Lahat ng Kabanata ng Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta: Kabanata 121 - Kabanata 130

188 Kabanata

Bab 121

William duduk di tepi ranjang dengan ekspresi dingin, matanya menatap lurus ke depan tanpa fokus. Emily yang sedang mengeringkan rambutnya melihat perubahan ekspresi suaminya itu, lalu berjalan mendekat dan duduk di sampingnya. “Ada apa? Terjadi sesuatu?” tanyanya pelan, menyentuh tangan William dengan lembut. William menghela napas panjang sebelum akhirnya menoleh ke arah istrinya. “Robert baru saja menelepon. Dia menyarankan agar kita tetap di dalam rumah untuk sementara waktu. Ada kemungkinan besar bahaya menunggu kita di luar.” Emily mengerutkan keningnya. “Apakah ini tentang Ibu Kelly?” William mengangguk, jemarinya secara refleks menggenggam tangan Emily lebih erat. “Iblis Kelly itu benar-benar sudah melewati batas. Bukan hanya aku, sekarang dia juga menargetkan mu.” Emily terdiam, hatinya mencelos mendengar itu. Dia tahu Kelly membenci William, tapi tidak menyangka wanita itu akan sampai ke tahap ini
last updateHuling Na-update : 2025-02-17
Magbasa pa

Bab 122

Pagi itu, Robert meninggalkan apartemennya menuju ke kantor. Tidak ke rumah William, pria itu masih harus tetap di rumah karena ada rencana besar yang harus dilakukannya. Saat berada di tengah jalan, ada sesuatu yang membuatnya tidak nyaman. Robert menatap kaca spion mobilnya dengan tajam. Mobil hitam yang berada di belakangnya tidak menunjukkan tanda-tanda ingin menyalip, tetapi juga tidak menjauh. Kecepatannya stabil, seolah-olah sedang menguntitnya. Itu nampak sengaja. Awalnya, Robert tidak ingin berpikiran buruk. Jalanan pagi ini memang lebih sepi dari biasanya, jadi mungkin itu hanya kebetulan saja. Namun, semakin lama, firasatnya menjadi semakin buruk. Tiba-tiba, sistem pendeteksi pada mobilnya berbunyi nyaring, memperingatkan adanya kendaraan besar yang melaju dari arah berlawanan, truk besar, dan kecepatannya tidak normal. Robert mengerutkan keningnya. Mata Robert menyipit. “Ini b
last updateHuling Na-update : 2025-02-17
Magbasa pa

Bab 123

Robert tahu dia tidak punya pilihan lain. “Semoga saja selamat. Kalau tidak, aku juga tidak perlu kecewa.” Robert bersiap, dia akan mengambil tindakan nekat. Jika dia tetap berada di dalam mobil, nyawanya bisa melayang seketika. Dengan sisa tenaga dan perhitungan yang matang, dia membuka pintu dan melompat keluar dari kendaraan yang masih melaju cepat. Tubuhnya membentur pembatas jalan dengan keras sebelum akhirnya terguling ke rerumputan di pinggir jalan. “Akhhhh!!” pekiknya. Rasa sakit langsung menjalar ke seluruh tubuhnya, seolah setiap tulangnya remuk. Namun, dia masih sadar, masih bisa merasakan denyut nyeri yang menyiksa seluruh tubuhnya. Sementara itu, di belakangnya, suara tabrakan keras menggema. Brak!!!! Mobilnya dihantam oleh truk yang se
last updateHuling Na-update : 2025-02-17
Magbasa pa

Bab 124

Kabar tentang kecelakaan Robert menyebar dengan cepat, menggemparkan para petinggi perusahaan. Bahkan, sebagian dari mereka yang sebelumnya tenang oleh isu keraguan terhadap William jadi mulai gelisah. Dalam hitungan jam, mereka semua memutuskan untuk mengadakan rapat darurat di ruang konferensi utama, kompak mencari jalan keluar untuk kemungkinan yang terburuk. Di dalam ruangan itu, suasana terasa begitu tegang. Beberapa eksekutif senior berbicara dengan nada khawatir, membahas kemungkinan dampak besar bagi perusahaan jika Robert, tangan kanan William, benar-benar dalam kondisi serius dan tidak bisa bekerja dalam waktu lama. Bagaimanapun, Robert adalah pilar kokoh untuk William. “Kita semua tahu bagaimana peran Robert di perusahaan ini,” ujar salah satu petinggi dengan wajah yang nampak serius. “Tanpa dia, kita kehilangan keseimbangan. Dan Tuan William... dia...” “Dia itu kan buta,” potong seseorang dengan nada ragu. Rua
last updateHuling Na-update : 2025-02-18
Magbasa pa

Bab 125

Suasana rapat darurat yang semula penuh ketegangan kini berubah menjadi kelegaan setelah pernyataan mengejutkan William barusan. “Tentu saja aku bisa melihat,” ucapnya tenang, namun penuh ketegasan yang tak terbantahkan. Para petinggi perusahaan yang hadir di ruangan itu terdiam sesaat, mencerna kata-kata William barusan. Kemudian, satu per satu ekspresi mereka berubah menjadi keterkejutan, lalu kelegaan yang mendalam. “Syukurlah, Tuan William!” seru salah satu eksekutif dengan wajah yang nampak sumringah. “Ini kabar yang sangat luar biasa!” “Tentu saja!” sahut yang lain. “Kami benar-benar senang mendengar ini! Kami harap, kedepannya anda akan selalu sehat.” William tersenyum tipis. “Aku tidak akan menjelaskan kapan dan bagaimana pengobatan itu berlangsung. Yang terpenting adalah aku telah kembali dengan penglihatan yang normal. Bisa bekerja dengan baik.” Para petinggi perusahaan m
last updateHuling Na-update : 2025-02-18
Magbasa pa

Bab 126

Emily duduk di hadapan William di ruangan kerja. Tidak ada lagi kebohongan, tidak ada lagi kepura-puraan, baik di rumah maupun di kantor. William kini bisa bernapas dengan lega, dan itu berarti mereka sudah selangkah lebih dekat menuju akhir dari semua ini. Emily menatap suaminya dengan lembut, tetapi ada kilatan ketegasan di matanya. “Bagaimana perasaanmu sekarang, William?” tanyanya, suaranya penuh rasa ingin tahu. William tersenyum, kali ini bukan senyum tipis penuh rahasia seperti biasanya, melainkan senyum lega yang benar-benar tulus. “Aku merasa bebas. Tidak perlu lagi berpura-pura buta, tidak perlu lagi berjalan dengan tongkat atau berpura-pura bergantung pada orang lain untuk membaca dokumen saat berada di luar. Dan yang paling penting,” William menautkan jemarinya dengan Emily, “Kelly pasti sudah kehabisan daya. Dia tahu dia pasti akan kalah.” Emily tersenyum, mengeratkan genggaman tangannya. “Sekarang, kita hanya perl
last updateHuling Na-update : 2025-02-18
Magbasa pa

Bab 128

Kelly berjalan mondar-mandir di dalam kamar, tubuhnya tegang dan pikirannya kacau. Semua yang ia bangun selama ini hancur begitu saja di hadapan matanya. Tak ada lagi yang bisa dipertahankan. Pintu kamar terbuka, dan Sebastian masuk dengan wajah yang datar. Begitu melihat suaminya, Kelly langsung melangkah cepat dan meraih lengan pria itu. “Sebastian, kita harus bicara, aku mohon.” Sebastian hanya menatapnya sejenak tanpa ekspresi. “Kita harus menjual rumah ini dan pergi dari negara ini. Kita bisa menyusul Hendrick, mencari tempat aman sampai semuanya reda. Setelah itu, kita bisa kembali saat situasi sudah tepat,” Kelly berkata cepat, nada suaranya penuh dengan kepanikan. Sebastian menghela napas panjang sebelum menepis tangan Kelly dari lengannya. Matanya yang tajam menatap Kelly dengan dingin. “Aku tidak akan menjual rumah ini. Aku membelinya dengan kerja kerasku sendiri. Ini adalah milikku. Lagi pula, bukankah aku su
last updateHuling Na-update : 2025-02-19
Magbasa pa

Bab 127

Pintu gudang tua di dekat hutan berderit pelan saat terbuka perlahan. Udara dingin menyeruak masuk, menciptakan suasana mencekam yang kental di dalamnya. Di tengah ruangan yang remang-remang, dua pria duduk dengan tubuh terikat erat di kursi kayu. Mulut mereka tersumpal kain, mata mereka dipenuhi ketakutan saat melihat akan ada seseorang yang tiba. Langkah sepatu terdengar bergema, disusul sosok William yang melangkah masuk dengan tenang, makin membuat kedua pria itu ngeri. James berada tepat di belakangnya, berdiri tegap dengan ekspresi tajam yang tak terbantahkan. William berhenti tepat di hadapan kedua pria itu. Dengan satu gerakan ringan, ia menarik kursi kosong dan duduk dengan santai. Matanya menatap mereka dengan dingin, sebelum senyumnya perlahan terangkat di sudut bibirnya. “Aku bukan tipe orang yang membuang waktu,” katanya dengan suara datar. “Jadi, kalian punya dua pilihan. Bicara sekarang... atau aku pastikan kalian tidak akan pernah bisa berbicara lagi se
last updateHuling Na-update : 2025-02-20
Magbasa pa

Bab 129

Malam itu, Kelly melangkah tergesa, membawa tas berisi semua aset dan emas batangan yang adalah milik Sebastian. Ia berjalan mengendap-endap, memastikan tidak ada yang melihatnya. Beruntung semua pelayan rumah sudah dipecat karena ketidakmampuan membayar lagi. Dadanya berdebar kencang, tapi ia berusaha tetap tenang dan fokus. Ia sudah menghubungi seseorang untuk menjemputnya. Segera setelah mobil itu datang, ia akan pergi jauh, meninggalkan semua kekacauan yang ada di belakangnya, memulai hidupnya yang baru dengan aman dan damai. Begitu sampai di luar pagar rumah, ia berhenti sejenak, menggenggam erat surat rumah yang sejak tadi ada di tangannya. Napasnya tersengal, tapi ada secercah harapan indah di matanya. “Setelah ini... aku akan hidup dengan baik. Kau pantas untuk semua ini, Sebastian,” gumamnya. Lalu, suara mesin mobil terdengar mendekat ke arahnya. Kelly mengangkat wajahnya dan tersenyu
last updateHuling Na-update : 2025-02-20
Magbasa pa

Bab 130

William menyunggingkan senyuman jahatnya. Berjalan mendekati Kelly yah nampak semakin ketakutan, lalu mencengkram leher wanita itu. “Ugh!!” pekik Kelly. William menatap dengan tatapan tajam. Hasrat untuk membunuh wanita itu benar-benar sangat besar. Namun, mati dengan mudah adalah hal yang indah untuk Kelly. Ia akan membuat wanita itu merasakan tidak pernah damai barang sedetikpun. Setiap hari seperti sekarat, tapi kematian masih sangat jauh. “Ibu tiri ku,” bisik William. “Bagaimana rasanya sekarang? Sesuatu yang kau dapatkan dengan menipu Ibuku, membunuh Ibuku, merebut apapun yang bisa kau rebut?” Kelly terus berusaha melepaskan lehernya. Cengkraman tangan William benar-benar erat, wajahnya sampai merah, urat-urat di wajahnya pun nampak menonjol. William menepis tangannya dengan kasar. “Uhuk uhuk uhuk!” Kelly menjadi terbatuk-batuk, sibuk untuk mengambil dan mengatur napasnya. William masih terus menatap tajam. “Dari ekspresi mu tadi, kau pasti sepertinya s
last updateHuling Na-update : 2025-02-20
Magbasa pa
PREV
1
...
1112131415
...
19
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status