Share

Bab 131

Author: Nadira Dewy
last update Last Updated: 2025-02-21 21:00:30

Kelly berteriak histeris, suaranya menggema di dalam kamar rumah sakit yang terasa semakin sempit, dan sesak.

Ia berusaha untuk mengangkat tubuhnya, ingin meraih William, ingin menghentikan apa yang pria itu lakukan saat ini.

Tapi tubuhnya yang penuh luka membuatnya hanya bisa meronta tanpa daya. Bahkan membuka mulutnya lebih lebar pun sulit untuk dilakukannya.

“Jangan lakukan itu, William! Aku mohon! Jangan sakiti Hendrick! Cukup aku saja, jangan dia!” suaranya parau, putus asa, dan penuh ketakutan.

Namun, William hanya tersenyum dingin di sana.

Dengan santai, ia menekan tombol panggilan di ponselnya, lalu berbicara dengan suara yang tenang namun menusuk, “Sebarkan videonya sekarang juga. Pastikan menggunakan akun anonim yang sudah terlindungi.”

Kelly menjerit lebih keras, tangannya mengepal di atas selimut. “Tidak. Tolong, aku mohon! Jangan lakukan ini! Hendrick anakku satu-satunya!”

William menutup telepon
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Meliala Kolompoy
terlambat kau sebastian..kau telah membunuh istri tercintamu..dn kau telah mnyakiti anak laki2 dri perempuan yg katanyabkau cintai..nangiss darah deh looo...
goodnovel comment avatar
Tety Juniarwati Saragih
Laki-laki paok dan labil, makan tu penghianatan, Hanya karna bersama sejak kecil, Jiwa labil kayak anak nya dengan Kelly, kelabilan yang sempurna
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 132

    Johan menatap layar ponselnya dengan tangan yang gemetar. Video ditangannya itu masih berputar, menampilkan sesuatu yang seharusnya tidak pernah ia lihat dengan jelas seperti ini. Wajahnya menjadi pucat, keringat dingin mengalir di pelipisnya. Julia yang duduk di sampingnya sudah menutup mulutnya dengan tangan, matanya membelalak penuh keterkejutan. Dia tidak menyangka akan melihat itu. “Astaga... Ini tidak mungkin kan...” suara Julia bergetar, hampir tidak terdengar. Johan akhirnya meletakkan ponsel di meja, seolah benda itu bisa membakar habis tangannya kapan saja. Ia mengusap wajahnya kasar, lalu menyandarkan tubuh ke kursi dengan tubuh melemas. Nampak frustrasi wajahnya. “Kita sudah hancur, Julia. Mereka lah yang telah menghancurkan kita,” suaranya lirih, penuh dengan rasa penyesalan. Julia menoleh, tatapannya kosong. “Bagaimana bisa terjadi seperti ini...? Bukankah selama ini kita berusaha k

    Last Updated : 2025-02-21
  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 133

    “Bajingan! Brengsek!!” Hendrick berteriak histeris, frustrasi merajalela di dadanya. Dia merasa seperti kehilangan segalanya dalam sekejap. Pria yang selama ini dianggap sebagai penyembuh lukanya, satu-satunya tempat dia merasa diterima, ternyata hanya sebuah alat untuk menjeratnya lebih dalam pada kehancuran. Padahal, Hendrick rasakan nyaman yang sangat jelas dengan pasangan penyuka sesama jenisnya itu. “Bisa-bisanya dia melakukan ini padaku?!”Dengan tangannya yang gemetaran, Hendrick berusaha menghubungi pria itu. Namun tidak ada jawaban. Tidak ada kabar tentang keberadaannya. Seolah pria itu telah lenyap ditelan bumi. Saat itulah Hendrick makin tersadar ini bukan hanya sebuah kebetulan. Ini pasti rencana William. “William, ini pasti kau lagi! Sialan kau, William! Aku akan membalas mu!”Hendrick mengamuk. Dia membanting segala benda yang ada di kamarnya. Cermin pecah, kaca berhamburan, meja da

    Last Updated : 2025-02-22
  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 134

    Emily tertegun melihat William berdiri di ambang pintu. Saat Emily akan keluar dari kamar untuk menemui Azura, William juga akan masuk kamar. “Kau—” Belum sempat Emily mengatakan apapun, William langsung memeluknya erat. Emily terdiam, membiarkan William memeluknya seperti yang diinginkan. “Aku merindukan mu,” ucap William lirih. Mendengar itu, Emily pun membalas pelukan William. “Apa sudah selesai?” tanyanya. William menganggukkan kepalanya, tapi tidak melepaskan pelukannya dari Emily. “Tentu saja belum. Tapi, aku juga tidak mau kalau kita terlalu lama tidak bertemu.” Emily pun tersenyum. “Ini baru dua hari, kan?” “Baru dua hari, katamu? Dua hari itu seperti dua abad untukku, Emily.” Segera William melepaskan pelukannya. Membawa Emily masuk ke kamar. beberapa saat kemudian. Emily terdiam dalam dekapan William, merasakan betapa eratnya genggaman pri

    Last Updated : 2025-02-22
  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 135

    Emily terdiam sebentar. “Tidak. Aku memang hanya ingin pergi ke dapur sebentar.” Pada akhirnya, William pun hanya bisa membiarkan Emily pergi ke dapur. Begitu Emily keluar, William duduk di pinggiran tempat tidur. Pikirannya benar-benar kacau, bahkan mengungkapkan perasaannya saat ini dia sudah tidak lagi mampu. Tentu saja dia paham apa yang dipikirkan Emily. Namun, William sendiri tidak mampu memenangkan kekhawatiran Emily untuk saat ini. “Emily... aku benar-benar sedang dalam kondisi yang tidak baik sekarang. Maaf. Mungkin sikap ku akan menyakitimu beberapa waktu belakangan ini. Tapi, aku berharap kau bisa sedikit lebih sabar menghadapi ku sampai aku benar-benar mampu mengendalikan diriku dengan baik,” ucap William, lirih. Emily melangkah keluar dari dapur dengan perasaan sedikit ragu untuk kembali ke kamar. Seorang pelayan tiba-tiba saja datang, lalu memberitahunya bahwa Julia datang dan ingin berbica

    Last Updated : 2025-02-23
  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 136

    Emily menghela napas panjang, perasaannya bercampur aduk mendengar rencana kedua orang tuanya setelah semua yang terjadi. “Pedesaan? Ayah dan Ibu apa benar-benar yakin?” Emily mengulang dengan suara pelan, kepalanya menunduk. “Jadi, Ibu dan Ayah benar-benar ingin meninggalkan semua ini begitu saja?” Julia pun mengangguk. “Kami tidak punya pilihan, Emily. Semua sudah hancur. Perusahaan, nama baik keluarga, bahkan hubungan kami denganmu juga.” Julia menatap putrinya dengan mata berkaca-kaca. “Kami sadar kami telah melakukan banyak kesalahan. Kami tidak ingin menjadi bebanmu. Beternak dan bertani adalah satu-satunya cara bagi kami untuk hidup dengan tenang tanpa harus menyusahkan mu lagi di masa depan.” Emily menggigit bibirnya, ia menahan air mata yang hampir jatuh. “Aku minta maaf… Aku benar-benar tidak bisa berbuat banyak untuk membantu kalian.” Julia tersenyum lemah, “Tidak, Emily. Kau sudah melakukan lebih dari cukup untuk kami. Lagip

    Last Updated : 2025-02-23
  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 137

    Malam itu, William dan Emily berbaring tanpa adanya pembicaraan apapun. Saling memunggungi, sibuk dengan pemikirannya masing-masing. Emily dengan kegelisahan, ketakutan, dan harapan akan keselamatan keluarganya. Sementara William yang juga memikirkan banyak hal. “Aku ingin tidur...” batin William. Sudah dua jam berpura-pura tidur, nyatanya masih segar matanya. Begitu juga dengan Emily. Di dalam hatinya, ia berharap Tuhan akan sedikit kasihan sehingga hati William luluh, dan tidak terlalu kejam kepada kedua orang tuanya. Entah selama apa mereka terus bergulat dengan pemikirannya, hingga pada akhirnya mereka merasa ngantuk, dan mulai tertidur. Esok harinya, di kediaman Sebastian. Sebastian duduk di dalam mobilnya, menatap layar ponselnya dengan tatapan penuh perasaan amarah. Kali ini, dia tidak akan menahan

    Last Updated : 2025-02-24
  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 138

    Kelly masih terbaring di tempat tidur rumah sakit, tapi tubuhnya semakin penuh luka dan rasa sakit yang luar biasa. Ia bahkan tidak bisa lagi menggerakkan satu saja jarinya dengan baik. Seluruh tubuhnya seperti remuk redam, bukan hanya karena kecelakaan yang dialaminya, tetapi juga akibat kemarahan Sebastian yang tidak terkontrol. “Sa... kit...” keluh Kelly, tak berdaya. Pria itu awalnya masih bersabar, menanyainya dengan nada dingin tentang keberadaan surat rumah dan barang-barang berharganya yang dicuri Kelly. Tapi wanita itu justru semakin keras kepala, dan terus saja menyalahkan William atas semua ini, seolah-olah William yang telah mengambil semuanya. Sebastian tidak bodoh. Ia tahu Kelly hanya berusaha mengalihkan kesalahan agar selamat dari amukannya. Namun, kesabaran Sebastian juga sudah pasti ada batasnya. Saat Kelly tetap bungkam, Sebastian mulai menunjukkan betapa marahnya dia karena itu. I

    Last Updated : 2025-02-24
  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 139

    William duduk santai di ruang kerjanya, segelas wine merah berputar di tangannya, sementara tatapannya terpaku pada layar besar yang menampilkan rekaman CCTV di rumah sakit tempat Kelly berada. Bibirnya melengkung membentuk seringai penuh kemenangan, merasa terhibur dengan yang dia lihat. Di layar itu, Sebastian tampak kehilangan kendali, tengah melampiaskan amarahnya pada Kelly yang masih terbaring tak berdaya di ranjang rumah sakit. Wanita itu nyaris tidak bisa bergerak, tubuhnya semakin penuh dengan luka, wajahnya pucat, dan matanya memancarkan ketakutan yang begitu jelas. “Ah… lihatlah,” gumam William, suaranya dipenuhi kepuasan. “Dulu kalian begitu kompak menjatuhkan ku, mencoba untuk menyingkirkan ku. Sekarang? Saling menghancurkan seperti ini.” Sebastian mencengkeram dagu Kelly dengan kasar, wajahnya dipenuhi kemarahan yang membara. “Dimana surat rumah ku itu, Kelly?!

    Last Updated : 2025-02-25

Latest chapter

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Season 2 : Bab 280

    Sudah dua minggu berlalu. Elle kini benar-benar seperti kehilangan harapan. Kabar tentang Lavine sama sekali tidak ada, seolah pria itu lenyap begitu saja dari dunia. Nomor ponsel Lavine tetap tidak bisa dihubungi, bahkan lewat jalur lain pun tidak membuahkan hasil apapun. Rose sempat mencoba menghibur Elle, mengatakan mungkin Lavine pergi untuk alasan pribadi. Tapi di hati kecilnya, Elle tahu ini lebih dari sekadar ‘pergi tanpa pamit.’ Ada sesuatu yang terjadi, tapi entah apa itu. Setiap malam, Elle duduk di ruang tamu apartemennya, menatap layar ponsel yang kosong. Pesan terakhir dari Lavine tetap utuh, tidak bertambah sama sekali. Di kantor, Elle memang tetap tampil profesional. Namun mereka yang mengenalnya dengan baik, seperti Rose dan beberapa staf dekat, bisa melihat ada perubahan di mata Elle. Tatapannya sering kosong, sering kali terdiam lama tanpa ia sadari.

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Season 2 : Bab 279

    Elle berlari menyusuri bibir pantai, memanggil-manggil nama Lavine dengan suara parau. Pasir basah mengotori kakinya, dan ombak kecil terus menerpa kakinya yang makin gemetar. Malam semakin larut, suasana pantai yang tadinya meriah berubah sunyi dan mencekam. Rose yang mengejar dari belakang segera mengambil ponselnya. Dengan tangan yang bergerak gugup, ia menghubungi pusat keamanan setempat. “Ini darurat!” seru Rose kepada petugas yang mengangkat telepon. “Kami telah kehilangan seseorang. Kami butuh bantuan pencarian segera di sekitar area pantai!” Petugas itu segera mengonfirmasi laporan Rose dan mengerahkan beberapa anggota tim penyelamat yang memang sudah bersiaga di lokasi acara tersebut. Sementara itu, Elle terus mencari, matanya nanar menatap setiap sudut pantai. “Lavine, jawab aku...! Dimana kau sekarang...” Elle hampir menangis. Dia terus berlarian,mencari ke manapun yang bisa di jangkau.

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Season 2 : Bab 278

    Dengan luka di lengannya yang terus mengalirkan darah, Lavine tetap berusaha tenang. Ia tahu, jika membuat keributan, orang-orang di area barbeque bisa panik dan suasana akan menjadi kacau. Ia menekan lukanya dengan kain yang ia temukan di sekitar tempat sampah, lalu menyusuri lorong belakang penginapan menuju jalan alternatif ke kamarnya. “Badjingan itu... jangan harap kau bisa mengelak kali ini,” batin Lavine. Langkahnya cepat dan sigap meski tubuhnya terasa lemas. Beberapa kali ia berhenti untuk memastikan tidak ada lagi yang mengikutinya. Begitu sampai di kamar, ia langsung mengunci pintu dan menahan napas sejenak, berusaha memproses apa yang barusan terjadi. Sebelum melakukan yang lain, ia cepat mengambil ponselnya, menghubungi Jordi. “Jemput aku sekarang. Seseorang mencoba untuk membunuhku. Aku di pantai...” Setelah selesai menghubungi Jordi, Lavine membuka laci dan mengambil kotak P3K yang tersedia di kamar itu, l

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Season 2 : Bab 277

    Lavine terbahak-bahak melihat bagaimana Elle terus-menerus mual sambil memegangi perutnya yang sakit. Cara Lavine mengendarai boat sebelumnya memang sangat ekstrem dan tidak stabil, membuat Elle kewalahan menahan rasa pusing dan mual. Elle menoleh dengan wajah kesal, lalu memukul lengan Lavine pelan. “Kau sengaja ya melakukan itu, biar aku muntah?” gerutunya. Lavine hanya tertawa makin keras sambil mengangkat tangan, pura-pura minta maaf. “Sumpah, aku cuma ingin memberikan sebuah pengalaman seru!” katanya, masih dengan nada menggoda. “Tapi, sepertinya terlalu seru untukmu, ya? Hahaha.....” Elle menghela napas panjang, lalu duduk kembali sambil menenangkan perutnya. “Pengalaman seru katamu... aku hampir mati mabuk laut,” gumamnya pelan. Lavine hanya bisa tersenyum geli, menatap Elle yang masih cemberut tapi dalam hatinya justru terlihat manis saat marah-marah seperti itu.

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Season 2 : Bab 276

    Elle tersenyum kecil tanpa sadar, matanya mengikuti setiap langkah Lavine yang berjalan dengan santai mendekatinya. Pria itu tampak sangat berbeda dari biasanya, setelan santainya kali ini justru membuatnya terlihat semakin menarik. Celana pendek berwarna netral, kemeja polos berlengan pendek yang sedikit tergulung di lengan, serta rambutnya yang berantakan ditiup angin, semua itu berpadu sempurna dengan kacamata hitam yang bertengger di wajahnya. Elle menggelengkan kepala pelan, berusaha menepis pikirannya sendiri yang makin tidak karuan belakangan ini. “Apa yang sebenarnya aku pikirkan, sih? Bisa-bisanya aku memiliki perasaan aneh ini?” gumamnya di dalam hati. Ia menarik napas dalam-dalam, lalu memalingkan pandangannya, berharap detak jantungnya bisa kembali tenang. Tapi dari sudut matanya, ia tahu, Lavine menyadari pandangan yang tertuju padanya sejak tadi. Lavine tersenyum lebar saat akhirnya bisa d

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Season 2 : Bab 275

    “Kenapa kau tidak membalas pesan dariku?” Lavine menghela napas. “Takutnya kau cuma terpaksa mengajak saja, jadi aku tidak membalas pesan mu.” Elle pun berdecih sebal. “Sejak kapan kau peduli sekali dengan pendapatan ku? Bukanya kau hobi melakukan apa yang ingin kau lakukan tanpa peduli pendapat orang lain?” Mendengar itu, Lavine pun terkikik sendiri. “Ya ampun... Sekarang ini kau sudah sangat memahami ku, ya? Duh... jadi tersanjung. Kau pasti banyak memperhatikan ku belakangan ini, ya?” Elle menghela napas dengan ekspresi wajahnya yang sebal. “Gila kau ini. Mau atau tidak? Ada banyak kegiatan seru yang akan dilakukan dengan para staff kantor. Aku juga sudah menyiapkan door prize, loh...” Lavine tersenyum, sejak tadi terus mengamati ekspresi wajah Elle yang seperti berharap padanya. “Baiklah...” Setelah selesai berbicara dengan Elle, Lavine masuk ke dalam mobilnya dengan gerakan malas. Jordi, yang sudah menunggu di b

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Season 2 : Bab 274

    Sore itu, langit tampak mendung ketika Lavine melangkah keluar dari gedung apartemennya. Dengan jas hitam dan kemeja yang sedikit terbuka di bagian atas, ia tampak seperti biasa, sangat santai, tapi menyimpan ketegangan yang jelas tidak akan tampak di permukaan. Di dalam mobil, Jordi menyetir tanpa banyak bicara. Lavine duduk bersandar, menatap keluar jendela sambil mengetukkan jari ke paha dengan irama acak. “Kira-kira kali ini dia ingin membahas apa lagi ya? Bisnis? Atau mungkin ada hubungannya dengan Elle? Hah! Tidak sabaran juga, aku jadi ingin cepat sampai.” katanya setengah bercanda, setengah kesal. Jordi melirik dari kaca spion. “Mungkin Tuan Ramon mulai sadar siapa yang sebenarnya punya andil besar dalam banyak hal akhir-akhir ini, Tuan.” Lavine hanya tertawa kecil, nada suaranya penuh ironi. “Hah! Kalau dia sadar, mungkin itu karena dia kepepet. Bukan karena dia benar-benar melihat.

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Season 2 : Bab 273

    Rayn meninggalkan gedung perkantoran MJW dengan perasaan yang begitu menyesakkan. Pembicaraannya dengan Elle tidak berakhir seperti yang diinginkannya. Begitu sampai di dalam mobil, Rayn yang sangat kesal itu tidak lagi bisa menahan diri. Bukk!!! Dipukulnya kemudi mobilnya beberapa kali untuk melampiaskan amarah. “Badjingan!!!” teriaknya. “Kenapa... kenapa kau harus bisa melampaui ku, anak brengsek? Jelas-jelas yang mengalir di dalam tubuhmu adalah darah kotor dan rendahan, darah seorang pelacur yang menjijikan! Kau harusnya hidup dengan segala hinaan, berani sekali kau mengambil posisi yang harusnya menjadi milikku?!” Rayn merasa sudah benar-benar dikalahkan. Tatapan mata Elle saat bicara padanya tadi seolah telah menunjukkan bahwa Rayn bahkan tidak bisa lebih baik daripada Lavine. Grettt... Tangan Rayn terkepal erat. Matanya yang masih menyalak marah itu mulai bersia

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Season 2 : Bab 272

    Esok harinya, di gedung MJW. Elle menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi kerjanya, memandangi Rose dengan ekspresi datar. “Kau yakin itu dari Rayn? Kakak tirinya Lavine?” tanyanya pelan. Rose mengangguk. “Ya, dikirim langsung atas nama Tuan Rayn. Dikirim pagi-pagi sekali, bahkan sebelum staff lengkap datang, Nona.” Elle menarik napas dalam, sedikit tidak nyaman. Dia tahu Rayn bukan tipe pria yang melakukan sesuatu tanpa maksud tersembunyi. Elle kemudian berdiri dan melangkah ke luar ruangannya. “Ayo, aku ingin lihat sendiri seperti apa lukisan yang dia berikan padaku,” ucapnya dingin. Sesampainya di lobi, matanya langsung tertuju pada lukisan besar yang diletakkan rapi di atas meja resepsionis. Pigura mewah, warna-warna kuat, dan goresan yang jelas menunjukkan keahlian pelukisnya. Namun, tidak ada yang membuat Elle terpikat walaupun dia sampai memicingkan matanya. “Cantik, tapi sayangnya sama sekali tidak menyentuh,” gumamnya,

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status