yang besar. Gangguan pada jantungnya telah menguras begitu banyak energinya, membuat tubuhnya terasa begitu rapuh.Wajahnya sedikit pucat, kontras dengan rambut hitamnya dan terdapat semburat putih yang tertata acak di atas bantal. Matanya yang biasanya tajam kini tampak sayu, seperti kehilangan cahaya yang biasa memancar darinya. Tatapannya kosong, mengarah ke langit-langit kamar, seolah sedang mengamati sesuatu yang tak bisa dilihat oleh orang lain.Maxime menghela napas pelan, kelopak matanya sedikit bergerak, tetapi tubuhnya tetap di

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 149.

    Meski dirayakan secara sederhana, namun hari itu menjadi hari yang sangat membahagiakan bagi Clara dan juga Sebastian. Di depan para pelayan, penjaga, Andrew dan juga Ramon. Sebastian resmi melamar Clara. Sebastian yang sudah lama menyiapkan cincin berlian khusus memberikannya kepada Clara. Pria itu berjongkok di bawah kaki Clara sembari menyodorkan kotak beludru berwarna merah. "Maukah kamu menikah dengan aku?" Melihat hal itu, Clara menutup mulutnya karena kaget. Tidak ada angin tidak ada hujan, Sebastian tiba-tiba melamarnya. "Bastian...aku..." Jujur saja, Clara sampai tidak bisa berkata-kata. "Katakan saja. Sesuai yang aku katakan sebelumnya. Jika kamu bersedia menikah denganku, maka perjanjian kontrak di antara kita akan aku anggap tidak ada. Aku juga akan melupakan masalah uang yang kamu pinjam. Dan kamu akan menjadi satu-satunya ratu di hidupku, Clara," ucap Sebastian. Clara berkaca-kaca. Haru bahagia menjadi satu. Perasaan yang tidak bisa dia gambarkan saat ini.

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 148.

    "Ada apa?" tanya Sebastian ketika mendengar suara pria di seberang sana terdengar panik. "Tuan, Nona Clara..." Tut! Tiba-tiba mati. Sebastian menatap layar ponselnya yang sudah kembali ke halaman utama. Ketika dia mencoba menghubungi nomor mansion. Justru tidak aktif. Hal itu membuat Sebastian seketika panik. Dia menyambar jasnya yang tersampir di punggung kursi kemudian melangkah cepat. "Kita pulang sekarang, terjadi sesuatu di mansion." Ramon mengikuti langkah Sebastian yang begitu cepat. Dan ketika mencapai mobil, Sebastian melesat cepat memasuki kendaraan. Ramon segera memposisikan diri di bangku depan. Ramon memang ahli dalam segala termasuk mengemudi secara kilat. Dalam waktu singkat, keduanya tiba di tempat tujuan. Ketika tiba di depan pintu gerbang. Tidak ada yang membukakannya. Meski pintu terbuka otomatis, tetap harus ada yang menekan tombol. Menunggu beberapa menit, Sebastian jadi tidak sabar. "Ke mana para penjagaku?" Sebastian terlihat sangat geram. "Entahlah. Tap

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 147.

    Maxime menatap asistennya itu penuh tanda tanya. Sejak Sebastian memutuskan untuk memutus hubungan keluarga dan memilih wanita itu. Maxime sama sekali tidak peduli dengan cucunya. Bagi Maxime, anak yang melanggar norma-norma dan adat keluarga adalah seorang pembangkang. Dan Maxime tidak mau memiliki cucu yang seorang pembangkang."Tuan Bastian telah mendirikan bisnisnya sendiri, dan menamainya dengan Diamond Company." Maxime merasa tercubit. Dengan kemampuan otak yang dimiliki cucunya itu. bukan tidak mungkin bila Sebastian mampu melakukan semuanya. Namun, tanpa dukungan materi, rasa-rasanya semuanya mustahil.Maxime yakin bahwa semua itu ada campur tangan Leonard di dalamnya. Puteranya itu, pasti akan selalu mendukung anaknya. Terlebih Sania sangat mencintai Sebastian."Jadi dia sudah mendirikan sebuah perusahaan?""Ya, Tuan. Dia menarik saham atas namanya di Abraham Group. Menjual villa mewahnya untuk dijadikan modal untuk mendirikan perusahaan baru. Dalam kurun waktu kurang da

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 146.

    Clara memandang Sebastian. Setelah lama berpikir, akhirnya Clara memutuskan untuk mempercayai pria itu. Lagi pula, Clara tidak ada tempat tujuan jika dirinya pergi. Dirinya juga harus memikirkan bayi ini. Kedua orang tuanya bahkan tidak mau menerima dirinya. Hanya Sebastian yang setia di sisinya."Maafkan aku, ya?" Clara memeluk Sebastian. Dan segera mendapat balasan dari pria itu."Maafkan Ibuku," kata Sebastian yang merasa ibunya sudah keterlaluan. Kemudian dia mengikis jarak, memegangi kedua bahu wanitanya itu lalu berkata, "Jadilah wanita kuat. Demi bayi kita. Lawan siapa pun orang yang berani menghinamu sekalipun itu orang tuaku," tegur Sebastian. "Bukankah kamu pernah membuat Silvia takut?"Clara memandang Sebastian, dia mengerjap beberapa kali. Pikirannya mulai menggali sebuah maksud dari kata yang terlontar dari bibir Sebastian."Kamu menyuruh aku melawan orang tua?" Kemudian Clara mendesah. Sejak kecil dirinya memang telah dididik untuk bersikap hormat pada orang yang lebih t

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 145.

    “Ramon, kita pulang sekarang!”Mendengar ucapan Sebastian, Ramon segera melirik ke arah samping sekilas."Apa terjadi sesuatu?""Orang tuaku datang. Mereka memaksa masuk."Jawaban itu cukup membuat Ramon mengerti. Dia segera menambah kecepatan mobilnya. Beberapa kilometer kemudian, terdengar ledakan kecil yang membuat kendaraan yang ditumpangi oleh Sebastian oleh hingga menyebabkan keluar jalur."Apa yang terjadi?" tanya Sebastian setelah mobil berhenti."Sepertinya bannya meletus, Tuan."“Apa?”“Biar saya periksa.” Ramon segera keluar dari mobil.Tak lama kemudian, Sebastian menyusul keluar dan melihat Ramon berjongkok. Benar saja yang dikatakan oleh Ramon. Ban mobil dalam keadaan kempes.“Tuan, ini akan memakan waktu.” Ramon berkata sembari mendongak.“Kamu benar, kalau begitu aku akan naik taksi saja.”“Baik.”"Sayang, sebaiknya kita pulang. Kita temui Bastian besok lagi!" Leonard yang merasa istrinya sedikit keterlaluan segera menegur. Melihat wajah kekasih dari puteranya yang ta

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 144.

    "Jadi kamu melarang kami masuk?"Sania terlihat geram ketika kendaraannya dihadang oleh para penjaga saat hendak memasuki pagar ke rumah Sebastian–puteranya sendiri.Akhirnya, Leonard dan Sania turun untuk meminta kejelasan perihal penahanan ini. Dan Sania sempat merasa geram dengan aksi para penjaga yang tak beralasan sama sekali. Andrew tampak merasa bersalah hanya bisa menghindari tatapan Sania yang semakin tajam. Pria itu sesekali menunduk, kemudian kembali mengangkat kepalanya ketika memulai bicara."Maaf, Tuan, Nyonya Besar. Tuan Bastian sedang tidak ada di rumah," ucap Andrew dengan sopan. Tanpa mengurangi rasa hormat. Bagaimanapun juga, mereka adalah orang tua dari majikannya."Ke mana dia?" tanya Leonard menyahut.Andrew mengarahkan pandangannya ke arah Leonard yang tampak terlihat lebih tenang dibandingkan dengan Sania."Beliau sedang ada urusan pekerjaan, Tuan Besar," jawab Andrew."Kalau begitu biarkan kami menunggu di dalam!" seru Sania kembali menyela. Dia tidak terima

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status