Share

Bab 129

Author: Nadira Dewy
last update Last Updated: 2025-02-20 20:00:52

Malam itu, Kelly melangkah tergesa, membawa tas berisi semua aset dan emas batangan yang adalah milik Sebastian.

Ia berjalan mengendap-endap, memastikan tidak ada yang melihatnya. Beruntung semua pelayan rumah sudah dipecat karena ketidakmampuan membayar lagi.

Dadanya berdebar kencang, tapi ia berusaha tetap tenang dan fokus.

Ia sudah menghubungi seseorang untuk menjemputnya. Segera setelah mobil itu datang, ia akan pergi jauh, meninggalkan semua kekacauan yang ada di belakangnya, memulai hidupnya yang baru dengan aman dan damai.

Begitu sampai di luar pagar rumah, ia berhenti sejenak, menggenggam erat surat rumah yang sejak tadi ada di tangannya.

Napasnya tersengal, tapi ada secercah harapan indah di matanya.

“Setelah ini... aku akan hidup dengan baik. Kau pantas untuk semua ini, Sebastian,” gumamnya.

Lalu, suara mesin mobil terdengar mendekat ke arahnya.

Kelly mengangkat wajahnya dan tersenyu
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 130

    William menyunggingkan senyuman jahatnya. Berjalan mendekati Kelly yah nampak semakin ketakutan, lalu mencengkram leher wanita itu. “Ugh!!” pekik Kelly. William menatap dengan tatapan tajam. Hasrat untuk membunuh wanita itu benar-benar sangat besar. Namun, mati dengan mudah adalah hal yang indah untuk Kelly. Ia akan membuat wanita itu merasakan tidak pernah damai barang sedetikpun. Setiap hari seperti sekarat, tapi kematian masih sangat jauh. “Ibu tiri ku,” bisik William. “Bagaimana rasanya sekarang? Sesuatu yang kau dapatkan dengan menipu Ibuku, membunuh Ibuku, merebut apapun yang bisa kau rebut?” Kelly terus berusaha melepaskan lehernya. Cengkraman tangan William benar-benar erat, wajahnya sampai merah, urat-urat di wajahnya pun nampak menonjol. William menepis tangannya dengan kasar. “Uhuk uhuk uhuk!” Kelly menjadi terbatuk-batuk, sibuk untuk mengambil dan mengatur napasnya. William masih terus menatap tajam. “Dari ekspresi mu tadi, kau pasti sepertinya s

    Last Updated : 2025-02-20
  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 131

    Kelly berteriak histeris, suaranya menggema di dalam kamar rumah sakit yang terasa semakin sempit, dan sesak. Ia berusaha untuk mengangkat tubuhnya, ingin meraih William, ingin menghentikan apa yang pria itu lakukan saat ini. Tapi tubuhnya yang penuh luka membuatnya hanya bisa meronta tanpa daya. Bahkan membuka mulutnya lebih lebar pun sulit untuk dilakukannya. “Jangan lakukan itu, William! Aku mohon! Jangan sakiti Hendrick! Cukup aku saja, jangan dia!” suaranya parau, putus asa, dan penuh ketakutan. Namun, William hanya tersenyum dingin di sana. Dengan santai, ia menekan tombol panggilan di ponselnya, lalu berbicara dengan suara yang tenang namun menusuk, “Sebarkan videonya sekarang juga. Pastikan menggunakan akun anonim yang sudah terlindungi.” Kelly menjerit lebih keras, tangannya mengepal di atas selimut. “Tidak. Tolong, aku mohon! Jangan lakukan ini! Hendrick anakku satu-satunya!” William menutup telepon

    Last Updated : 2025-02-21
  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 132

    Johan menatap layar ponselnya dengan tangan yang gemetar. Video ditangannya itu masih berputar, menampilkan sesuatu yang seharusnya tidak pernah ia lihat dengan jelas seperti ini. Wajahnya menjadi pucat, keringat dingin mengalir di pelipisnya. Julia yang duduk di sampingnya sudah menutup mulutnya dengan tangan, matanya membelalak penuh keterkejutan. Dia tidak menyangka akan melihat itu. “Astaga... Ini tidak mungkin kan...” suara Julia bergetar, hampir tidak terdengar. Johan akhirnya meletakkan ponsel di meja, seolah benda itu bisa membakar habis tangannya kapan saja. Ia mengusap wajahnya kasar, lalu menyandarkan tubuh ke kursi dengan tubuh melemas. Nampak frustrasi wajahnya. “Kita sudah hancur, Julia. Mereka lah yang telah menghancurkan kita,” suaranya lirih, penuh dengan rasa penyesalan. Julia menoleh, tatapannya kosong. “Bagaimana bisa terjadi seperti ini...? Bukankah selama ini kita berusaha k

    Last Updated : 2025-02-21
  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 133

    “Bajingan! Brengsek!!” Hendrick berteriak histeris, frustrasi merajalela di dadanya. Dia merasa seperti kehilangan segalanya dalam sekejap. Pria yang selama ini dianggap sebagai penyembuh lukanya, satu-satunya tempat dia merasa diterima, ternyata hanya sebuah alat untuk menjeratnya lebih dalam pada kehancuran. Padahal, Hendrick rasakan nyaman yang sangat jelas dengan pasangan penyuka sesama jenisnya itu. “Bisa-bisanya dia melakukan ini padaku?!”Dengan tangannya yang gemetaran, Hendrick berusaha menghubungi pria itu. Namun tidak ada jawaban. Tidak ada kabar tentang keberadaannya. Seolah pria itu telah lenyap ditelan bumi. Saat itulah Hendrick makin tersadar ini bukan hanya sebuah kebetulan. Ini pasti rencana William. “William, ini pasti kau lagi! Sialan kau, William! Aku akan membalas mu!”Hendrick mengamuk. Dia membanting segala benda yang ada di kamarnya. Cermin pecah, kaca berhamburan, meja da

    Last Updated : 2025-02-22
  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 134

    Emily tertegun melihat William berdiri di ambang pintu. Saat Emily akan keluar dari kamar untuk menemui Azura, William juga akan masuk kamar. “Kau—” Belum sempat Emily mengatakan apapun, William langsung memeluknya erat. Emily terdiam, membiarkan William memeluknya seperti yang diinginkan. “Aku merindukan mu,” ucap William lirih. Mendengar itu, Emily pun membalas pelukan William. “Apa sudah selesai?” tanyanya. William menganggukkan kepalanya, tapi tidak melepaskan pelukannya dari Emily. “Tentu saja belum. Tapi, aku juga tidak mau kalau kita terlalu lama tidak bertemu.” Emily pun tersenyum. “Ini baru dua hari, kan?” “Baru dua hari, katamu? Dua hari itu seperti dua abad untukku, Emily.” Segera William melepaskan pelukannya. Membawa Emily masuk ke kamar. beberapa saat kemudian. Emily terdiam dalam dekapan William, merasakan betapa eratnya genggaman pri

    Last Updated : 2025-02-22
  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 135

    Emily terdiam sebentar. “Tidak. Aku memang hanya ingin pergi ke dapur sebentar.” Pada akhirnya, William pun hanya bisa membiarkan Emily pergi ke dapur. Begitu Emily keluar, William duduk di pinggiran tempat tidur. Pikirannya benar-benar kacau, bahkan mengungkapkan perasaannya saat ini dia sudah tidak lagi mampu. Tentu saja dia paham apa yang dipikirkan Emily. Namun, William sendiri tidak mampu memenangkan kekhawatiran Emily untuk saat ini. “Emily... aku benar-benar sedang dalam kondisi yang tidak baik sekarang. Maaf. Mungkin sikap ku akan menyakitimu beberapa waktu belakangan ini. Tapi, aku berharap kau bisa sedikit lebih sabar menghadapi ku sampai aku benar-benar mampu mengendalikan diriku dengan baik,” ucap William, lirih. Emily melangkah keluar dari dapur dengan perasaan sedikit ragu untuk kembali ke kamar. Seorang pelayan tiba-tiba saja datang, lalu memberitahunya bahwa Julia datang dan ingin berbica

    Last Updated : 2025-02-23
  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 136

    Emily menghela napas panjang, perasaannya bercampur aduk mendengar rencana kedua orang tuanya setelah semua yang terjadi. “Pedesaan? Ayah dan Ibu apa benar-benar yakin?” Emily mengulang dengan suara pelan, kepalanya menunduk. “Jadi, Ibu dan Ayah benar-benar ingin meninggalkan semua ini begitu saja?” Julia pun mengangguk. “Kami tidak punya pilihan, Emily. Semua sudah hancur. Perusahaan, nama baik keluarga, bahkan hubungan kami denganmu juga.” Julia menatap putrinya dengan mata berkaca-kaca. “Kami sadar kami telah melakukan banyak kesalahan. Kami tidak ingin menjadi bebanmu. Beternak dan bertani adalah satu-satunya cara bagi kami untuk hidup dengan tenang tanpa harus menyusahkan mu lagi di masa depan.” Emily menggigit bibirnya, ia menahan air mata yang hampir jatuh. “Aku minta maaf… Aku benar-benar tidak bisa berbuat banyak untuk membantu kalian.” Julia tersenyum lemah, “Tidak, Emily. Kau sudah melakukan lebih dari cukup untuk kami. Lagip

    Last Updated : 2025-02-23
  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 137

    Malam itu, William dan Emily berbaring tanpa adanya pembicaraan apapun. Saling memunggungi, sibuk dengan pemikirannya masing-masing. Emily dengan kegelisahan, ketakutan, dan harapan akan keselamatan keluarganya. Sementara William yang juga memikirkan banyak hal. “Aku ingin tidur...” batin William. Sudah dua jam berpura-pura tidur, nyatanya masih segar matanya. Begitu juga dengan Emily. Di dalam hatinya, ia berharap Tuhan akan sedikit kasihan sehingga hati William luluh, dan tidak terlalu kejam kepada kedua orang tuanya. Entah selama apa mereka terus bergulat dengan pemikirannya, hingga pada akhirnya mereka merasa ngantuk, dan mulai tertidur. Esok harinya, di kediaman Sebastian. Sebastian duduk di dalam mobilnya, menatap layar ponselnya dengan tatapan penuh perasaan amarah. Kali ini, dia tidak akan menahan

    Last Updated : 2025-02-24

Latest chapter

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 190

    Robert mengerutkan keningnya, tidak menyangka kalau Azura benar-benar akan bersikap sangat dingin seperti ini padanya. “Barusan, kau sedang mengusirku?” tanya Robert, ekspresi tak percaya masih nampak jelas di wajahnya. Azura mengepalkan tangannya. Ia pun menatap Robert dengan tatapan yang tajam. “Menurut anda, setelah makian yang anda berikan kepada ku sebelumnya mudah untuk dilupakan? Siapapun orangnya pasti akan mendendam.” Mendengar itu, Robert pun menghela napas. “Terserah kau saja. Mendendam atau tidak, itu bukan urusan ku.” Azura makin kesal. Tanpa mengatakan apapun lagi, ia bangkit dari duduknya, dan meninggalkan Robert begitu saja. “Aku benar-benar bodoh karena pernah menyukai pria sialan ini,” batin Azura. Robert berdecih kesal, tidak menyangka kalau ada masanya dia diperlakukan dengan dingin oleh wanita yang dia anggap tidak ada apa-apanya. Ia pun bangkit dari duduknya, meninggalkan cafe milik

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 189

    Mendengar Emily sudah kembali, Nyonya dan Tuan besar meminta izin untuk bertemu. William sudah menolaknya. Dia tidak ingin Emily dipengaruhi lagi. Namun, Nyonya besar sudah berjanji tidak akan melakukan itu lagi, akhirnya William memperbolehkan Nyonya besar menemui Emily dan Elle. Di ruang tengah, tempat itu menjadi saksi Nyonya besar nampak tertunduk lesu. Wajahnya yang dulunya selalu terlihat tegas dan arogan kini menatap tak berdaya. Sudah empat tahun lebih tidak bertemu William dan Emily, wanita itu kini nampak tak mampu lagi menutupi kerapuhan dibalik wajahnya yang keriput. “Maaf... kalian berdua pasti sangat tidak nyaman dengan kedatangan Nenek. Tapi, mumpung masih ada kesempatan, Nenek ingin meminta maaf kepada kalian berdua,” ucap Nyonya besar, suaranya lemah. Tuan besar mengusap punggung istrinya dengan lembut. Dua tahun belakangan ini Nyonya besar mengalami penurunan kesehatan yang makin mengkhawa

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 188

    Setelah memastikan Elle tertidur lelap, Emily dan William akhirnya berbaring di tempat tidur mereka. Ruangan terasa sunyi, hanya ada suara napas mereka yang terdengar samar. Emily menggigit bibirnya, ragu-ragu sebelum akhirnya bertanya, “William... apa tidak apa-apa memperlakukan Anastasia seperti itu?”William yang tengah berbaring dengan mata terpejam menghela napas panjang. Dia membuka matanya perlahan lalu menoleh ke arah Emily. Tanpa berkata-kata, ia mengulurkan tangannya dan menyentil dahi wanita itu. “Aduh!” Emily meringis kesal, memegangi dahinya yang baru saja disentil. “Kenapa menyentil ku?” tanyanya dengan nada merajuk. William menatapnya tajam, lalu berkata dengan suara yang datar, “Kalau saja kau tidak kabur 4 tahun lebih yang lalu... kalau saja kau tidak berkata bahwa aku sebaiknya mencari wanita lain yang lebih pantas mendampingiku... mana mungkin aku membiarkan Anastasia tetap berada di sisiku?”Emily terdiam. Kata-kata

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 187

    Anastasia mencengkram setir kemudi mobilnya erat-erat. Tangannya gemetar, begitu pula tubuhnya yang terasa lemah seolah tidak ada lagi tenaga. Matanya memanas, dan tidak butuh waktu lama hingga air mata mulai berjatuhan tanpa bisa ia kendalikan lagi. Pada akhirnya, Anastasia menangis sejadi-jadinya, menumpahkan segala rasa sakit yang menghantam hatinya. Ia memukuli setir mobil dengan frustrasi, dadanya terasa sesak seakan udara enggan masuk ke dalam paru-parunya. Kata-kata William terus terngiang di kepalanya, kalimat yang menusuknya lebih dalam dari yang pernah ia bayangkan. “Istriku sudah kembali. Aku akan menjalani hidupku seperti sebelumnya.”Itu bukan sekedar pernyataan. Itu adalah penegasan, pengakuan yang membuat semua harapan Anastasia runtuh dalam sekejap. Bertahun-tahun ia menunggu, bertahun-tahun ia berharap, rela menghabiskan waktunya hanya untuk mengemis cinta dari pria itu. Dan kini, semua itu terasa sia-sia.

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 186

    William meraih tangan Emily, sementara resletingnya sudah ia buka. Emily benar-benar kesal, tapi juga tidak bisa melakukan apapun. Kegilaan William hanya bisa dia tahan saja. “William, malam itu kau membawa Rose pergi di depan banyak pegawai JB fashion, kau sudah menciptakan kesalahpahaman,” ujar Anastasia. Mendengar itu, William pun hanya bisa memaksakan senyumnya. Sejatinya, dia sedang merasa kesal kepada Emily karena masih saja diam. Apa wanita itu tidak paham apa yang harus dilakukan padahal William jelas saja sudah membuka resletingnya. “Kau tidak ingin memberikan tanggapan apapun karena itu, William?” tanya lagi Anastasia yang masih belum mendapatkan tanggapan apapun dari William.. William menghela napasnya. “Yah... mau bagaimana lagi? Aku cukup bergairah melihat wanita itu.” Jawaban dari William barusan membuat Anastasia mengerutkan keningnya. “Sebenarnya, kenapa kau jadi seperti ini,

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 185

    Mendengar itu, Sebastian pun tersenyum sinis. “Kau pikir apa yang akan dilakukan jika sudah sampai di pesisir pantai, hah? Tidak ada kapal yang melintas melewati Pulau ini. Usaha itu hanya akan sia-sia saja.” Kelly tertunduk lesu. Entah Bagaimana caranya dia bisa sedikit berguna untuk Hendrick. Hendrick membuang napas kasarnya. Dia benar-benar sudah pasrah. Bahkan entah sudah berapa kali saja dia mencoba untuk bunuh diri meski gagal karena dia tidak sanggup dengan rasa sakitnya. ****Sore itu, setelah menyelesaikan pekerjaannya di JB fashion, Emily langsung menuju kantor William. Kedatangannya sudah dikabarkan oleh salah satu pegawai, sehingga ia tidak menemui hambatan apapun.Saat tiba di depan pintu kantor William, Emily mengetuk pintu sekali sebelum langsung masuk. William sudah memperbolehkannya sebelumnya. namun begitu ia masuk, hal pertama yang dicari adalah Elle. “Hari ini kau pulang lebih cepat, ya?”

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 184

    Pertanyaan dari Robert barusan membuat William tersenyum. “Apa yang berani dia lakukan kalau Elle tidak mau berpisah dariku?” Mendengar itu, Robert pun menganggukkan kepalanya. “Saya berharap, anda tidak akan merasakan yang sama lagi.” William menganggukkan kepalanya. “Kali ini, Aku cukup yakin bisa membuat wanita itu terus menempel padaku.” “Baiklah, Saya berharap seperti itu,” ujar Robert. William mengarahkan tatapan matanya kepada Robert, memperhatikan pria itu dengan apa yang sedang dipikirkannya saat ini. Pada akhirnya, Ia pun menyampaikan apa yang ingin dikatakannya. “Robert, ini sudah cukup. Apa kau masih harus bersikap sinis kepada Azura?” Ada perasaan aneh yang sulit untuk diungkapkan Robert saat ini. Tapi, dia juga tidak ingin William berpikir terlalu jauh. “Sebenarnya, aku sendiri tidak memperlakukan Nona Azura dengan sinis. Tapi, dia yang melakukan sebaiknya. Saya sudah mencoba untuk lunak

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 183

    Di ruangan kerja Anastasia, wanita itu dan Emily duduk berhadapan, beseberangan meja. Emily terdiam, menunggu Anastasia memulai pembicaraan. Sejak tadi, wanita itu terus saja mengarahkan tatapan tajamnya kepada Emily. ”Kenapa kau tidak datang ke kantor kemarin?” tanya Anastasia. Jangan tanya apakah tatapan tajamnya sudah mereda, sama sekali tidak. “... Maaf. Ada beberapa hal yang terjadi, namun saya tidak bisa menyampaikannya kepada anda,” jawab Emily. Mendengar jawaban itu, Anastasia pun tersenyum kesal. Ia menggigit bibir, sementara ia sendiri juga tengah mengatur emosinya agar tidak meledak-ledak. “Dengarkan aku baik-baik, Rose. William itu adalah kekasihku. Kenapa kau bisa melakukan semua itu bahkan di hadapanku?” tanya Anastasia. Suaranya memang terdengar datar, tapi jelas penuh tekanan. Emily menunduk sejenak sebelum dia menjawab pertanyaan itu. “Nona Anastasia, Anda juga melihat sendiri dengan sep

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 182

    Setelah percakapan panjang dan melelahkan itu, akhirnya William pun mengalah. Ia membiarkan Emily menyelesaikan proyeknya di perusahaan JB fashion. Namun, tentu saja, William tidak akan menyerah begitu saja tanpa mendapatkan sesuatu sebagai imbalan. “Karena aku sudah memberikan persetujuan yang harganya sangat mahal, maka kau harus membayarnya kembali,” kata William dengan tatapan penuh maksud. “Kau harus melayaniku sampai aku tidak bisa bangun besok pagi.”Emily menelan ludah, merasa wajahnya mulai memanas. Ia ingin menolak, tapi ia tahu William tidak akan menerima penolakan apapun. Namun, rencana William gagal total. Elle tiba-tiba masuk ke kamar dengan mata mengantuk, menyeret boneka yang ada di kamarnya tadi. “Ayah...” panggilnya pelan sebelum langsung naik ke tempat tidur dan memeluk William erat-erat. William membeku. Ia menatap bocah kecil itu yang dengan nyaman menempel padanya, lalu melirik Emily yang justru terseny

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status