Share

Bab 110

Author: Nadira Dewy
last update Last Updated: 2025-02-14 21:01:18

Berbeda dengan William dan Emily yang tengah menjalani hari dengan tujuan bahagia, Hendrick yang tengah kesal itu melemparkan botol wine kosong ke sofa dengan kasar.

Napasnya memburu, wajahnya memerah menahan amarah. Rencana yang ia susun dengan hati-hati selama ini kembali gagal. Semua orang terasa tidak memiliki kemampuan.

Semua orang yang ia suruh seperti manusia tanpa guna.

“Dasar orang tua bodoh!” geramnya sambil mengusap wajahnya dengan kasar. “Mereka bahkan tidak bisa mempengaruhi putri mereka sendiri! Mereka bosan hidup nyaman rupanya.”

Saat ini dia tengah melakukannya panggilan telepon dengan Kelly.

Mendengar kemarahan Hendrick, Kelly benar-benar hanya bisa memakluminya saja.

“Kau terlalu terburu-buru, Hendrick,” ucap Kelly dengan nada dingin. “Emily bukan wanita lemah yang mudah dibodohi seperti dulu. Apalagi ada William di sisinya. Ini pasti akan sulit, tapi kita juga tidak boleh menyerah.”

Hendri
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
ORTYA POI
Sudah semakin iri dengan kedekatan Emily dengan suami yang dikira buta
goodnovel comment avatar
Meliala Kolompoy
bksnny wiliam itu ank sebadtisn yaaa...klo iyaa bisa2ny si sebadtian tega sama darahdagingny yaas
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 111

    Malam itu, langit dihiasi taburan bintang yang berkelip lembut. Nampak begitu indah, sukses memanjakan mata. Udara sejuk menyelusup di antara dedaunan yang bergoyang pelan, menciptakan harmoni alam yang damai menenangkan. Di sebuah restoran mewah bertema outdoor di puncak bukit, Emily dan William duduk berhadapan di bawah lampu-lampu gantung berbentuk lentera yang memancarkan cahaya hangat. Mereka begitu romantis. Emily tersenyum, matanya berbinar memandangi hidangan berjejeran di hadapannya. “Aku masih tidak percaya kau memilih tempat seperti ini. Rasanya seperti adegan dalam film, deh.” William meletakkan gelas anggurnya dan menatap Emily penuh kelembutan. “Aku hanya ingin kita memiliki malam yang benar-benar kita ingat. Setelah semua yang kita lalui… kita pantas mendapatkan sedikit kebahagiaan ini.” Emily terdiam sesaat, hatinya terasa menghangat. Ia mengingat momen-momen sulit yang m

    Last Updated : 2025-02-14
  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 112

    Malam semakin larut, tapi William dan Emily nyatanya masih terjaga. Mereka berada di atas ranjang, bersandar pada sandaran empuk dengan tubuh terbungkus selimut tebal. Tubuh mereka polos akibat kegiatan panas mereka beberapa saat lalu. Emily meletakkan kepalanya di dada William, mendengar detak jantung pria itu yang terasa lebih cepat dari biasanya. Di tangannya, William memegang tablet, membaca dokumen yang baru saja dikirimkan Robert. Jemarinya menggenggam erat perangkat itu, ekspresinya berubah serius dan penuh emosi. Emily yang merasakan perubahan itu perlahan menatap wajah William. “Ada apa, William?” tanyanya dengan nada lembut, jantungnya ikut berdebar melihat perubahan ekspresi pria itu. Pasti ada sesuatu yang terjadi. William tidak langsung menjawab. Ia masih terpaku pada informasi yang baru saja ia baca, mencoba mencerna semuanya dengan kepala dingin. Namun, semakin dalam ia membaca, semakin jelas b

    Last Updated : 2025-02-15
  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 113

    Malam itu, ketika Emily telah tertidur pulas di pelukan William, pria itu perlahan bangkit dari ranjang tanpa membuat suara sedikit pun. “Aku keluar kamar sebentar,” bisiknya,aku mengecup kening Emily. Ia mengambil ponselnya, lalu berjalan ke balkon kamar, menyalakan sebatang rokok, dan segera menghubungi Robert di sana. Suara dering terdengar sebentar sebelum akhirnya Robert mengangkat teleponnya. “Apa kau sudah mendapatkan informasi tentang keberadaan Hendrick?” tanya William tanpa basa-basi, suaranya dingin dan tajam. Robert menghela napas sebelum menjawab, “Saya sudah tahu keberadaannya sejak kemarin, Tuan.” Mata William menyipit, bibirnya melengkung sinis. “Kenapa kau tidak langsung melaporkannya padaku kemarin?” “Saya tidak ingin mengganggu momen liburan anda dengan Nyonya Emily. Lagipula, Hendrick tidak sedang bergerak. Dia ada di negara sebelah, menenangkan diri d

    Last Updated : 2025-02-15
  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 114

    Kelly duduk di depan meja riasnya, menatap pantulan dirinya di cermin dengan tatapan yang kosong. Jemarinya mengepal kuat, kukunya menekan telapak tangannya hingga nyaris melukai kulitnya sendiri. William dan Emily. Ke mana mereka pergi? Sulit sekali mencarinya. Ia telah mengerahkan segala cara untuk melacak keberadaan mereka, menyewa detektif, menyuap orang dalam, bahkan mencoba meretas sistem keamanan mereka, tapi hasilnya benar-benar nihil. Seolah pasangan itu menghilang begitu saja dari dunia ini.Dia sudah menghabiskan uang hari tuanya untuk semua itu. Kelly menggigit bibir bawahnya. “Aku tidak boleh menyerah. Ini satu-satunya cara untuk menyelamatkan Hendrick!” Jika ia bisa menemukan mereka, rencananya akan berjalan sangat mulus. Ia telah menyusun berbagai skenario, kecelakaan tragis saat mereka berlibur, perampokan yang berakhir dengan pembunuhan, atau bahkan sabotase kendaraan. Dan masih banyak lagi s

    Last Updated : 2025-02-15
  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 115

    Hari itu, langit biru membentang luas tanpa satu pun awan yang menghalangi. Angin pantai berhembus sejuk, membawa aroma asin laut yang khas. Ombak bergulung lembut, menyapu pasir putih yang terasa hangat di bawah kaki yang menapak. Emily dan William menghabiskan waktu mereka di tepi pantai, menikmati kebersamaan yang jarang mereka dapatkan tanpa gangguan seperti ini. Emily berlari kecil di tepian air, sesekali tertawa saat air laut menyentuh kakinya. Gaun pantai tipis yang ia kenakan semula sudah dilepas, menyisakan bikini warna pastel yang membalut tubuhnya dengan begitu sempurna. William, yang sejak tadi berusaha bersikap tenang, sebenarnya tidak rela istrinya mengenakan bikini di tempat umum seperti ini. Matanya mengawasi sekeliling dengan tajam, memastikan tidak ada satupun orang yang berani menatap Emily lebih dari yang seharusnya. Namun, tetap saja, beberapa pria di sekitar pantai sesekali melirik ke ara

    Last Updated : 2025-02-15
  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 116

    William menatap gadis itu dengan ekspresi yang datar. Ia tidak suka terlalu banyak berinteraksi dengan orang asing, apalagi yang mencurigakan dan terlihat begitu penasaran. “Aku tidak suka menyebutkan namaku pada orang asing, maaf,” katanya dingin. Gadis itu tampak terkejut, lalu terdiam. William tidak mengatakan apa-apa lagi dan langsung berbalik, meninggalkan gadis itu tanpa ekspresi apapun. Dengan langkah santai, ia kembali ke restoran tempat Emily menunggunya. Ini sudah cukup lama. Begitu melihat William datang, Emily pun tersenyum lembut. “Kau lama sekali. Apa di toilet antri?” tanyanya sambil menyesap minumannya. William duduk di kursinya lalu menghela napas ringan. Ia menggelengkan kepalanya. “Aku melihat seorang pria mengancam seorang gadis di lorong tadi. Aku hanya menegurnya dan memastikan gadis itu baik-baik saja. Untungnya berakhir baik.” Emily menganggukkan kepalanya, mema

    Last Updated : 2025-02-16
  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 117

    Di sebuah kafe bergaya modern yang nyaman, Emily dan William duduk berseberangan dengan seorang gadis muda bernama Anastasia, dia adalah gadis yang pernah ditolong oleh William dalam sebuah insiden yang kurang menyenangkan saat itu. Dengan senyum lebar yang tak terucapkan, Anastasia tampak bersemangat mengajak mereka makan siang sebagai ungkapan terima kasih.“Aku benar-benar senang kalian mau memenuhi keinginan ku. Terimakasih banyak, ya...” Emily merasa tidak nyaman dengan paksaan Anastasia yang tampak terlalu memaksa, namun karena sifatnya yang tidak enakan dan tidak ingin menyakiti perasaan orang lain, ia hanya bisa menahan diri dan tersenyum sopan. “Terlalu aneh kalau disebut ramah dan baik hati,” pikir Emily. Sementara itu, William duduk dengan tenang, namun matanya sesekali menyapu wajah Emily yang tampak resah.“Kau tidak nyaman, ya?” tanya William, berbisik lirih. Emily pun memaksakan senyumnya. “Menurutmu

    Last Updated : 2025-02-16
  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 118

    Kelly duduk di ruang kerjanya, tangannya mencengkeram ponselnya dengan dengan erat. Napasnya memburu setelah menerima kabar bahwa sebagian orang mulai mempertanyakan kepemimpinan William selama ini. Usahanya untuk menyebarkan keraguan akhirnya membuahkan hasil, meskipun belum maksimal. “William memang cerdas, tapi dia kan orang buta. Apa mungkin seseorang sepertinya bisa memimpin tanpa bantuan penuh dari orang-orang di sekitarnya?” Begitulah opini yang mulai berkembang di antara para petinggi perusahaan. Beberapa dari mereka bahkan mulai mempertimbangkan apakah William benar-benar pantas menduduki posisi CEO.Namun, banyak juga yang tidak ingin terhasut owlh opini tidak bertanggung jawab itu. Mereka yakin sepenuhnya pada kemampuan William. Di sisi lain, Robert mulai geram dengan rumor yang semakin meresahkan ini. James juga sudah menyarankan tindakan tegas. “Kita tak bisa membiarkan ini terus terjadi,

    Last Updated : 2025-02-16

Latest chapter

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Season 2 : Bab 274

    Sore itu, langit tampak mendung ketika Lavine melangkah keluar dari gedung apartemennya. Dengan jas hitam dan kemeja yang sedikit terbuka di bagian atas, ia tampak seperti biasa, sangat santai, tapi menyimpan ketegangan yang jelas tidak akan tampak di permukaan. Di dalam mobil, Jordi menyetir tanpa banyak bicara. Lavine duduk bersandar, menatap keluar jendela sambil mengetukkan jari ke paha dengan irama acak. “Kira-kira kali ini dia ingin membahas apa lagi ya? Bisnis? Atau mungkin ada hubungannya dengan Elle? Hah! Tidak sabaran juga, aku jadi ingin cepat sampai.” katanya setengah bercanda, setengah kesal. Jordi melirik dari kaca spion. “Mungkin Tuan Ramon mulai sadar siapa yang sebenarnya punya andil besar dalam banyak hal akhir-akhir ini, Tuan.” Lavine hanya tertawa kecil, nada suaranya penuh ironi. “Hah! Kalau dia sadar, mungkin itu karena dia kepepet. Bukan karena dia benar-benar melihat.

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Season 2 : Bab 273

    Rayn meninggalkan gedung perkantoran MJW dengan perasaan yang begitu menyesakkan. Pembicaraannya dengan Elle tidak berakhir seperti yang diinginkannya. Begitu sampai di dalam mobil, Rayn yang sangat kesal itu tidak lagi bisa menahan diri. Bukk!!! Dipukulnya kemudi mobilnya beberapa kali untuk melampiaskan amarah. “Badjingan!!!” teriaknya. “Kenapa... kenapa kau harus bisa melampaui ku, anak brengsek? Jelas-jelas yang mengalir di dalam tubuhmu adalah darah kotor dan rendahan, darah seorang pelacur yang menjijikan! Kau harusnya hidup dengan segala hinaan, berani sekali kau mengambil posisi yang harusnya menjadi milikku?!” Rayn merasa sudah benar-benar dikalahkan. Tatapan mata Elle saat bicara padanya tadi seolah telah menunjukkan bahwa Rayn bahkan tidak bisa lebih baik daripada Lavine. Grettt... Tangan Rayn terkepal erat. Matanya yang masih menyalak marah itu mulai bersia

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Season 2 : Bab 272

    Esok harinya, di gedung MJW. Elle menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi kerjanya, memandangi Rose dengan ekspresi datar. “Kau yakin itu dari Rayn? Kakak tirinya Lavine?” tanyanya pelan. Rose mengangguk. “Ya, dikirim langsung atas nama Tuan Rayn. Dikirim pagi-pagi sekali, bahkan sebelum staff lengkap datang, Nona.” Elle menarik napas dalam, sedikit tidak nyaman. Dia tahu Rayn bukan tipe pria yang melakukan sesuatu tanpa maksud tersembunyi. Elle kemudian berdiri dan melangkah ke luar ruangannya. “Ayo, aku ingin lihat sendiri seperti apa lukisan yang dia berikan padaku,” ucapnya dingin. Sesampainya di lobi, matanya langsung tertuju pada lukisan besar yang diletakkan rapi di atas meja resepsionis. Pigura mewah, warna-warna kuat, dan goresan yang jelas menunjukkan keahlian pelukisnya. Namun, tidak ada yang membuat Elle terpikat walaupun dia sampai memicingkan matanya. “Cantik, tapi sayangnya sama sekali tidak menyentuh,” gumamnya,

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Season 2 : Bab 271

    Elle menatap Lavine dengan tatapan tak sabaran, “Bagaimana hasilnya?” Lavine menyandarkan tubuhnya santai di kursi, senyumnya masih mengembang seperti biasa, penuh godaan dan sedikit terlihat malas. “Kau benar-benar terlalu kaku dan serius, Elle,” katanya sambil mendorong gelas es kopi ke hadapan Elle sekali lagi. “Cobalah untuk membuat hidupmu sedikit lebih manis… seperti es kopi ini.” Elle menatap Lavine tajam, ekspresinya tetap dingin, tapi ada sedikit ketertarikan di balik sorot matanya. “Kau ini minum kopi atau gula? Sejak kapan kopi jadi manis? Lagi pula, aku tidak datang ke sini untuk membahas kopi,” jawabnya, suaranya datar namun tegas. “Aku benar-benar ingin tahu tentang hasilnya, Lavine. Fokus ku hanya ke situ saja.” Lavine tertawa pelan, memainkan sendok kecil di tangannya. “Hah, kau ini terlalu serius. Tapi baiklah… soal hasilnya, Zero tidak mudah dilunakkan, kau tahu itu. Apalagi kalau kau sendiri begini? Minum es kopi saja tidak mau. As

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Season 2 : Bab 270

    Hari itu, Merin dan Ronald datang ke gedung MJW untuk menemui Elle. Resepsionis itu sempat ragu, namun setelah melihat foto yang ditunjukkan Ronald, di mana Elle tampak berdiri di antara mereka dalam pakaian sederhana dan suasana kafe, wajah resepsionis itu langsung berubah. Dia terdiam sejenak, lalu mengangguk sopan. Meskipun masih ada rasa tidak percaya, dia juga tahu kalau foto itu bukanlah foto editan. Dari pada nanti dia justru melakukan kesalahan, lebih baik diterima saja dulu tamunya. “Baik, tunggu sebentar. Saya akan menghubungi sekretarisnya Nona Elle terlebih dahulu,” ujarnya dengan nada lebih ramah. Ronald menarik napas lega, sementara Merin berdiri dengan tangan terlipat di dada, matanya sibuk memandangi interior kantor MJW yang begitu mewah dan jauh dari bayangan tempat kerja Elle sebelumnya. Tatapan matanya menajam, menyadari bahwa Elle benar-benar hidup dalam dun

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Season 2 : Bab 269

    Elle tersenyum lemah. “Begitu, ya? Lalu, kenapa kau masih tidak menghentikan ku?” Pertanyaan itu membuat Lavine tersenyum. “Karena meskipun kau memiliki maksud, aku masih bisa merasakan ketulusan darimu.” Elle melanjutkan kegiatannya, menikmati sarapan buatan Lavine tanpa bicara lagi. Tidak ada yang perlu dibahas saat ini. Mereka hanya perlu makan dengan baik, nanti bisa melanjutkan pembicaraannya lagi begitu selesai. Beberapa saat kemudian. Elle melihat jam tangannya, sejenak terdiam sambil berpikir. “Lavine, aku tidak bisa berlama-lama lagi di sini. Apa aku boleh bicara yang sebenarnya padamu sekarang?” Lavine yang baru selesai mencuci piring tersenyum. Setelah mengeringkan tangannya, ia pun berjalan mendekati Elle yang masih duduk di meja makan sambil menatapnya dengan ekspresi yang serius. “Baiklah... dari pada bertele-tele seperti katamu tadi, lebih baik bicara den

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Season 2 : Bab 268

    Malam merayap pelan di balik jendela apartemen milik Lavine. Lampu ruangan menyala redup, menciptakan suasana yang begitu tenang. Elle duduk bersandar di sofa, matanya mulai terasa berat. Di sampingnya, Lavine masih tertidur dengan kompres di dahinya, napasnya sedikit berat namun mulai terdengar stabil. Elle melirik ke arah pria itu, memperhatikan wajah Lavine yang biasanya penuh senyum nakal itu kini terlihat begitu tenang dan polos. Untuk sesaat, dia lupa bahwa pria ini sering membuatnya kesal. Yang ada hanya rasa iba dan... entah, sesuatu yang membuat dadanya terasa cukup hangat. “Apa sebenarnya yang kau sembunyikan dariku, Lavine...” gumamnya pelan, nyaris seperti bisikan. “Atau, apa yang sedang kau sembunyikan dari dunia ini?” Elle menghela napas panjang, lalu menyandarkan kepalanya ke senderan sofa. Tubuhnya yang lelah akhirnya menyerah, matanya tertutup, dan napasnya mulai melambat. Suara detik

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Season 2 : Bab 267

    Elle duduk di ruang kerjanya sambil menatap layar laptop yang penuh dengan tab pencarian tentang pelukis bernama Zero. Setiap artikel, forum seni, dan catatan pameran sudah selesai ia baca. Namun semuanya hanya berisi spekulasi, gosip samar, atau informasi yang terlalu umum. Tidak satu pun yang bisa mengungkap siapa sebenarnya Zero, atau setidaknya memberi petunjuk yang cukup bisa menuju ke identitasnya. Orang-orang suruhannya juga sudah berusaha, namun hasilnya masih tetap sama. “Bagaimana bisa seseorang sepopuler itu tidak meninggalkan jejak digital sedikit pun?” gumam Elle kesal, lalu menyandarkan tubuhnya di kursi dengan frustasi. Ia menutup laptopnya dengan kasar, kemudian berdiri dan berjalan mondar-mandir. “Kenapa sulit sekali menemukan orang itu? Sekalinya bertemu, dia malah mengatakan sesuatu yang tidak aku pahami. Ah..., aku jadi pusing.” Rose masuk membawa dokumen, namun langsung berhenti saat m

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Season 2 : Bab 266

    Elle tersenyum. “Putra anda memang cukup gila. Ah, aku tidak jadi membelamu.” Mendengar itu, Lavine pun tersentak kaget. “Hah! Kau ini cepat sekali berubah pikiran? Baru juga sedetik aku merasa terharu oleh sikapmu, kau ini benar-benar menggemaskan. Aku jadi ingin segera menikahimu, deh.” “Bahkan keong juga akan berpikir lagi saat tahu kalau akan dinikahi mu,” balas Elle. Lavine terkekeh. “Keong? Kau benar-benar banyak keterlaluannya, ya? Ngomong-ngomong, pergi makan yuk! Aku lapar sekali, tapi tidak ada uang untuk membeli makan.” Ucapan Lavine barusan membuat Rayn dan Ramon mengerutkan kening. Jelas Lavine dan Elle cukup dekat sebelumnya. Rose hanya berdiri diam di belakang Elle. “Kalian... sejak kapan saling kenal?” tanya Ramon yang tidak bisa menahan rasa penasarannya. Elle menoleh, dia hampir saja lupa dengan keberadaan Ramon dan juga Rayn. “Sejak

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status