All Chapters of Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta: Chapter 191 - Chapter 200

268 Chapters

Bab 191

“Aku harus menjelaskan ini sebenarnya. Tapi, William tidak mengizinkan ku ikut campur lebih banyak. Padahal, semua ini bermula dariku juga,” jawab Emily. Arthur tersenyum sambil menganggukkan kepalanya. “Pria bernama William itu pasti sangat mencintaimu. Sudah bertahun-tahun ditinggal olehmu, dia masih setia menunggumu, dan bahkan langsung mengenalimu yang sudah totalitas dalam menyamar.” Emily tersenyum. “Aku menyesali pola pikirku yang saat itu sangat labil. Tapi, situasi sekarang ini juga masih bisa terbilang tidak baik untuk kami.”Arthur menganggukkan kepalanya, Dia sedikit memahami. “Yah... Anastasia pasti merasa sangat marah dan kecewa. Padahal sudah menghabiskan waktunya untuk mengharapkan cinta dari suamimu, tapi harus berakhir dengan cinta yang bertepuk sebelah tangan.”Emily menghela napasnya. “William membiarkan wanita itu berada di sekitarnya terus-menerus lemah hampir 4 tahun. Bagaimanapun, William juga bersalah karena tidak ber
last updateLast Updated : 2025-03-16
Read more

Bab 192

Sore itu, kala jam kerja selesai. Emily berdiri membeku di depan pintu utama JB fashion. Jantungnya berdetak begitu kencang saat melihat sosok William berdiri tegap, dan di sampingnya, Elle melompat kegirangan sambil melambaikan tangan. “Ibu!” seru Elle dengan suaranya yang nyaring. Seruan itu menarik perhatian banyak orang. Para pegawai JB fashion yang baru saja keluar dari gedung mulai berbisik-bisik, tatapan mereka tertuju pada Emily yang terlihat bingung Dan panik. Arthur yang berdiri di sampingnya hanya menghela napas pelan. “Suami dan anakmu sudah menunggu. Kenapa kau masih berdiri di sini?” tanyanya dengan santai. Emily menelan ludah. Rasanya seakan seluruh dunia kini memperhatikannya. Dia tidak menyangka William akan datang ke kantor, apalagi membawa serta Elle. Ini sama saja dengan sebuah pengumuman besar bahwa ada sesuatu yang lebih dari sekedar hubungan biasa antara dirinya dan William. “Ya ampun
last updateLast Updated : 2025-03-16
Read more

Bab 193

“... William, jangan lupa kalau nyawaku juga akan dipertaruhkan.” Mendengar itu, William pun mengerutkan keningnya. “Kenapa kau mempertaruhkan nyawa? Apa kau pikir aku memintamu pergi ke Medan perang?” Emily terdiam. Melihat bagaimana ekspresi William, jelas saja pria itu tidak memahami apa resiko kehamilan yang hanya akan terjadi pada wanita. Ia pun menghela napas, memeluk tengkuk William dan menjelaskan. “Melahirkan itu benar-benar bentuk penyiksaan yang sakitnya bahkan seperti ingin mati. Apa kau pernah membayangkan bagiamana bisa bayi itu keluar dari vagin*? Bukankah artinya sama dengan menghancurkan vagin*. Walaupun aku melahirkan secara sesar, sakitnya juga luar biasa. Aku harus punya cacat kulit di perutku.” William menelan ludah. Dia memang tidak pernah memikirkan soal itu. Semuanya terlalu cepat. Emily kembali ke sisinya setelah Elle berusia tiga setengah tahun, proses kehamilan yang tidak dia lihat secara langsu
last updateLast Updated : 2025-03-17
Read more

Bab 194

Emily menarik napas dalam, mencoba menenangkan dirinya sebelum membuka pintu kamar Elle dengan hati-hati. Dalam pikirannya, dia yakin William pasti tertidur di samping Elle. Namun, saat dia melangkah masuk, dia justru menemukan William duduk di tepi tempat tidur, melamun sambil menatap jendela yang sedikit terbuka. Emily mengerutkan kening. Ini bukan pemandangan yang biasa. William bukan tipe pria yang suka melamun, apalagi di malam hari seperti ini. “Kenapa dia melamun begitu?” batin Emily. “William?” panggilnya pelan. Pria itu tidak langsung merespon. Dia masih terdiam, seolah tenggelam dalam pikirannya sendiri. Emily mendekat, lalu duduk di sampingnya. “Kau kenapa?” tanyanya, mencoba mencari tahu apa yang membuat suaminya terlihat begitu serius. William akhirnya menoleh, menatap Emily dengan mata yang terlihat sedikit lelah. Dia menghela napas panjang sebelum akhirnya berkata, “Aku baru
last updateLast Updated : 2025-03-17
Read more

Bab 195

Hari ini adalah hari terakhir Emily di JB fashion. Ada perasaan lega, tapi juga sedikit kesedihan yang menggelayuti hatinya. Selama dua minggu ini, dia telah bekerja keras bersama Arthur dan tim yang ada di JB fashion untuk menghasilkan desain terbaik, dan kini saatnya mengucapkan selamat tinggal kepada mereka semua. Di dalam ruang rapat utama, presdir JB fashion menatap layar proyektor yang menampilkan desain gaun yang telah mereka buat. “Ini... benar-benar gaun yang sangat mewah dan indah,” puji para anggota rapat. Wajah pria itu penuh dengan kepuasan, senyuman lebarnya menunjukkan bahwa hasil kerja Emily dan Arthur benar-benar sesuai dengan harapannya. Bahkan, lebih dari yang dia ekspektasi kan. “Ini luar biasa,” kata Sang Presdir sambil menoleh ke arah Emily dan Arthur. “Desainnya elegan, pemilihan bahannya sempurna, dan hasil akhirnya benar-benar berkualitas tinggi. Kalian telah bekerja sangat keras, dan aku sangat mengh
last updateLast Updated : 2025-03-18
Read more

Bab 196

Suasana restoran outdoor itu begitu nyaman. Angin sepoi-sepoi berhembus lembut, membawa aroma manis dari kebun strawberry yang tidak jauh dari sana. Di salah satu meja, Emily, William, dan Elle duduk bersama menikmati makan siang mereka. Elle dengan wajah penuh semangat, terus menggoyang-goyangkan kakinya di kursi kecilnya. “Ayah, Ibu, kapan kita akan petik strawberry nya?” tanyanya sambil mengunyah makanan kecil di tangannya. William tersenyum, menatap putrinya dengan penuh kasih. “Setelah kita selesai makan, Sayang. jangan terburu-buru,” jawabnya sambil mengusap lembut kepala Elle. Emily tersenyum melihat interaksi mereka. Hari ini benar-benar terasa begitu damai, sesuatu yang sudah lama tidak ia rasakan. Udara yang sejuk meskipun siang hari, suara tawa anak kecil dari meja lain, dan aroma makanan yang menggugah selera membuat segalanya terasa begitu sempurna. “Aku ingin cepat ke sana,” gumam gadis kecil itu dengan bib
last updateLast Updated : 2025-03-18
Read more

Bab 197

Langkah kaki seorang wanita menggema di lantai bandara internasional yang sibuk. Sepasang heels berwarna hitam mengiringi setiap jejaknya dengan penuh percaya diri. Begitu ia melewati pintu kedatangan, tangannya yang ramping melepas kacamata hitamnya, memperlihatkan tatapan tajam yang penuh dengan kebencian. Dia adalah Jessica. Jessica tersenyum miring. Matanya berkilat dingin saat menghirup udara kota yang dulu ia tinggalkan dengan penuh kemarahan dan kehancuran. Kini, ia kembali, bukan sebagai gadis lemah yang pernah dirampas segalanya, melainkan sebagai wanita yang siap menuntut balas. Setelah 5 tahun lebih dia pergi, ini adalah saat yang tepat. “Emily...” gumamnya pelan, menyebut nama yang paling ia benci. Hatinya menggelegak setiap kali mengingat kehancuran yang menimpa keluarganya. Ayahnya masih mendekam di penjara, dihancurkan oleh skandal yang berawal dari satu orang yaitu Emily. Sedangka
last updateLast Updated : 2025-03-19
Read more

Bab 198

Azura berdiri di balik dinding dekat kasir, tangannya gemetar saat mengetik pesan untuk James. Ia tidak menyangka akan melihat Jessica di tempat ini, di cafe miliknya. Wanita yang dulu membawa banyak sekali masalah dan salah paham itu tengah duduk dengan ekspresi santai, seolah tidak terjadi apa-apa. “James, Jessica ada di sini. Dia telah kembali. Aku tidak tahu apa rencananya, tapi aku tidak suka firasat buruk yang aku rasakan ini.” Azura menekan tombol kirim, lalu mengintip lagi ke arah meja di ujung ruangan. Jessica masih duduk di sana, menyilangkan kakinya dengan angkuh, menikmati sarapan sembari sesekali tersenyum kecil saat melihat layar ponselnya. “Apa yang dia rencanakan?” gumam Azura di dalam hati. Tidak butuh waktu lama, ponsel Azura bergetar. pesan dari James masuk. “Jangan bertindak gegabah dulu. Aku akan mencari tahu tujuannya. Pastikan dia tidak menyadari keberadaan mu.” Azura menarik napas dalam. Ia tahu James benar, jika Jessica tahu dirinya ada d
last updateLast Updated : 2025-03-19
Read more

Bab 199

Emily tersenyum, dia berlari saat melihat Azura ada di halaman rumah dan langsung memeluknya. Grep!! “Uhhh, aku benar-benar merindukanmu!” ucap Emily, semakin erat dia memeluk Azura. Azura berdecih, tidak membalas pelukan itu. Dia jelas masih merasa kesal dengan Emily meskipun waktu sudah berlalu beberapa tahun. Namun, melihat Emily dalam keadaan sehat seperti sekarang dia juga cukup lega. Menyadari hal itu, Emily pun langsung mengendurkan pelukannya. Ia menatap Azura dengan tatapan manja lalu berkata, “Kau masih marah padaku, ya? Ayolah... Aku benar-benar meminta maaf.” Azura tidak langsung menanggapi ucapan Emily, buat wanita itu makin berulah dengan terus membujuknya. “Ayolah, aku minta maaf. Waktu itu kan aku sudah bilang supaya kau tidak usah ikut, tapi kau tetap memaksa untuk ikut,” ujar Emily. Azura tercengang mendengarnya. “Masih bisa kau menyalahkanku, ya? Kau ini benar-benar tidak
last updateLast Updated : 2025-03-20
Read more

Bab 200

Robert menghentikan laju mobilnya di depan rumah William, menoleh sekilas ke arah sahabatnya yang hanya mengangguk singkat sebelum keluar dari kendaraan. “Aku turun dulu,” ucap William. Robert menganggukkan kepalanya, “Silahkan, Tuan.” Namun, perhatian Robert segera tertuju pada sosok yang baru saja melangkah keluar dari rumah William itu. Azura. Wanita itu terlihat santai seperti biasanya, mengenakan blouse putih sederhana yang dipadukan dengan celana jeans biru. Rambutnya yang panjang di kuncir rendah, memberi kesan santai namun tetap terkesan elegan. Azura sendiri tampak sedikit terkejut melihat Robert, tetapi dengan cepat menguasai ekspresinya dan mengalihkan pandangan dari pria itu. Mereka berdiri di depan rumah dalam keheningan yang nampak canggung. “Kau mau pulang, Azura?” tanya Robert akhirnya, berusaha mengusir keheningan yang mengganggu udara diantara mereka. Azura hany
last updateLast Updated : 2025-03-20
Read more
PREV
1
...
1819202122
...
27
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status