Semua Bab Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta: Bab 201 - Bab 210

268 Bab

Bab 201

Pagi itu, setelah William berangkat kerja, Emily menghabiskan waktu bersama Elle di rumah. Mereka bermain di ruang keluarga, tertawa bersama saat Elle mencoba menyusun balok-balok kayunya menjadi sebuah kastil kecil. Emily dengan bersemangat membantunya. “Bagus sekali, sayang!” puji Emily sambil mengusap kepala putrinya yang tersenyum bangga oleh hasil tangannya. Elle benar-benar tidak pernah jauh darinya. Bahkan saat makan siang dan camilan, Elle tetap duduk di dekatnya, seolah takut jika Emily menghilang dari pandangannya. Padahal, kenyataannya ketakutan itu hanyalah milik Emily saja. Emily berusaha menikmati waktu ini, tetapi jauh di dalam hatinya, dia masih merasa gelisah. Sejak kejadian beberapa malam lalu, saat dia mendapati seorang pelayan keluar dari kamar Elle, Emily terus merasa ada sesuatu yang tidak beres dengan pelayan itu. Namun, beberapa hari berlalu dan semua
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-21
Baca selengkapnya

Bab 202

William masuk ke kamar dengan langkah tenang setelah memastikan Elle tertidur dengan nyaman di kamarnya. Emily sudah berbaring di tempat tidur, tetapi tatapan matanya masih kosong, seolah pikirannya berada di tempat lain yang memenuhi pikirannya. Pria itu naik ke tempat tidur dan berbaring di sampingnya, lalu menarik Emily ke dalam pelukannya. “Apa yang sedang kau pikirkan dengan ekspresi mu yang begitu?” tanyanya lembut. Emily menghela napas sebelum akhirnya membuka suara, “Aku masih merasa gelisah soal pelayan yang bernama Naila itu.” William mengernyitkan keningnya. “Pelayan yang katamu menangkap Elle saat hampir jatuh tadi?” Emily mengangguk. “Ya… aku tahu dia tidak melakukan kesalahan, tapi aku merasa ada sesuatu yang aneh. Malam itu aku melihatnya keluar dari kamar Elle, padahal tidak ada seorang pun yang kuizinkan masuk ke kamar putri kita. Dan sekarang dia kebetulan ada di taman saat Elle hampir jatuh. Aku tidak tahu, mu
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-21
Baca selengkapnya

Bab 203

Drttt... Sean menatap layar ponselnya yang masih menyala, menunjukkan nama yang sudah lama ingin dia lupakan, namun kembali mengusik hidupnya, dia adalah Helena. Pikirannya langsung teringat pada pesan Emily sebelumnya, peringatan adiknya agar tidak mengorbankan dirinya demi seseorang yang tidak pantas untuk kembali, dan diperlakukan dengan baik lagi. Namun, suara tangis dari seberang telepon membuat hatinya goyah. Dia tetap saja merasa tidak tega. “Aku ada di depan apartemen mu, Sean. Aku tidak tahu harus ke mana lagi...” Suara Helena terdengar bergetar, penuh kepanikan dan keputusasaan. “Apartemen ku sudah tidak aman lagi.” Sean menghela napas panjang, mengusap wajahnya dengan frustasi. Ini adalah masalah yang seharusnya bukan urusannya lagi, tapi dia juga bukan orang yang bisa dengan mudah menutup mata terhadap seseorang yang membutuhkan bantuan, terutama seseorang yang pernah menjadi bagian dari hidupnya. Dan selalu saja
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-22
Baca selengkapnya

Bab 204

Anastasia menatap dua garis merah di alat uji kehamilan di tangannya dengan gemetar. Garis itu tampak begitu jelas, seolah berteriak mengonfirmasi apa yang sebenarnya sudah dia curigai sejak beberapa hari terakhir ini. Napasnya terasa berat, seakan beban berton-ton baru saja diletakkan di pundaknya secara bersamaan. “Ini benar-benar gila...” gumamnya sambil mengusap wajahnya dengan kasar. Satu malam saja. Hanya satu kesalahan. Dan kini hidupnya akan berubah selamanya. Anastasia bangkit dari duduknya, berjalan mondar-mandir di dalam kamar apartemennya yang luas. Tangannya masih menggenggam alat itu, seakan belum benar-benar percaya dengan kenyataan yang baru saja menghantamnya. Berharap ini mimpi, atau alat jika kehamilan itu rusak. Seharusnya dia tidak terkejut. Siklus haidnya memang terlambat hampir dua minggu, dan beberapa hari terakhir dia sering merasa mual. Tapi tetap saja, meliha
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-22
Baca selengkapnya

Bab 205

Sean menarik napas panjang, mencoba mencerna kenyataan yang baru saja dihadapinya. Dengan suara yang lebih tenang, ia akhirnya bertanya, “Lalu, apa yang kau inginkan, Anastasia? Maaf. Aku benar-benar jadi tidak bisa berpikir. Beri tahu saja aku harus bagaimana.” Anastasia terdiam. Pandangannya menjadi kosong, seolah tengah mencari jawaban di dalam pikirannya sendiri. Apa yang harus dilakukannya? Sean memperhatikan wajah wanita itu terlihat jelas bahwa dia jauh lebih terkejut dan kebingungan dibandingkan dirinya. Bahkan, ia juga bisa melihat bagaimana Anastasia sampai tidak bisa berkata-kata. Melihat Anastasia tidak segera menjawab, Sean menghela napas dan berkata dengan nada lembut, “Sekali lagi aku minta maaf... Aku tahu ini pasti sangat sulit untukmu. Aku juga tidak menyangka semuanya akan jadi serumit ini.” Anastasia tersenyum kecil, senyum yang jelas terasa dipaksakan. “Ya... Aku sendiri juga tidak menyangka ini akan te
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-23
Baca selengkapnya

Bab 206

Malam itu, restoran bergaya klasik dengan lampu-lampu gantung yang temaram menjadi saksi kebersamaan keluarga kecil William. Mereka tengah duduk di meja khusus yang telah mereka pesan sebelumnya. Aroma makanan yang lezat menguar di udara, membuat perut mereka semakin merasakan lapar. Elle, yang sudah menentukan menu sejak awal, tampak bersemangat saat pelayan menyajikan makanannya. Matanya berbinar melihat piring berisi pasta favoritnya dan jus mangga non gula kesukaannya. “Elle, kau suka?” tanya Emily sambil tersenyum. Elle mengangguk cepat. “Iya! Ayah dan Ibu juga suka, kan?” Emily terkekeh, sementara William hanya tersenyum kecil. Tapi ia terus merasakan kagum kepada anaknya itu. “Andai saja aku ada di saat proses Elle ada di dunia ini, kebahagiaan yang kurasakan saat ini pasti lebih besar lagi,” pi
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-23
Baca selengkapnya

Bab 207

Emily duduk di tepi tempat tidur, jari-jarinya saling bertaut, sementara kepalanya dipenuhi berbagai pikiran yang masih bercampur aduk tak jelas. William duduk di sampingnya, menatapnya dengan lembut, mencoba mencari tahu apa yang ada di benak istrinya. Jelas masih tentang kekhawatiran. “Jadi, mereka tidak menemukan sesuatu yang mencurigakan tentang pelayan bernama Naila itu?” tanya Emily, meskipun dia sudah tahu jawabannya akan seperti apa. Kepala pelayan yang berdiri di hadapannya mengangguk dengan sopan. “Benar, Nyonya. Selama pengawasan, Naila bekerja dengan sangat baik. Dia bahkan lebih rajin dibandingkan pelayan lain. Tidak ada gerak-gerik yang mencurigakan. Selama pengamatan, begitulah yang saya lihat.” Emily pun menghela napas panjang. Rasanya dia ingin menyangkal, ingin tetap berpegang pada instingnya yang terus memberinya perasaan tidak nyaman. Tapi, bukti yang ada bertolak belakang dengan per
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-24
Baca selengkapnya

Bab 208

Pagi itu begitu damai terasa di rumah keluarga William. Emily menyiapkan sarapan bersama para pelayan, memastikan bahwa suami dan putrinya mendapatkan makanan terbaik sebelum memulai hari mereka yang penuh semangat. William duduk di meja makan sambil membaca pesan email-nya, sementara Elle, dengan semangat bocah kecilnya, sibuk meniup gelembung sabun dan berlarian ke sana ke mari di sekitar ruang makan. Setelah William berangkat kerja, Emily yang merasa kekenyangan memilih untuk duduk sejenak di sofa, ponselnya bergetar di atas meja. Sebuah pesan dari Sean muncul di layar, membuat konsentrasinya terpecah. “Aku ingin bertemu denganmu hari ini. Ada sesuatu yang sangat penting perlu aku bicarakan dengan mu.” Emily mengerutkan keningnya. Apa yang ingin Sean bicarakan? Dia membaca pesan itu dengan seksama, membiarkan pikirannya sibuk menganalisis berbagai kemungkinan yang terjadi pada pria itu. Sementara itu, Ell
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-24
Baca selengkapnya

Bab 209

William merasa dunianya runtuh. Tangannya gemetar saat ia menekan nomor demi nomor, menghubungi setiap orang yang mungkin bisa membantu menemukan Elle. Pikirannya bahkan hampir buntu. “James, kerahkan semua orangmu. Cari Elle ke mana pun! Aku tidak peduli berapa biayanya, temukan dia! Bawa dia kembali kepadaku!” suara William bergetar, tetapi penuh ketegasan. Di sisi lain telepon, James mengangguk. “Saya sudah menghubungi semua tim. Kami akan segera menyisir setiap sudut kota, Tuan.” Tidak lama setelahnya, Robert juga menelepon. “Saya sudah meminta bantuan detektif swasta. Mereka sedang menelusuri rekaman CCTV di sekitar rumah anda. Kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk menemukan Nona Elle, Tuan William.” Namun, meski bantuan sudah dikerahkan, William tetap merasa tidak bisa tenang. Di dalam rumah, Emily sudah sadar dari pingsannya, tetapi kondisinya justru semakin buruk. Matanya sembab, wajahnya pucat, dan dia terus mena
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-25
Baca selengkapnya

Bab 210

Jessica tertawa terbahak-bahak, matanya berbinar penuh dengan rasa kepuasan. Dalam benaknya, dia bisa membayangkan wajah panik Emily dan William saat menyadari bahwa putri kecil mereka telah menghilang tanpa jejak. “Rasakan itu, Emily…” gumamnya, masih tersenyum dengan puas. “Kau pikir bisa hidup bahagia setelah membuatku menderita? Tidak akan pernah! Kau, akan lebih menderita!” Jessica meraih ponselnya, jarinya dengan lincah menekan nomor yang sudah ia simpan sebelumnya. Begitu panggilan tersambung, suaranya berubah menjadi dingin, menekan, dan tegas. “Buang anak itu ke sebuah desa terpencil,” perintahnya tanpa ragu. “Pastikan tempat itu jauh dari internet, kemodernan, dan jauh dari peradaban. Aku tidak peduli bagaimana caranya, yang penting mereka tidak akan pernah menemukannya.” Orang di ujung telepon mengangguk memahami. “Baik, Nona. Kami akan segera mengatur semuanya. Anda akan segera mendapatkan k
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-25
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1920212223
...
27
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status