All Chapters of Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta: Chapter 161 - Chapter 170

188 Chapters

Bab 161

Emily melangkah keluar dari pesawat dengan perasaan campur aduk. Hawa negara tempat Ia lahir langsung menyambutnya, membawa serta kenangan yang telah berusaha ia kubur selama bertahun-tahun belakangan ini. Tangan kecil Elle menggenggam erat jari-jarinya, seolah tahu bahwa ibunya sedang tidak baik-baik saja. “Ibu, ada apa?” suara Elle terdengar samar dari balik maskernya. Emily tersenyum, mesti hatinya masih bergetar. “Tidak apa-apa, Sayang Ibu. Hanya sedikit lelah saja, kok.” Ia sudah mempersiapkan semuanya sebagai tindakan antisipasi. Gigi palsu untuk sedikit mengubah struktur wajahnya, kacamata bulat untuk menyamarkan ekspresinya, serta masker yang menutupi sebagian besar wajahnya. Ia bahkan memilih pakaian sederhana, tanpa riasan yang mencolok. Bukan karena ia paranoid, tapi karena ia tahu, di tempat ini, ada seseorang yang tidak boleh mengenalinya. Arthur, atasannya yang selalu bersika
last updateLast Updated : 2025-03-05
Read more

Bab 162

Emily memeluk Elle erat di dalam selimut, berusaha mencari ketenangan dari kehangatan putrinya. Namun, pikirannya terus melayang ke kejadian di lobby hotel tadi. William... Emily menggigit bibirnya. Rasanya seperti mimpi buruk yang menjadi kenyataan. Ia telah berusaha sebisa mungkin untuk menghindari pria itu, menyembunyikan dirinya dan Elle dari masa lalu yang ingin disimpan rapat. Tapi kini, segalanya terasa begitu dekat lagi. Emily menarik napas panjang, lalu menghembuskan perlahan. Dia tidak boleh panik. Dia akan menyelesaikan pekerjaan di sini secepat mungkin, lalu kembali. Tidak ada alasan untuk bertemu William lagi. Jika ia terus menghindar dan tetap fokus pada pekerjaannya, semuanya akan baik-baik saja. William sudah bisa hidup dengan tenang, tidak seharusnya Emily mengacaukan hubungan William dengan wanitanya yang sekarang. Menatap Elle yang tertidur pulas
last updateLast Updated : 2025-03-06
Read more

Bab 163

Emily mengatur napasnya dengan hati-hati. Ia tidak boleh menunjukkan kegugupan atau kehilangan fokus di depan semua orang. Tangannya tetap berada di atas meja, jari-jarinya sedikit meremas lembaran desain, mencoba mencari pegangan untuk tetap tenang. Presiden direktur JB fashion masih berbicara dengan penuh semangat, menjelaskan detail konsep yang mereka inginkan. “Karena ini difokuskan untuk malam hari, aku harap kesan menonjol tapi tetap anggun, serta terjaga kesan mahalnya menjadi yang utama.” “Kesan sederhana, tapi aura mahalnya tidak bisa ditolak.” Emily mengangguk sesekali, mencatat poin-poin penting dalam pikirannya. Sementara itu, di sudut matanya, ia bisa merasakan tatapan Anastasia yang beberapa kali mengarah padanya, seolah mencoba mengenali sesuatu. Namun, Emily tetap mencoba untuk tenang dan menolak untuk menanggapi. Ar
last updateLast Updated : 2025-03-06
Read more

Bab 164

Setelah makan malam itu, keesokan harinya, setiap hari, Emily dan Arthur datang ke kantor JB fashion untuk menyelesaikan proyek desain mereka. Emily benar-benar berusaha untuk tetap fokus pada pekerjaannya, mengabaikan segala kekhawatiran yang sempat menghantui pikirannya sejak bertemu dengan Anastasia. Meskipun Elle sudah tidak mau lagi menggunakan masker karena risih, Emily yakin tidak semudah itu orang bisa menebak Siapa ibu dan siapa Ayahnya. Tim desain JB fashion menyambut mereka dengan profesionalisme tinggi. Mereka berdiskusi panjang tentang konsep desain, memilih warna, pola, serta bahan terbaik yang akan digunakan. “Nona Rose, aku suka konsep yang kau buat untuk koleksi musim gugur ini. sepertinya gaun ini juga sangat cocok digunakan saat malam hari. Sangat klasik, tetapi tetap memiliki sentuhan modern,” ucap salah satu anggota tim JB fashion saat mengamati sketsa yang dibuat Emily. Emily pun te
last updateLast Updated : 2025-03-06
Read more

Bab 165

“Elle... a–ayo kita pulang!” ucap Emily. Wanita itu menahan rasa gugup, membuat suaranya agar tidak terlalu mirip dengan suara Emily yang biasanya. William menajamkan matanya, menatap seorang wanita yang menggunakan masker dan juga kacamata bulat tebal di wajahnya. Ada perasaan familiar yang tidak bisa dielak. Anehnya, William juga merasakan jantungnya berdegup kencang. Suaranya mirip seperti Emily, matanya juga. Dengan ragu, Emily perlahan melangkahkan kakinya mendekati Elle. Meraih tangan putrinya itu, namun Elle dengan cepat menepisnya. “Tidak mau!” tegas Elle, dengan ekspresi khas anak-anak. “Aku mau di sini bersama Ayah. Aku tidak mau meninggalkan Ayah. Nanti, kalau Ayah kembali ke laut, aku tidak bisa bertemu Ayah lagi.” Seluruh tubuh Emily bergetar, namun sekuat tenaga dia tetap menahan dirinya. William terus mengarahkan tatapannya kepada Emily, matanya tidak bisa di
last updateLast Updated : 2025-03-07
Read more

Bab 166

Anastasia tersenyum puas ketika William akhirnya menginjakkan kaki di apartemennya. Hari ini, ia tidak akan membiarkan William pergi begitu saja. Ia ingin memastikan bahwa pria itu tidak akan bisa menghindarinya lagi. “William, aku akan mandi sebentar. Anggap saja Ini rumahmu sendiri,” ujar Anastasia dengan nada menggoda sebelum masuk ke kamarnya. William hanya mengangguk tanpa ekspresi. Setelah pintu kamar tertutup, ia menghela napas pelan dan meraih ponselnya. Lemarinya bergerak cepat, membaca pesan dari Robert yang tengah mencari informasi tentang seorang wanita yang bernama Rose dan anak kecil tadi. Rose... Apakah dia Emily?Pikirannya masih penuh dengan kemungkinan itu. Hati kecilnya tidak bisa mengabaikan kecurigaan yang tumbuh sejak pertemuan dengan bocah kecil di depan kantor JB fashion tadi. Tidak lama kemudian, Anastasia keluar dari kamar mandi. Tubuhnya hanya terbungkus jubah mandi sutra berwarna merah, rambut basahnya dibi
last updateLast Updated : 2025-03-07
Read more

Bab 167

Sepanjang perjalanan, di dalam mobil, Elle benar-benar tidak berhenti cemberut. Emily merasa sangat bersalah, tapi juga cukup senang karena setidaknya Elle pernah melihat wajah Ayahnya secara langsung. “Sayang, berhentilah cemberut seperti itu. Ibu minta maaf, ya? Janji, nanti akan bertemu dengan ayah yang asli,” bujuk Emily. “Hump!” Elle melengos, lengannya terlipat di dadanya. Meskipun saat ini Elle sedang sangat kesal, Tapi anehnya bocah itu selalu saja terlihat imut dan lucu. “Sayang, tapi yang tadi itu bukan—”Elle pun memotong ucapan Emily. “Itu Ayah! Pokoknya, itu Ayahku.” Bocah itu benar-benar kukuh, jelas apapun yang Emily Katakan tidak akan pernah mau didengar. Emily pun memutuskan untuk tidak membahas soal itu lagi. “Ngomong-ngomong, kau harus bersiap juga, kita akan bertemu dengan nenek dan kakekmu, Elle,” ucap Emily. Elle masih enggan bicara dengan ibunya. Bebera
last updateLast Updated : 2025-03-07
Read more

Bab 168

“Aku harap, tidak ada dari kalian yang memberitahu William soal ini,” ucap Emily, memohon. Julia, yang kala itu sedang memangku Elle yang sudah tertidur pun nampak bingung. “Memang kenapa? Apa sampai saat ini William belum tahu juga adanya Elle?” Emily tersenyum kelu. “Belum. Karena aku berencana hanya tinggal di sini beberapa Minggu saja, aku juga tidak ingin menimbulkan masalah baru. Lagi pula, William juga sudah ada pasangan. Takut juga kalau nanti William merebut Elle, dan akhirnya membuat hubungan William dan kekasihnya jadi tidak nyaman.” Johan dan Julia hanya bisa terdiam. Sean sejak tadi mendengarkan ucapan Emily dengan seksama. Ia merasa keberatan akan sesuatu. “Kau yakin William akan sejahat itu padamu? Setahuku, dia adalah orang yang paling menomorsatukan mu. Jangan terlalu jahat juga padanya, Emily.” Mendengar itu, Emily pun hanya bisa membuang napas yang terasa berat. “Kak, William baru saja menjalin hubungan deng
last updateLast Updated : 2025-03-08
Read more

Bab 169

Emily datang ke kantor JB fashion pagi itu. Hari ini, dia merasa cukup tenang karena telah menitipkan Elle bersama kedua orang tuanya. Untuk sementara waktu, kedua orang tua Emily tinggal di mansion kosong milik Tuan Xavier sambil menjaga Elle, dan menghabiskan waktu bersama. “Rose!” panggil Arthur. Mendengar itu, Emily tentu saja sudah tahu siapa yang memanggilnya. Ia pun menoleh, lalu tersenyum. “Kau sudah datang juga?” Arthur tersenyum lalu menganggukkan kepalanya. “Iya. Hari ini anakku agak rewel, pagi sekali sudah terus menghubungiku, memintaku cepat pulang. Yah... jadi aku makin bersemangat menyelesaikan pekerjaanku supaya bisa cepat pulang.” Emily terkekeh mendengarnya. Arthur memang adalah suami yang sangat menyayangi istrinya, sangat melindungi dan mencintai anaknya. “Ya. Aku juga ingin cepat kembali. Jadi, mari kita bekerja keras dengan kompak supaya pekerjaan kita cepat selesai!” ucap Emily
last updateLast Updated : 2025-03-08
Read more

Bab 170

Pertanyaan William yang begitu tegas dan menuntut membuat Emily semakin gemetaran. Sungguh, gelapnya lift itu membuat Emily terselamatkan. “Kenapa kau diam saja?” tanya lagi William. “I–itu... sebenarnya, Saya pernah melihat artikel tentang Nona Anastasia dan juga anda di salah satu forum berita online. Maaf, cara Saya memanggil nama anda tadi agak keterlaluan. Tolong jangan tersinggung, Tuan William,” ucap Emily, kebohongannya begitu lancar keluar dari mulutnya meskipun pada awalnya sempat gugup dan ragu. William mengeraskan rahangnya. Alasan yang digunakan oleh wanita itu begitu tepat, sulit untuknya bisa mengelak. William pun hanya bisa membuang napas kasarnya. “Bukan hanya cara memanggilmu yang sedang aku permasalahkan sebenarnya. Hanya saja, suaramu, dan caramu berbicara itu mengingatkanku pada seseorang,” ujar William. Dibalik perkataannya barusan, jelas dia sedang menaburkan percikkan kepanikan.
last updateLast Updated : 2025-03-08
Read more
PREV
1
...
141516171819
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status