All Chapters of Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta: Chapter 261 - Chapter 268

268 Chapters

Season 2 : Bab 261

Satu per satu pegawai keluar dari pintu belakang kafe dengan wajah tertunduk lesu, sebagian bahkan menahan air mata karena dimaki dan dituduh tanpa alasan yang jelas. Merin berdiri di tengah ruangan, napasnya memburu karena marah, tangannya masih terkepal erat. Wajahnya merah padam. Ronald yang baru masuk dari pintu depan langsung membelalakkan mata melihat beberapa pegawai keluar sambil membawa barang pribadi mereka. Jelas terjadi sesuatu yang serius. “Apa yang terjadi? Kenapa mereka keluar semua begitu, Bu?” tanya Ronald cepat, menghampiri ibunya. Merin duduk di kursi terdekat dengan wajah murung. “Mereka semua adalah pecundang sial. Tidak ada yang bisa diandalkan. Aku sudah muak! Kafe ini makin hancur dan mereka malah seenaknya kerja, aku yakin mereka korupsi uang orderan. Uang bahan makanan tidak seimbang dengan hasil penjualan kita!” Ronald memijat
last updateLast Updated : 2025-04-18
Read more

Season 2 : Bab 262

Prokkk prokkkk prokkk... Tepuk tangan kembali bergema ketika Elle, atau nama lengkapnya, Merrielle Jenn William, melangkah ke podium. Gaun hitam elegan yang dikenakannya tampak sempurna berpadu dengan karismanya malam itu. Cahaya lampu sorot menyinari wajahnya yang tenang dan penuh percaya diri. Kesan anggun dan berwibawa membuat semua orang beranggapan bahwa gadis muda itu memang cocok dengan Aravelle De Louac. Elle tersenyum tipis, matanya menyapu seluruh ruangan, memastikan setiap tamu merasa diperhatikan. Setelah jeda sejenak, dia mulai berbicara dengan suara tenang namun jelas terdengar tegas. “Selamat malam, Yang Terhormat para tamu, pejabat negara, rekan bisnis, dan semua yang hadir di malam yang sangat istimewa ini.” “Saya paham, mungkin banyak dari Anda terkejut mengetahui bahwa pemilik dari Aravelle De Louac bukanlah pria tua berkacamata emas seperti yang selama ini dibayangkan, melainkan saya, seorang wanita muda berusia 26 tahun yang berdiri di hadapan Anda pada
last updateLast Updated : 2025-04-18
Read more

Season 2 : Bab 263

Hari itu, galeri internasional dipenuhi para pecinta seni, kolektor, hingga para pengamat ternama dari berbagai belahan negara. Namun sorotan tidak hanya tertuju pada lukisan-lukisan yang dipamerkan, sosok Merrielle Jenn William, atau yang lebih dikenal sebagai Elle, turut mencuri perhatian. Dengan gaun berpotongan elegan dan perhiasan minimalis namun mahal, Elle tampak menawan. Setiap langkahnya membawa aura percaya diri, ditambah dengan kehadiran Rose sang asisten pribadi, dan seorang bodyguard yang menjaga jarak namun siap siaga penuh. Elle disambut hangat oleh kurator galeri yang telah mengenal reputasinya di dunia bisnis perhotelan. Setelah beberapa sapaan formal, staf galeri memandu Elle menyusuri lorong galeri, lukisan demi lukisan diperlihatkan, lengkap dengan penjelasan tentang teknik, filosofi warna, dan bahkan identitas pelukisnya. Namun ketika mereka tiba di tengah aula utama, langkah E
last updateLast Updated : 2025-04-19
Read more

Season 2 : Bab 264

Lavine membuang napas. Sejenak menatap lukisan milik Zero, lalu berbalik badan berniat meninggalkan tempatnya berdiri. Namun, saat berbalik badan membuatnya harus berhadapan langsung dengan Ramon dan juga Ryan. “Kenapa kau ada di sini, Lavine?” tanya Ramon, ekspresinya menunjukkan ketidaksukaannya dengan kehadiran Lavine di sana. Mendengar itu, Lavine pun tersenyum dengan raut yang kesal. “Kenapa? Apakah keberadaan ku di sini juga sebuah kesalahan? Bukankah aku ada di sini juga bukan karena fasilitas dari ayah?” Ramon mendesah kesal. “Pergi sana!” ucapnya tegas namun suaranya juga masih bisa dia kontrol. “Kau itu bukan siapa-siapa yang bisa berada di tempat ini. Jangan sampai orang tahu bahwa kau adalah anakku yang tidak berguna.” ‘Tidak berguna’, kata-kata itu sudah sangat sering untuk Lavine dengar. Akan tetapi, dia masih saja merasa kesal dan cukup yakin bahwa kalimat itu sangat tidak pantas disematkan untuknya.
last updateLast Updated : 2025-04-19
Read more

Season 2 : Bab 265

Ruangan itu sunyi dan tertutup dari hiruk-pikuk galeri di luar. Aroma cat dan kanvas masih terasa samar di udara. Dinding putih bersih, cahaya remang-remang hangat, dan sebuah meja kaca dengan dua kursi di tengah ruangan yang cukup lias, semua terasa seperti sengaja diciptakan untuk membuat setiap pertemuan di ruangan itu terasa pribadi dan intens. Elle duduk dengan tenang, namun hatinya begitu penuh kegelisahan. Sesekali dia melirik jam di pergelangan tangannya, menunggu seseorang datang. Tidak lama kemudian, pintu terbuka pelan. Sosok itu masuk, Zero, dengan penampilan serba tertutup seperti sebelumnya. Hoodie dengan tudung, masker hitam, dan kacamata gelap masih melekat di wajahnya. Namun caranya melangkah, sikapnya yang tenang namun tidak mengintimidasi, justru membuat kehadirannya begitu terasa nyata. Elle bangkit berdiri, menyapa dengan sopan, “Terima kasih sudah bersedia menemui ku, Tuan Zero.” Zero
last updateLast Updated : 2025-04-20
Read more

Season 2 : Bab 266

Elle tersenyum. “Putra anda memang cukup gila. Ah, aku tidak jadi membelamu.” Mendengar itu, Lavine pun tersentak kaget. “Hah! Kau ini cepat sekali berubah pikiran? Baru juga sedetik aku merasa terharu oleh sikapmu, kau ini benar-benar menggemaskan. Aku jadi ingin segera menikahimu, deh.” “Bahkan keong juga akan berpikir lagi saat tahu kalau akan dinikahi mu,” balas Elle. Lavine terkekeh. “Keong? Kau benar-benar banyak keterlaluannya, ya? Ngomong-ngomong, pergi makan yuk! Aku lapar sekali, tapi tidak ada uang untuk membeli makan.” Ucapan Lavine barusan membuat Rayn dan Ramon mengerutkan kening. Jelas Lavine dan Elle cukup dekat sebelumnya. Rose hanya berdiri diam di belakang Elle. “Kalian... sejak kapan saling kenal?” tanya Ramon yang tidak bisa menahan rasa penasarannya. Elle menoleh, dia hampir saja lupa dengan keberadaan Ramon dan juga Rayn. “Sejak
last updateLast Updated : 2025-04-20
Read more

Season 2 : Bab 267

Elle duduk di ruang kerjanya sambil menatap layar laptop yang penuh dengan tab pencarian tentang pelukis bernama Zero. Setiap artikel, forum seni, dan catatan pameran sudah selesai ia baca. Namun semuanya hanya berisi spekulasi, gosip samar, atau informasi yang terlalu umum. Tidak satu pun yang bisa mengungkap siapa sebenarnya Zero, atau setidaknya memberi petunjuk yang cukup bisa menuju ke identitasnya. Orang-orang suruhannya juga sudah berusaha, namun hasilnya masih tetap sama. “Bagaimana bisa seseorang sepopuler itu tidak meninggalkan jejak digital sedikit pun?” gumam Elle kesal, lalu menyandarkan tubuhnya di kursi dengan frustasi. Ia menutup laptopnya dengan kasar, kemudian berdiri dan berjalan mondar-mandir. “Kenapa sulit sekali menemukan orang itu? Sekalinya bertemu, dia malah mengatakan sesuatu yang tidak aku pahami. Ah..., aku jadi pusing.” Rose masuk membawa dokumen, namun langsung berhenti saat m
last updateLast Updated : 2025-04-21
Read more

Season 2 : Bab 268

Malam merayap pelan di balik jendela apartemen milik Lavine. Lampu ruangan menyala redup, menciptakan suasana yang begitu tenang. Elle duduk bersandar di sofa, matanya mulai terasa berat. Di sampingnya, Lavine masih tertidur dengan kompres di dahinya, napasnya sedikit berat namun mulai terdengar stabil. Elle melirik ke arah pria itu, memperhatikan wajah Lavine yang biasanya penuh senyum nakal itu kini terlihat begitu tenang dan polos. Untuk sesaat, dia lupa bahwa pria ini sering membuatnya kesal. Yang ada hanya rasa iba dan... entah, sesuatu yang membuat dadanya terasa cukup hangat. “Apa sebenarnya yang kau sembunyikan dariku, Lavine...” gumamnya pelan, nyaris seperti bisikan. “Atau, apa yang sedang kau sembunyikan dari dunia ini?” Elle menghela napas panjang, lalu menyandarkan kepalanya ke senderan sofa. Tubuhnya yang lelah akhirnya menyerah, matanya tertutup, dan napasnya mulai melambat. Suara detik
last updateLast Updated : 2025-04-21
Read more
PREV
1
...
222324252627
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status