Selama dalam perjalanan, tangan Emily mencengkram erat rok yang ia kenakan. Jantungnya berdegup cepat, sementara pikirannya dipenuhi ketakutan. Ia menelan ludah berkali-kali, mencoba menenangkan diri, tetapi gagal. “Tuan William, kita mau pergi ke mana?” tanyanya dengan suara bergetar. “Saya harus menemui anak Saya di rumah. Dia pasti sudah menunggu.” Bukannya menjawab, William justru menyeringai tipis, ekspresinya penuh dengan amarah yang tertahan. Tiba-tiba, dia membanting setir ke kanan, menghentikan mobil di jalan yang gelap dan sepi. Emily melotot kaget. Ia menoleh keluar jendela, menyadari bahwa tempat ini jauh dari keramaian. tidak ada kendaraan lain yang lewat. “Anda... Anda mau saya turun dari sini sekarang?” suaranya bergetar, mencoba menyembunyikan rasa takutnya. William tidak menjawab. Sebagai gantinya, pria itu menatapnya lekat-lekat, tatapan tajam yang menusuk jantung Emily seperti belati ta
Last Updated : 2025-03-10 Read more