Lahat ng Kabanata ng Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta: Kabanata 111 - Kabanata 120

188 Kabanata

Bab 111

Malam itu, langit dihiasi taburan bintang yang berkelip lembut. Nampak begitu indah, sukses memanjakan mata. Udara sejuk menyelusup di antara dedaunan yang bergoyang pelan, menciptakan harmoni alam yang damai menenangkan. Di sebuah restoran mewah bertema outdoor di puncak bukit, Emily dan William duduk berhadapan di bawah lampu-lampu gantung berbentuk lentera yang memancarkan cahaya hangat. Mereka begitu romantis. Emily tersenyum, matanya berbinar memandangi hidangan berjejeran di hadapannya. “Aku masih tidak percaya kau memilih tempat seperti ini. Rasanya seperti adegan dalam film, deh.” William meletakkan gelas anggurnya dan menatap Emily penuh kelembutan. “Aku hanya ingin kita memiliki malam yang benar-benar kita ingat. Setelah semua yang kita lalui… kita pantas mendapatkan sedikit kebahagiaan ini.” Emily terdiam sesaat, hatinya terasa menghangat. Ia mengingat momen-momen sulit yang m
last updateHuling Na-update : 2025-02-14
Magbasa pa

Bab 112

Malam semakin larut, tapi William dan Emily nyatanya masih terjaga. Mereka berada di atas ranjang, bersandar pada sandaran empuk dengan tubuh terbungkus selimut tebal. Tubuh mereka polos akibat kegiatan panas mereka beberapa saat lalu. Emily meletakkan kepalanya di dada William, mendengar detak jantung pria itu yang terasa lebih cepat dari biasanya. Di tangannya, William memegang tablet, membaca dokumen yang baru saja dikirimkan Robert. Jemarinya menggenggam erat perangkat itu, ekspresinya berubah serius dan penuh emosi. Emily yang merasakan perubahan itu perlahan menatap wajah William. “Ada apa, William?” tanyanya dengan nada lembut, jantungnya ikut berdebar melihat perubahan ekspresi pria itu. Pasti ada sesuatu yang terjadi. William tidak langsung menjawab. Ia masih terpaku pada informasi yang baru saja ia baca, mencoba mencerna semuanya dengan kepala dingin. Namun, semakin dalam ia membaca, semakin jelas b
last updateHuling Na-update : 2025-02-15
Magbasa pa

Bab 113

Malam itu, ketika Emily telah tertidur pulas di pelukan William, pria itu perlahan bangkit dari ranjang tanpa membuat suara sedikit pun. “Aku keluar kamar sebentar,” bisiknya,aku mengecup kening Emily. Ia mengambil ponselnya, lalu berjalan ke balkon kamar, menyalakan sebatang rokok, dan segera menghubungi Robert di sana. Suara dering terdengar sebentar sebelum akhirnya Robert mengangkat teleponnya. “Apa kau sudah mendapatkan informasi tentang keberadaan Hendrick?” tanya William tanpa basa-basi, suaranya dingin dan tajam. Robert menghela napas sebelum menjawab, “Saya sudah tahu keberadaannya sejak kemarin, Tuan.” Mata William menyipit, bibirnya melengkung sinis. “Kenapa kau tidak langsung melaporkannya padaku kemarin?” “Saya tidak ingin mengganggu momen liburan anda dengan Nyonya Emily. Lagipula, Hendrick tidak sedang bergerak. Dia ada di negara sebelah, menenangkan diri d
last updateHuling Na-update : 2025-02-15
Magbasa pa

Bab 114

Kelly duduk di depan meja riasnya, menatap pantulan dirinya di cermin dengan tatapan yang kosong. Jemarinya mengepal kuat, kukunya menekan telapak tangannya hingga nyaris melukai kulitnya sendiri. William dan Emily. Ke mana mereka pergi? Sulit sekali mencarinya. Ia telah mengerahkan segala cara untuk melacak keberadaan mereka, menyewa detektif, menyuap orang dalam, bahkan mencoba meretas sistem keamanan mereka, tapi hasilnya benar-benar nihil. Seolah pasangan itu menghilang begitu saja dari dunia ini.Dia sudah menghabiskan uang hari tuanya untuk semua itu. Kelly menggigit bibir bawahnya. “Aku tidak boleh menyerah. Ini satu-satunya cara untuk menyelamatkan Hendrick!” Jika ia bisa menemukan mereka, rencananya akan berjalan sangat mulus. Ia telah menyusun berbagai skenario, kecelakaan tragis saat mereka berlibur, perampokan yang berakhir dengan pembunuhan, atau bahkan sabotase kendaraan. Dan masih banyak lagi s
last updateHuling Na-update : 2025-02-15
Magbasa pa

Bab 115

Hari itu, langit biru membentang luas tanpa satu pun awan yang menghalangi. Angin pantai berhembus sejuk, membawa aroma asin laut yang khas. Ombak bergulung lembut, menyapu pasir putih yang terasa hangat di bawah kaki yang menapak. Emily dan William menghabiskan waktu mereka di tepi pantai, menikmati kebersamaan yang jarang mereka dapatkan tanpa gangguan seperti ini. Emily berlari kecil di tepian air, sesekali tertawa saat air laut menyentuh kakinya. Gaun pantai tipis yang ia kenakan semula sudah dilepas, menyisakan bikini warna pastel yang membalut tubuhnya dengan begitu sempurna. William, yang sejak tadi berusaha bersikap tenang, sebenarnya tidak rela istrinya mengenakan bikini di tempat umum seperti ini. Matanya mengawasi sekeliling dengan tajam, memastikan tidak ada satupun orang yang berani menatap Emily lebih dari yang seharusnya. Namun, tetap saja, beberapa pria di sekitar pantai sesekali melirik ke ara
last updateHuling Na-update : 2025-02-15
Magbasa pa

Bab 116

William menatap gadis itu dengan ekspresi yang datar. Ia tidak suka terlalu banyak berinteraksi dengan orang asing, apalagi yang mencurigakan dan terlihat begitu penasaran. “Aku tidak suka menyebutkan namaku pada orang asing, maaf,” katanya dingin. Gadis itu tampak terkejut, lalu terdiam. William tidak mengatakan apa-apa lagi dan langsung berbalik, meninggalkan gadis itu tanpa ekspresi apapun. Dengan langkah santai, ia kembali ke restoran tempat Emily menunggunya. Ini sudah cukup lama. Begitu melihat William datang, Emily pun tersenyum lembut. “Kau lama sekali. Apa di toilet antri?” tanyanya sambil menyesap minumannya. William duduk di kursinya lalu menghela napas ringan. Ia menggelengkan kepalanya. “Aku melihat seorang pria mengancam seorang gadis di lorong tadi. Aku hanya menegurnya dan memastikan gadis itu baik-baik saja. Untungnya berakhir baik.” Emily menganggukkan kepalanya, mema
last updateHuling Na-update : 2025-02-16
Magbasa pa

Bab 117

Di sebuah kafe bergaya modern yang nyaman, Emily dan William duduk berseberangan dengan seorang gadis muda bernama Anastasia, dia adalah gadis yang pernah ditolong oleh William dalam sebuah insiden yang kurang menyenangkan saat itu. Dengan senyum lebar yang tak terucapkan, Anastasia tampak bersemangat mengajak mereka makan siang sebagai ungkapan terima kasih.“Aku benar-benar senang kalian mau memenuhi keinginan ku. Terimakasih banyak, ya...” Emily merasa tidak nyaman dengan paksaan Anastasia yang tampak terlalu memaksa, namun karena sifatnya yang tidak enakan dan tidak ingin menyakiti perasaan orang lain, ia hanya bisa menahan diri dan tersenyum sopan. “Terlalu aneh kalau disebut ramah dan baik hati,” pikir Emily. Sementara itu, William duduk dengan tenang, namun matanya sesekali menyapu wajah Emily yang tampak resah.“Kau tidak nyaman, ya?” tanya William, berbisik lirih. Emily pun memaksakan senyumnya. “Menurutmu
last updateHuling Na-update : 2025-02-16
Magbasa pa

Bab 118

Kelly duduk di ruang kerjanya, tangannya mencengkeram ponselnya dengan dengan erat. Napasnya memburu setelah menerima kabar bahwa sebagian orang mulai mempertanyakan kepemimpinan William selama ini. Usahanya untuk menyebarkan keraguan akhirnya membuahkan hasil, meskipun belum maksimal. “William memang cerdas, tapi dia kan orang buta. Apa mungkin seseorang sepertinya bisa memimpin tanpa bantuan penuh dari orang-orang di sekitarnya?” Begitulah opini yang mulai berkembang di antara para petinggi perusahaan. Beberapa dari mereka bahkan mulai mempertimbangkan apakah William benar-benar pantas menduduki posisi CEO.Namun, banyak juga yang tidak ingin terhasut owlh opini tidak bertanggung jawab itu. Mereka yakin sepenuhnya pada kemampuan William. Di sisi lain, Robert mulai geram dengan rumor yang semakin meresahkan ini. James juga sudah menyarankan tindakan tegas. “Kita tak bisa membiarkan ini terus terjadi,
last updateHuling Na-update : 2025-02-16
Magbasa pa

Bab 119

Isu mengenai kemampuan William dalam mengelola perusahaan semakin memanas. Banyak pihak mempertanyakan apakah seorang pria buta benar-benar bisa mempertahankan kejayaannya di dunia bisnis yang kejam ini. “... Isu ini benar-benar menganggu. Aku tidak ingin percaya dan mengabaikannya saja. Tapi, entah kenapa aku makin terpengaruh.”“Terserah saja mau bagaimana pendapat orang lain, aku cukup percaya pada Tuan William. Hingga detik ini, dia konsisten dalam berargumen dan pembuktian.” Namun, mereka yang telah bekerja langsung di bawah kepemimpinan William tahu bahwa tidak ada yang perlu diragukan dari pria itu. William adalah pemimpin yang tegas, cerdas, dan selalu mengambil keputusan yang tepat. Meski entah bagaimana caranya bekerja selama ini, nyatanya perusahaan tetap berdiri kokoh. Nama Tuan Xavier juga terus terseret dalam pusaran isu ini. Beberapa pihak menduga pria itu akan mulai meragukan William dan mungkin
last updateHuling Na-update : 2025-02-16
Magbasa pa

Bab 120

Begitu pesawat mendarat dan pintu kabin terbuka, William langsung mengenakan kacamata hitamnya dan mengeluarkan tongkat penuntunnya yang akan langsung memajang begitu di telan tombolnya. Gerakannya begitu alami, seolah-olah dia benar-benar membutuhkan benda itu untuk berjalan. Emily yang berdiri di sampingnya hanya bisa menaikkan sebelah alis, setengah kesal sekaligus kagum. “Kau benar-benar berbakat dalam akting,” gumamnya pelan. “Aku benar-benar makin bangga dengan kemampuan akting mu.” William tersenyum kecil, tapi tetap menjaga ekspresi wajahnya. “Ini bukan akting, Sayang. Ini adaptasi. Aku terlalu menjiwai, tolong berikan apresiasi lewat kekaguman saja.” Emily mendengus pelan, lalu menggenggam tangan William, menuntunnya agar lebih cepat berjalan. “Ayo, suamiku yang buta... istrimu ini akan menjadi mata untukmu.”Mau tidak mau, dia harus ikut berakting juga. Lagipula, selama ini dia sudah terbiasa dengan permainan Wi
last updateHuling Na-update : 2025-02-17
Magbasa pa
PREV
1
...
1011121314
...
19
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status