Share

Bab 111

Penulis: Nadira Dewy
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-14 21:02:08

Malam itu, langit dihiasi taburan bintang yang berkelip lembut. Nampak begitu indah, sukses memanjakan mata.

Udara sejuk menyelusup di antara dedaunan yang bergoyang pelan, menciptakan harmoni alam yang damai menenangkan.

Di sebuah restoran mewah bertema outdoor di puncak bukit, Emily dan William duduk berhadapan di bawah lampu-lampu gantung berbentuk lentera yang memancarkan cahaya hangat. Mereka begitu romantis.

Emily tersenyum, matanya berbinar memandangi hidangan berjejeran di hadapannya. “Aku masih tidak percaya kau memilih tempat seperti ini. Rasanya seperti adegan dalam film, deh.”

William meletakkan gelas anggurnya dan menatap Emily penuh kelembutan. “Aku hanya ingin kita memiliki malam yang benar-benar kita ingat. Setelah semua yang kita lalui… kita pantas mendapatkan sedikit kebahagiaan ini.”

Emily terdiam sesaat, hatinya terasa menghangat.

Ia mengingat momen-momen sulit yang m
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Nadira Dewy
siap kakak ...️
goodnovel comment avatar
Meliala Kolompoy
lama2 in aja..wiliam sma emily thor..biar si kelly sma anaknya habis2 an dlu... hhmm... robert hati2 jgn smpe kena jebakan betmen..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 112

    Malam semakin larut, tapi William dan Emily nyatanya masih terjaga. Mereka berada di atas ranjang, bersandar pada sandaran empuk dengan tubuh terbungkus selimut tebal. Tubuh mereka polos akibat kegiatan panas mereka beberapa saat lalu. Emily meletakkan kepalanya di dada William, mendengar detak jantung pria itu yang terasa lebih cepat dari biasanya. Di tangannya, William memegang tablet, membaca dokumen yang baru saja dikirimkan Robert. Jemarinya menggenggam erat perangkat itu, ekspresinya berubah serius dan penuh emosi. Emily yang merasakan perubahan itu perlahan menatap wajah William. “Ada apa, William?” tanyanya dengan nada lembut, jantungnya ikut berdebar melihat perubahan ekspresi pria itu. Pasti ada sesuatu yang terjadi. William tidak langsung menjawab. Ia masih terpaku pada informasi yang baru saja ia baca, mencoba mencerna semuanya dengan kepala dingin. Namun, semakin dalam ia membaca, semakin jelas b

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-15
  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 113

    Malam itu, ketika Emily telah tertidur pulas di pelukan William, pria itu perlahan bangkit dari ranjang tanpa membuat suara sedikit pun. “Aku keluar kamar sebentar,” bisiknya,aku mengecup kening Emily. Ia mengambil ponselnya, lalu berjalan ke balkon kamar, menyalakan sebatang rokok, dan segera menghubungi Robert di sana. Suara dering terdengar sebentar sebelum akhirnya Robert mengangkat teleponnya. “Apa kau sudah mendapatkan informasi tentang keberadaan Hendrick?” tanya William tanpa basa-basi, suaranya dingin dan tajam. Robert menghela napas sebelum menjawab, “Saya sudah tahu keberadaannya sejak kemarin, Tuan.” Mata William menyipit, bibirnya melengkung sinis. “Kenapa kau tidak langsung melaporkannya padaku kemarin?” “Saya tidak ingin mengganggu momen liburan anda dengan Nyonya Emily. Lagipula, Hendrick tidak sedang bergerak. Dia ada di negara sebelah, menenangkan diri d

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-15
  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 114

    Kelly duduk di depan meja riasnya, menatap pantulan dirinya di cermin dengan tatapan yang kosong. Jemarinya mengepal kuat, kukunya menekan telapak tangannya hingga nyaris melukai kulitnya sendiri. William dan Emily. Ke mana mereka pergi? Sulit sekali mencarinya. Ia telah mengerahkan segala cara untuk melacak keberadaan mereka, menyewa detektif, menyuap orang dalam, bahkan mencoba meretas sistem keamanan mereka, tapi hasilnya benar-benar nihil. Seolah pasangan itu menghilang begitu saja dari dunia ini.Dia sudah menghabiskan uang hari tuanya untuk semua itu. Kelly menggigit bibir bawahnya. “Aku tidak boleh menyerah. Ini satu-satunya cara untuk menyelamatkan Hendrick!” Jika ia bisa menemukan mereka, rencananya akan berjalan sangat mulus. Ia telah menyusun berbagai skenario, kecelakaan tragis saat mereka berlibur, perampokan yang berakhir dengan pembunuhan, atau bahkan sabotase kendaraan. Dan masih banyak lagi s

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-15
  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 115

    Hari itu, langit biru membentang luas tanpa satu pun awan yang menghalangi. Angin pantai berhembus sejuk, membawa aroma asin laut yang khas. Ombak bergulung lembut, menyapu pasir putih yang terasa hangat di bawah kaki yang menapak. Emily dan William menghabiskan waktu mereka di tepi pantai, menikmati kebersamaan yang jarang mereka dapatkan tanpa gangguan seperti ini. Emily berlari kecil di tepian air, sesekali tertawa saat air laut menyentuh kakinya. Gaun pantai tipis yang ia kenakan semula sudah dilepas, menyisakan bikini warna pastel yang membalut tubuhnya dengan begitu sempurna. William, yang sejak tadi berusaha bersikap tenang, sebenarnya tidak rela istrinya mengenakan bikini di tempat umum seperti ini. Matanya mengawasi sekeliling dengan tajam, memastikan tidak ada satupun orang yang berani menatap Emily lebih dari yang seharusnya. Namun, tetap saja, beberapa pria di sekitar pantai sesekali melirik ke ara

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-15
  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 116

    William menatap gadis itu dengan ekspresi yang datar. Ia tidak suka terlalu banyak berinteraksi dengan orang asing, apalagi yang mencurigakan dan terlihat begitu penasaran. “Aku tidak suka menyebutkan namaku pada orang asing, maaf,” katanya dingin. Gadis itu tampak terkejut, lalu terdiam. William tidak mengatakan apa-apa lagi dan langsung berbalik, meninggalkan gadis itu tanpa ekspresi apapun. Dengan langkah santai, ia kembali ke restoran tempat Emily menunggunya. Ini sudah cukup lama. Begitu melihat William datang, Emily pun tersenyum lembut. “Kau lama sekali. Apa di toilet antri?” tanyanya sambil menyesap minumannya. William duduk di kursinya lalu menghela napas ringan. Ia menggelengkan kepalanya. “Aku melihat seorang pria mengancam seorang gadis di lorong tadi. Aku hanya menegurnya dan memastikan gadis itu baik-baik saja. Untungnya berakhir baik.” Emily menganggukkan kepalanya, mema

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-16
  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 117

    Di sebuah kafe bergaya modern yang nyaman, Emily dan William duduk berseberangan dengan seorang gadis muda bernama Anastasia, dia adalah gadis yang pernah ditolong oleh William dalam sebuah insiden yang kurang menyenangkan saat itu. Dengan senyum lebar yang tak terucapkan, Anastasia tampak bersemangat mengajak mereka makan siang sebagai ungkapan terima kasih.“Aku benar-benar senang kalian mau memenuhi keinginan ku. Terimakasih banyak, ya...” Emily merasa tidak nyaman dengan paksaan Anastasia yang tampak terlalu memaksa, namun karena sifatnya yang tidak enakan dan tidak ingin menyakiti perasaan orang lain, ia hanya bisa menahan diri dan tersenyum sopan. “Terlalu aneh kalau disebut ramah dan baik hati,” pikir Emily. Sementara itu, William duduk dengan tenang, namun matanya sesekali menyapu wajah Emily yang tampak resah.“Kau tidak nyaman, ya?” tanya William, berbisik lirih. Emily pun memaksakan senyumnya. “Menurutmu

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-16
  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 118

    Kelly duduk di ruang kerjanya, tangannya mencengkeram ponselnya dengan dengan erat. Napasnya memburu setelah menerima kabar bahwa sebagian orang mulai mempertanyakan kepemimpinan William selama ini. Usahanya untuk menyebarkan keraguan akhirnya membuahkan hasil, meskipun belum maksimal. “William memang cerdas, tapi dia kan orang buta. Apa mungkin seseorang sepertinya bisa memimpin tanpa bantuan penuh dari orang-orang di sekitarnya?” Begitulah opini yang mulai berkembang di antara para petinggi perusahaan. Beberapa dari mereka bahkan mulai mempertimbangkan apakah William benar-benar pantas menduduki posisi CEO.Namun, banyak juga yang tidak ingin terhasut owlh opini tidak bertanggung jawab itu. Mereka yakin sepenuhnya pada kemampuan William. Di sisi lain, Robert mulai geram dengan rumor yang semakin meresahkan ini. James juga sudah menyarankan tindakan tegas. “Kita tak bisa membiarkan ini terus terjadi,

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-16
  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 119

    Isu mengenai kemampuan William dalam mengelola perusahaan semakin memanas. Banyak pihak mempertanyakan apakah seorang pria buta benar-benar bisa mempertahankan kejayaannya di dunia bisnis yang kejam ini. “... Isu ini benar-benar menganggu. Aku tidak ingin percaya dan mengabaikannya saja. Tapi, entah kenapa aku makin terpengaruh.”“Terserah saja mau bagaimana pendapat orang lain, aku cukup percaya pada Tuan William. Hingga detik ini, dia konsisten dalam berargumen dan pembuktian.” Namun, mereka yang telah bekerja langsung di bawah kepemimpinan William tahu bahwa tidak ada yang perlu diragukan dari pria itu. William adalah pemimpin yang tegas, cerdas, dan selalu mengambil keputusan yang tepat. Meski entah bagaimana caranya bekerja selama ini, nyatanya perusahaan tetap berdiri kokoh. Nama Tuan Xavier juga terus terseret dalam pusaran isu ini. Beberapa pihak menduga pria itu akan mulai meragukan William dan mungkin

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-16

Bab terbaru

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 194

    Emily menarik napas dalam, mencoba menenangkan dirinya sebelum membuka pintu kamar Elle dengan hati-hati. Dalam pikirannya, dia yakin William pasti tertidur di samping Elle. Namun, saat dia melangkah masuk, dia justru menemukan William duduk di tepi tempat tidur, melamun sambil menatap jendela yang sedikit terbuka. Emily mengerutkan kening. Ini bukan pemandangan yang biasa. William bukan tipe pria yang suka melamun, apalagi di malam hari seperti ini. “Kenapa dia melamun begitu?” batin Emily. “William?” panggilnya pelan. Pria itu tidak langsung merespon. Dia masih terdiam, seolah tenggelam dalam pikirannya sendiri. Emily mendekat, lalu duduk di sampingnya. “Kau kenapa?” tanyanya, mencoba mencari tahu apa yang membuat suaminya terlihat begitu serius. William akhirnya menoleh, menatap Emily dengan mata yang terlihat sedikit lelah. Dia menghela napas panjang sebelum akhirnya berkata, “Aku baru

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 193

    “... William, jangan lupa kalau nyawaku juga akan dipertaruhkan.” Mendengar itu, William pun mengerutkan keningnya. “Kenapa kau mempertaruhkan nyawa? Apa kau pikir aku memintamu pergi ke Medan perang?” Emily terdiam. Melihat bagaimana ekspresi William, jelas saja pria itu tidak memahami apa resiko kehamilan yang hanya akan terjadi pada wanita. Ia pun menghela napas, memeluk tengkuk William dan menjelaskan. “Melahirkan itu benar-benar bentuk penyiksaan yang sakitnya bahkan seperti ingin mati. Apa kau pernah membayangkan bagiamana bisa bayi itu keluar dari vagin*? Bukankah artinya sama dengan menghancurkan vagin*. Walaupun aku melahirkan secara sesar, sakitnya juga luar biasa. Aku harus punya cacat kulit di perutku.” William menelan ludah. Dia memang tidak pernah memikirkan soal itu. Semuanya terlalu cepat. Emily kembali ke sisinya setelah Elle berusia tiga setengah tahun, proses kehamilan yang tidak dia lihat secara langsu

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 192

    Sore itu, kala jam kerja selesai. Emily berdiri membeku di depan pintu utama JB fashion. Jantungnya berdetak begitu kencang saat melihat sosok William berdiri tegap, dan di sampingnya, Elle melompat kegirangan sambil melambaikan tangan. “Ibu!” seru Elle dengan suaranya yang nyaring. Seruan itu menarik perhatian banyak orang. Para pegawai JB fashion yang baru saja keluar dari gedung mulai berbisik-bisik, tatapan mereka tertuju pada Emily yang terlihat bingung Dan panik. Arthur yang berdiri di sampingnya hanya menghela napas pelan. “Suami dan anakmu sudah menunggu. Kenapa kau masih berdiri di sini?” tanyanya dengan santai. Emily menelan ludah. Rasanya seakan seluruh dunia kini memperhatikannya. Dia tidak menyangka William akan datang ke kantor, apalagi membawa serta Elle. Ini sama saja dengan sebuah pengumuman besar bahwa ada sesuatu yang lebih dari sekedar hubungan biasa antara dirinya dan William. “Ya ampun

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 191

    “Aku harus menjelaskan ini sebenarnya. Tapi, William tidak mengizinkan ku ikut campur lebih banyak. Padahal, semua ini bermula dariku juga,” jawab Emily. Arthur tersenyum sambil menganggukkan kepalanya. “Pria bernama William itu pasti sangat mencintaimu. Sudah bertahun-tahun ditinggal olehmu, dia masih setia menunggumu, dan bahkan langsung mengenalimu yang sudah totalitas dalam menyamar.” Emily tersenyum. “Aku menyesali pola pikirku yang saat itu sangat labil. Tapi, situasi sekarang ini juga masih bisa terbilang tidak baik untuk kami.”Arthur menganggukkan kepalanya, Dia sedikit memahami. “Yah... Anastasia pasti merasa sangat marah dan kecewa. Padahal sudah menghabiskan waktunya untuk mengharapkan cinta dari suamimu, tapi harus berakhir dengan cinta yang bertepuk sebelah tangan.”Emily menghela napasnya. “William membiarkan wanita itu berada di sekitarnya terus-menerus lemah hampir 4 tahun. Bagaimanapun, William juga bersalah karena tidak ber

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 190

    Robert mengerutkan keningnya, tidak menyangka kalau Azura benar-benar akan bersikap sangat dingin seperti ini padanya. “Barusan, kau sedang mengusirku?” tanya Robert, ekspresi tak percaya masih nampak jelas di wajahnya. Azura mengepalkan tangannya. Ia pun menatap Robert dengan tatapan yang tajam. “Menurut anda, setelah makian yang anda berikan kepada ku sebelumnya mudah untuk dilupakan? Siapapun orangnya pasti akan mendendam.” Mendengar itu, Robert pun menghela napas. “Terserah kau saja. Mendendam atau tidak, itu bukan urusan ku.” Azura makin kesal. Tanpa mengatakan apapun lagi, ia bangkit dari duduknya, dan meninggalkan Robert begitu saja. “Aku benar-benar bodoh karena pernah menyukai pria sialan ini,” batin Azura. Robert berdecih kesal, tidak menyangka kalau ada masanya dia diperlakukan dengan dingin oleh wanita yang dia anggap tidak ada apa-apanya. Ia pun bangkit dari duduknya, meninggalkan cafe milik

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 189

    Mendengar Emily sudah kembali, Nyonya dan Tuan besar meminta izin untuk bertemu. William sudah menolaknya. Dia tidak ingin Emily dipengaruhi lagi. Namun, Nyonya besar sudah berjanji tidak akan melakukan itu lagi, akhirnya William memperbolehkan Nyonya besar menemui Emily dan Elle. Di ruang tengah, tempat itu menjadi saksi Nyonya besar nampak tertunduk lesu. Wajahnya yang dulunya selalu terlihat tegas dan arogan kini menatap tak berdaya. Sudah empat tahun lebih tidak bertemu William dan Emily, wanita itu kini nampak tak mampu lagi menutupi kerapuhan dibalik wajahnya yang keriput. “Maaf... kalian berdua pasti sangat tidak nyaman dengan kedatangan Nenek. Tapi, mumpung masih ada kesempatan, Nenek ingin meminta maaf kepada kalian berdua,” ucap Nyonya besar, suaranya lemah. Tuan besar mengusap punggung istrinya dengan lembut. Dua tahun belakangan ini Nyonya besar mengalami penurunan kesehatan yang makin mengkhawa

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 188

    Setelah memastikan Elle tertidur lelap, Emily dan William akhirnya berbaring di tempat tidur mereka. Ruangan terasa sunyi, hanya ada suara napas mereka yang terdengar samar. Emily menggigit bibirnya, ragu-ragu sebelum akhirnya bertanya, “William... apa tidak apa-apa memperlakukan Anastasia seperti itu?”William yang tengah berbaring dengan mata terpejam menghela napas panjang. Dia membuka matanya perlahan lalu menoleh ke arah Emily. Tanpa berkata-kata, ia mengulurkan tangannya dan menyentil dahi wanita itu. “Aduh!” Emily meringis kesal, memegangi dahinya yang baru saja disentil. “Kenapa menyentil ku?” tanyanya dengan nada merajuk. William menatapnya tajam, lalu berkata dengan suara yang datar, “Kalau saja kau tidak kabur 4 tahun lebih yang lalu... kalau saja kau tidak berkata bahwa aku sebaiknya mencari wanita lain yang lebih pantas mendampingiku... mana mungkin aku membiarkan Anastasia tetap berada di sisiku?”Emily terdiam. Kata-kata

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 187

    Anastasia mencengkram setir kemudi mobilnya erat-erat. Tangannya gemetar, begitu pula tubuhnya yang terasa lemah seolah tidak ada lagi tenaga. Matanya memanas, dan tidak butuh waktu lama hingga air mata mulai berjatuhan tanpa bisa ia kendalikan lagi. Pada akhirnya, Anastasia menangis sejadi-jadinya, menumpahkan segala rasa sakit yang menghantam hatinya. Ia memukuli setir mobil dengan frustrasi, dadanya terasa sesak seakan udara enggan masuk ke dalam paru-parunya. Kata-kata William terus terngiang di kepalanya, kalimat yang menusuknya lebih dalam dari yang pernah ia bayangkan. “Istriku sudah kembali. Aku akan menjalani hidupku seperti sebelumnya.”Itu bukan sekedar pernyataan. Itu adalah penegasan, pengakuan yang membuat semua harapan Anastasia runtuh dalam sekejap. Bertahun-tahun ia menunggu, bertahun-tahun ia berharap, rela menghabiskan waktunya hanya untuk mengemis cinta dari pria itu. Dan kini, semua itu terasa sia-sia.

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 186

    William meraih tangan Emily, sementara resletingnya sudah ia buka. Emily benar-benar kesal, tapi juga tidak bisa melakukan apapun. Kegilaan William hanya bisa dia tahan saja. “William, malam itu kau membawa Rose pergi di depan banyak pegawai JB fashion, kau sudah menciptakan kesalahpahaman,” ujar Anastasia. Mendengar itu, William pun hanya bisa memaksakan senyumnya. Sejatinya, dia sedang merasa kesal kepada Emily karena masih saja diam. Apa wanita itu tidak paham apa yang harus dilakukan padahal William jelas saja sudah membuka resletingnya. “Kau tidak ingin memberikan tanggapan apapun karena itu, William?” tanya lagi Anastasia yang masih belum mendapatkan tanggapan apapun dari William.. William menghela napasnya. “Yah... mau bagaimana lagi? Aku cukup bergairah melihat wanita itu.” Jawaban dari William barusan membuat Anastasia mengerutkan keningnya. “Sebenarnya, kenapa kau jadi seperti ini,

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status