Share

Bab 137

Author: Nadira Dewy
last update Huling Na-update: 2025-02-24 21:00:41

Malam itu, William dan Emily berbaring tanpa adanya pembicaraan apapun.

Saling memunggungi, sibuk dengan pemikirannya masing-masing.

Emily dengan kegelisahan, ketakutan, dan harapan akan keselamatan keluarganya. Sementara William yang juga memikirkan banyak hal.

“Aku ingin tidur...” batin William. Sudah dua jam berpura-pura tidur, nyatanya masih segar matanya.

Begitu juga dengan Emily.

Di dalam hatinya, ia berharap Tuhan akan sedikit kasihan sehingga hati William luluh, dan tidak terlalu kejam kepada kedua orang tuanya.

Entah selama apa mereka terus bergulat dengan pemikirannya, hingga pada akhirnya mereka merasa ngantuk, dan mulai tertidur.

Esok harinya, di kediaman Sebastian.

Sebastian duduk di dalam mobilnya, menatap layar ponselnya dengan tatapan penuh perasaan amarah. Kali ini, dia tidak akan menahan
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
Susisandra Sandra
sangat menarik
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 138

    Kelly masih terbaring di tempat tidur rumah sakit, tapi tubuhnya semakin penuh luka dan rasa sakit yang luar biasa. Ia bahkan tidak bisa lagi menggerakkan satu saja jarinya dengan baik. Seluruh tubuhnya seperti remuk redam, bukan hanya karena kecelakaan yang dialaminya, tetapi juga akibat kemarahan Sebastian yang tidak terkontrol. “Sa... kit...” keluh Kelly, tak berdaya. Pria itu awalnya masih bersabar, menanyainya dengan nada dingin tentang keberadaan surat rumah dan barang-barang berharganya yang dicuri Kelly. Tapi wanita itu justru semakin keras kepala, dan terus saja menyalahkan William atas semua ini, seolah-olah William yang telah mengambil semuanya. Sebastian tidak bodoh. Ia tahu Kelly hanya berusaha mengalihkan kesalahan agar selamat dari amukannya. Namun, kesabaran Sebastian juga sudah pasti ada batasnya. Saat Kelly tetap bungkam, Sebastian mulai menunjukkan betapa marahnya dia karena itu. I

    Huling Na-update : 2025-02-24
  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 139

    William duduk santai di ruang kerjanya, segelas wine merah berputar di tangannya, sementara tatapannya terpaku pada layar besar yang menampilkan rekaman CCTV di rumah sakit tempat Kelly berada. Bibirnya melengkung membentuk seringai penuh kemenangan, merasa terhibur dengan yang dia lihat. Di layar itu, Sebastian tampak kehilangan kendali, tengah melampiaskan amarahnya pada Kelly yang masih terbaring tak berdaya di ranjang rumah sakit. Wanita itu nyaris tidak bisa bergerak, tubuhnya semakin penuh dengan luka, wajahnya pucat, dan matanya memancarkan ketakutan yang begitu jelas. “Ah… lihatlah,” gumam William, suaranya dipenuhi kepuasan. “Dulu kalian begitu kompak menjatuhkan ku, mencoba untuk menyingkirkan ku. Sekarang? Saling menghancurkan seperti ini.” Sebastian mencengkeram dagu Kelly dengan kasar, wajahnya dipenuhi kemarahan yang membara. “Dimana surat rumah ku itu, Kelly?!

    Huling Na-update : 2025-02-25
  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 140

    Emily menghela napas lega setelah menekan tombol ‘kirim’ di layar ponselnya. Semua tabungan yang ia kumpulkan selama ini telah ia transfer kepada kedua orang tuanya, sepenuhnya. Kini, ia hanya berharap mereka bisa memulai hidup yang lebih baik di pedesaan, jauh dari intrik dan keserakahan yang dulu menguasai hati mereka. Tatapannya beralih ke jendela, memandangi langit senja yang perlahan berubah menjadi gelap. Dalam hatinya, Emily merasakan sedikit lebih ringan. Keputusan ini bukanlah hal yang mudah, tetapi ia tahu bahwa ini adalah yang terbaik untuk semuanya. Ia jelas tidak ingin membalas dendam, meskipun luka yang ditorehkan keluarganya masih ada. Sementara itu, Sean sudah membuat keputusannya sendiri. Pria itu akhirnya menerima tawaran dari Tuan Xavier untuk bergabung dengan perusahaan miliknya.Namun, bukan sebagai petinggi atau pemimpin, melainkan sebagai karyawan biasa, memulai semuanya dari bawa

    Huling Na-update : 2025-02-25
  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 141

    Tuan besar menarik napasnya dalam-dalam, mengembuskan dengan berat. Ditatapnya Hendrick yang terus memohon, bersimpuh di hadapannya. Sebenarnya, sejak kecil ia hanya menganggap William saja sebagai cucunya. Namun, Nyonya besar selalu mengingatkan, dan harus bersikap adil mengingat Hendrick juga adalah cucu mereka. Namun, Tuan besar menyadari kalau feeling-nya memang benar. Hendrick adalah cucu yang sangat hebat membuat aib, bintang kesialan. “Hendrick, Kakek akan memberikan uang padamu, tapi Kakek tidak bisa memberikan lebih dari pada itu. Tapi, kalau Nenek mu Sudi mbantu, maka aku tidak akan ikut campur. Resikonya juga akan diambil oleh Nenekmu sendiri,” ucap Tuan besar. Pria itu memilih untuk segera bangkit, tidak tahan berlama-lama di sana. Melihat Hendrick membuatnya terluka, seolah merasakan penderitaan William, dan keluarganya oleh sifat Hendrick. Mirip seperti Kelly, iblis yang mel

    Huling Na-update : 2025-02-26
  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 142

    Setelah mendapatkan kabar tentang keberadaan Kelly, Hendrick langsung saja menuju ke sana. Beberapa saat kemudian. Hendrick berdiri kaku di depan ranjang tempat ibunya terbaring tak berdaya. Napasnya tersengal, dadanya terasa sesak melihat kondisi Kelly yang lebih parah dari yang ia bayangkan. Wajah ibunya bengkak, memar keunguan hampir menutupi seluruh kulitnya, dan perban di kepala menunjukkan betapa fatalnya luka yang diderita wanita itu. Entah siapa yang berani melakukan semua itu. “Ibu…” Hendrick berbisik, suaranya bergetar. Air mata yang sejak tadi ia tahan akhirnya jatuh, membasahi masker yang menutupi sebagian wajahnya. “Kenapa bisa begini?” Kelly tidak bisa merespons. Matanya tetap tertutup, tubuhnya tak bergerak sedikit pun. Hendrick menelan ludah, lalu dengan cepat ia berbalik, melangkah keluar kamar untuk mencari dokter agar memberikan penjelasan padanya. Namun, saat ia keluar ke koridor, perasaan

    Huling Na-update : 2025-02-26
  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 143

    Di kediaman William. Azura membuang napasnya. “Aku mengira kau benar-benar bahagia bersama suamimu itu, Emily. Dugaanku ternyata salah, ya?” ujar Azura. Emily baru saja menyampaikan tentang perasaannya saat ini. “Kalian jelas saling mencintai, tapi kalian memiliki banyak luka dan masalah. Aku tidak tahu sih apakah cinta memang bisa sekuat itu hingga membuat sepasang manusia yang saling mencintai bisa menjadi lebih kuat, namun aku berharap begitu.” Mendengar itu, Emily pun hanya bisa tersenyum kelu. Angin semilir yang menerpa wajahnya menjadi desiran menyejukkan perasaannya. Ada perasaan yang begitu dalam, sulit untuk diungkapkan melalui kata-kata. Azura meraih tangan Emily, menggenggamnya erat. “Emily, apapun keputusan yang akan kau ambil untuk masa depan mu, tentu saja aku akan mendukungnya. Tapi, kau juga harus memastikan bahwa keputusan mu itu ada

    Huling Na-update : 2025-02-27
  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 144

    Emily baru saja keluar dari kamar mandi ketika udara dingin menyentuh kulitnya yang halus dan mulus itu. Dengan cepat, ia meraih pakaian yang sudah disiapkan di atas tempat tidur, sementara matanya sempat melirik layar laptopnya yang masih menampilkan adegan dari film romansa kesukaannya yang tadi ia tonton. Tanpa sadar, ia tenggelam dalam pikirannya, membayangkan betapa indahnya kisah cinta dalam film romansa itu. Namun, lamunannya langsung buyar seketika. Pintu kamarnya sedikit terbuka tanpa suara, dan dalam hitungan detik, tiba-tiba sebuah lengan kuat melingkari pinggangnya dari belakang. Emily terlonjak kaget, nyaris menjatuhkan pakaian yang sejak digenggamnya. “W–William?” gumamnya dengan suara sedikit tercekat. Pria itu hanya tersenyum kecil, tanpa memberi kesempatan bagi Emily untuk berkata lebih jauh, tangannya dengan cepat meraih pakaian yang ada di tangan istrinya. Menguasai pergerakan. Em

    Huling Na-update : 2025-02-27
  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 145

    Pagi itu, Emily tidak melihat William begitu bangun tidur. Rasanya makin aneh saja hubungan mereka, tapi Emily rasa yang bisa dilakukannya sekarang adalah bersabar. “Sudahlah... Lebih baik aku pergi belanja saja dengan Azura,” ucapnya lirih. Tidak ingin membuang waktu karena merasa kesepian, Emily pun memutuskan untuk segera bangkit. Menuju ke kamar mandi, dan akan segera bersiap setelahnya. Emily langsung keluar dari kamar, berniat menghampiri Azura. Namun, hal itu gagal dilakukannya. “Nyonya,” ucap seorang pelayan yang datang bertepatan dengan Emily keluar dari kamar. “Ada apa?” tanya Emily. “Ada Nyonya besar di ruang tamu, beliau sudah menunggu anda. Katanya, ada hal penting yang ingin beliau bicarakan dengan anda,” ucap pelayan itu lagi. Emily menganggukkan kepalanya. “Baiklah.” Emily duduk dengan tegak, berusaha menjaga ketenangannya di hadapan

    Huling Na-update : 2025-02-28

Pinakabagong kabanata

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 188

    Setelah memastikan Elle tertidur lelap, Emily dan William akhirnya berbaring di tempat tidur mereka. Ruangan terasa sunyi, hanya ada suara napas mereka yang terdengar samar. Emily menggigit bibirnya, ragu-ragu sebelum akhirnya bertanya, “William... apa tidak apa-apa memperlakukan Anastasia seperti itu?”William yang tengah berbaring dengan mata terpejam menghela napas panjang. Dia membuka matanya perlahan lalu menoleh ke arah Emily. Tanpa berkata-kata, ia mengulurkan tangannya dan menyentil dahi wanita itu. “Aduh!” Emily meringis kesal, memegangi dahinya yang baru saja disentil. “Kenapa menyentil ku?” tanyanya dengan nada merajuk. William menatapnya tajam, lalu berkata dengan suara yang datar, “Kalau saja kau tidak kabur 4 tahun lebih yang lalu... kalau saja kau tidak berkata bahwa aku sebaiknya mencari wanita lain yang lebih pantas mendampingiku... mana mungkin aku membiarkan Anastasia tetap berada di sisiku?”Emily terdiam. Kata-kata

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 187

    Anastasia mencengkram setir kemudi mobilnya erat-erat. Tangannya gemetar, begitu pula tubuhnya yang terasa lemah seolah tidak ada lagi tenaga. Matanya memanas, dan tidak butuh waktu lama hingga air mata mulai berjatuhan tanpa bisa ia kendalikan lagi. Pada akhirnya, Anastasia menangis sejadi-jadinya, menumpahkan segala rasa sakit yang menghantam hatinya. Ia memukuli setir mobil dengan frustrasi, dadanya terasa sesak seakan udara enggan masuk ke dalam paru-parunya. Kata-kata William terus terngiang di kepalanya, kalimat yang menusuknya lebih dalam dari yang pernah ia bayangkan. “Istriku sudah kembali. Aku akan menjalani hidupku seperti sebelumnya.”Itu bukan sekedar pernyataan. Itu adalah penegasan, pengakuan yang membuat semua harapan Anastasia runtuh dalam sekejap. Bertahun-tahun ia menunggu, bertahun-tahun ia berharap, rela menghabiskan waktunya hanya untuk mengemis cinta dari pria itu. Dan kini, semua itu terasa sia-sia.

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 186

    William meraih tangan Emily, sementara resletingnya sudah ia buka. Emily benar-benar kesal, tapi juga tidak bisa melakukan apapun. Kegilaan William hanya bisa dia tahan saja. “William, malam itu kau membawa Rose pergi di depan banyak pegawai JB fashion, kau sudah menciptakan kesalahpahaman,” ujar Anastasia. Mendengar itu, William pun hanya bisa memaksakan senyumnya. Sejatinya, dia sedang merasa kesal kepada Emily karena masih saja diam. Apa wanita itu tidak paham apa yang harus dilakukan padahal William jelas saja sudah membuka resletingnya. “Kau tidak ingin memberikan tanggapan apapun karena itu, William?” tanya lagi Anastasia yang masih belum mendapatkan tanggapan apapun dari William.. William menghela napasnya. “Yah... mau bagaimana lagi? Aku cukup bergairah melihat wanita itu.” Jawaban dari William barusan membuat Anastasia mengerutkan keningnya. “Sebenarnya, kenapa kau jadi seperti ini,

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 185

    Mendengar itu, Sebastian pun tersenyum sinis. “Kau pikir apa yang akan dilakukan jika sudah sampai di pesisir pantai, hah? Tidak ada kapal yang melintas melewati Pulau ini. Usaha itu hanya akan sia-sia saja.” Kelly tertunduk lesu. Entah Bagaimana caranya dia bisa sedikit berguna untuk Hendrick. Hendrick membuang napas kasarnya. Dia benar-benar sudah pasrah. Bahkan entah sudah berapa kali saja dia mencoba untuk bunuh diri meski gagal karena dia tidak sanggup dengan rasa sakitnya. ****Sore itu, setelah menyelesaikan pekerjaannya di JB fashion, Emily langsung menuju kantor William. Kedatangannya sudah dikabarkan oleh salah satu pegawai, sehingga ia tidak menemui hambatan apapun.Saat tiba di depan pintu kantor William, Emily mengetuk pintu sekali sebelum langsung masuk. William sudah memperbolehkannya sebelumnya. namun begitu ia masuk, hal pertama yang dicari adalah Elle. “Hari ini kau pulang lebih cepat, ya?”

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 184

    Pertanyaan dari Robert barusan membuat William tersenyum. “Apa yang berani dia lakukan kalau Elle tidak mau berpisah dariku?” Mendengar itu, Robert pun menganggukkan kepalanya. “Saya berharap, anda tidak akan merasakan yang sama lagi.” William menganggukkan kepalanya. “Kali ini, Aku cukup yakin bisa membuat wanita itu terus menempel padaku.” “Baiklah, Saya berharap seperti itu,” ujar Robert. William mengarahkan tatapan matanya kepada Robert, memperhatikan pria itu dengan apa yang sedang dipikirkannya saat ini. Pada akhirnya, Ia pun menyampaikan apa yang ingin dikatakannya. “Robert, ini sudah cukup. Apa kau masih harus bersikap sinis kepada Azura?” Ada perasaan aneh yang sulit untuk diungkapkan Robert saat ini. Tapi, dia juga tidak ingin William berpikir terlalu jauh. “Sebenarnya, aku sendiri tidak memperlakukan Nona Azura dengan sinis. Tapi, dia yang melakukan sebaiknya. Saya sudah mencoba untuk lunak

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 183

    Di ruangan kerja Anastasia, wanita itu dan Emily duduk berhadapan, beseberangan meja. Emily terdiam, menunggu Anastasia memulai pembicaraan. Sejak tadi, wanita itu terus saja mengarahkan tatapan tajamnya kepada Emily. ”Kenapa kau tidak datang ke kantor kemarin?” tanya Anastasia. Jangan tanya apakah tatapan tajamnya sudah mereda, sama sekali tidak. “... Maaf. Ada beberapa hal yang terjadi, namun saya tidak bisa menyampaikannya kepada anda,” jawab Emily. Mendengar jawaban itu, Anastasia pun tersenyum kesal. Ia menggigit bibir, sementara ia sendiri juga tengah mengatur emosinya agar tidak meledak-ledak. “Dengarkan aku baik-baik, Rose. William itu adalah kekasihku. Kenapa kau bisa melakukan semua itu bahkan di hadapanku?” tanya Anastasia. Suaranya memang terdengar datar, tapi jelas penuh tekanan. Emily menunduk sejenak sebelum dia menjawab pertanyaan itu. “Nona Anastasia, Anda juga melihat sendiri dengan sep

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 182

    Setelah percakapan panjang dan melelahkan itu, akhirnya William pun mengalah. Ia membiarkan Emily menyelesaikan proyeknya di perusahaan JB fashion. Namun, tentu saja, William tidak akan menyerah begitu saja tanpa mendapatkan sesuatu sebagai imbalan. “Karena aku sudah memberikan persetujuan yang harganya sangat mahal, maka kau harus membayarnya kembali,” kata William dengan tatapan penuh maksud. “Kau harus melayaniku sampai aku tidak bisa bangun besok pagi.”Emily menelan ludah, merasa wajahnya mulai memanas. Ia ingin menolak, tapi ia tahu William tidak akan menerima penolakan apapun. Namun, rencana William gagal total. Elle tiba-tiba masuk ke kamar dengan mata mengantuk, menyeret boneka yang ada di kamarnya tadi. “Ayah...” panggilnya pelan sebelum langsung naik ke tempat tidur dan memeluk William erat-erat. William membeku. Ia menatap bocah kecil itu yang dengan nyaman menempel padanya, lalu melirik Emily yang justru terseny

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 181

    “William, maaf... Aku tidak pernah berpikir sampai sejauh itu. Aku salah, maafkan aku,” ucap Emily, suaranya gemetar. Benar, dia sama sekali tidak pernah memikirkan soal apa yang dikatakan oleh William barusan. Mendengar itu, William pun membuang napas kasarnya yang terasa begitu berat. “Aku tidak bohong bahwa aku membenci keputusanmu, kau yang begitu sembrono. Apakah yang aku lakukan dan pengorbananku masih belum cukup untuk membuat hatimu teguh berada di sisiku? Kenapa kau mudah sekali terpengaruh oleh ucapan Nenek ku, tapi tidak terpengaruh oleh semua yang aku lakukan?”Emily menggigit bibir bawahnya, merasa semakin bersalah. Kepergiannya bukan hanya menyiksa dirinya sendiri, tapi menyiksa William dan juga, Elle. “Emily, aku tidak bohong bahwa aku bahagia dengan kenyataan kau baik-baik saja. Bahkan, kau juga memberikan putri yang cantik dan cerdas untukku. Tapi, kenapa aku harus menunggu selama ini? Bahkan, kau juga masih ingin kab

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 180

    William membawa Emily dan Elle pulang ke rumah mereka. Sesampainya di sana, Elle nampak bersemangat karena rumah William besar dan mewah, halamannya luas, ada taman samping juga. “Ini rumah kita, Yah?” tanya Elle, matanya berbinar bahagia. William tersenyum dan menganggukkan kepalanya. “Tentu saja. Bagaimana? Kau suka?” Elle mengangguk cepat, nampak begitu bahagia. “Iya, suka!” Emily tersenyum. Dia tidak menyangka kalau pada akhirnya dia akan kembali ke rumah itu, bertambah anggota keluarga juga. Rasanya, bertahun-tahun meninggalkan William tidak ada perubahan apapun di dalam hidupnya secara signifikan. William menurunkan Elle dari gendongan, membiarkan putri kecilnya itu mengeksplor ruangan. Pelayan yang ada di rumah langsung sigap menemani Elle. Mereka sempat merasa terkejut. Padahal, kembalinya Emily cukup membuat mereka kaget, sek

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status