Share

Bab 140

Author: Nadira Dewy
last update Last Updated: 2025-02-25 21:01:45

Emily menghela napas lega setelah menekan tombol ‘kirim’ di layar ponselnya.

Semua tabungan yang ia kumpulkan selama ini telah ia transfer kepada kedua orang tuanya, sepenuhnya.

Kini, ia hanya berharap mereka bisa memulai hidup yang lebih baik di pedesaan, jauh dari intrik dan keserakahan yang dulu menguasai hati mereka.

Tatapannya beralih ke jendela, memandangi langit senja yang perlahan berubah menjadi gelap.

Dalam hatinya, Emily merasakan sedikit lebih ringan.

Keputusan ini bukanlah hal yang mudah, tetapi ia tahu bahwa ini adalah yang terbaik untuk semuanya.

Ia jelas tidak ingin membalas dendam, meskipun luka yang ditorehkan keluarganya masih ada.

Sementara itu, Sean sudah membuat keputusannya sendiri. Pria itu akhirnya menerima tawaran dari Tuan Xavier untuk bergabung dengan perusahaan miliknya.

Namun, bukan sebagai petinggi atau pemimpin, melainkan sebagai karyawan biasa, memulai semuanya dari bawa
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 141

    Tuan besar menarik napasnya dalam-dalam, mengembuskan dengan berat. Ditatapnya Hendrick yang terus memohon, bersimpuh di hadapannya. Sebenarnya, sejak kecil ia hanya menganggap William saja sebagai cucunya. Namun, Nyonya besar selalu mengingatkan, dan harus bersikap adil mengingat Hendrick juga adalah cucu mereka. Namun, Tuan besar menyadari kalau feeling-nya memang benar. Hendrick adalah cucu yang sangat hebat membuat aib, bintang kesialan. “Hendrick, Kakek akan memberikan uang padamu, tapi Kakek tidak bisa memberikan lebih dari pada itu. Tapi, kalau Nenek mu Sudi mbantu, maka aku tidak akan ikut campur. Resikonya juga akan diambil oleh Nenekmu sendiri,” ucap Tuan besar. Pria itu memilih untuk segera bangkit, tidak tahan berlama-lama di sana. Melihat Hendrick membuatnya terluka, seolah merasakan penderitaan William, dan keluarganya oleh sifat Hendrick. Mirip seperti Kelly, iblis yang mel

    Last Updated : 2025-02-26
  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 142

    Setelah mendapatkan kabar tentang keberadaan Kelly, Hendrick langsung saja menuju ke sana. Beberapa saat kemudian. Hendrick berdiri kaku di depan ranjang tempat ibunya terbaring tak berdaya. Napasnya tersengal, dadanya terasa sesak melihat kondisi Kelly yang lebih parah dari yang ia bayangkan. Wajah ibunya bengkak, memar keunguan hampir menutupi seluruh kulitnya, dan perban di kepala menunjukkan betapa fatalnya luka yang diderita wanita itu. Entah siapa yang berani melakukan semua itu. “Ibu…” Hendrick berbisik, suaranya bergetar. Air mata yang sejak tadi ia tahan akhirnya jatuh, membasahi masker yang menutupi sebagian wajahnya. “Kenapa bisa begini?” Kelly tidak bisa merespons. Matanya tetap tertutup, tubuhnya tak bergerak sedikit pun. Hendrick menelan ludah, lalu dengan cepat ia berbalik, melangkah keluar kamar untuk mencari dokter agar memberikan penjelasan padanya. Namun, saat ia keluar ke koridor, perasaan

    Last Updated : 2025-02-26
  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 143

    Di kediaman William. Azura membuang napasnya. “Aku mengira kau benar-benar bahagia bersama suamimu itu, Emily. Dugaanku ternyata salah, ya?” ujar Azura. Emily baru saja menyampaikan tentang perasaannya saat ini. “Kalian jelas saling mencintai, tapi kalian memiliki banyak luka dan masalah. Aku tidak tahu sih apakah cinta memang bisa sekuat itu hingga membuat sepasang manusia yang saling mencintai bisa menjadi lebih kuat, namun aku berharap begitu.” Mendengar itu, Emily pun hanya bisa tersenyum kelu. Angin semilir yang menerpa wajahnya menjadi desiran menyejukkan perasaannya. Ada perasaan yang begitu dalam, sulit untuk diungkapkan melalui kata-kata. Azura meraih tangan Emily, menggenggamnya erat. “Emily, apapun keputusan yang akan kau ambil untuk masa depan mu, tentu saja aku akan mendukungnya. Tapi, kau juga harus memastikan bahwa keputusan mu itu ada

    Last Updated : 2025-02-27
  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 144

    Emily baru saja keluar dari kamar mandi ketika udara dingin menyentuh kulitnya yang halus dan mulus itu. Dengan cepat, ia meraih pakaian yang sudah disiapkan di atas tempat tidur, sementara matanya sempat melirik layar laptopnya yang masih menampilkan adegan dari film romansa kesukaannya yang tadi ia tonton. Tanpa sadar, ia tenggelam dalam pikirannya, membayangkan betapa indahnya kisah cinta dalam film romansa itu. Namun, lamunannya langsung buyar seketika. Pintu kamarnya sedikit terbuka tanpa suara, dan dalam hitungan detik, tiba-tiba sebuah lengan kuat melingkari pinggangnya dari belakang. Emily terlonjak kaget, nyaris menjatuhkan pakaian yang sejak digenggamnya. “W–William?” gumamnya dengan suara sedikit tercekat. Pria itu hanya tersenyum kecil, tanpa memberi kesempatan bagi Emily untuk berkata lebih jauh, tangannya dengan cepat meraih pakaian yang ada di tangan istrinya. Menguasai pergerakan. Em

    Last Updated : 2025-02-27
  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 145

    Pagi itu, Emily tidak melihat William begitu bangun tidur. Rasanya makin aneh saja hubungan mereka, tapi Emily rasa yang bisa dilakukannya sekarang adalah bersabar. “Sudahlah... Lebih baik aku pergi belanja saja dengan Azura,” ucapnya lirih. Tidak ingin membuang waktu karena merasa kesepian, Emily pun memutuskan untuk segera bangkit. Menuju ke kamar mandi, dan akan segera bersiap setelahnya. Emily langsung keluar dari kamar, berniat menghampiri Azura. Namun, hal itu gagal dilakukannya. “Nyonya,” ucap seorang pelayan yang datang bertepatan dengan Emily keluar dari kamar. “Ada apa?” tanya Emily. “Ada Nyonya besar di ruang tamu, beliau sudah menunggu anda. Katanya, ada hal penting yang ingin beliau bicarakan dengan anda,” ucap pelayan itu lagi. Emily menganggukkan kepalanya. “Baiklah.” Emily duduk dengan tegak, berusaha menjaga ketenangannya di hadapan

    Last Updated : 2025-02-28
  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 146

    Ucapan Nyonya besar benar-benar tidak bisa dilupakan barang sedetikpun. Karena itu, Emily jadi kehilangan minat untuk pergi berbelanja. Azura menghela napasnya. Saat ini dia dan Emily berada di taman samping rumah. Azura hanya bisa menemani sahabatnya itu yang kini tengah menangis. “Emily, aku mengerti bagaimana perasaan mu. Tapi, aku harap kau jangan terlalu larut dalam kesedihan ini. Bagaimanapun, akan lebih baik kalau kau membicarakan ini dengan William nanti,” ucap Azura. Mendengar saran itu, Emily segera menggelengkan kepalanya. Diusapnya air mata yang masih berjatuhan di wajahnya. “Aku tentu saja sudah tahu seperti apa jawaban yang akan Wiliam berikan. Selain marah, William pasti akan memaksaku untuk terus berada di sisinya.” Azura terdiam. Dia tidak terlalu paham hati manusia lain, tapi anehnya dia seperti merasakan benar emosi yang Emily rasakan saat ini.

    Last Updated : 2025-02-28
  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 147

    Sebastian membuka matanya. Ia terkejut melihat Hendrick dirantai dengan posisi berdiri. Kejam sekali! Namun, nyatanya dia juga dalam posisi yang sama. “Akhh!” pekik Sebastian, merasai tubuhnya sakit semua. “Apa yang terjadi padaku? Kenapa aku juga dirantai?” Sebastian kembali mengingat saat terakhir dia sedang berusaha untuk datang ke rumah kedua orang tuanya untuk meminta bantuan. Tapi, di tengah perjalanan dia diserang oleh beberapa preman dan jatuh pingsan karena pukulan keras di punggungnya. ”Siapa yang melakukan ini padaku?!” teriak Sebastian emosi. Seketika itu matanya melihat ke sekeliling ruangan. Adanya Kelly membuat Hendrick kesal. “Sialan! Dasar kau brengsek, Kelly!” teriak Sebastian. “Kau pasti yang menyuruh orang untuk melakukan itu padaku, kan?” Hendrick menggelengkan kepala. Padahal, jelas-jelas Sebastian melihat Kelly sedang dalam kondisi tidak

    Last Updated : 2025-03-01
  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 148

    Sebastian mencoba untuk bangkit. Untungnya yang dirantai hanya kedua tangannya saja, kakinya tidak. Dia berjalan sempoyongan. Kakinya yang terasa sakit karena ditekuk berjam-jam di dalam lemari, ototnya tegang. Hendrick yang masih gemetaran menatap Sebastian dengan tatapan memohon. “Ayah, aku mohon... bantu aku. Aku takut sekali. Bantu aku, Ayah...” Sebastian tidak terlalu mendengar hal itu, dia fokus mencari kunci dari gembok rantai yang mengikat kedua tangannya. “Ah, itu dia!” ucap Sebastian kala melihat beberapa kunci terikat di dekat jendela. Dengan tergopoh-gopoh pria itu menuju ke sana. Satu persatu kunci dia gunakan untuk membuka gembong di tangannya, akhirnya bisa! Hendrick tersenyum lega. “Ayah, buka gembok ini, sekarang. Tolong, Ayah!” Sebastian menghela napas. Yah... walaupun memang benar dia merasa kesal kepada Hendrick, tetap saja dia tidak bisa t

    Last Updated : 2025-03-01

Latest chapter

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Season 2 : Bab 274

    Sore itu, langit tampak mendung ketika Lavine melangkah keluar dari gedung apartemennya. Dengan jas hitam dan kemeja yang sedikit terbuka di bagian atas, ia tampak seperti biasa, sangat santai, tapi menyimpan ketegangan yang jelas tidak akan tampak di permukaan. Di dalam mobil, Jordi menyetir tanpa banyak bicara. Lavine duduk bersandar, menatap keluar jendela sambil mengetukkan jari ke paha dengan irama acak. “Kira-kira kali ini dia ingin membahas apa lagi ya? Bisnis? Atau mungkin ada hubungannya dengan Elle? Hah! Tidak sabaran juga, aku jadi ingin cepat sampai.” katanya setengah bercanda, setengah kesal. Jordi melirik dari kaca spion. “Mungkin Tuan Ramon mulai sadar siapa yang sebenarnya punya andil besar dalam banyak hal akhir-akhir ini, Tuan.” Lavine hanya tertawa kecil, nada suaranya penuh ironi. “Hah! Kalau dia sadar, mungkin itu karena dia kepepet. Bukan karena dia benar-benar melihat.

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Season 2 : Bab 273

    Rayn meninggalkan gedung perkantoran MJW dengan perasaan yang begitu menyesakkan. Pembicaraannya dengan Elle tidak berakhir seperti yang diinginkannya. Begitu sampai di dalam mobil, Rayn yang sangat kesal itu tidak lagi bisa menahan diri. Bukk!!! Dipukulnya kemudi mobilnya beberapa kali untuk melampiaskan amarah. “Badjingan!!!” teriaknya. “Kenapa... kenapa kau harus bisa melampaui ku, anak brengsek? Jelas-jelas yang mengalir di dalam tubuhmu adalah darah kotor dan rendahan, darah seorang pelacur yang menjijikan! Kau harusnya hidup dengan segala hinaan, berani sekali kau mengambil posisi yang harusnya menjadi milikku?!” Rayn merasa sudah benar-benar dikalahkan. Tatapan mata Elle saat bicara padanya tadi seolah telah menunjukkan bahwa Rayn bahkan tidak bisa lebih baik daripada Lavine. Grettt... Tangan Rayn terkepal erat. Matanya yang masih menyalak marah itu mulai bersia

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Season 2 : Bab 272

    Esok harinya, di gedung MJW. Elle menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi kerjanya, memandangi Rose dengan ekspresi datar. “Kau yakin itu dari Rayn? Kakak tirinya Lavine?” tanyanya pelan. Rose mengangguk. “Ya, dikirim langsung atas nama Tuan Rayn. Dikirim pagi-pagi sekali, bahkan sebelum staff lengkap datang, Nona.” Elle menarik napas dalam, sedikit tidak nyaman. Dia tahu Rayn bukan tipe pria yang melakukan sesuatu tanpa maksud tersembunyi. Elle kemudian berdiri dan melangkah ke luar ruangannya. “Ayo, aku ingin lihat sendiri seperti apa lukisan yang dia berikan padaku,” ucapnya dingin. Sesampainya di lobi, matanya langsung tertuju pada lukisan besar yang diletakkan rapi di atas meja resepsionis. Pigura mewah, warna-warna kuat, dan goresan yang jelas menunjukkan keahlian pelukisnya. Namun, tidak ada yang membuat Elle terpikat walaupun dia sampai memicingkan matanya. “Cantik, tapi sayangnya sama sekali tidak menyentuh,” gumamnya,

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Season 2 : Bab 271

    Elle menatap Lavine dengan tatapan tak sabaran, “Bagaimana hasilnya?” Lavine menyandarkan tubuhnya santai di kursi, senyumnya masih mengembang seperti biasa, penuh godaan dan sedikit terlihat malas. “Kau benar-benar terlalu kaku dan serius, Elle,” katanya sambil mendorong gelas es kopi ke hadapan Elle sekali lagi. “Cobalah untuk membuat hidupmu sedikit lebih manis… seperti es kopi ini.” Elle menatap Lavine tajam, ekspresinya tetap dingin, tapi ada sedikit ketertarikan di balik sorot matanya. “Kau ini minum kopi atau gula? Sejak kapan kopi jadi manis? Lagi pula, aku tidak datang ke sini untuk membahas kopi,” jawabnya, suaranya datar namun tegas. “Aku benar-benar ingin tahu tentang hasilnya, Lavine. Fokus ku hanya ke situ saja.” Lavine tertawa pelan, memainkan sendok kecil di tangannya. “Hah, kau ini terlalu serius. Tapi baiklah… soal hasilnya, Zero tidak mudah dilunakkan, kau tahu itu. Apalagi kalau kau sendiri begini? Minum es kopi saja tidak mau. As

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Season 2 : Bab 270

    Hari itu, Merin dan Ronald datang ke gedung MJW untuk menemui Elle. Resepsionis itu sempat ragu, namun setelah melihat foto yang ditunjukkan Ronald, di mana Elle tampak berdiri di antara mereka dalam pakaian sederhana dan suasana kafe, wajah resepsionis itu langsung berubah. Dia terdiam sejenak, lalu mengangguk sopan. Meskipun masih ada rasa tidak percaya, dia juga tahu kalau foto itu bukanlah foto editan. Dari pada nanti dia justru melakukan kesalahan, lebih baik diterima saja dulu tamunya. “Baik, tunggu sebentar. Saya akan menghubungi sekretarisnya Nona Elle terlebih dahulu,” ujarnya dengan nada lebih ramah. Ronald menarik napas lega, sementara Merin berdiri dengan tangan terlipat di dada, matanya sibuk memandangi interior kantor MJW yang begitu mewah dan jauh dari bayangan tempat kerja Elle sebelumnya. Tatapan matanya menajam, menyadari bahwa Elle benar-benar hidup dalam dun

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Season 2 : Bab 269

    Elle tersenyum lemah. “Begitu, ya? Lalu, kenapa kau masih tidak menghentikan ku?” Pertanyaan itu membuat Lavine tersenyum. “Karena meskipun kau memiliki maksud, aku masih bisa merasakan ketulusan darimu.” Elle melanjutkan kegiatannya, menikmati sarapan buatan Lavine tanpa bicara lagi. Tidak ada yang perlu dibahas saat ini. Mereka hanya perlu makan dengan baik, nanti bisa melanjutkan pembicaraannya lagi begitu selesai. Beberapa saat kemudian. Elle melihat jam tangannya, sejenak terdiam sambil berpikir. “Lavine, aku tidak bisa berlama-lama lagi di sini. Apa aku boleh bicara yang sebenarnya padamu sekarang?” Lavine yang baru selesai mencuci piring tersenyum. Setelah mengeringkan tangannya, ia pun berjalan mendekati Elle yang masih duduk di meja makan sambil menatapnya dengan ekspresi yang serius. “Baiklah... dari pada bertele-tele seperti katamu tadi, lebih baik bicara den

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Season 2 : Bab 268

    Malam merayap pelan di balik jendela apartemen milik Lavine. Lampu ruangan menyala redup, menciptakan suasana yang begitu tenang. Elle duduk bersandar di sofa, matanya mulai terasa berat. Di sampingnya, Lavine masih tertidur dengan kompres di dahinya, napasnya sedikit berat namun mulai terdengar stabil. Elle melirik ke arah pria itu, memperhatikan wajah Lavine yang biasanya penuh senyum nakal itu kini terlihat begitu tenang dan polos. Untuk sesaat, dia lupa bahwa pria ini sering membuatnya kesal. Yang ada hanya rasa iba dan... entah, sesuatu yang membuat dadanya terasa cukup hangat. “Apa sebenarnya yang kau sembunyikan dariku, Lavine...” gumamnya pelan, nyaris seperti bisikan. “Atau, apa yang sedang kau sembunyikan dari dunia ini?” Elle menghela napas panjang, lalu menyandarkan kepalanya ke senderan sofa. Tubuhnya yang lelah akhirnya menyerah, matanya tertutup, dan napasnya mulai melambat. Suara detik

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Season 2 : Bab 267

    Elle duduk di ruang kerjanya sambil menatap layar laptop yang penuh dengan tab pencarian tentang pelukis bernama Zero. Setiap artikel, forum seni, dan catatan pameran sudah selesai ia baca. Namun semuanya hanya berisi spekulasi, gosip samar, atau informasi yang terlalu umum. Tidak satu pun yang bisa mengungkap siapa sebenarnya Zero, atau setidaknya memberi petunjuk yang cukup bisa menuju ke identitasnya. Orang-orang suruhannya juga sudah berusaha, namun hasilnya masih tetap sama. “Bagaimana bisa seseorang sepopuler itu tidak meninggalkan jejak digital sedikit pun?” gumam Elle kesal, lalu menyandarkan tubuhnya di kursi dengan frustasi. Ia menutup laptopnya dengan kasar, kemudian berdiri dan berjalan mondar-mandir. “Kenapa sulit sekali menemukan orang itu? Sekalinya bertemu, dia malah mengatakan sesuatu yang tidak aku pahami. Ah..., aku jadi pusing.” Rose masuk membawa dokumen, namun langsung berhenti saat m

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Season 2 : Bab 266

    Elle tersenyum. “Putra anda memang cukup gila. Ah, aku tidak jadi membelamu.” Mendengar itu, Lavine pun tersentak kaget. “Hah! Kau ini cepat sekali berubah pikiran? Baru juga sedetik aku merasa terharu oleh sikapmu, kau ini benar-benar menggemaskan. Aku jadi ingin segera menikahimu, deh.” “Bahkan keong juga akan berpikir lagi saat tahu kalau akan dinikahi mu,” balas Elle. Lavine terkekeh. “Keong? Kau benar-benar banyak keterlaluannya, ya? Ngomong-ngomong, pergi makan yuk! Aku lapar sekali, tapi tidak ada uang untuk membeli makan.” Ucapan Lavine barusan membuat Rayn dan Ramon mengerutkan kening. Jelas Lavine dan Elle cukup dekat sebelumnya. Rose hanya berdiri diam di belakang Elle. “Kalian... sejak kapan saling kenal?” tanya Ramon yang tidak bisa menahan rasa penasarannya. Elle menoleh, dia hampir saja lupa dengan keberadaan Ramon dan juga Rayn. “Sejak

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status