Share

Bab 199

Penulis: Nadira Dewy
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-20 21:00:59

Emily tersenyum, dia berlari saat melihat Azura ada di halaman rumah dan langsung memeluknya.

Grep!!

“Uhhh, aku benar-benar merindukanmu!” ucap Emily, semakin erat dia memeluk Azura.

Azura berdecih, tidak membalas pelukan itu.

Dia jelas masih merasa kesal dengan Emily meskipun waktu sudah berlalu beberapa tahun. Namun, melihat Emily dalam keadaan sehat seperti sekarang dia juga cukup lega.

Menyadari hal itu, Emily pun langsung mengendurkan pelukannya. Ia menatap Azura dengan tatapan manja lalu berkata, “Kau masih marah padaku, ya? Ayolah... Aku benar-benar meminta maaf.”

Azura tidak langsung menanggapi ucapan Emily, buat wanita itu makin berulah dengan terus membujuknya.

“Ayolah, aku minta maaf. Waktu itu kan aku sudah bilang supaya kau tidak usah ikut, tapi kau tetap memaksa untuk ikut,” ujar Emily.

Azura tercengang mendengarnya. “Masih bisa kau menyalahkanku, ya? Kau ini benar-benar tidak
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 200

    Robert menghentikan laju mobilnya di depan rumah William, menoleh sekilas ke arah sahabatnya yang hanya mengangguk singkat sebelum keluar dari kendaraan. “Aku turun dulu,” ucap William. Robert menganggukkan kepalanya, “Silahkan, Tuan.” Namun, perhatian Robert segera tertuju pada sosok yang baru saja melangkah keluar dari rumah William itu. Azura. Wanita itu terlihat santai seperti biasanya, mengenakan blouse putih sederhana yang dipadukan dengan celana jeans biru. Rambutnya yang panjang di kuncir rendah, memberi kesan santai namun tetap terkesan elegan. Azura sendiri tampak sedikit terkejut melihat Robert, tetapi dengan cepat menguasai ekspresinya dan mengalihkan pandangan dari pria itu. Mereka berdiri di depan rumah dalam keheningan yang nampak canggung. “Kau mau pulang, Azura?” tanya Robert akhirnya, berusaha mengusir keheningan yang mengganggu udara diantara mereka. Azura hany

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-20
  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 201

    Pagi itu, setelah William berangkat kerja, Emily menghabiskan waktu bersama Elle di rumah. Mereka bermain di ruang keluarga, tertawa bersama saat Elle mencoba menyusun balok-balok kayunya menjadi sebuah kastil kecil. Emily dengan bersemangat membantunya. “Bagus sekali, sayang!” puji Emily sambil mengusap kepala putrinya yang tersenyum bangga oleh hasil tangannya. Elle benar-benar tidak pernah jauh darinya. Bahkan saat makan siang dan camilan, Elle tetap duduk di dekatnya, seolah takut jika Emily menghilang dari pandangannya. Padahal, kenyataannya ketakutan itu hanyalah milik Emily saja. Emily berusaha menikmati waktu ini, tetapi jauh di dalam hatinya, dia masih merasa gelisah. Sejak kejadian beberapa malam lalu, saat dia mendapati seorang pelayan keluar dari kamar Elle, Emily terus merasa ada sesuatu yang tidak beres dengan pelayan itu. Namun, beberapa hari berlalu dan semua

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-21
  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 202

    William masuk ke kamar dengan langkah tenang setelah memastikan Elle tertidur dengan nyaman di kamarnya. Emily sudah berbaring di tempat tidur, tetapi tatapan matanya masih kosong, seolah pikirannya berada di tempat lain yang memenuhi pikirannya. Pria itu naik ke tempat tidur dan berbaring di sampingnya, lalu menarik Emily ke dalam pelukannya. “Apa yang sedang kau pikirkan dengan ekspresi mu yang begitu?” tanyanya lembut. Emily menghela napas sebelum akhirnya membuka suara, “Aku masih merasa gelisah soal pelayan yang bernama Naila itu.” William mengernyitkan keningnya. “Pelayan yang katamu menangkap Elle saat hampir jatuh tadi?” Emily mengangguk. “Ya… aku tahu dia tidak melakukan kesalahan, tapi aku merasa ada sesuatu yang aneh. Malam itu aku melihatnya keluar dari kamar Elle, padahal tidak ada seorang pun yang kuizinkan masuk ke kamar putri kita. Dan sekarang dia kebetulan ada di taman saat Elle hampir jatuh. Aku tidak tahu, mu

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-21
  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 203

    Drttt... Sean menatap layar ponselnya yang masih menyala, menunjukkan nama yang sudah lama ingin dia lupakan, namun kembali mengusik hidupnya, dia adalah Helena. Pikirannya langsung teringat pada pesan Emily sebelumnya, peringatan adiknya agar tidak mengorbankan dirinya demi seseorang yang tidak pantas untuk kembali, dan diperlakukan dengan baik lagi. Namun, suara tangis dari seberang telepon membuat hatinya goyah. Dia tetap saja merasa tidak tega. “Aku ada di depan apartemen mu, Sean. Aku tidak tahu harus ke mana lagi...” Suara Helena terdengar bergetar, penuh kepanikan dan keputusasaan. “Apartemen ku sudah tidak aman lagi.” Sean menghela napas panjang, mengusap wajahnya dengan frustasi. Ini adalah masalah yang seharusnya bukan urusannya lagi, tapi dia juga bukan orang yang bisa dengan mudah menutup mata terhadap seseorang yang membutuhkan bantuan, terutama seseorang yang pernah menjadi bagian dari hidupnya. Dan selalu saja

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-22
  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 204

    Anastasia menatap dua garis merah di alat uji kehamilan di tangannya dengan gemetar. Garis itu tampak begitu jelas, seolah berteriak mengonfirmasi apa yang sebenarnya sudah dia curigai sejak beberapa hari terakhir ini. Napasnya terasa berat, seakan beban berton-ton baru saja diletakkan di pundaknya secara bersamaan. “Ini benar-benar gila...” gumamnya sambil mengusap wajahnya dengan kasar. Satu malam saja. Hanya satu kesalahan. Dan kini hidupnya akan berubah selamanya. Anastasia bangkit dari duduknya, berjalan mondar-mandir di dalam kamar apartemennya yang luas. Tangannya masih menggenggam alat itu, seakan belum benar-benar percaya dengan kenyataan yang baru saja menghantamnya. Berharap ini mimpi, atau alat jika kehamilan itu rusak. Seharusnya dia tidak terkejut. Siklus haidnya memang terlambat hampir dua minggu, dan beberapa hari terakhir dia sering merasa mual. Tapi tetap saja, meliha

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-22
  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 205

    Sean menarik napas panjang, mencoba mencerna kenyataan yang baru saja dihadapinya. Dengan suara yang lebih tenang, ia akhirnya bertanya, “Lalu, apa yang kau inginkan, Anastasia? Maaf. Aku benar-benar jadi tidak bisa berpikir. Beri tahu saja aku harus bagaimana.” Anastasia terdiam. Pandangannya menjadi kosong, seolah tengah mencari jawaban di dalam pikirannya sendiri. Apa yang harus dilakukannya? Sean memperhatikan wajah wanita itu terlihat jelas bahwa dia jauh lebih terkejut dan kebingungan dibandingkan dirinya. Bahkan, ia juga bisa melihat bagaimana Anastasia sampai tidak bisa berkata-kata. Melihat Anastasia tidak segera menjawab, Sean menghela napas dan berkata dengan nada lembut, “Sekali lagi aku minta maaf... Aku tahu ini pasti sangat sulit untukmu. Aku juga tidak menyangka semuanya akan jadi serumit ini.” Anastasia tersenyum kecil, senyum yang jelas terasa dipaksakan. “Ya... Aku sendiri juga tidak menyangka ini akan te

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-23
  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 206

    Malam itu, restoran bergaya klasik dengan lampu-lampu gantung yang temaram menjadi saksi kebersamaan keluarga kecil William. Mereka tengah duduk di meja khusus yang telah mereka pesan sebelumnya. Aroma makanan yang lezat menguar di udara, membuat perut mereka semakin merasakan lapar. Elle, yang sudah menentukan menu sejak awal, tampak bersemangat saat pelayan menyajikan makanannya. Matanya berbinar melihat piring berisi pasta favoritnya dan jus mangga non gula kesukaannya. “Elle, kau suka?” tanya Emily sambil tersenyum. Elle mengangguk cepat. “Iya! Ayah dan Ibu juga suka, kan?” Emily terkekeh, sementara William hanya tersenyum kecil. Tapi ia terus merasakan kagum kepada anaknya itu. “Andai saja aku ada di saat proses Elle ada di dunia ini, kebahagiaan yang kurasakan saat ini pasti lebih besar lagi,” pi

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-23
  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 207

    Emily duduk di tepi tempat tidur, jari-jarinya saling bertaut, sementara kepalanya dipenuhi berbagai pikiran yang masih bercampur aduk tak jelas. William duduk di sampingnya, menatapnya dengan lembut, mencoba mencari tahu apa yang ada di benak istrinya. Jelas masih tentang kekhawatiran. “Jadi, mereka tidak menemukan sesuatu yang mencurigakan tentang pelayan bernama Naila itu?” tanya Emily, meskipun dia sudah tahu jawabannya akan seperti apa. Kepala pelayan yang berdiri di hadapannya mengangguk dengan sopan. “Benar, Nyonya. Selama pengawasan, Naila bekerja dengan sangat baik. Dia bahkan lebih rajin dibandingkan pelayan lain. Tidak ada gerak-gerik yang mencurigakan. Selama pengamatan, begitulah yang saya lihat.” Emily pun menghela napas panjang. Rasanya dia ingin menyangkal, ingin tetap berpegang pada instingnya yang terus memberinya perasaan tidak nyaman. Tapi, bukti yang ada bertolak belakang dengan per

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-24

Bab terbaru

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Season 2 : Bab 274

    Sore itu, langit tampak mendung ketika Lavine melangkah keluar dari gedung apartemennya. Dengan jas hitam dan kemeja yang sedikit terbuka di bagian atas, ia tampak seperti biasa, sangat santai, tapi menyimpan ketegangan yang jelas tidak akan tampak di permukaan. Di dalam mobil, Jordi menyetir tanpa banyak bicara. Lavine duduk bersandar, menatap keluar jendela sambil mengetukkan jari ke paha dengan irama acak. “Kira-kira kali ini dia ingin membahas apa lagi ya? Bisnis? Atau mungkin ada hubungannya dengan Elle? Hah! Tidak sabaran juga, aku jadi ingin cepat sampai.” katanya setengah bercanda, setengah kesal. Jordi melirik dari kaca spion. “Mungkin Tuan Ramon mulai sadar siapa yang sebenarnya punya andil besar dalam banyak hal akhir-akhir ini, Tuan.” Lavine hanya tertawa kecil, nada suaranya penuh ironi. “Hah! Kalau dia sadar, mungkin itu karena dia kepepet. Bukan karena dia benar-benar melihat.

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Season 2 : Bab 273

    Rayn meninggalkan gedung perkantoran MJW dengan perasaan yang begitu menyesakkan. Pembicaraannya dengan Elle tidak berakhir seperti yang diinginkannya. Begitu sampai di dalam mobil, Rayn yang sangat kesal itu tidak lagi bisa menahan diri. Bukk!!! Dipukulnya kemudi mobilnya beberapa kali untuk melampiaskan amarah. “Badjingan!!!” teriaknya. “Kenapa... kenapa kau harus bisa melampaui ku, anak brengsek? Jelas-jelas yang mengalir di dalam tubuhmu adalah darah kotor dan rendahan, darah seorang pelacur yang menjijikan! Kau harusnya hidup dengan segala hinaan, berani sekali kau mengambil posisi yang harusnya menjadi milikku?!” Rayn merasa sudah benar-benar dikalahkan. Tatapan mata Elle saat bicara padanya tadi seolah telah menunjukkan bahwa Rayn bahkan tidak bisa lebih baik daripada Lavine. Grettt... Tangan Rayn terkepal erat. Matanya yang masih menyalak marah itu mulai bersia

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Season 2 : Bab 272

    Esok harinya, di gedung MJW. Elle menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi kerjanya, memandangi Rose dengan ekspresi datar. “Kau yakin itu dari Rayn? Kakak tirinya Lavine?” tanyanya pelan. Rose mengangguk. “Ya, dikirim langsung atas nama Tuan Rayn. Dikirim pagi-pagi sekali, bahkan sebelum staff lengkap datang, Nona.” Elle menarik napas dalam, sedikit tidak nyaman. Dia tahu Rayn bukan tipe pria yang melakukan sesuatu tanpa maksud tersembunyi. Elle kemudian berdiri dan melangkah ke luar ruangannya. “Ayo, aku ingin lihat sendiri seperti apa lukisan yang dia berikan padaku,” ucapnya dingin. Sesampainya di lobi, matanya langsung tertuju pada lukisan besar yang diletakkan rapi di atas meja resepsionis. Pigura mewah, warna-warna kuat, dan goresan yang jelas menunjukkan keahlian pelukisnya. Namun, tidak ada yang membuat Elle terpikat walaupun dia sampai memicingkan matanya. “Cantik, tapi sayangnya sama sekali tidak menyentuh,” gumamnya,

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Season 2 : Bab 271

    Elle menatap Lavine dengan tatapan tak sabaran, “Bagaimana hasilnya?” Lavine menyandarkan tubuhnya santai di kursi, senyumnya masih mengembang seperti biasa, penuh godaan dan sedikit terlihat malas. “Kau benar-benar terlalu kaku dan serius, Elle,” katanya sambil mendorong gelas es kopi ke hadapan Elle sekali lagi. “Cobalah untuk membuat hidupmu sedikit lebih manis… seperti es kopi ini.” Elle menatap Lavine tajam, ekspresinya tetap dingin, tapi ada sedikit ketertarikan di balik sorot matanya. “Kau ini minum kopi atau gula? Sejak kapan kopi jadi manis? Lagi pula, aku tidak datang ke sini untuk membahas kopi,” jawabnya, suaranya datar namun tegas. “Aku benar-benar ingin tahu tentang hasilnya, Lavine. Fokus ku hanya ke situ saja.” Lavine tertawa pelan, memainkan sendok kecil di tangannya. “Hah, kau ini terlalu serius. Tapi baiklah… soal hasilnya, Zero tidak mudah dilunakkan, kau tahu itu. Apalagi kalau kau sendiri begini? Minum es kopi saja tidak mau. As

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Season 2 : Bab 270

    Hari itu, Merin dan Ronald datang ke gedung MJW untuk menemui Elle. Resepsionis itu sempat ragu, namun setelah melihat foto yang ditunjukkan Ronald, di mana Elle tampak berdiri di antara mereka dalam pakaian sederhana dan suasana kafe, wajah resepsionis itu langsung berubah. Dia terdiam sejenak, lalu mengangguk sopan. Meskipun masih ada rasa tidak percaya, dia juga tahu kalau foto itu bukanlah foto editan. Dari pada nanti dia justru melakukan kesalahan, lebih baik diterima saja dulu tamunya. “Baik, tunggu sebentar. Saya akan menghubungi sekretarisnya Nona Elle terlebih dahulu,” ujarnya dengan nada lebih ramah. Ronald menarik napas lega, sementara Merin berdiri dengan tangan terlipat di dada, matanya sibuk memandangi interior kantor MJW yang begitu mewah dan jauh dari bayangan tempat kerja Elle sebelumnya. Tatapan matanya menajam, menyadari bahwa Elle benar-benar hidup dalam dun

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Season 2 : Bab 269

    Elle tersenyum lemah. “Begitu, ya? Lalu, kenapa kau masih tidak menghentikan ku?” Pertanyaan itu membuat Lavine tersenyum. “Karena meskipun kau memiliki maksud, aku masih bisa merasakan ketulusan darimu.” Elle melanjutkan kegiatannya, menikmati sarapan buatan Lavine tanpa bicara lagi. Tidak ada yang perlu dibahas saat ini. Mereka hanya perlu makan dengan baik, nanti bisa melanjutkan pembicaraannya lagi begitu selesai. Beberapa saat kemudian. Elle melihat jam tangannya, sejenak terdiam sambil berpikir. “Lavine, aku tidak bisa berlama-lama lagi di sini. Apa aku boleh bicara yang sebenarnya padamu sekarang?” Lavine yang baru selesai mencuci piring tersenyum. Setelah mengeringkan tangannya, ia pun berjalan mendekati Elle yang masih duduk di meja makan sambil menatapnya dengan ekspresi yang serius. “Baiklah... dari pada bertele-tele seperti katamu tadi, lebih baik bicara den

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Season 2 : Bab 268

    Malam merayap pelan di balik jendela apartemen milik Lavine. Lampu ruangan menyala redup, menciptakan suasana yang begitu tenang. Elle duduk bersandar di sofa, matanya mulai terasa berat. Di sampingnya, Lavine masih tertidur dengan kompres di dahinya, napasnya sedikit berat namun mulai terdengar stabil. Elle melirik ke arah pria itu, memperhatikan wajah Lavine yang biasanya penuh senyum nakal itu kini terlihat begitu tenang dan polos. Untuk sesaat, dia lupa bahwa pria ini sering membuatnya kesal. Yang ada hanya rasa iba dan... entah, sesuatu yang membuat dadanya terasa cukup hangat. “Apa sebenarnya yang kau sembunyikan dariku, Lavine...” gumamnya pelan, nyaris seperti bisikan. “Atau, apa yang sedang kau sembunyikan dari dunia ini?” Elle menghela napas panjang, lalu menyandarkan kepalanya ke senderan sofa. Tubuhnya yang lelah akhirnya menyerah, matanya tertutup, dan napasnya mulai melambat. Suara detik

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Season 2 : Bab 267

    Elle duduk di ruang kerjanya sambil menatap layar laptop yang penuh dengan tab pencarian tentang pelukis bernama Zero. Setiap artikel, forum seni, dan catatan pameran sudah selesai ia baca. Namun semuanya hanya berisi spekulasi, gosip samar, atau informasi yang terlalu umum. Tidak satu pun yang bisa mengungkap siapa sebenarnya Zero, atau setidaknya memberi petunjuk yang cukup bisa menuju ke identitasnya. Orang-orang suruhannya juga sudah berusaha, namun hasilnya masih tetap sama. “Bagaimana bisa seseorang sepopuler itu tidak meninggalkan jejak digital sedikit pun?” gumam Elle kesal, lalu menyandarkan tubuhnya di kursi dengan frustasi. Ia menutup laptopnya dengan kasar, kemudian berdiri dan berjalan mondar-mandir. “Kenapa sulit sekali menemukan orang itu? Sekalinya bertemu, dia malah mengatakan sesuatu yang tidak aku pahami. Ah..., aku jadi pusing.” Rose masuk membawa dokumen, namun langsung berhenti saat m

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Season 2 : Bab 266

    Elle tersenyum. “Putra anda memang cukup gila. Ah, aku tidak jadi membelamu.” Mendengar itu, Lavine pun tersentak kaget. “Hah! Kau ini cepat sekali berubah pikiran? Baru juga sedetik aku merasa terharu oleh sikapmu, kau ini benar-benar menggemaskan. Aku jadi ingin segera menikahimu, deh.” “Bahkan keong juga akan berpikir lagi saat tahu kalau akan dinikahi mu,” balas Elle. Lavine terkekeh. “Keong? Kau benar-benar banyak keterlaluannya, ya? Ngomong-ngomong, pergi makan yuk! Aku lapar sekali, tapi tidak ada uang untuk membeli makan.” Ucapan Lavine barusan membuat Rayn dan Ramon mengerutkan kening. Jelas Lavine dan Elle cukup dekat sebelumnya. Rose hanya berdiri diam di belakang Elle. “Kalian... sejak kapan saling kenal?” tanya Ramon yang tidak bisa menahan rasa penasarannya. Elle menoleh, dia hampir saja lupa dengan keberadaan Ramon dan juga Rayn. “Sejak

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status